Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

menunjukkan perubahan perilaku. Menurut Sardiman (2011:2) “Belajar

diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil pengalaman

yang diperoleh”. Hal senada juga dijelaskan Slameto (2010:2) “Belajar

ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Belajar

sudah seharusnya mengarah kepada hal-hal yang positif dan bersifat

membangun. Setiap individu dapat belajar dari lingkungan sekitarnya

seperti di sekolah, rumah, lingkungan pergaulan/ masyarakat,

laboratorium, museum dan yang lainnya.

Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya

kemampuan berfikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan baru,

proses belajar juga akan membuat kemampuan berfikir seseorang menjadi

lebih baik. Menurut Arikunto dalam Sagala (2011:166) “Belajar adalah

suatu proses yang terjadi karena adanya usaha untuk melakukan perubahan

terhadap diri manusia dengan maksud memperoleh perubahan dalam

dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan ataupun sikap”. Hal senada

juga dijelaskan Hakim (2000:1) “Belajar adalah suatu proses perubahan di

dalam kepribadian manusia dan perubahan tersebut ditaampakkan dalam

10
11

bentuk kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,

pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman keterampilan, daya pikir dan

lain-lain”. Dalam hal ini, pengetahuan akan meningkatkan kemampuan

berpikir seseorang, dan begitu juga sebaliknya kemampuan berpikir akan

berkembang melalui ilmu pengetahuan yang dipelajari. Dengan kata lain,

pengetahuan dan kemampuan berfikir merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk

mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari

berbagai materi yang telah dipelajari.

2.2 Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi

belajarnya. Menurut Syah (2007:213) “Prestasi adalah tingkat

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam sebuah program atau proses penilaian untuk menggambarkan

prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan”. Prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan suatu

proses pembelajaran. Menurut Sarbaini (2014:21) “Prestasi belajar

dapat memberikan gambaran intelektual maupun perilaku siswa

setelah proses pembelajaran yang telah diberikan oleh guru”. Prestasi


12

belajar dapat memberikan informasi kepada siswa dan guru untuk

mengetahui seberapa jauh hasil dari proses belajar. Setelah proses

belajar, siswa diharapkan mampu merealisasikan pengetahuan yang

didapat dalam belajar sehingga menjadi suatu perubahan tingkah laku

dalam diri siswa tersebut, perubahan tingkah laku yang terjadi pada

siswa melalui kegiatan belajar, yaitu berupa pengetahuan dan

keterampilan.

Menurut Tu’u (2004:75) “Prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan atau keterampilanyang dikembangkan oleh mata

pelajaran,lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang

diberikan oleh guru. Nilai atau angka yang diberikan guru tersebut

dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah yang dapat

diwujudkan dalam nilai rapor”. Nilai rapor yang baik yang diperoleh

siswa merupakan hal yang paling didambakan oleh semua siswa yang

sedang belajar. 

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan hasil dari aktivitas belajar berupa nilai pelajaran

sekolah yang dicapai oleh siwa berdasarkan kemampuan/ usahanya

dalam belajar dan biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf

yang tertera dalam rapor.

2. Jenis-Jenis Prestasi belajar

Menurut Blomm dalam Sudjana (2009:49) jenis-jenis prestasi

belajar sebagai berikut:


13

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri dari 6

aspek, yakni pengetahuan hafalan, pemahaman, penerapan,

analisis, sintetis dan evaluasi.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan prestasi belajar sikap yang terdiri dari 5 aspek,

yakni receiving/attending, responding atau jawaban, valuing

(penilaian), organisasi, dan karakteristik nilai atau internalisasi

nilai.

c. Ranah Psikomotor

Berkenaan dengan prestasi belajar psikomotor yang terdiri dari 6

aspek, yakni gerakan refleks, gerak-gerak dasar, kemampuan

perseptual, fisik, skill, non decursive.

Menurut Romizoswki dalam Sri Anitah W, dkk (2009: 2.19)

jenis-jenis prestasi belajar sebagai berikut:

a. Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat

keputusan memecahkan masalah dan berpikir logis.

b. Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan

fisik dan kegiatan preseptual.

c. Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan,

perasaan dan self control (pengaturan diri).

d. Keterampilan interaktif, yaitu kemampuan sosial dan

kepemimpinan.
14

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan yang

berupa: (1) informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, (2)

keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang atau kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat

khas, (3) strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, (4) keterampilan motorik

yaitu kemampuan melakukan serangakaian gerak jasmani, dan (5)

sikap adalah kemampuan menginternalisasi dan mengeksternalisasi

nilai-nilai (Suprijono, 2010: 6).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar baik

berupa afektif, kognitif dan psikomotorik. Untuk mengungkap prestasi

belajar pada ketiga ranah (afektif, kognitif dan psikomotor) diperlukan

patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa

seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu, karena

pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-

indikator prestasi belajar sangat diperlukan ketika seseorang perlu

untuk menggunakan alat dan kiat evaluasi. Tujuan dari pengetahuan

dan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis prestasi belajar

dan indikator-indikatornya adalah agar pemilihan dan pengunaan alat

evaluasi akan menjadi lebih tepat, reliabel dan valid.


15

3. Faktor-Faktor Mempengaruhi Prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan indikator untuk mengukur

keberhasilan proses pembelajaran. Tinggi rendahnya prestasi belajar

siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar

siswa itu sendiri. Menurut Slameto (2010:54-71) faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor intern dan faktor ekstern.

a. Faktor Intern

1) Faktor Jasmani

a) Faktor Kesehatan

Proses belajar akan terganggu apabila kesehatan

seseorang tersebut juga terganggu.

b) Cacat Tubuh

Siswa yang cacat tubuh akan mempengaruhi hasil belajar

yang diperolehnya.

2) Faktor Psikologis

a) Kecerdasan

Siswa yang mempunyai tingkat kecerdasan yang

cenderung tinggi, maka akan lebih mudah menyerap

pelajaran.

b) Perhatian

Perhatian pada informasi yang disampaikan oleh guru

sangat dibutuhkan oleh siswa, agar memperoleh hasil

belajar yang baik.


16

c) Minat

Apabila siswa sudah mempunyai minat pada pelajaran,

maka proses pembelajaran akan mudah dilakukan.

d) Bakat

Seorang siswa akan memperoleh hasil belajar lebih baik.

Apabila pelajaran tersebut sesuai dengan bakat siswa.

e) Motivasi

Dalam proses pembelajaran motivasi sangat di perlukan

oleh siswa, agar dapat mendorong siswa mendapatkan

hasil yang maksimal dalam belajar dan memusatkan

perhatian siswa pada pelajaran yang disampaikan.

f) Kematangan

Belajar akan lebih berhasil apabila siswa tersebut sudah

siap atau matang dalam menerima informasi.

g) Kesiapan

Jika siswa sudah ada kesiapan ketika mengikuti

pembelajaran, maka hasil belajarnya juga akan lebih baik.

b. Faktor Ekstern

1) Faktor Keluarga

Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap proses belajar

siswa, meliputi: cara orang tua mereka mendidik, bagaimana

hubungan antar anggota keluarga, suasana dalam keluarga,

bahkan keadaan ekonomi keluarga.


17

2) Faktor Sekolah

Faktor Sekolah yang mempengaruhi proses belajar siswa,

yaitu mencakup mencakup metode mengajar, kurikulum,

bagaimana hubungan antara siswa dengan guru, hubungan

antara siswa dengan siswa, keadaan fisik sekolah, dan fasilitas

sekolah.

3) Faktor Masyarakat

Masyarakat termasuk faktor ekstern yang mempengaruhi

proses belajar siswa. Lingkungan masyarakat yang

mendukung akan membuat perkembangan siswa akan menjadi

baik, sedangkan lingkungan yang kurang mendukung akan

membuat perkembangan siswa kurang baik.

Menurut Abu Ahmadi dan Joko T. Prasetya (2005: 118)

mengemukakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai

berikut:

a. Faktor dari luar, yang terdiri dari:

1) Faktor environmental input (lingkungan), baik itu lingkungan

alami maupun lingkungan sosial.

2) Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain:

kurikulum, program/bahan mengajar, sarana dan fasilitas,

guru

b. Faktor dari dalam

1) Kondisi psikologis anak dalam arti kondisi kesehatan jasmani.


18

2) Kondisi psikologis yang terdiri dari: minat, kecerdasan, bakat

motivasi, kemampuan–kemampuan kognitif.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa faktor yang

mempengaruhi siswa berasal dari dalam siswa itu sendiri dan dapat

berasal dari luar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut guru dan

orang tua harus dapat memahami dan membantu menyelesaikan

masalah yang dihadapi siswa agar prestasi belajar yang mereka

peroleh dapat optimal. Guru dan orang tua tidak boleh beranggapan

bahwa prestasi kurang baik diakibatkan karena siswa bodoh, sebagai

pendidik di rumah maupun sekolah guru dan orang tua harus mengerti

bahwa kemampuan setiap siswa dan lingkungan kehidupan mereka

tidaklah sama. Untuk itu guru dan orang tua harus mampu

memperhatikan faktor-faktor tersebut dengan baik.

2.3 Perhatian Orang Tua

1. Pengertian Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua ini sangat penting bagi anak dalam

kegiatan belajarnya. Menurut Suryabrata (2013:14) “Perhatian adalah

pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek, atau banyak

sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan.

Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Slameto (2010:105)

bahwa “Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam

hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari luar

lingkungannya”. Perhatian orang tua merupakan hal yang sangat


19

dibutuhkan oleh seorang anak dalam membantu tumbuh kembangnya.

Setiap orang tua pastinya menginginkan anaknya tumbuh menjadi

manusia yang pintar, cerdas, berguna bagi nusa bangsa dan agamanya.

Hal tersebut dapat tercapai apabila anak berhasil dalam proses

belajaranya.

Menurut Bimo (2014:46) “Perhatian orang tua adalah

kesadaran jiwa orang tua untuk mempedulikan anaknya, terutama

dalam memberikan dan memenuhi kebutuhan anaknya baik dalam segi

emosi maupun materi”. Orang tua berperan sebagai pembentuk

karakter dan pola fikir dan kepribadian anak. Oleh karena itu, keluarga

merupakan tempat dimana anak-anaknya pertama kali berkenalan

dengan nilai dan norma. Walaupun di dalam keluarga tidak terdapat

rumusan kurikulum dan program resmi dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran, akan tetapi sifat pembelajaran di dalam keluarga sangat

potensial dan mendasar.

Menurut Poerdarminta (2006:411) “Orang tua adalah ayah, ibu

kandung (orang yang sudah lanjut umurnya, orang yang melahirkan

atau merawat). Jadi perhatian orang tua adalah apa yang diperhatikan

ayah, ibu (kepedulian orang yang melahirkan atau merawat anaknya ”.

Orang tua dapat diartikan sebagai ayah-ibu, yang mendidik anak

menjadi manusia yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan

warga negara yang baik. Dengan demikian perhatian orang tua dapat

dinyatakan sebagai perhatian ayah dan ibu. Orang tua memiliki


20

perasaan yang sangat penting dalam pendidikan anakanaknya, peran

ini tidak bisa digantikan oleh guru di sekolah. Orang tua merupakan

pendidik yang pertama dan paling utama, sedangkan guru di sekolah

hanya merupakan pendidik setelah orang tua.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

perhatian orang tua merupakan pemusatan tenaga fisik maupun psikis

dari orang tua (ayah dan ibu) yang tertuju pada anakanya. Pemusatan

tenaga pisik dan psikis ini tergambar dengan pemberian dukungan,

dorongan dan arahan oleh orang tua kepada anaknya dalam rangka

menunjang keberhasilan belajar anak.

2. Indikator Perhatian Orang Tua

Perhatian orang tua yang mempengaruhi keberhasilan belajar

anak yang telah diungkapkan pada pendahuluan, maka dirumuskan

bentuk perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak dapat

berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap

belajar anak, pemberian penghargaan dan hukuman, pemenuhan

kebutuhan belajar, menciptakan suasana belajar yang tenang dan

tenteram, memperhatikan kesehatan anak, memberikan petunjuk

praktis, mengenai (cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar,

konsentrasi dan persiapan menghadapi ujian) (Dalyono, 2009:59).

Menurut Slameto (2010:60) “Siswa yang belajar akan

menerima pengaruh dari keluarga dari keluarga berupa: cara orang tua

mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan


21

keadaan ekonomi keluarga”. Salah satu yang menentukan dan dapat

membantu keberhasilan belajar anak adalah perhatian dari orang

tuanya. Oleh karena itu, orang tua harus menyadari pentingnya

perhatian terhadap keberhasilan belajar anaknya. Jika ingin

memperoleh prestasi belajar anak yang optimal. Perhatian orang tua,

terutama dalam hal pendidikan anak sangat diperlukan. Terlebih lagi

yang harus difokuskan adalah perhatian orang tua terhadap kegiatan

belajar yang dilakukan anak sehari-hari di rumah. Menurut Slameto

(2010:61) bentuk perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar anak,

antara lain:

a. Pemberian Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian

bantuan kepada anak dalam menghadapi segala masalah dalam

belajarnya.

b. Pengawasan Terhadap Belajar Anak

Pengawasan orang tua berarti mengontrol semua kegiatan

atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung

maupun tidak langsung.

c. Pemberian Penghargaan dan Hukuman

Orang tua sebaiknya memberikan pujian dan penghargaan

pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak. Pujian

dimaksudkan untuk menunjukan bahwa orang tua menilai dan

menghargai usaha yang dilakukan anak.


22

d. Pemenuhan Kebutuhan Belajar

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang

diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. Kebutuhan

tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-

buku, alat-alat belajar dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar

ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah

belajarnya.

e. Menciptakan Suasana Belajar yang Tenang dan Tenteram

Orang tua harus menciptakan ruang dan suasana rumah

yang aman dan nyaman ketika anak sedang belajar, sehingga anak

tidak merasa terganggu.

f. Memperhatikan Kesehatan

Orang tua harus memperhatikan makanan yang dimakan

anak, gizi makanan yang diberikan, istirahat anak, dan kesehatan

badan yang lainnya. Saat kesehatan anak baik maka kegiatan

belajar anakpun akan berjalan dengan baik dan memungkinkan

anak mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

bentuk perhatian orang tua dapat direalisasikan dengan cara

memberikan bimbingan belajar, pengawasan terhadap belajar anak,

pemberian penghargaan dan hukuman, pemenuhan kebutuhan belajar,

penciptaan suasana belajar yang tentram dan nyaman, serta

memperhatikan kesehatan anak.


23

2.4 Penelitian Relevan

Sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Fathurrohman (2017), dengan judul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi

belajar melalui motivasi belajar. Jenis penelitian ini adalah ex-post

facto menggunakan pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan

berupa skala dan dokumentasi. Subjek penelitian yaitu siswa kelas V

SD Negeri se-gugus Jendral Sudirman Kecamatan Sempor, Kebumen

yang diambil secara proportional random sampling dengan jumlah

120 siswa. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji linieritas

dan uji heteroskedastisitas. Teknik analisis data penelitian yang

digunakan dalam penelitian adalah Analisis Jalur. Hasil penelitian

menunjukkan perhatian orang tua berpengaruh positif terhadap

prestasi belajar melalui motivasi belajar dengan persamaan garis

regresi Y=44,02+0,05X+0,42Z, nilai F hitung > Ftabel (88,31 > 3,92) dan

nilai thitung > ttabel (4,00 > 1,98). Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap

Prestasi Belajar melalui Motivasi Belajar sebesar 60% dengan

sumbangan Perhatian Orang Tua.

2. Sumiyati (2017), dengan judul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua,

Konsep Diri dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Tentang Matematika Kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Sausu


24

Kabupaten Parigi Moutong”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan menggambarkan efek langsung dan tidak langsung

dari orang tua kepedulian, konsep diri, dan motivasi belajar terhadap

hasil belajar matematika. Populasi adalah semua siswa kelas VIII SMP

Negeri di Kecamatan Sausu, Parigi Kabupaten Moutong pada

2013/2014. Sampelnya adalah 110 siswa di 5 kelas diambil dengan

menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini bersifat

ex-post facto dengan kausalitas yang dirancang untuk menjelaskan

hubungan sebab dan akibat antara variabel. Teknik pengumpulan data

terdiri dari kuesioner tentang perawatan orang tua, konsep diri, dan

motivasi belajar; dan tes matematika. Data dianalisis secara kuantitatif

dengan menggunakan jalur analisis dengan SPSS 20 dan AMOS.

Ditemukan bahwa: (1) perhatian orang tua secara langsung

berkontribusi secara signifikan terhadap hasil belajar matematika

siswa; (2) konsep diri siswa secara langsung berkontribusi signifikan

terhadap hasil belajar matematika siswa; (3) perawatan orang tua

secara tidak langsung berkontribusi signifikan terhadap hasil belajar

siswa pada matematika melalui motivasi belajar; (4) perhatian diri

siswa secara tidak langsung berkontribusi signifikan terhadap hasil

belajar siswa tentang matematika melalui motivasi belajar; (5)

perawatan orang tua, konsep diri, dan motivasi belajar secara langsung

dan tidak langsung berkontribusi signifikan terhadap siswa hasil

belajar matematika.
25

3. Qomariyah (2015), dengan judul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua

Terhadap Prestasi Belajar Menjahit pada Siswa SMPN 2 Mojogedeng

Kabupaten Karanganyar”. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1)

perhatian orang tua, (2) prestasi belajar menjahit, (3) pengaruh

perhatian orang tua terhadap prestasi belajar menjahit. Jenis penelitian

ex-post facto. Pengambilan sampel menggunakan proportional

random sampling. Metode pengumpulan data: angket dan

dokumentasi. Teknik analisis data: teknik analisis deskriptif dan uji

korelasi product moment didahului uji persyaratan analisis. Hasil

penelitian: perhatian orang tua dalam kategori tinggi (93%) dan

prestasi belajar menjahit siswa kategori cukup (41,67%). Berdasarkan

hasil uji korelasi diperoleh r xy 0,454 > rtabel 0,195. Dapat

diinterpretasikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara

variabel perhatian orang tua dengan prestasi belajar menjahit. Nilai

tersebut didukung harga koefisien determinan sebesar 0,206, artinya

besarnya sumbangan yang diberikan sebesar 20,6%.

Perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah populasi

dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, serta tempat dan waktu

penelitian. Sedangkan, persamaannya adalah jenis penelitian, variabel

penelitian, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

2.5 Kerangka Berfikir

Prestasi merupakan proses perubahan yang dialami siswa dalam

bidang pengetahuan dan pemahaman, nilai, sikap dan keterampilan.


26

Perubahan tersebut dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan, persoalan

atau tugas yang diberikan oleh guru. Melalui prestasi belajar siswa dapat

mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya selama mengikuti

proses pembelajaran di sekolah.

Prestasi belajar yang dicapai siswa sangat beragam. Ada yang

mendapat prestasi baik, cukup bahkan ada pula yang sangat kurang. Tinggi

rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Keluarga

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa. Manusia melakukan aktivitas belajar pertama kali pada lingkungan

keluarga. Segala sesuatu yang ditanamkan dari kecil oleh keluarga

seseorang akan sangat membekas dan mempengaruhi hidupnya. Peran

orang tua berkisar pada kegiatan pemeliharaan, pembimbingan, dan

pendidikan anak baik segi rohani maupun segi jasmani. Orang tua sebagai

salah satu yang bertanggung jawab dalam pendidikan anak. Orang tua

memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing

anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu untuk menghantarkan anak

untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian untuk membantu agar dapat berprestasi,

keterlibatan orang tua dalam keluarga sangatlah penting terutama dalam

memberi kasih sayang dan cinta yang tulus kepada anak-anaknya. Selain

itu, orang tua juga dapat membantu anak dalam pendidikannya dengan

cara memperhatikan kesehatan anak, melakukan pengawasan terhadap

kegiatan belajar anak, menciptakan suasana belajar yang nyaman untuk


27

kegiatan belajar anak, memenuhi kebutuhan belajar anak, memberikan

bimbingan belajar, dan memberi penghargaan dan hukuman terhadap

proses belajar yang telah dicapai anak.

Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir dalam penelitian ini, seperti

pada Gambar 2.1.

Perhatian Orang Tua


Pemberian bimbingan belajar
Pengawasan terhadap belajar anak. Prestasi Belajar Siswa
Pemberian penghargaan dan Hasil Ujian Tengah
hukuman. Semester (UTS) Genap
Pemenuhan kebutuhan belajar. Kelas X SMA Negeri 4
Menciptakan suasana belajar yang Sungai Penuh
tenang dan tenteram.
Memperhatikan kesehatan.

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

2.6 Hipotesis Penelitian

Menurut Zuriah (2006:162) “Hipotesis dapat diartikan sebagai

suatu jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan penelitian,

sampai terbukti melalui data yang terkumpul”. Hipotesis penelitian ini

adalah “Terdapat Pengaruh Signifikan Perhatian Orang Tua terhadap

Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 4 Sungai Penuh”. Secara matematis

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H0: Tidak Terdapat Pengaruh Signifikan Perhatian Orang Tua terhadap

Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Sungai Penuh.

H1: Terdapat Pengaruh Signifikan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi

Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Sungai Penuh.

Anda mungkin juga menyukai