Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERKEMBANGAN JANIN

Di Susun Oleh :
EMANUEL ANUGRAH TEO RIBU HIPIR ( 113063C1120040)
Dosen Pengampu :
MARGARETA MARTINI, SPC, BSN, MSN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BANJARMASIN

2021/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, dan anugerah-Nya kami dapat menyusun Makalah ini dengan
judul “ perkembangan janin” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan maternitas 1.
Tidak sedikit kesulitan yang kami alami dalam proses penyusunan
makalah ini. Namun berkat dorongan dan bantuan dari semua pihak yang terkait,
baik secara moril maupun materil, akhirnya kesulitan tersebut dapat diatasi. Tidak
lupa pada kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih kepada PIHAK
yang telah membantu kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
baik.
Kami menyadari bahwa untuk meningkatkan kualitas makalah ini kami
membutuhkan kritik dan saran demi perbaikan makalah di waktu yang akan
datang. Akhir kata, besar harapan kami agar makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Makalah..............................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3
1. Perkembangan Embrio........................................................................3
2. Tahapan Fase Embrio.........................................................................5
3. Tahapan Usia Embrio.........................................................................7
4. Struktur Dan Fungsi Ammnion..........................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................12
A. KESIMPULAN.................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................13

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biologi perkembangan ialah studi proses pertumbuhan dan


perkembangan organisme. Biologi perkembangan modern mempelajari
kontrol genetik pertumbuhan sel, diferensiasi sel dan morfogenesis, yang
merupakan proses yang menimbulkan jaringan, organ dan anatomi.
Embriologi merupakan subbidang, studi organisme antara tahap 1 sel
(umumnya, zigot) dan akhir tahap embrio, yang tak perlu awal kehidupan
bebas. Embriologi awalnya merupakan ilmu yang lebih deskriptif sampai
abad ke-20. Embriologi dan biologi pengembangan kini menghadapi
bermacam-macam langkah yang diperlukan untuk pembentukan badan
organisme hidup yang benar dan sempurna.
Penemuan biologi perkembangan dapat membantu memahami
malfungsi perkembangan seperti aberasi kromosom, sebagai contoh, Down
syndrome. Pengertian spesialisasi sel selama embriogenesis dapat melindungi
informasi pada bagaimana mengkhususkan sel batang pada jaringan dan
organ yang spesifik, yang dapat menimbulkan kloning spesifik organ untuk
tujuan medis. Proses penting secara biologis lainnya yang terjadi selama
perkembangan ialah apoptosis - "bunuh diri" sel. Untuk alasan ini, banyak
model pengembangan digunakan untuk menguraikan fisiologi dan dasar
molekul proses selular ini.

Selama paruh kedua abad ke-20 macam-macam molekul yang


terlibat dalam perkembangan embrio diidentifikasikan. Faktor turunan
merupakan regulator kunci dari yang gen ditampakkan dalam sel. Kontrol
turunan dalam bermacam-macam tipe sel yang berbeda membuat setiap tipe
sel (epitel, otot, neuron, dsb) menunjukkan jumlah berbeda dari protein yang
mungkin.

3
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa ovum kosepsi dan
implantasi. Ovum yang di lepas oleh ovarium disapu oleh mikrovilamen-
mikrovilamen vibria infundibulum,lalu di tuba falopii terjadi pembuahan.
Hasil konsepsi.
Di antara massa embrioblas dengan lapisan sitotrofoblas terbentuk
suatu celah yang makin lama makin besar, yang nantinya akan menjadi
rongga amnion ada kutub embrional, sel-sel dari hipoblas membentuk selaput
tipis yang membatasi bagian dalam sitotrofoblas (selaput Heuser). Selaput ini
bersama dengan hipoblas membentuk dinding bakal yolk sac (kandung
kuning telur). Rongga yang terjadi disebut rongga eksoselom (exocoelomic
space) atau kandung kuning telur sederhana.
Dari struktur-struktur tersebut kemudian akan terbentuk kandung
kuning telur, lempeng korion dan rongga korion.
Pada lokasi bekas implantasi blastokista di permukaan dinding uterus
terbentuk lapisan fibrin sebagai bagian dari proses penyembuhan luka.
Jaringan endometrium di sekitar blastokista yang berimplantasi
mengalami reaksi desidua, berupa hipersekresi, peningkatan lemak dan
glikogen, serta edema. Selanjutnya endometrium yang berubah di daerah-
daerah sekitar implantasi blastokista itu disebut sebagai desidua. Perubahan
ini kemudian meluas ke seluruh bagian endometrium dalam kavum uteri
(selanjutnya lihat bagian selaput janin).
Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan
menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari
guncangan. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk
jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya
terdapat pembuluh darah.
Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel
menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi
embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa
dan CO2.
Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan
amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama.

4
B. .Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan embrio?
2. Bagaimana struktur dan fungsi amnion?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan embrio.
2. Untuk mengetahui tentang struktur dan fungsi amnion.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan dan perkembangan embrio

Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa


pertemuan atau peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan
peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang
disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri pembelahan sel
menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio yang sempurna dan
embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari
setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai
memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic
gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.

B. Tahapan fase embrionik yaitu :


1. Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat
pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang
lain adalah rapat.
Morulasi yaitu proses terbentuknya morula
2. Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus
mengalami pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel
dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula
terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses
terbentuknya blastula. Pada stadium blastosis dibungkus dengan sel
trofoblas primitive. Di dalam sel tersebut terjadi produksi hormon secara
aktif sejak awal kehamilan dan juga membentuk EPF (early pregnancy
factor ) yang mencegah rejeksi hasil konsepsi. Pada stadium ini juga zigot

6
harus mengadakan implantasi untuk memperoleh nutrisi atau oksigen yang
memadai.
3. Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan
tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh
embrio serta rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat
rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan
dinding tubuh embrionya.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sangat
komples dipengaruhi oleh kesehatan ibu, janin dan plasenta sebagai akar
yang memberikan nutrisi. Hasil konsepsi membentuk embrio atau
mudigah, sudah terdapat rancangan bentuk alat – alat tubuh dari umur 3- 5
minggu. Kemudian menjadi janin dimana mulai berbentuk manusia pada
umur di atas 5 minggu.Dalam embrio, pembuluh darah sepalik akan
mengadakan diferensiasi membentuk jantung. Pertumbuhan dan
perkembangan embrio dalam uterus yaitu :

C. TAHAPAN FASE USIA


1. Embrio pada usia 2-4 minggu
 Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik
telur menjadi satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan
lapisan-lapisan di dalamnya.
 Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke-20
dan hari berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya,
pembuluh darah terus berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
 Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang
berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah)
serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
2. Embrio pada usia 4-6 minggu
 Sudah terbentuk bakal organ-organ
 Jantung sudah berdenyut

7
 Pergerakan sudah nampak dalam pemeriksaan USG.
 Panjang embrio 0,64cm.
 Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang
rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
3. Embrio pada usia 8 minggu
 Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti
mulut, mata dan kaki.
 Pembentukan usus
 Pembentukan genitalia dan anus
 Jantung mulai memompa darah
 Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin
luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
4. Embrio pada usia 12 minggu
 Embrio berubah menjadi janin
 Usus lengkap
 Genitalia dan anus sudah terbentuk
 Menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan
mulut membuka.
 Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin
mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
5. Embrio usia 16 minggu
 Gerakan fetal pertama (quickening)
 Sudah mulai ada mekonium dan verniks caseosa
 Sistem musculoskeletal sudah matang
 Sistem saraf mulai melaksanakan kontrol
 Pembuluh darah berkembang dengan cepat
 Tangan janin dapat menggenggaam
 Kaki menendang dengan aktif
 Semua organ mulai matang dalam tubuh
 Denyut jantung janin (DJJ) dapat di dengar dengan Doppler
 Berat janin 0,2 kg.

8
 Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara
keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan
terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
6. Janin pada usia 24 minggu
 Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentuksn tulang
meningkatkan
 Perkembangan pernapasan dimulai
 Berat janin 0,7-0,8 kg.
 Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan
(posisi)
7. Janin pada usia 28 minggu
 Janin dapat bernafas, menelan, dengan mengatur suhu
 Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru
 Mata mulai membuka dam menutup
 Ukuran janin 2/3 saat lahir.
 Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
8. Janin pada usia 32 minggu
 Simpanan lemak cokelat berkembang di bawah kulit untuk persiapan
pemisahan bayi setelah lahir
 Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor
 Bayi sudah tumbuh 38-43 cm.
 Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin
semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000
gram.
9. Janin pada usia 36 minggu
 Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan
memutar banyak
 pertama samapai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
 Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk
dilahirkan.
 Antibodi ibu di transfer ke janin,yang akan memberikankekebalan selama
6 bulanpertamasampai system kekebalan bayi bekerja sendiri.

9
D. Struktur Dan Fungsi Amnion

Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat


penting untuk diketehui. Air ketuban ini dapat di jadikan acuan dalam
menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin. Antara membran
korion dengan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan berlanjutnya
kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran amnion dan
membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-
amnion. Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh
persatuan chorion laeve dengan desidua parietalis.

Sejak awal kehamilan cairan amnion telah terbentuk. Cairan amnoin


merupakan pelindung dan bantalan untuk proteksi sekaligus menunjang
pertumbuhan. Osmolalitas, kadar natrium, ureum, kreatinin tidak berbeda
dengan kadar pada serum ibu. Artinya kadar di cairan amnion merupakan
hasil difusi dari ibunya. Cairan amnion dilindungi oleh selaput amnion yang
merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian dalam selaput
yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboid, yang
asalnya ectoderm. Jaringan ini berhubungan dengan lapisan interstisial yang
mengandung kolagen I, III, dan IV.
Selaput amnion yang meliputi permukaan plasenta akan mendapatkan
difusi dari pembuluh darah korion di permukaan.bagian luar dari selaput yaitu
jarigan masenkim, yang berfungsi menghasilkan kolagen sehingga selaput
menjadi lentur dan kuat. Disamping itu, jaringan tersebut menghasilkan
sitokin, zat ini bermanfaat untuk melawan bakteri. Volume cairan amnion
pada kehamilan aterm rata-rata ialah 800ml, cairan amnion mempunyai pH
7,2. Setelah 20 minggu produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya
cairan amnion juga banyak berasal dari rembesan kulit, selaput aamnion dan
plasenta. Janin juga meminum cairan amnion ( diperkirakan 500 ml/hari).
Selain itu, cairan ada yang masuk ke paru sehingga penting untuk
perkembangannya.

10
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan
kekuatan selaput. Pada perokok dan infeksi terjadi pelemahan pada ketahanan
selaput sehingga pecah. Pada kehamilan normal hanya ada sedikit makrofag.
Pada saat kelahiran leukosit akan masuk ke dalam cairan amnion sebagai
reaksi terhadap peradangan. Pada cairan amnion juga terdapat alfa feto
proyein (AFP) yang berasal dari janin, sehingga dapat dipakai untuk
menentukan defek tabung saraf. Mengingat AFP cukup spesifik, pemeriksaan
serum ibu dapat dilakukan pada kehamilan trimester II. Namun, sangat
disayangkan kelainan tersebut terlambat diketahui.
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Di
dalam ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion
terutama disekresi oleh dinding selaput amnion atau plasenta, kemudian
setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga
dikeluarkan ke dalam rongga amnion.
1. Struktur Amnion, yaitu:
a. Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500 cc.
b. Berwarna putih keruh,berbau amis,dan terasa manis
c. Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008.
d. Komposisinya terdiri atas 98% air,sisanya albumin, urea, asam urat,
kretinin, sel-sel epitel rambut lanugo, ferniks caseosa, dan garam
anorganik. Kadar protein 2,6% garam/liter
e. Sirkulasi sekitar 500 cc/jam.
2. Fungsi amnion, yaitu :
a. Homeostasis yaitu menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan
asam basa (pH) dalam rongga amnion, untuk suasana lingkungan
yang optimal bagi janin yaitu menstabilkan suhu tubuh janin tetap
hangat.
b. Mekanik yaitu menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh
ruangan intrauterine dan menahan tekanan uterus.
c. Proteksi yaitu melindungi janin dari trauma atau benturan dengan
benda luar uterus
d. Mobilisasi yaitu memunkinkan jeni bergerak bebas.

11
e. Pada persalinan yaitu membersihkan dan melicinkan jalan lahir
dengan cairan yang steril sehingga melindungi bayi dari
kemungkinan infeksi jalan lahir.
f. Secara klinik cairan amnion juga dapat bermanfaat untuk deteksi dini
kelainan kromosom dan kelainan DNA dari 12 minggu sampai 20
minggu.
g. Cairan amnion juga penting menghambat bakteri karena
mengandung zat seperti fosfat dan seng.
3. Cara mengenali amnion :
a. Dengan kertas lakmus.
b. Makroskopis, berbau amis, adanya lanugo dan ferniks serta
bercampur mekonium.
c. Mikroskopis, terdapat lanugo dan rambut.
d. Laboratorium, kadar ureum rendah di bandingkan dengan air kemih
(urine).
4. Kelainan jumlah cairan amnion yaitu :
a. Polihidramnion yaitu air ketuban yang berlebihan, di atas 2000 cc.
Dapat mengarahkan kecurigaan adanya kelainan kongenital susunan
saraf pusat, sistem pencernaan, gangguan sirkulasi atau hiperaktifitas
sistem urinaria janin.
b. Oligohidramnion yaitu air ketuban yang sedikit, di bawah 500 cc.
umumnya kental, keruh, dan berwarna kuning kehijauan.
Oligohidramnion berkaitan dengan kelainan ginjal janin.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sangat komples
dipengaruhi oleh kesehatan ibu, janin dan plasenta sebagai akar yang
memberikan nutrisi. Hasil konsepsi membentuk embrio atau mudigah, sudah
terdapat rancangan bentuk alat – alat tubuh dari umur 3- 5 minggu. Kemudian
terus berkembang hingga menjadi janin yang dapat dibedakan bagian –
bagian tubuhnya.
Amnion dan Liquor amnii merupakan suatu rangkaian yang tidak
dapat di pisahkan.apabila salah satu mengalami gangguan maka akan
mengurangi proteksi pada janin dan dapat mempersulit berlangsungnya
proses persalinan. Amnion memiliki banyak fungsi bagi janin. Yaitu sebagai
proteksi, mobilisasi, homeostasis, mekanik dan sampai pada persalinan masih
memiliki fungsi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika.

14

Anda mungkin juga menyukai