Anda di halaman 1dari 3

1.

Nilai-nilai pancasila merupakan suatu pedoman yang harus dijalankan dengan baik bagi
seluruh warga Indonesia. Generasi muda sebagai penerus bangsa bagi masyarakat
dituntut untuk bisa menjaga jati diri Bangsa Indonesia, generasi ini memegang peran
yang sangat penting dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Semakin
canggih akan ilmu teknologi yang diciptakan, membuat generasi muda menjadi tergoyah
dengan budaya asing dimana di era yang serba otomatis ini, generasi muda cenderung
lebih menginginkan hal yang serba gampang dan tidak menyusahkan. Perkembangan
teknologi di zaman moderen ini sangat berdampak bagi anak bangsa dimana membuat
mereka menjadi terlupakan akan nilai-nilai luhur pancasila. Perkembangan ini telah
mengubah cara hidup (way of life) anak bangsa. Contohnya seperti memudarnya akan
gotong royong, nasionalisme, serta patriotisme seiring berjalannya waktu.

2. Era Reformasi bisa dikatakan sebagai suatu perkembangan besar atau perubahan yang
bertahap dari tradisional menjadi moderen, contohnya seperti perkembangan IPTEK.
Tentunya hal ini mempengaruhi para generasi muda dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari dengan mencantumkan nilai-nilai pancasila dalam dirinya. Terdapat banyak
hal yang mengakibatkan pudarnya nilai-nilai pancasila, antara lain : kurangnya
mendalami pendidikan agama dan pancasila di usia remaja, kurangnya efektivitas
bimbingan yang baik dari lingkungan sekitar, efek keuniversalan, dll. Menurut saya,
setiap manusia khususnya sebagai penerus bangsa mesti menanamkan pendidikan agama
dan mempelajari pendidikan moral seperti pancasila sejak dini sehingga dapat mendorong
semangat pancasila. Sebagai Warga Negara Indonesia, kita juga perlu memiliki kesadaran
diri akan rasa nasionalisme dan patriotisme seperti mencintai produk dalam negeri,
melestarikan budaya Indonesia, menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan bangsa,
dll. Jika tidak, nilai-nilai pancasila akan hilang secara perlahan dari kehidupan berbangsa
dan bernegara.

3. Perkembangan IPTEK harus dilandaskan pada nilai moral, tetapi masih ditemukan
banyak orang yang menyalahgunakan IPTEK dan tidak menyadari bahwa hal tersebut
sudah melawan nilai yang harus dipatuhi dalam Pancasila. Karena kita tinggal di NKRI
yang berlandaskan Pancasila sebagai dasar negara maka hal-hal tentang penentangan atau
peraturan yang bertentangan serta tidak sesuai dengan Pancasila harus di singkirkan,
meminimalisir penyalahgunaan IPTEK sebisa mungkin, jika tidak, maka dasar negara
kita akan tergoyah terhadap paham-paham baru bahkan bisa tergantikan dengan ideologi
negara lain.

4.
- Menjunjung tinggi nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu menempatkan pancasila
sebagai ideologi yang terbuka dimana setiap orang memiliki kebebasan untuk
memeluk agama masing-masing.
- Selalu beribadah sesuai dengan kepercayaan yang dianut serta mengajak sesama
anak bangsa mengikuti acara beribadah.
- Tidak memaksa orang lain untuk menganut kepercayaan yang kita miliki. Sesuatu
yang bersifat memaksa akan diakhiri dengan ketidaknyamanan antar umat beragama
serta mengakibatkan perselisihan antar satu sama lain.
- Menghargai setiap makhluk ciptaan Tuhan dan juga menghargai agama dan budaya
orang lain yang terpenting. Belajar untuk menghargai supaya kita juga dapat dihargai
oleh orang lain.

5. Studi kasus yang tertera pada lembar soal menampilkan sikap toleransi dari beberapa
Wali Kota yakni Kota Bogor, Malang, dan Salatiga. Wali Kota dari masing-masing kota
tersebut memiliki tujuan untuk mencegah intoleransi. Halili Hasan menggambarkan
beberapa semangat pemerintah kota dalam membenarkan sudut pandang yang telah
dilanda intoleransi, diantaranya sebagai berikut :
a. Wali Kota Bogor Bima Arya dengan tegas menginginkan Bogor kembali menjadi
kota yang toleran dengan melakukan berbagai cara seperti mendukung
pelaksanaan perayaan Cap Gomeh (tradisi umat Buddha), Natal (hari raya umat
Kristen), dll.
b. Wali Kota Malang Sutiaji ingin menyetarakan (menetralkan) keberagaman antar
suku bangsa dan gender terutama bagi orang yang terjerumus dengan radikalisme.
Dimana ia tidak mengontrol masyarakatnya melainkan membebaskan masyarakat
dalam cara berpadang, berpikir serta berpendapat.
c. Wali Kota Salatiga Yulianto ingin menyebarluaskan dorongan toleran kepada
orang berkepemimpinan terutama pada yang berkuasa.
Proses pelaksanaan yang disebutkan di atas, telah mencerminkan sikap toleransi
maupun sikap kemanusiaan yang begitu kuat antar masing-masing Wali Kota. Hal
tersebut juga tidak berbeda jauh dengan nilai-nilai toleransi antar Umat Beragama
dimana mereka memperhatikan sekali dalam menata baik berbagai macam usaha
untuk mengembalikan masyarakatnya menjadi kaum yang bertoleransi serta saling
menghormati budaya yang berbeda dimana juga dapat dijadikan sebagai suatu contoh
yang baik bagi pemerintah kota lainnya. Selain itu, sebagai manusia biasa, kita layak
untuk diperlakukan dengan setara (sama), terutama kita sebagai warna NKRI tidak
mesti untuk merendahkan atau mengucilkan suku orang lain apalagi bersikap
sombong. Secara singkat, menanamkan biji yang baik tentu akan membuahi buah
yang baik, alias jika pemerintah melakukan perbuatan baik, masyarakatnya juga akan
mengikutserta dan berpartisipasi dengan baik. Hal ini tidak akan merugikan pihak
manapun melainkan membawa sifat positif serta kesejahteraan bagi masyarakat.

6. Berkeadilan dan berkeadaban pada dasarnya berasal dari sila-2 Pancasila yang berbunyi
“Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.” Artinya setiap manusia perlu memiliki rasa
manusiawi yang bersifat humanisme. Dikarenakan kita hidup dalam negara yang
memiliki berbagai macam suku dan budaya yang berbeda, tidak berarti kita tidak bisa
bersatu, sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa, kita memiliki derajat yang sama
tanpa harus membeda-bedakan suku, ras, agama dan budaya. Beberapa solusi yaitu :
- mengurangi berbagai macam tindakan yang bertentangan dengan toleransi seperti
tidak melarang orang yang sedang beribadah, menghargai umat yang beragama, tidak
memaksa kehendak orang lain dalam melakukan apapun, mengakui adanya Hak
Asasi Manusia (HAM), menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
- menerapkan perlindungan hukum secara adil. Dalam keadaan seperti ini diperlukan
perlindungan hukum yang penuh, khususnya dalam aspek keagamaan. Jika peraturan
hukum dimengerti dan dijalankan dengan baik oleh warga negara khususnya umat
beragama, maka tidak akan terjadi kasus yang seperti ketidakadilan serta
menyalahgunakan kewenangan dengan cara menguntungkan satu pihak.
- sikap sadar akan hati nurani yang dimiliki oleh setiap manusia. Menyadari dan
memahami bahwa sifat setiap orang memiliki batas tertentu, tidak dapat memaksa dan
mengekangnya.
Selain itu, masih memiliki banyak cara untuk menangani kasus tersebut. Belajar saling
melengkapi antar sesama umat beragama, sehingga akan mengurangi konflik-konflik yang tidak
diperlukan. Keadilan bagi setiap individu sangatlah penting, tidak ada satupun manusia yang
ingin diperlakukan secara tidak adil. Maka sadarlah untuk tidak berpaku pada intoleransi yang
menyebabkan pecah belahnya warga Indonesia yang bersifat NKRI.

Anda mungkin juga menyukai