Anda di halaman 1dari 26

EVENT KULINER SEBAGAI STRATEGI PROMOSI MUSEUM

KEBAHARIAN RUMAH SI PITUNG

FATHUR RAHMAN

4423165428

Tugas Akhir yang ditulis guna memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh Gelar Ahli Madya

PROGRAM STUDI PERJALANAN WISATA

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pariwisata, Secara etimologis, pariwisata berasal dari bahasa
sansekerta yaitu “pari” yang berarti “banyak, berkali-kali, berputar-
putar.” dan “wisata” berarti “perjalanan, berpergian.” Berdasarkan
arti kata ini pariwisata di defenisikan sebagai perjalanan yang di
lakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari satu tempat ke tempat
yang lain dengan maksud dan tujuan tertentu.1 Wisata sejarah dan
budaya adalah salah satu sub sektor pariwisata yang turut
menyumbangkan presentase hingga 60% bagi pariwisata
Indonesia.2 Budaya merupakan kekayaan yang sangat penting bagi
bangsa Indonesia. Budaya tidak hanya sebagai sumber identitas
tetapi juga menjadi inspirasi bagi pembangunan perekonomian.
Pembangunan kepariwisatawan harus dilakukan secara sistematis,
terencana, terpadu, berkelanjutan, dan juga bertanggung jawab
dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai-nilai agama,
budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu
lingkungan hidup, serta kepentingan nasional. Undang-undang
Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengatur salah satu
dari tujuan kepariwisataan yaitu memajukan kebudayaan. Salah satu
pendekatan dalam pengembangan wisata budaya adalah berbasis
sejarah dan warisan budaya, yang belakangan berkembang sebagai
wisata dengan minat khusus.

Perkembangan wisata sejarah dan warisan budaya didasarkan pada


keinginan untuk mempelajari budaya yang berbeda. Kecenderungan
ini berlaku global dan telah mendorong peningkatan perjalanan ke
Indonesia. Pembangunan wisata sejarah dan warisan budaya juga

1
SEJARAH PARIWISATA: Menuju Perkembangan Pariwisata Indonesia
By Bungaran Antonius Simanjuntak, Flores Tanjung, Rosramadhana Nasutio
2
Passenger Exit Survey, Kemenpar, 2014
akan memberi kesempatan pada para pihak untuk melanjutkan
komitmen dalam mengembangkan wisata budaya dan sejarah,
terutama di kawasan ASEAN, yang dikemas dalam produk-produk
unggulan yang akan melibatkan beberapa negara. Dengan begitu,
pariwisata dapat memberikan keuntungan dan pada saat bersamaan
berperan dalam melestarikan potensi sejarah dan warisan budaya
yang kita miliki bersama. Kementerian Pariwisata sebagai pembina
kepariwisataan nasional memiliki tugas dan fungsi pembangunan
dan perintisan daya tarik wisata nasional dan daerah, termasuk juga
melalui penyusunan norma, standar, prosedur dan kritera di bidang
pengembangan wisata budaya. Perkembangan pariwisata yang
berbasis sejarah dan warisan budaya didasarkan pada keinginan
untuk mempelajari budaya yang berbeda dan berdampak
mendorong perjalanan ke suatu destinasi budaya.
Wisata sejarah dan warisan budaya merupakan program prioritas
pada Kementerian Pariwisata di bawah Asisten Deputi
Pengembangan Wisata Budaya yang merupakan bagian Deputi
Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan. Walau bukan isu
baru, namun pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya
memerlukan pedoman dalam bentuk panduan yang praktis agar
mampu merespon permintaan dan kebutuhan wisatawan dengan
motivasi khusus. Pedoman Pengembangan Wisata Sejarah dan
Warisan Budaya yang disusun oleh Kementerian Pariwisata
bertujuan untuk dapat menjadi acuan bagi para pemangku
kepentingan, termasuk pemerintah pusat dan daerah, masyarakat
atau komunitas, akademisi, dunia usaha dan juga media dalam
menjalankan tugas dan fungsi masing-masing secara sinergis.
Pedoman ini untuk menjadi pegangan dalam membangun maupun
merintis pengembangan produk-produk wisata sejarah dan warisan
budaya.. Kami berharap pedoman ini dapat digunakan oleh semua
pihak demi terwujudnya wisata budaya yang unggul.3

3
kemenparekraf.go.id
Wisata berbasis sejarah dan budaya menjadi aset dengan potensi
yang besar di Indonesia, karena dilihat dari luas dan kayanya
sejarah serta budaya yang dimiliki. Selain itu dengan
berkembangnya wisata sejarah dan budaya, dapat berkontribusi bagi
pendapatan daerah, pengembangan wilayah, hingga penyerapan
investasi dan tenaga kerja di wilayah atau daerah tersebut. Jakarta
bagian utara yang dikenal dengan daerah pesisir karena berlokasi
tepat di pinggir perairan Ibu Kota, serta diapit oleh dua pelabuhan
besar yang dikenal dengan Sunda Kelapa dan Tanjung Priuk ini,
sejak abad ke-5 telah menjadi pusat pertumbuhan dan
perekonomian Jakarta berkat berlangsungnya proses perdagangan
ekspor dan impor. Bukan hanya memiliki peranan penting dalam
masuknya perdagangan ekspor dan impor, Jakarta Utara juga
menjadi jalur alternatif masuknya wisatawan lokal hingga
mancanegara, sehingga wilayah ini memiliki potensi dalam wisata,
salah satunya wisata budaya dan sejarah khususnya untuk mengenal
Budaya Betawi karena dalam catatan sejarah, peradaban terbesar
dan jalur masuknya suku Betawi berada di wilayah pesisir Jakarta
Utara.4

Salah satu wisata sejarah yang kental akan Budaya Betawi adalah
Museum Rumah Si Pitung. Museum yang terletak di kawasan
Marunda, Jakarta Utara ini merupakan satusatunya saksi sejarah
keberadaan Si Pitung. Rumah tersebut dulunya milik seorang
juragan tanah bernama Haji Sapiudin yang telah diambil alih oleh
Si Pitung pada malam 30 Juli 1892.5

Rumah Si Pitung merupakan wisata budaya yang kental dengan


budaya Betawi, banyak acara yang diselenggarakan di tempat
tersebut untuk melestarikan kebudayaan lokal seperti tari tarian dari

4
Melalatoa, 1995: 161
5
ANRI, Bogor, Archief Algemene Secretarie, Ketua Mahkamah Agung Hindia Belanda kepada
Gubernur Jenderal, Batavia, 18 April 1893
sanggar tari masyarakat setempat, menjual merchandise dan Event
kuliner betawi di setiap sabtu minggu dan hari libur. Namun
intensitas pengunjung Museum Rumah Si Pitung mengalami
penurunan setiap tahun, dan hal ini disebabkan oleh faktor internal
yaitu belum optimalnya strategi promosi Museum Rumah Si Pitung
sehingga keberadaannya tidak terekspos oleh masyarakat luas.
Faktor internal tersebut akhirnya menimbulkan faktor eksternal
lainnya yaitu masyarakat menjadi minim pemahaman terhadap
peranan museum dan hanya sekedar memandang Rumah Si Pitung
sebagai cagar budaya yang minim nilai sejarah dan hanya
monument penghias kota. Akibatnya Museum Rumah Si Pitung
menjadi kurang dikenal dan masyarakat menjadi enggan untuk
datang berkunjung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu “
Bagaimana Event Kuliner sebagai strategi promosi Museum Rumah Si
Pitung”.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

1. Untuk menghasilkan jawaban dari perumusan masalah di atas


berdasarkan latar belakang masalah.

2. Memperkenalkan Museum Rumah Si Pitung kepada masyarakat luas.

1.3.2 Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis, dapat memberikan infromasi dan memperkenalkan


Museum Rumah Si Pitung.
2. untuk pembaca, memberikan pengetahuan sejarah Museum Rumah Si
Pitung.

1.4 Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
2. Data dan informasi yang di dapat penulis selama melakukan praktek
kerja lapangan
3. Studi Literatur

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,


tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan yang diterapkan
dalam pembuatan laporan penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini pembahasan berfokus pada konsep teori yang berhubungan
dengan permasalahan yang akan dibahas.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, teknik
pengambilan data, dan teknis analisis data yang dilakukan penulis dalam
pembuatan laporan penelitian ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini pembahasan akan berfokus pada hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh penulis

BAB V PENUTUP
Bab ini akan berisi tentang kesimpulan dari keseluruhan tulisan pada
laporan penelitian.
BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Deskripsi Konsep

2.1.1 Museum

Museum adalah sebuah lembaga pelestarian kebudayaan bangsa, baik


yang berupa benda (tangible) seperti artefak, fosil, dan benda-benda etnografi
maupun tak benda (intangible) seperti nilai, tradisi, dan norma. 6 Kata lain dari
museum berasal dari bahasa yunani kuno, ‘museion’ , yang artinya ‘’kuil untuk
melakukan pemujaan terhadap 9 dewi muse’’ . Dalam mitologi klasik, muse
adalah dewa-dewa literatur pucisi, musik, tarian, dan semua yang berkaitan
dengan keindahan, pengetahuan, dan ilmu pengetahuan. Dalam Collier’s
enclopedia, disebukan bahwa museum adalah suatu institusi yang terbuka untuk
umum dan pengelolaannya demi kepentingan umum untuk tujuan konservasi ,
pemeliharaan, pendidikan, pengelompokkan, serta memamerkan objek yang
mempunyai nilai pendidikan dan budaya 7 Arti kata menurut KBBI pada
bangunan atau gedung yang digunakan sebagai wadah penyimpanan benda-
benda bersejarah atau memiliki nilai sejarah, seni, dan ilmu pengetahuan. KBBI
menjelaskan museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat untuk
pameran tetap benda-benda yang patut mendapatkan perhatian umum. 8

2.1.2 Jenis Museum

Museum yang berdiri di Indonesia memilik beberapa jenis yang dibedakan


menurut jenis koleksinya. Jenis-jenis museum menurut koleksinya antara lain :

1. Museum Seni

Museum seni merupakan sebuah ruang untuk pameran seni, biasanya


merupakan seni visual, dan biasnya terdiri dari lukisan, ilustrasi, dan patung.
Koleksi dari lukisan dan dokumen lama biasanya tidak dipamerkan di dinding,
akan tetapi diletakkan di ruang khusus.

6
Soerjanto poespowardojo, 1993; 53.
7
Encyclopedia Americana, 1970
8
KBBI, 2012
2. Museum Sejarah

Museum sejarah merupakan museum yang memeberikan edukasi terhadap


sejarah dan relevansinya terhadap masa sekarang dan masa lalu. Beberapa
museum sejarah menyimpan aspek kuratorial tertentu dari sejarah dari lokal
tertentu. Museum jenis ini memiliki koleksi yang beragam termasuk dokumen,
artefak, seni, dan benda arkeologi.

3. Museum Maritim

Museum maritim merupakan museum yang menspesialisasikan terhadap objek


yang berhubungan dengan kapal, dan perjalanan di laut dan danau.

4. Museum Otomotif

Museum Otomotif merupakan museum yang memamerkan kendaraan.

5. Museum Sejarah Alam

Museum sejarah alam merupakan museum yang memamerkan dunia alam yang
memiliki fokus di alam dan budaya. Pada umumnya memberi edukasi yang
berfokus pada dinosaurus, sejarah kuno, dan antropologi.

6. Museum Open Air

Museum open air merupakan museum yang mengkoleksi dan membangun


kembali bangunan tua di daerah terbuka luar. Biasanya 33 bertujuan untuk
menciptakan kembali bangunan dan suasana lansekap masa lalu.

7. Science Museum Science

Museum Science merupakan museum yang membahas tentang seputar masalah


scientific dan sejarahnya. Untuk menjelaskan penemuanpenemuan yang
kompleks, pada umumnya digunakan media visual. Museum jenis ini
memungkinkan memiliki studioMAX yang merupakan studio visual tiga dimensi.
8. Museum Spesialisasi

Museum spesialisasi merupakan museum yang menspesialisasikan pada topik


tertentu. Contoh museum ini adalah museum ulos, museum batik, museum music,
museum anak, museum gelas, dan sebagainya. Museum ini umumnya memberi
edukasi dan pengalaman yang berbeda dibandingkan museum lainnya.

9. Museum Virtual

Museum virtual merupakan museum yang berada di dunia maya yang berupa
internet dimana tidak memiliki fisik museum dan isinya hanya berupa data.
Berdasarkan jenis-jenis museum yang diurai menurut benda koleksinya, museum
iklan termasuk ke dalam museum seni dan sejarah.9

2.1.3 Fungsi Museum

Menurut Sutaarga (1983) disebutkan bahwa ICOM mengemukakan sembilann fungsi


museum berdasarkan hasil musyawarah umum ke-11 pada tanggal 14 Juni 1974,
diantaranya:

a. Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya.

b. Dokumentasi dan penelitian ilmiah

c. Konservasi dan preservasi

d. Penyebaran dan penataan ilmu untuk umum

e. Pengenalan dan penghayatan kesenian

f. Pengenalan kebudayaan antar daerah dan antar bangsa

g. Visualisasi warisan alam dan budaya

h. Cerminan pertumbuhan peradaban manusia

i. Pembangkitan rasa bertaqwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

9
Coleman, 2012
2.1.4 Profil Museum Kebaharian Rumah Si Pitung

Saat ini Rumah Si Pitung telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya


berdasarkan Perda DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1999, di bawah naungan Unit
Pengelola Museum Kebaharian Jakarta Dinas Pariwisata dan Budaya
Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

Rumah si Pitung menjadi ikon kisah perjuangan dan perlawanan


masyarakat Betawi terhadap penjajahan Belanda. Rumah si Pitung berada di
daerah Marunda Pulo Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Daerah ini disebut
Marunda Pulo karena dulunya daerah ini merupakan pulau kecil dan hanya ada
satu bangunan yang sekarang disebut Rumah si Pitung. Pada tahun 1972,
bangunan ini dibeli oleh Pemda DKI dari H. Mat Sani yang diketahui menjadi
penghuni terakhir rumah ini. Sebelum dikenal dengan sebutan “Rumah si Pitung”,
warga sekitar menyebut rumah ini dengan sebutan “Rumah Tinggi”. Rumah ini
juga pernah dijadikan lokasi shooting film "Pitung Jago Betawi".Dari sinilah
masyarakat mulai mengenal rumah ini sebagai Rumah si Pitung.

Si Pitung merupakan sosok legendaris orang Betawi dari Rawa Belong


yang jago bela diri.Si Pitung yang memiliki nama asli Ahmad Nitikusumah
dikenal sebagai perampok yang ulung. Ia memilih jalan sebagai perampok karena
merasa sakit hati saat berumur 15 tahun. Hewan dan ternak milik orang tuanya
dirampas oleh orang Belanda dan Tionghoa. Hal ini menyebabkan, ia sakit hati
dan dendam pada orang-orang kaya. Sejak saat itu, Si Pitung berguru ke sebuah
perguruan silat pimpinan Haji Naipin yang beralamat di Rawa Belong, Jakarta
Barat. Perguruan tersebut bernama Pituan Pitulung yang disingkat menjadi Pitung.
Di sanalah Ahmad Nitikusumah mendapat julukan sebagai Si Pitung. Julukan ini
diberikan karena dia merupakan orang yang paling jago, paling lihai, dan paling
sering melawan Belanda. Meski dikenal sebagai perampok, Si Pitung tidak
mengambil semua harta perampokan. Ia membagikan hasil rampokan yang
kepada rakyat kecil yang ditemuinya. Oleh karena itu, Si Pitung dianggap
pemberontak oleh Belanda yang harus ditumpas, tetapi bagi orang-orang Betawi
dianggap sebagai pahlawan.
Rumah si Pitung dahulu merupakan rumah milik seorang saudagar kaya asal
Bugis bernama H. Safiuddin dan telah berdiri sejak tahun 1800-an. Rumah ini
merupakan salah satu rumah yang pernah dirampok si Pitung. Peristiwa
perampokan rumah H. Safiuddin dimuat dalam surat kabar Hindia Olanda, 10
Agustus 1892. Terkait hubungan Pitung dengan H. Safiuddin, terdapat dua versi
yang berbeda dalam menjelaskan hubungan mereka.

Versi pertama menyebut H. Safiuddin hanya salah satu dari korban perampokan
yang dilakukan oleh Pitung.
Versi kedua menyebutkan bahwa H. Safiuddin sesungguhnya adalah sahabat dari
Pitung dan rumahnya kerap dijadikan lokasi bersembunyi si Pitung, agar tidak
menimbulkan kecurigaan dari pihak Belanda bahwa rumah itu menjadi lokasi
persembunyian si Pitung kemudian dilakukan skenario perampokan tersebut.

2.1.5 Wisata Budaya

Wisata sejarah dan warisan budaya di Indonesia mengandung unsur pariwisata dan
sekaligus pelestarian budaya. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan disebutkan bahwa budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan
salah satu sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan kepariwisatawan harus dilakukan
secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan
tetap memberikan perlindungan pada nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam
masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan hidup, serta kepentingan nasional.
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengatur salah satu
tujuan kepariwisataan yaitu memajukan kebudayaan.

Pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya sejalan pula dengan Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Undang-Undang ini menguraikan bahwa
cagar budaya yang berkembang merepresentasikan kekayaan budaya bangsa sebagai
wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi
pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga perlu dilestarikan.
Dengan demikian, wisata sejarah dan warisan budaya bukanlah ekspresi romantisme
masa lalu, namun lebih kepada upaya menyajikan nilai penting atau “signifikansi
budaya” kepada masyarakat setempat dan wisatawan yang datang berkunjung secara
terencana

. Tujuan wisata sejarah dan warisan budaya adalah memanfaatkan aset-aset sejarah dan
warisan budaya untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan tanpa
meninggalkan fakta fakta sejarah yang dimiliki. Kegiatan ini menyinambungkan
berbagai peninggalan yang bernilai dengan dinamika jaman. Menjadi bagian dari
kehidupan di mana objek-objek sejarah dan warisan budaya berada adalah pengalaman
budaya yang dicari oleh wisatawan global saat ini.

Wisata sejarah dan warisan budaya bukanlah isu baru namun sudah menjadi program
prioritas Kementerian Pariwisata yang ada di bawah Asisten Deputi Pengembangan
Wisata Budaya yang merupakan bagian Deputi Bidang Pengembangan Industri dan
Kelembagaan. Walaupun bukan merupakan isu baru, namun pengembangan wisata
sejarah dan warisan budaya memerlukan pedoman dalam bentuk panduan yang praktis
agar mampu merespon permintaan dan kebutuhan wisatawan dengan motivasi khusus.
Pada sisi lain, dengan keberadaan Pedoman Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan
Budaya diharapkan pelaku wisata mampu mengembangkan produk wisata sejarah dan
warisan budaya dengan mempertahankan nilai-nilai warisan budaya. Pedoman
Pengembangan Wisata Sejarah dan Warisan Budaya ini mempunyai peran strategis
untuk memberikan arahan bagi pemangku kepentingan kepariwisataan dalam
pengembangan wisata sejarah dan warisan budaya melalui pengembangan jejak warisan
budaya (heritage trail) secara berkelanjutan dan bertanggungjawab. 10

2.1.6 Pengertian Event

Event saat ini tidak asing lagi bagi kita. Semua orang pasti pernah
menyelenggarakan sebuah event atau sekedar menjadi tamu undangan dalam
event. menyelenggarakan event memiliki tujuan meraih keuntungan sebanyak-
banyaknya dalam bentuk materi baik dalam jangka pendek ataupun panjang. 11
Event didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk

10
www.indonesiatravel.news
11
Any Noor (2009 : 7)
memperingati hal-hal penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau
kelompok yang terikat secara adat, budaya, tradisi dan agama yang
diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat
yang diselenggarakan pada waktu tertentu. 12 Karakteristik Event Event memiliki
beberapa karakteristik karena setiap penyelenggaraan event harus memiliki ciri
tersendiri. Bagaimanapun karakteristik event hampir sama dengan pelayanan yang
diberikan oleh industri pelayanan lainnya. Karakteristik tersebut adalah keunikan,
perishability, intangibility, suasana, pelayanan, dan interaksi personal. 13 Yang
terpenting dan juga Kunci utama suksesnya sebuah event adalah pengembangan
ide. Jika organizer dapat merealisasikan ide sesuai dengan harapannya, maka
event yang diselenggarakan akan memiliki keunikan tersendiri. Hal ini
dikarenakan inti dari penyelenggaraan event adalah harus unik dan muncul dari
ide. Setiap event harus memiliki sesuatu yang berbeda dengan event lain. Event
yang pernah diselenggarakan tentunya masih dapat diulangi pada kesempatan lain.
Misalnya event yang bisa diselenggarakan secara regular. Namun keunikan harus
muncul pada setiap penyelenggaraan event meskipun memiliki tema yang sama.
Keunikan dapat berasal dari peserta yang ikut serta, lingkungan sekitar,
pengunjung pada event tersebut serta beberapa hal lainnya sehingga membuat
event menjadi unik dan berbeda dari sebelumnya

2..1.7 Pengertian Promosi

Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan


komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi, membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan14. Jadi, promosi dapat
diartikan sebagai suatu upaya atau alat komunikasi untuk memperkenalkan suatu
produk dari suatu perusahaan tertentu agar dapat dikenal publik dan menarik
minat pembeli sehingga meningkatkan penjualan perusahaan.15 Dalam
mewujudkan tujuan-tujuan promosi perlu dilakukan pemilihan strategi promosi
12
Shone dan Parry (2002)
13
Noor, 2009: 13
14
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Ed III, (Yogyakarta: ANDI, 2008), h. 219
15
Fandy Tjiptono, Op.cit h. 221
secara tepat. Hal ini karena tidak semua strategi promosi cocok untuk suatu
produk. Apabila terjadi kesalahan dalam memilih strategi promosi maka tentu saja
akan mengakibatkan terjadinya pemborosan. Guna memberi kerangka pemikiran
dalam memilih strategi promosi yang efektif ini. Bambang Bhakti dan Riant
Nugroho merekomendasikan beberapa strategi promosi yang dapat digunakan,
antara lain:

a. Strategi defensive (bertahan), merupakan langkah yang dilakukan dengan


strategi promosi yang sifatnya hanya sekedar agar konsumen tidak lupa akan
merek suatu produk atau berpaling ke merek lain. Startegi ini akan lebih efektif
jika digunakan oleh perusahaan yang telah memiliki market share dan market
grow diyakini masih tinggi.

b. Startegi attack (ekspansi), merupakan strategi yang dilakukan guna memperoleh


atau merebut pangsa pasar yang lebih besar lagi. Strategi ini lebih efektif lagi
digunakan bila market share masih rendah namun potensi market grow diyakini
masih tinggi.

c. Strategi develop (berkembang), umumnya digunakan oleh produk yang telah


memiliki pangsa pasar yang lebih relative tinggi namun dengan tingkat
pertumbuhan yang sangat lambat.

d. Strategi observe (observasi), digunakan jika menghadapi situasi pasar yang


tidak berkembang dan pangsa pasarnya kecil.16

16
Marry Pezullo, Marketing For Banking, American Bankers Asociation, (USA, 1999), h.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Lokasi penelitian

Penulisan Tugas Akhir ini berdasarkan kepada pelaksanaan praktek kerja lapangan yang
dilakukan sejak 19 Maret 2021 hingga 20 Juni 2021. Adapun pelaksanaan praktek kerja
lapangan dilakukan di Museum Kebaharian Rumah Si Pitung yang beralamat di  Jl.
Kampung Marunda Pulo, RT.2/RW.7, Marunda, Kec. Cilincing, Kota Jkt Utara, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 14150.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi kegiatan
Praktek Kerja Lapangan. Adapun teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara
sebagai berikut.

Metode Obsevasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi dilakukan oleh
peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai event kuliner di museum
rumah si pitung

Metode Wawancara

Wawancara dengan mengajukan pertanyaan–pertanyaan kepada para staf karyawan di


tempat Museum Kebaharian Rumah Si Pitung yang dapat membantu pengumpulan data.

Metode Studi Literatur

Metode yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari beberapa jurnal, situs internet,
buku dan laporan tertulis yang didapatkan pada saat Praktek Kerja Lapangan.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis adalah serangkaian upaya sederhana tentang bagaimana data penelitian pada
gilirannya dikembangkan dan diolah ke dalam kerangka kerja sederhana. 17 Data yang
sudah terkumpul kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi, namun terlebih

17
Zed, 2004: 70
dahulu data tersebut diseleksi atas dasar reliabilitasnya . Penulis menggunakan teknik
kualitatif deskriptif yaitu dengan wawancara, observasi, dan juga studi literatur.
Kemudian membuat kesimpulan dari hasil analisis data saat wawancara agar dapat
dipahami

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Museum Kebaharian

1. Profil

Museum Bahari adalah museum yang menyimpan koleksi yang berhubungan dengan


kebaharian dan kenelayanan bangsa Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Museum
bahari tidak hanya memberikan pengetahuan tentang sejarah, budaya dan
perkembangan kemaritiman Indonesia, tetapi juga sebagai museum untuk memberikan
pengetahuan tentang keanekaragaman hayati kelautan Indonesia. Karena, Indonesia
juga dikenal sebagai negara yang memiliki kenaekaragaman hayati laut tertinggi didunia.
Museum Bahari dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berlokasi di Jalan
Pasar Ikan No. 01 Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan Jakarta utara, 14440.
No telp/Fax Museum Bahari (021) 6693406-669247 / (021) 6690518. Alamat e-mail
museumbahari@yahoo.com dan website museumkebaharian.org.

Visi Dan Misi Museum Bahari

1. Visi

Mengeksplorasi nila inilai kebaharian bangsa Indonesia dan menumbuhkan rasa cinta dan
kebanggaan sebaga ibangsa bahari.

2. Misi

Memberikan pelayanan publik tentang informasi kebaharian nusantara,

Meningkatkan wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap nilai nilai kebaharian,


Menjadikan tempat kunjungan publik yang edukatif, informatif dan rekreatif,

Mengembangkan rasa cinta tanah air melalui eksplorasi kebaharian.

Struktur Organisasi Museum Bahari

Strukturorganisasi Museum Bahari berdasarkanPergub No. 323 tahun 2016


tentangPembentukanOrganisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola Museum Kebaharian
Jakarta

KEPALA UNIT PENGELOLA MUSEUM


KEKUATAN PEGAWAI
KEBAHARIAN
IV/e : - (12-1)
IV/d : - III/d : 5 II/d : 1 I/d : -
IV/c : - III/c : 3 II/c : 1 I/c : - KEPALA SUBBAGIAN TATA USAHA
IV/b : 1 III/b : 6 II/b : - I/b : -
IV/a : - III/a : 1 II/a : 4 I/a : - (9-1)

Bendahara Pengeluaran Pembantu (7-1-1)


TERDIRI DARI
Es.I : - Es.III : 1 JFT : -
Bendahara Penerimaan Pembantu (7-1-1)
Es.II : - Es.IV : 3 JFU: 18
Verifikator Keuangan Pembantu (7-1-1)

Pengurus Barang Pembantu (7-1-1)

Pengolah Perencanaan dan Anggaran (7-1-1)

Pengadministrasi Umum (6-2-2)

Penyiap Berkas (4-1-1)

Caraka (4-1-1)

SATUAN PELAKSANA KOLEKSI DAN PERAWATAN SATUAN PELAKSANA PRASARANA DAN SARANA

(8-1) (8-1)
Pengolah Koleksi dan Perawatan
Pengolah Prasarana dan Sarana (7-1-1)
(7-1-1)
Pengadministrasi Koleksi dan Perawatan
Pengadministrasi Prasarana dan Sarana (6-2-2)
(6-2-2)

SATUAN PELAYANAN MUSEUM SATUAN PELAYANAN TAMAN ARKEOLOGI


SATUAN PELAYANAN SITUS MARUNDA
BAHARI ONRUST
(8-1) (8-1) (8-1)
Pengolah Pelayanan museum Pengolah Pelayanan museum Pengolah Pelayanan museum

(7-1-1) (7-1-1) (7-1-1)


Pengadministrasi Pelayanan
Pengadministrasi Pelayanan Museum Pengadministrasi Pelayanan Museum
Museum
(6-1-1) (6-1-1) (6-1-1)

SUB KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Profil Museum Rumah Si Pitung

Rumah Si Pitung merupakan satu dari sedikit rumah panggung betawi yang


tersisa. Rumah panggung ini merupakan representasi hunian panggung masyarakat
Betawi yang tinggal di wilayah-wilayah Pesisir. Beralamat di Jl. Kampung Marunda
Pulo, RT.2/RW.7, Marunda, Kec. Cilincing, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 14150. Saat ini Rumah Si Pitung telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya
berdasarkan Perda DKI Jakarta Nomor 9 Tahun 1999, di bawah naungan Unit
Pengelola Museum Kebaharian Jakarta Dinas Pariwisata dan Budaya
Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

Rumah si Pitung menjadi ikon kisah perjuangan dan perlawanan


masyarakat Betawi terhadap penjajahan Belanda. Rumah si Pitung berada di
daerah Marunda Pulo Kecamatan Cilincing Jakarta Utara. Daerah ini disebut
Marunda Pulo karena dulunya daerah ini merupakan pulau kecil dan hanya ada
satu bangunan yang sekarang disebut Rumah si Pitung. Pada tahun 1972,
bangunan ini dibeli oleh Pemda DKI dari H. Mat Sani yang diketahui menjadi
penghuni terakhir rumah ini. Sebelum dikenal dengan sebutan “Rumah si Pitung”,
warga sekitar menyebut rumah ini dengan sebutan “Rumah Tinggi”. Rumah ini
juga pernah dijadikan lokasi shooting film "Pitung Jago Betawi".Dari sinilah
masyarakat mulai mengenal rumah ini sebagai Rumah si Pitung.

Si Pitung merupakan sosok legendaris orang Betawi dari Rawa Belong


yang jago bela diri.Si Pitung yang memiliki nama asli Ahmad Nitikusumah
dikenal sebagai perampok yang ulung. Ia memilih jalan sebagai perampok karena
merasa sakit hati saat berumur 15 tahun. Hewan dan ternak milik orang tuanya
dirampas oleh orang Belanda dan Tionghoa. Hal ini menyebabkan, ia sakit hati
dan dendam pada orang-orang kaya. Sejak saat itu, Si Pitung berguru ke sebuah
perguruan silat pimpinan Haji Naipin yang beralamat di Rawa Belong, Jakarta
Barat. Perguruan tersebut bernama Pituan Pitulung yang disingkat menjadi Pitung.
Di sanalah Ahmad Nitikusumah mendapat julukan sebagai Si Pitung. Julukan ini
diberikan karena dia merupakan orang yang paling jago, paling lihai, dan paling
sering melawan Belanda. Meski dikenal sebagai perampok, Si Pitung tidak
mengambil semua harta perampokan. Ia membagikan hasil rampokan yang
kepada rakyat kecil yang ditemuinya. Oleh karena itu, Si Pitung dianggap
pemberontak oleh Belanda yang harus ditumpas, tetapi bagi orang-orang Betawi
dianggap sebagai pahlawan.

Rumah si Pitung dahulu merupakan rumah milik seorang saudagar kaya asal
Bugis bernama H. Safiuddin dan telah berdiri sejak tahun 1800-an. Rumah ini
merupakan salah satu rumah yang pernah dirampok si Pitung. Peristiwa
perampokan rumah H. Safiuddin dimuat dalam surat kabar Hindia Olanda, 10
Agustus 1892. Terkait hubungan Pitung dengan H. Safiuddin, terdapat dua versi
yang berbeda dalam menjelaskan hubungan mereka.

Versi pertama menyebut H. Safiuddin hanya salah satu dari korban perampokan
yang dilakukan oleh Pitung.
Versi kedua menyebutkan bahwa H. Safiuddin sesungguhnya adalah sahabat dari
Pitung dan rumahnya kerap dijadikan lokasi bersembunyi si Pitung, agar tidak
menimbulkan kecurigaan dari pihak Belanda bahwa rumah itu menjadi lokasi
persembunyian si Pitung kemudian dilakukan skenario perampokan tersebut.

Visi Dan Misi Museum Rumah Si Pitung

Visi

Mengeksplorasi nila inilai kebaharian bangsa Indonesia dan menumbuhkan rasa cinta dan
kebanggaan sebaga ibangsa bahari.

Misi

Memberikan pelayanan publik tentang informasi kebaharian nusantara,

Meningkatkan wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap nilai nilai kebaharian,

Menjadikan tempat kunjungan publik yang edukatif, informatif dan rekreatif,

Mengembangkan rasa cinta tanah air melalui eksplorasi kebaharian.

Replika/Koleksi Museum Rumah Si Pitung

Bangunan Rumah Si Pitung

Rumah si pitung menjadi ikon kisah perjuangan dan perlawanan masyarakat


betawi terhadap penjajahan belanda. Dahulu, rumah ini adalah milik seorang
saudagar kaya bernama H. Safiuddin. Terdapat legenda yang menyatakan bahwa
H. Safiuddin sesungguhnya adalah sahabat Pitung dan rumahnya kerap dijadikan
lokasi bersembunyi si Pitung. Agar tidak menimbulkan kecurigaanpihak belanda
bahwa rumah itu menjadi lokasi persembunyian si pitung kemudian dilakukan
skenario perampokan tersebut. Rumah ini adalah lokasi fil ‘Pitunf jago Betawi’
dan pada tahun 1993, bangunan ini dinyatakan sebagai bangunan cagar budaya.
Keaslian Rumah si Pitung saat ini adalah 80% karena rumah ini telah mengalami
2 kali renovasi pada tahun 2019 dan 2010. Renovasi pertama pada tahun 2019
yaitu pergantian beberapa tiang penyangga dan tangga belakang sebanyak 5 kibik
menggunakan kayu jati. Renovasi kedua pada tahun 2020 yaitu mengganti pintu
masuk dari sebelah barat menjadi ke sebelah selatan , memasang pagar keliling di
sekitar bangunan 3000 meter persegi, lalu pondasi rumah si Pitung ditinggikan
setinggi 80cm untuk menghindari rob setiap setahun 3kali. Bangunan tersebut
mempunyai 56 buah tiang penyangga dengan ketinggian masing-masing 2 meter,
2 tangga, pintu depan dan pintu belakang, 10 jendela, posisi rumah si Pitung
menghadap utara dan selatan, pintu depan utara menghadap laut dan pintu
belakang selatan menghadap darat. Pemilik rumah awalnya menyebut rumah si
Pitung dengan sebutan rumah tinggi, pada tahun 72an rumah ini disebut rumah
langgar karena dahulu pemilik rumah si Pitung H. Matsani adalah seorang guru
mengaji jadi rumah tersebut sering di gunakan sebagai tempat mengaji. Setelah
dikelola oleh pemprov berdasarkan SK gubernur tahun 1999 bangunan ini resmi
dijadikan cagar budaya, ada 3 alasan 1. Karna usia bangunan lebih dari 50 tahun
2. Bahan bangunan yang di gunakan arsitek menggunakan kayu ulin 3. Yang
paling penting rumah ini memiliki sentuhan sejarah karena menjadi tempat
persembunyian si Pitung. Jadi pemberian nama rumah si Pitung bukan asal
memberi nama tapi bangunan ini sudah populer tahun 1972 sebagai rumah si
Pitung. Karena dijadikan tempat syuting film Banteng Betawi selama 1 bulan
yang diperankan oleh Diki Zulkarnain sebagai Pitung. Rumah ini mengalami
Akulturasi yang di pengaruhi oleh budaya-budaya lokal terdapat beberapa budaya
di bangunan ini yaitu budaya Bugis di dalamnya, budaya Cina , dan juga budaya
Betawi, contoh dari akulturasi yaitu posisi jendela yang pendek dikarenakan
pengaruh budaya bugis yang pada saat dahulu anak-anak perempuan di pingit atau
tidak boleh turun sembarangan karena jarak satu rumah dengan rumah yang lain
berjauhan menyebabkan rawan perampokan, jadi mereka mengamankan anak-
anak putrinya untuk tidak sembarangan turun dan mereka hanya duduk di pinggir
jendela yang bisa langsung melihat ke bawah. Termasuk tiang penyangga rumah
yang tinggi untuk menghindari dari serangan binatang buas dan perbedaan
pemilik rumah sebagai saudagar dengan masyarakat pada umumnya.

Ruang tamu depan

Ruang khusus untuk menerima tamu umum untuk berkomunikasi dan juga
berdiskusi, ruang ini terletak di bagian depan susunan bangunan rumah si Pitung,
ruangan tamu umum ini menjadi ruangan pertama yang di masuki di rumah si
Pitung, furnitur yang ada di ruang tamu umum rumah si Pitung adalah meja tamu,
kursi tamu, dan juga manekin pakaian si Pitung

Ruang tamu dalam

Khusus keluarga dan kerabat

Tempat berkumpul nya keluarga

Manekin pakaian pangsi

Replika pakaian pangsi yang sering digunakan oleh Pitung berwarna hitam dan
merah, pakaian sehari-hari si Pitung berwarna hitam. Kelengkapan pakaian si
Pitung tersebut yaitu Peci, sarung di leher,baju, ikat pinggang, celana, dan juga
sendal. Pakaian

Lukisan

Lukisan asli dari pelukis maestro seangkatan Basuki Abdullah dan Afandi yg
bernama Soedjono. Judul lulusan Penganten musiman dilukis pada tahun 1967.
Koleksi istri Ridwan Saidi. Penganten musiman menggambarkan tentang
masyarakat Batavia / Betawi menikah dimusim tertentu tanpa buku nikah. Karena
pada saat itu Belanda tidak menyediakan buku nikah dan tidak ada lembaga yg
mengurusnya. Sehingga para ulama setempat menikahkan secara agama dan tidak
melibatkan pemerintahan Belanda.

Golok
Replika golok pitung yaitu duplikat pembuatan ahli besi itu asli ahli waris
keturunan dari pembuat generasi pertama golok si pitung yang belamat di jalan
soleh rawa belong

Karomah golok

Kamar Tidur

Kamar tidur Cuma 1 menggunakan kelambu, ditempakan pemilik rumah

Ruang tengah makan

Ruang berkumpulnya keluarga

Congklak dan rebana

Peninggalan Alat dapur

Halaman belakang

Memiliki fungsi

FASILITAS

Tribune baru dibangun 2020

Kegiatan Seni Dan Budaya

tari tarian

tari betawi, sanggar marunda pulo setiap sabtu minggu

silat
padepokan putra marunda setiap rabu. Perguruan silat dari daersh lain banyak
berkunjung ke sini. Dijadikan praktek ujian murid2nya

jelajah marunda

kegiatan tetap tahunan darimuseum kebaharian dengan peserta 100 mahasiswa.


Berkunjung ke al alam padepokan2 silat sanggar2 tari tanggul marunda terakhir
rumah si pitung

teater cerita pitung ‘bukan bengkel teather’

pramuka

dengan izin museum bahari mengadakan acara menginap sekitar 50 orang

Teater tehtrika

Teater tehrikal merupakan suatu pertunjukan teater

Event Kuliner

Dahulu di museum Si Pitung terdapat beberapa pedagang kuliner khas Betawi


yang sudah berjualan lebih dari 6 tahun namun, pada saat itu posisi pedagang
masih terpisah sehingga di beberapa tempat sekitar Rumah Si Pitung. Kemudian
terciptalah ide dari pedagang-pedagang yang ada di Museum Rumah Si Pitung
untuk menyatukan para pedagang di satu titik, para pedagang mengusulkan
kepada pihak museum agar diberikan tempat yang layak, kemudian pihak museum
menerima ide dan usulan tersebut dan terbentuklah Event Kuliner yang bernama
Pojok Betawi, terbentuk pada tanggal 00 tahun 0000 . dikarenakan area yang
ditentukan pihak museum untuk event kuliner berada di posisi pojok Rumah Si
Pitung maka terciptalah nama Pojok Betawi.

Dagangan yang ada di pojok betawi merupakan dagangan yang mengandung


unsur budaya betawi seperti anekan makanan Betawi dan aneka souvenirs
Pelaksanaan sehari-harinya pedagang Pojok Betawi yang berjualan menjual
dagangannya itu adalah dagangan yang mengandung unsur budaya Betawi.

untuk peraturan berjualan di event kuliner pojok betawi tidak terlepas dari SOP
yang sudah diterapkan oleh Satpel Rumah Si Pitung antara lain menjaga
kebersihan dan ketertiban di sekitar area pojok betawi agar tidak mengganggu
pengunjung yang sedang menikmati kuliner.... untuk siapa yang berjualan di situ
tidak ada ketentuan yang mengikat hanya diperbolehkan khusus untuk kuliner
kuliner Betawi karena keberadaan Rumah Pitung adalah icon untuk budaya
Betawi sehingga untuk berjualan disana dikhususkan dagangannya itu merupakan
dagang-dagangan yang membawa unsur-unsur seni dan budaya dari Betawi
Namun demikian keberadaan pedagang di situ tetap harus dibatasi karena
mengingat ruang lingkup Rumah Pitung yang terbatas sehingga jangan sampai
nanti terlihat seperti pasar pada umumnya sehingga menimbulkan ketidak rapihan
diarea Rumah Pitung

Aneka Makanan dan Souvenirs Di Pojok Betawi

Bentuk Promosi/ Strategi Promosi

Upaya Pemerintah

Progam tahunan Jelajah marunda diisi dengan Mengadakan teather,tari2an,


pencak silat

Rutin sabtu minggu acara musik gambang kromong komunitas penyanyi2 betawi

Anda mungkin juga menyukai