Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA”

Nama Dosen Pengampu :

Dr. Ir Fachroerrozi Hoesni, M.P.

Disusun Oleh :

1. Azizah Nurrahma (C1F021123)


2. Risky Febri Pratama (C1F021122)
3. Nafira Riskan Thoybah (C1F021125)
Kata Pengantar
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Penulis panjatkan
syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya atas rahmat, nikmat, kebahagiaan serta seluruh
anugrah yang berbentuk apaapun yang telah dilimpahkan kepada seluruh hamba-hamba-Nya.
Dengan segala rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila
Sebagai Ideologi Negara”.

Dengan selesainya makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu dan menyelesaikan makalah ini. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Pak Dr. Ir Fachroerrozi Hoesni, M.P. selaku dosen mata kuliah Pancasila.
2. Teman-teman kelas R011 yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan makalah
ini.
3. Allah SWT yang telah melancarkan tugas ini.

Penulis sebagai menusia biasa, menyadari dengan sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis senantiasa mengharapkan teguran, kritik serta
saran yang sifatnya membangun untuk dapat lebih sempurnanya pembuatan makalah atau
sejenisnya pada masa-masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini
bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

Jambi,19 Oktober 2021


Daftar isi
Kata pengantar..................................................................................................................ii

Daftar isi...........................................................................................................................iii

Bab 1 PENDAHULUAN.................................................................................................iv

3.1 Latar belakang................................................................................................iv


3.2 Rumusan masalah...........................................................................................
3.3 Tujuan............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indoenesia belum merdeka. Bangsa Indonesia dijajah
oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa di Indonesia,
misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah bangsa
Belanda. Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942 tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu
Indonesia dijuluki oleh bala tentara Jepang.

Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang
mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar
bersedia mrmbantu Jepang dalam melawan tentara sekutu , Jepang memberikan janji
kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Mentri Kaiso pada
tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak , maka tanggal 29 April 1945
Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji
keemrdekaan tanpa syarat yang di tuangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pebesar Tertinggi Sipil
dari Pemeritah Militer Jepang di Jawa dan Madura).

Dalam Maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Keamggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28
Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945. Pada sidang
pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua diantaranya adakah Muhammad Yamin dan
Bung karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia Merdeka.
Selesai sidang pertama pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan
memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi
kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945.
Panitia kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan sidang
dan merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan
“Piagam Jakarta”. Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 Juli 1945, hasil yang dicapai
adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus
dibentuk panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945
Jepang menyerah tenpa syarat kepada sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari
kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa
Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus
1945. (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya (prmbukaannya) dan (2)
memilih presiden dan wakil presiden.

Untuk pengesahan preambul terjadi proses yag cukup panjang. Sebelum mengesahkan
preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustuk 1945 sore
hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian timur yang
menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat
preambul, di belakang kata “Ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban menjalurkan syariat
islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih
baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja di Proklamasikan. Usul ini oleh Muh.Hatta
disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khusunya kepada anggota tokoh-tokoh islam, antara lain
kepada Ki Bagas Hadikusumo, KH.Wakhid Hasyim dan Teuku Muh.Hatta berusaha
menyakinkan tokoh-tokoh Islam demi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena pendekatan
yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia baru saja merdeka,
akhirnya tokoh-tokoh islam itu merelakan dicoretnya “dengan kewajiban menjalankan syariat
islam bagi pemeluk- pemeluknya” di belakang kata ketuhanan dan di ganti dengan “Yang Maha
Esa”.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia yang berfungsi sebagai pemersatu masyarakat
Indonesia dalam wilayah nusantara yang begitu luas dengan berbagai suku, budaya, hingga
agama. Realitanya pancasila justru kian berkurang diakibatkan arus globalisasi, seharusnya di era
globalisasi ini pancasila justru menjadi filter. Keberadaan pancasila saat ini sudah tidak seperti
yang diharapkan sebelumnya sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa ini, yang
menetapkan pancasila sebagai ideologi yang kelak mampu membawa bangsa ini menjadi bangsa
yang terdepan. Hari peringatan kelahiran pancasila yang dirayakan setiap tahun menjawab realita
tersebut, peringatan hari kelahiran pancasila hanya sebagai peringatan simbolis semata. Tidak
ada perubahan menuju cita-cita luhur pancasila maupun upaya untuk menegakkannya,
sebagaimana spirit para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

Sebagai generasi bangsa, pemuda memiliki peran yang sangat besar dalam kemajuan suatu
bangsa. Bahkan sebelum Indonesia merdeka peran pemuda pada masa-masa melawan penjajah
selalu menjadi terdepan dengan tekad satu bangsa dan satu tanah air, walau negara belum ada
tekad namun hal ini menimbulkan gerakan yang luar biasa. Kini pemuda harus mampu
membangun dirinya sendiri, menyiapkan dirinya untuk bisa menjadi penerus perjuangan
pemimpin sebelumnya. Pemuda harus kreatif dan mampu melakukan berbagai kegiatan yang
efektif sesuai zamannya dalam mengelola bangsa ini dengan baik dengan mengembangkan
toleransi untuk mencapai hubungan yang harmonis, dan jangan mudah terhasut. Generasi muda
yang intelektual adalah mereka yang mau bersungguhsungguh dalam meningkatkan kualitas
dirinya, dan mengamalkan kemampuannya bagi pembangunan bangsa dan negara sekaligus
membangun masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan keluarga serta lingkungannya. Salah
satu hal yang berkaitan dengan pembangunan bangsa adalah pengamalan dan penerapan
Pancasila, karena Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional memiliki makna filosofis,
yuridis dan sosial politik.

Masalah yang ada pada saat sekarang ini belum terealisasinya kontekstualisasi dan
penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Pancasila hanya sebagai slogan
yang dalam penerapannya masih kurang bahkan kenyataan yang terjadi di tanah air masyarakat
mulai meninggalkan Pancasila. Berkaitan dengan hal tersebut, sebagai generasi penerus bangsa
peran pemuda diharapkan mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nasional.
Artinya, pemuda mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan nasional mengacu
penerapannya dalam negara sebagai organisasi, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, diharapkan bahwa pemuda mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila salah
satunya melalui organisasi kepemudaan. 3 Pemuda Pancasila (PP) merupakan salah satu
organisasi kepemudaan yang menyerap aspirasi pemuda untuk memperjuangkan kepentingan-
kepentingan pemuda serta melakukan kegiatan berdasarkan program nyata sesuai dengan
keahlian/keterampilan dan fungsinya dalam kehidupan masyarakat. Namun, selama ini,

Pemuda Pancasila tidak begitu baik dalam pandangan kaca mata masyarakat karena adanya
anggapan masyarakat bahwa organisasi ini merupakan organisasi yang notabene anggotanya para
preman sehingga mereka mendapat sorotan yang kurang baik dari masyarakat. Masyarakat
menilai anggota Pemuda Pancasila adalah kumpulan para premanisme, berwajah seram dan tidak
bertingkah laku baik bahkan sikap mereka dipandang bertentangan dengan nilainilai Pancasila.
Tetapi, meskipun begitu organisasi Pemuda Pancasila masih tetap eksis di beberapa daerah,
bahkan terbilang masih aktif dalam berbagai kegiatan masyarakat, hal inilah yang menjadi tanda
tanya besar. Berdasarkan observasi penulis terdahulu tentang organisasi Pemuda Pancasila yang
terdapat di Kelurahan Binjai, penulis melihat bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila terhadap
organisasi Pemuda Pancasila masih kurang diterapkan. Pada umumnya anggota Pemuda
Pancasila hanya mengetahui lima sila dari sila-sila Pancasila tanpa menerapkan nilai-nilai
Pancasila tersebut secara langsung dalam kehidupan masyarakat bahkan diantara anggota
Pemuda Pancasila tersebut masih ada yang tidak mengetahui benar isi dari kelima sila tersebut.
Hal ini bertentangan dengan visi dan misi organisasi Pemuda Pancasila tersebut yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. 4 Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas,
maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : “Persepsi Masyarakat Tentang
Penerapan Nilai-nilai Pancasila Terhadap Organisasi Pemuda Pancasila Di Kelurahan Binjai
Kecamatan Medan Denai”.

Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila
sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksisanksi hukum.
Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam
hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya
setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-
undangan yang barlaku di Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan
mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif
memaksa. Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam
hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.

Pancasila sebagai filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara,
yang merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dapatlah
disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara. Artinya pancasila merupakan satu
ideologi yang dianut oleh Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara keseluruhan,
bukan milik atau monopoli seseorang ataupun sesuatu golongan tertentu. Sebagai filsafat atau
dasar kerohanian Negara, yang meruapakn cita-cita bangsa, Pancasila harus dilaksanakan atau
diamalkan, yang mewujudkan kenyataan dalam penyelenggaraan hidup kenegaraan kebangsaan
dan kemasyarakatan kita.Bila terjadi kesenjangan dalam kehidupan kenegaraan dan
kemasyarakatan, kita harus kembali kepada filsafat Negara Republik Indonesia untuk mencari
jalan keluarnya atau untuk meluruskan kembali.

Istilah demokrasi itu sendiri, tidak termaktub dalam Pembukaan Undang-undang dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang memuat Pancasila. Namun, esensi demokrasi
terdapat dalam Sila keempat Pancasila, Kedaulatan Rakyat yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksnaan berdasar Permusyawaratan/ Perwakilan. Sejauh apa demokrasi kita merupakan
perwujudan Sila keempat itu ?

Pancasila yang mempunyai hierarki dalam setiap sila-sila dalam pancasila yang mempunyai
wujud kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”,
yang mempunyai arti bahwa negara dan bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan dan
Mempercayai agama dan melaksanakan ajaran-ajaran agama yang dianut oleh bangsa Indonesia.
Sila yang kedua sampai sila kelima merupakan sebuah akisoma dari sisi humanisme bangsa
Indonesia itu sendiri. Dengan masyarakat Indonesia yang dikatakan heterogen, yang mempunyai
kebudayaan, bahasa, suku yang berbeda-beda, maka pancasila inilah yang menjadi sebuah
kekuatan untuk mempersatukan masyarakat yang heterogen ini (bhineka tunggal ika). Pancasila
tidak memandang stereotype suatu suku, suatu adat, atau budaya. Integrasi masyarakat yang
heterogen menjadi masyarakat yang homogen dapat terwujud bila adanya rasanya persatuan dan
kesatuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Ideologi?
2. Bagaimana Konsep Pancasila sebagai Ideologi negara?
3. Bagaimana pendapat para Ahli mengenai Ideologi suatu negara?
4. Bagaimana dengan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi negara?
5. Apa saja dinamika dan tantangan ideologi Pancasila?
6. Apa saja sumber historis, sosiologis, politis tentang Pancasila sebagai Ideologi negara?
7. Apa saja hakikat Pancasila sebagai ideologi negara?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan menganalisis konsep pancasila sebagai ideologi negara
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pendapat para Ahli mengenai ideologi suatu negara
3. Untuk mengetahui dan menganalisis macam-macam Urgensi pancasila sebagai ideologi
negara
4. Untuk mengetahui dan menganalisis dinamika dan tantangan pada ideologi pancasila
5. Untuk mengertahui dan menganalisis sumber historis, sosiologis, dan politis tetang
pancasila sebagai ideologi negara
6. Untuk mengetahui dan menganalisis hakikat pancasila sebagai ideologi negara
1.4 Manfaat
a. Manfaat Praktis
Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran
bagi para pihak yang terlibat di dalam upaya pentingnya pendidikan tentang pengetahuan
Pancasila sebagai Ideologi negara.
b. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangsih pemikiran
bagi kita semua, terkait mengenai Pancasila sebagai Ideologi negara dan juga Menambah
khazanah teori nilai-nilai pancasilakhususnya nilai persatuan Indonesia sebagairealitas
yang dimiliki bangsa Indonesia.
c. Pengembangan konsep mengenai penanamannilai-nilai pancasila khususnya nilai
persatuanIndonesia yang berkembang dalam organisasi.
d. Memberikan tambahan teori mengenai penanaman nilai-
nilai pancasila khususnya nilai persatuan Indonesia bagi organisasi
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Ideologi Istilah ideologi dipergunakan dalam arti yang bermacam-macam. Istilah
ideologi adalah sebuah kata yang terdiri “ideo” dan “logi” Kata “ideo” berasal dari bahasa
Yunani eidos,dalam bahasa Latin idea, yang berarti “pengertian”, “ide” atau “gagasan”. Kata
kerja dalam Bahasa Yunani oida yang berarti mengetahui, melihat dengan budi. Dalam bahasa
Jawa kita jumpai kataidep dengan arti tahu, melihat. Kata “logi” berasal dari bahasa Yunani
logos, yang berarti “gagasan”,“pengertian”, “kata”, dan “ilmu”. Jadi secara etimologis dapat
diterangkan bahwa ideologi berarti “pengetahuan tentang ide.ide”, science of ideas. 1 Ideologi
adalah sebuah istilah yang lahir pada akhir abad ke-18 atau tahun 1796 yangdikemukakan oleh
filsuf Perancis bernama Destuttde Tracy dan kemudian dipakai Napoleon.  Istilah itu berasal dari
dua kata ideos yang berarti gagasan, dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian,ideologi
adalah sebuah ilmu tentang gagasan. Adapun gagasan yang dimaksud adalah gagasan tentang
masa depan, sehingga bisa disimpulkan bahwa ideologi adalah sebuah ilmu tentang masa
depan. citacita masa depan sebagai sebuah utopia,atau impian, tetapi sekaligus juga
merupakangagasan ilmiah, rasional, yang bertolak dari analisis masa kini. Ideologi ini tidak
sekedar gagasan, melainkan gagasan yang diikuti dan dianut sekelompok besar manusia atau
bangsa, sehingga karena itu ideologi bersifat mengerakkan manusiauntuk merealisasikan gagasan
tersebut. Meskipun gagasan seseorang, betapapun ilmiah, rasional atau lehurnya, belum bisa
disebut ideologi, apabila belum dianut oleh banyak orang dan diperjuangkan serta diwujudkan,
dengan aksi-aksi yang berkesinambungan.Sedangkan ideologi dalam bahasa Arab, merupakan
istilah yang dapat diterjemahkan sebagai Mabda’, secara etimologismabda’ adalah mashdar mimi
dari kata bada’a(memulai), yabda’u (sedang memulai), bad’an(permulaan), dan mabda’an (titik
per mulaan).Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas pemikiran-
pemikiran(cabang).3 Dari sisi lain, ideologi tersusun dari ide(fikrah) dan metode (thariqah).
Ideologi dari sisi ini ditinjau dari segi:Pertama, konsep atau pemikiran murni yang semata-mata
merupakan penjelasan konseptual tanpa disertai bagaimana metode menerapkan konsep itu
dalam kenyataan. Tinjauan ideologi sebagai kesatuan ide dan metode ini dimaksudkan untuk
menerangkan bahwa metode(thariqah) adalah suatu keharusan agar ide (fikrah)dapat terwujud.Di
samping itu, juga untuk menerangkan bahwa ide (fikrah) dan metode(thariqah) suatu ideologi
adalah unik. Artinya,setiap ada ide (fikrah) dalam sebuah ideologi, pastiada metode (thariqah)
yang khas untuk menerapkan ide (fikrah) tersebut, yang berasal dari ideologi itu sendiri, bukan
dari ideologi yang lain. Ide (fikrah) merupakan sekumpulan konsep atau pemikiran yang terdiri
dari aqidah dan solusi terhadap masalah manusia.Sedang metode (thariqah) yang merupakan
metodologi penerapan ideologi secara operasional-praktis.terdiri dari penjelasan carasolusi
masalah, cara penyebarluasan ideologi, dancara pemeliharan aqidah. Jadi, ideologi ditinjau
darisisi ini adalah gabungan dari ide (fikrah) dan metode (thariqah), sebagai satu
kesatuan.Definisi ideologi yang telah diterangkan di atas bersifatumum, dalam arti dapat dipakai
dan berlaku untuk ideologi-ideologi dunia seperti Kapitalisme dan Sosialisme.Dan tentu, dapat
berlaku juga untuk Islam. Sebab Islam memang mempunyai sebuah aqidah akliyah, yaitu Aqidah
Islamiyah, dan mempunyai peraturan hidup yang sempurna, yaitu Syariat Islam. 26 Meskipun
suatu ideologi telah memiliki solusi masalah kehidupan yang fundamental dan mempunyai
cara memecahkan berbagai permasalahan kehidupan manusia, namun itu bukanlah jaminan
bahwa ideologi tersebut merupakan ideologi yang benar, yang mempunyai kemampuan untuk
membawa manusia mencapai kebahagian hakiki dan menghindarkannya dari malapetaka
kehidupan di dunia.Ideologi yang benar adalah ideologi yang muncul di dalam pemikiran
manusia melalui wahyu Allah. Karena ideologi ini bersumber dari Pencipta alam
semesta,manusia dan kehidupan, Yang Maha Mengetahuisegala sesuatu, sehingga pemecahan
atas permasalahan pokok kehidupan dan berbagai permasalahan kehidupan lainnya
kebenarannya pasti (qath’i). Sedangkan ideologi yang muncul didalam pemikiran manusia
karena kejeniusannyaadalah ideologi yang salah (bathil), karena manusia hanyalah makhluk
Allah sehingga memiliki kelemahan termasuk ketidakmampuan akalnya dalam menangkap
seluruh realitas yang ada didunia ini. Manusia juga selalu memiliki pandangan yang berbeda
terhadap suatu masalah seperti masalah hukum dan kebijakan publik sehingga muncul
pertentangan dan perselisihan yangmenyebabkan pandangan mayoritas atau mungkinhanya
pandangan orang-orang yang memilikikekuatan (kekuasan atau harta) di atas oranglainnya yang
akan diterapkan atau dipaksakan.Akibatnya pandangan 27 yang diterapkan sangatkontradiksi
dengan kebenaran yang seharusnya danmengakibatkan kesengsaraan manusia.4
Ideologimempunyai fungsi penting, yaitu menanamkan keyakinan atau kebenaran perjuangan
kelompokatau kesatuan yang berpegang teguh pada ideologiitu. Maka ideologi menjadi sumber
inspirasi dansumber citacita hidup bagi para warganya, khususnya para warganya yang
masih muda.Ideologi berupa pedoman artinya menjadi pola dannorma hidup. Tetapi sekaligus
menjadi ideal ataucita-cita. Realisasi dari ide-ide dipandang sebagaikebesaran, kemuliaan
manusia. Denganmelaksanakan ideologi, manusia tidak hanyasekedar ingin melakukan apa yang
disadari sebagaikewajiban. Dengan ideologi manusia mengejarkeluhuran. Oleh karena itu,
manusia sanggup mengorbankan harta benda, bahkan hidupnya demiideologi, karena ideologi
menjadi pola, normahidup dan dikejar pelaksanaannya sebagai cita-cita,maka tidak
mengherankan lagi jika ideologimenjadi bentuk hidup.5 Apabila kita telusuriseluruh dunia ini,
maka yang kita dapati hanya adatiga ideologi, yaitu Kapitalisme, Sosialisme dan Islam. Dua
ideologi pertama, masing-masing diemban oleh satu atau beberapa Negara. Sedangkan ideologi
yang ketiga yaitu Islam, tidak diemban oleh satu negarapun. Sumber konsepsi ideologi
kapitalisme dan Sosialisme berasal dari buatan akal manusia, sedangkan Islam berasal dari
wahyu Allah SWT (hukumsyara’).

Konsep Pancasila sebagai Ideologi negara

Pengertian Ideologi, yaitu keseluruhan pandangan cita-cita, nilai dan keyakinan yang


ingindiwujudkan dalam kenyataan hidup yang konkrit. Istilah ideologi berasal dari kata Idea,
yang artinya gagasan, konsep , pengertian dasar, cita-cita, dan Logos yang berarti ilmu. Ideologi
secara etimologis, artinya ilmu tentang ide-ide(The Science Of Ideas), atau ajaran tentang
pengertian dasar. (KAELAN, 2013: 60-61). Kamus besar bahasa indonesia, ideologi
didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara
berpikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang
merupakan satu program sosial politik (kamus besar bahasa indonesia, 2008: 517). Berarti dapat
disimpulkan bahwa ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya mencakup nilai-nilai
tertentu demi mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ideologi disebut juga sebagai
identitas dari sebuah negara. Karena ideologi sebenarnya memiliki fungsi yang sangat penting
untuk sebuah negara, dimana ideologi digunakan sebagai sebuah hal yang memperkuat identitas
sebuah masyarakat negara.

Selain itu, ideologi memiliki fungsi lainnya, yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar. Sebagai
fungsi kognitif berarti ideologi dapat dijadikan sebuah landasan bagi suatu bangsa dalam
berkehidupan dunia. Fungsi orientasi dasar berarti ideologi merupakan hal yang dapat dijadikan
sumber wawasan dan makna bagi rakyat, juga dapat menjadi pembimbing bagi rakyatnya dalam
mencapai tujuan. Ideologi memiliki kedudukan yang sentral bagi setiap bangsa. Hal tersebut
disebabkan ideologi peranannya mencakup berbagai hal dan menjadi pedoman bagi masyarakat
dalam mencapai tujuannya. Peran lain yang dimiliki ideologi adalah sebagai alat dalam
pencegahan terjadinya berbagai konflik dalam masyarakat. Tentunya hal ini dengan tujuan agar
masyarakat dapat tetap hidup dalam rasa tentram sekaligus memiliki rasa solidaritas yang
tinggi. Ideologi juga memiliki peranan sebagai pemersatu bangsa. Karena pada dasarnya tiap
bangsa di dunia memiliki keberagaman suku, bahasa, adat, budaya, dan agama.

Ideologi disini berperan sebagai pemersatu keberagaman yang ada agar masyarakat. Tentu saja
hal tersebut memiliki tujuan agar tercipta kehidupan bernegara yang baik. Ideologi sebagai
identitas bangsa Indonesia terlihat dari ideologi Pancasila yang dimiliki. Ideologi Pancasila
dirumuskan oleh Panitia Sembilan berdasarkan pidato oleh Ir. Soekarno. Dalam perumusan
Pancasila sebagai ideologi negara merupakan proses yang panjang, berbagai penafsiran filosofis
serta ideologis dilakukan agar mencapai nilai-nilai yang kita kenal hingga sekarang. Dalam buku
berjudul Pancasila oleh Prof. Drs. H. Achmad Fauzi DH.M.A mengenai Pancasila sebagai ideologi
nasional.

Pancasila sendiri memiliki beberapa kedudukan dalam kehidupan bernegara masyarakat


Indonesia, yaitu:

1.Sebagai jiwa bangsa Indonesia; 2.Sebagai ciri dari pribadi bangsa Indonesia; 3.Sebagai
pedoman hidup bangsa Indonesia; 4.Sebagai dasar negara; 5.Sebagai sumber dari dari segala
hukum; 6.Sebagai perjanjian yang luhur ketika negara Indonesia didirikan; 7.Sebagai tujuan atau
cita-cita bangsa

Kedudukan ini jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan pedoman bagi masyarakat
Indonesia dalam menjalankan aktivitas kehidupan bernegara. Pancasila adalah petunjuk dalam
kehidupan bernegara bagi masyarakat. Layaknya arah yang tidak pasti dari kapal tanpa kompas,
demikian juga negara akan tanpa arah bila tidak ada Pancasila.

Selain itu, Pancasila juga memiliki nilai sejarah karena proses pembentukannya sebagai hasil
dari perjanjian para wakil golongan ketika mendirikan negara Indonesia. Berdasarkan kedudukan
dan fungsinya yang ternyata begitu penting, maka Pancasila harus dapat dijaga keluhurannya
oleh setiap warga negara.  Pancasila sebagai ideologi negara memberi bimbingan kepada masyarakat
Indonesia dalam menentukan sikap dan tingkah laku. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas
Pancasila dijadikan patokan aturan oleh bangsa ini dalam berbuat di kehidupan bermasyarakat serta
bernegara.

Kedudukan nilai-nilai yang terkandung dalam kelima asas Pancasila adalah sebagai aturan
tentang moral, oleh karena itu pelaksanaannya juga harus berdasarkan pada keyakinan dan
kesadaran penggunanya.

Apabila aturan Pancasila sebagai ideologi negara dilanggar, maka hukumannya adalah berupa
sanksi moral dan sosial. Mereka yang melanggar dan tidak berpedoman pada nilai-nilai Pancasila
tidak akan terkena sanksi hukum. Ada baiknya mereka merasa malu dengan segala sikap dan
tingkah lakunya yang melanggar norma Pancasila.

Dengan pemahaman yang baik mengenai ideologi, maka seseorang dapat menangkap apa yang
dilihat benar dan tidak benar,serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.dalam ideologi Pancasila
nilai kekeluargaan atau kebersamaan yang diutamakan,maka seorang yang memahami dengan
baik nilai kekeluargaan akan menolak nilai individualisme karena nilai ini melahirkan
liberalisme,kapitalisme, kolonialisme, imperilaisme, monopoli, otoriterianisme dan totaliterisme.
Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila dijadikan pedoman oleh masyarakat
Indonesia dalam menjalankan kehidupannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam kelima
asas Pancasila menjadi landasan masyarakat dalam bersosialisasi, kehidupan beragama, hak asasi
manusia, dan bekerja sama.

Pendapat Para Ahli Mengenai Ideologi Suatu Negara

Ada beberapa pengertian ideologi menurut para ahli. Pengertian Ideologi adalah kumpulan ide
atau gagasan. Tujuan  utama di balik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui
proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar
pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi
inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak
diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi ideologi Marxisme).
Pengertian ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas, sebagai cara memandang segala
sesuatu. Pengertian Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan
ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi intisari politik.
Secara umum, Pengertian ideologi diartikan sebagai suatu kumpulan gagasan, ide-ide dasar,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang memberikan arah dan tujuan yang
hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.

Ramlan Surbakti mengemukakan ada dua pengertian Ideologi yaitu Ideologi secara fungsional
dan Ideologi secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan seperangkat gagasan tentang
kebaikan bersama atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Ideologi
secara fungsional ini digolongkan menjadi dua tipe, yaitu Ideologi yang doktriner dan Ideologi
yang pragmatis. Ideologi yang doktriner bilamana ajaran-ajaran yang terkandung di dalam
Ideologi itu dirumuskan secara sistematis, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat
partai atau aparat pemerintah. Sebagai contohnya adalah komunisme. Sedangkan Ideologi yang
pragmatis, apabila ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Ideologi tersebut tidak dirumuskan
secara sistematis dan terinci, namun dirumuskan secara umum hanya prinsip-prinsipnya, dan
Ideologi itu disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan,
system ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik.

Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk
orang atau masyarakat itu menuju cita-citanya. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati
menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas membawa komitmen
(keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka
akan semakin tinggi pula komitmennya untuk melaksanakannya.

Berikut  pengertian ideologi menurut para ahli: Sastrapratedja (2001: 43): ”Ideologi adalah
seperangkat gagasan/ pemikiran yang berorientasi pada tindakan dan diorganisir menjadi suatu
sistem yang teratur”.Lalu menurut Soerjanto (1991: 47): “Ideologi adalah hasil refleksi manusia
berkat kemampuannya menjaga jarak dengan dunia kehidupannya”. Sedangkan menurut
Mubyarto (1991: 239): ”Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan, dan simbol-simbol
sekelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan dan pedoman kerja (atau
perjuangan) untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu”. Sementara Alvin Gouldner:
Ideologi sebagai Proyek Nasional. Gouldner mengatakan bahwa ideologi merupakan sesuatu
yang muncul dari suatu cara baru dalam wacana politis. Wacana tersebut melibatkan otoritas atau
tradisi atau retorika emosi. Lebih lanjut, Gouldner mengatakan bahwa ideologi harus dipisahkan
dari kesadaran mitis dan religius, sebab ideologi itu merupakan suatu tindakan yang didukung
nilai-nilai logis dan dibuktikan berdasarkan kepentingan social.

Adapun pendapat dari Paul Hirst: Ideologi sebagai Relasi Sosial Hirst meletakkan ideologi di
dalam kalkulasi dan konteks politik. Hirst menegaskan bahwa ideologi merupakan suatu sistem
gagasan politis yang dapat digunakan dalam perhitungan politis. Lebih lanjut, Hirst menegaskan
bahwa penggunaan istilah ideologi mengacu kepada kompleks nir-kesatuan (non-unitary) praktik
sosial dan sistem perwakilan yang mengandung konsekuensi dan arti politis.

Martin Seliger juga berpendapat bahwa, Ideologi sebagai sistem kepercayaan. Ideologi sebagai
sistem kepercayaan adalah sekumpulan kepercayaan dan penolakan yang diungkapkan dalam
bentuk pernyataan yang bernilai yang dirancang untuk melayani dasar-dasar permanen yang
bersifat relatif bagi sekelompok orang.

Dari berbagai pendapat ahli tersebut Sebagian besar mengacu pada beberapa jenis ideologi yang
ada di dunia diantara nya seperti, Marxisme-Leninisme; suatu paham yang meletakkan ideologi
dalam perspektif evolusi sejarah yang didasarkan pada dua prinsip; pertama, penentu akhir dari
perubahan sosial adalah perubahan dari cara produksi; kedua, proses perubahan sosial bersifat
dialektis. Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan
individual, artinya lebih mengutamakan hak-hak individu. Sosialisme; suatu paham yang
meletakkan ideologi dalam perspektif kepentingan masyarakat, artinya negara wajib
menyejahterakan seluruh masyarakat atau yang dikenal dengan kosep welfare state. Kapitalisme;
suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu untuk menguasai sistem
pereknomian dengan kemampuan modal yang ia miliki.

Urgensi Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Menurut Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum Pendidikan Pancasila (2016), peran ideologi
negara bukan hanya terletak pada aspek legal formal, melainkan juga harus hadir dalam
kehidupan masyarakat itu sendiri. Pancasila sebagai ideologi negara menghadapi berbagai bentuk
tantangan. Salahsatu tantangan yang paling dominan dewasa ini adalah globalisasi. Globalisasi
adalah Era saling keterhubungan antara masyarakat suatu bangsa dan masyarakat bangsa yang
lain sehingga masyarakat dunia menjadi lebih terbuka. Dengan demikian, kebudayaan global
terbentuk dari pertemuan beragam kepentingan yang mendekatkan masyarakat dunia.
Sastrapratedja menengarai beberapa karakteristik kebudayaan global sebagai berikut :

a.Berbagai bangsa dan kebudayaan menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh timbal balik.
b.Pengakuan akan identitas dan keanekaragaman masyarakat dalam berbagai kelompok dengan
pluralism etnis dan

c.Masyarakat yang memiliki ideologi dan sistem nilai yang berbeda bekerjasama dan bersaing
sehingga tidak ada satu pun ideologi yang dominan.

d.Kebudayaan global merupakan sesuatu yang khas secara utuh, tetapi tetap bersifat plural dan
heterogen.

e.Nilai-nilaihakasasimanusia(HAM),kebebasan,demokrasimenjadinilainilaiyang
dihayatibersama,tetapidenganinterpretasiyangberbeda-beda(Sastrapratedja,2001: 26--27).
Fase-fase perkembangan globalisasi itu adalah sebagai berikut:

a.Fase embrio; berlangsung di Eropa dari abad ke-15 sampai abad ke-18 dengan muncul nya
komunitas nasional dan runtuhnya system transnasional Abad Tengah

b.Fase pertumbuhan yang meliputi abad ke-18 dengan ciri pergeseran kepada gagasan negara
kesatuan, kristalisasi konsep hubungan internasional, standarisasi konsep kewarganegaraan.
c.Fase take off yang berlangsung dari 1870 sampai pertengahan 1920 yang ditandai dengan
diterimanya konsep baru tentang negara kebangsaan, identitas dan kepribadian nasional, mulai
masuknya negara-negara non-Eropa ke dalam masyarakat internasional.

d.Fase perjuangan hegemoni yang dimulai1920 sampai dengan pertengahan 1960 yang ditandai
dengan meningkatnya konflik internasional dan ideologis, seperti kapitalisme, sosialisme,
fasisme, dan nazisme, dan jatuhnya bom atom yang menggugah pikiran tentang masa depan
manusia yang diikuti terbentuknya Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

e.Fase ketidak pastian; berlangsung dari 1960—1990 ditandai dengan munculnya gagasan dunia
ketiga, proliferasinuklir, konsepsi individu menjadi lebih kompleks, hak- hak kewarganegaraan
semakin tegas dirumuskan, berkembangnya media global yang semakin canggih.

f.Fase kebudayaan global; fase ini ditandai oleh perubahan radikal diEropa Timur dan Uni
Soviet (runtuhnya dominasi komunisme di beberapa negara), berakhirnya perang dingin, dan
melemahnya konfrontasi ideologi (Sastrapratedja, 2001: 49 – 50). urgensi Pancasila sebagai
dasar negara, dapat menggunakan 2metode mendiskusikan, yaitu kelembagaan) dan sumber daya
manusia (pribadi / sumberdayamanusia). Pilih institusi yang membentuk dan mengatur negara
yang terkait dengan nilai Pancasila, sehingga negara Indonesia memenuhi syarat negara, yang
menjamin terwujudnya tujuan negara atau terpenuhinya tujuan nasional yang bermuara untuk
terwujudnya masyarakat adil dan makmur. Sedangkan sumberdaya manusia terletak pada 2
aspek, yaitu pada orang-orang yang memegang jabatan pada pemerintahan yang memegang
nilai-nilai Pancasila murni dan kesekuen dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya dan
formulasi kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mendorong kepentingan negara.
DINAMIKA DAN TANTANGAN IDEOLOGI PANCASILA

Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno, ideologi
Pancasila mengalami pasang surut karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep
Nasakom. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto, ideologi
Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi
masyarakat (Ormas). Pada masa era reformasi, Pancasila sebagai ideologi negara mengalami
pasang surut dengan ditandai beberapa hal, seperti: enggannya para penyelenggara negara
mewacanakan tentang Pancasila, bahkan berujung pada hilangnya Pancasila dari kurikulum
nasional, meskipun pada akhirnya timbul kesadaran penyelenggara negara tentang pentingnya
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.

Di tengah perubahan zaman, persoalan yang perlu diwaspadai adalah ketika masyarakat,
khususnya generasi muda, tidak lagi memandang Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
Dan pada era globalisasi tantangan pancasila sebagai ideologi negara adalah banyaknya ideologi
alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti
radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami
penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik
pembelajaran Pancasila. Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang
terkait derasnya arus globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi
identitas, gejala polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang
akan segera dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan
nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.

Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara meliputi
faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:

 Pertarungan ideologis antara negara-negara super powerantara Amerika Serikat dan Uni
Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga
Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
 Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai
ideologiasing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
 Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif.
Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan,seperti banjir, kebakaran hutan

Adapun faktor internal sebagai berikut:

 Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada
kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasilasering terabaikan.
 Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi
menurun drastis.

Dengan tantangan pancasila yang semakin berat, generasi bangsa diharapakan mampu menjaga
dan mempertahankan Pancasila sebagi ideologi negara. Generasi bangsa dapat mempertahankan
ideologi Pancasila dengan cara konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat diwujudkan dengan toleransi terhadap orang
lain yang memiliki keyakinan yang berbeda. Kemanusiaan yang adil dan beradab dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku saling menghargai martabat sesama manusia dan tidak
melakukan diskriminasi. Sila Persatuan Indonesia tercermin dalam sikap gotong royong dan
usaha untuk menciptakan kerukunan. Sedangkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dapat Anda amalkan misalnya dengan
menyelesaikan masalah melalui musyawarah. Sementara itu, sila Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku menghargai hak orang lain serta
melaksanakan kewajiban.

Dinamika Pancasila sebagai dasar negara dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan
adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara
dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk
salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada
kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan P-4. Pada
masa Soeharto ini pula, ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik
(Orpol) dan organisasi masyarakat (Ormas).

Bahkan pada masa reformasi masih mengalami pasang surut yakni,enggannya para
penyelenggara negara mewacanakan tentang pancasila, bahkan berujung pada hilangnya
pancasila dikurikulum nasional. Meskipun pada akhirnya timbul kesadaran penyelenggara negara
tentang pendidikan pancasila di perguruan tinggi.

Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara Amerika Serikat dan Uni Soviet
antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga Amerika
menjadi satu-satunya negara super power.
Sumber Historis, Politis dan Sosiologis Dari Pancasila

Sumber Historis Pancasila: Hal ini dimulai pada saat sidang BPUPKI pertama. Sebuah masalah
muncul ketika membahas tentang calon dari rumusan terhadap dasar negara Indonesia yang
dimana akan dibentuk. Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyebutkan sebuah
calon rumusan dasar yang dimiliki oleh Indonesia yang dikenal dengan Pnacaisla atau lima
dasar. Pada tanggal 17 Agustus kemudian Indonesia memerdekakan diri. Pada 18 Agustus 1945
kemudian dinyatakan UUD 1945 dan Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya terdapat lima
prinsip yang dikenal dengan Pancasila.

Sumber Politis Indonesia: Pancasila menjadi sebuah bentuk pedoman didalam melaksanakan
pemerintahan yang ada di Indonesia, sehingga menjadi sebuah sumber dari hukum yang akan
mengatur di Indonesia itu sendiri.

1. Nilai ketuhanan(religius)
2. Nilai kemanusiaaan
3. Nilai persatuan Indonesia
4. Nilai permusyawaratan perwakilan
5. Nilai keadilan sosial

Sumber Sosiologis Pancasila: Karena Indonesia adalah sebuah bentuk dari negara yang sangatlah
luas dan terbentang dari Sabang hingga Merauke dengan lebih dari 300 suku bangsa yang terdiri
atas 17.000 ribu pulau didalamnya menjadikan Indonesia sebuah negara yang besar dengan
kebudayaan. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah ideologi pemersatu dari seluruh keragaman yang
ada di Indonesia.Sumber sosiologis pancasila sebagai dasar negara telah berakar dalam
kehidupan masyarakat meliputi hal hal sebagai berikut:

1. Nilai nilai ketuhanan (religius) sebagai sumber etika dan spritualisme


2. Nilai nilai kemanusiaan universal yang berasal dari hukum tuhan
3. Nilai nilai etis kemanusiaan harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan
kebangsaan
4. Nilai ketuhanan,kemanusiaan,serta cita cita kebangsaan dalam aktualisasinya harus
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
5. Nilai ketuhanan,nilai kemanusiaan, cita cita kebangsaan serta demokrasi
permusyawaratan itu memperoleh arti sejauh dalam mewujudkan keadilan sosial.
HAKIKAT PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

Pancasila adalah suatu ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia. Di dalam pancasila terdapat
isi di setiap silanya sesuai dengan cita-cita, tujuan dan harapan terbentuknya negara Indonesia.
Pada dasarnya Pancasila sebgai dasar sistem pemerintahan dengan cara menjalankan dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan dengan cara menjalankan
kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan sesuai dengan isi pancasila tersebut.Pancasila
adalah lima nilai dasar luhur yang ada dan berkembang bersama dengan bangsa Indonesia sejak
dahulu.Sejarah merupakan deretan peristiwa yang saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa masa
lampau yang berhubungan dengan kejadian masa sekarang dan semuanya bermuara pada masa
yang akan datang. Hal ini berarti bahwa semua aktivitas manusia pada masa lampau berkaitan
dengan kehidupan masa sekarang untuk mewujudkan masa depan yang berbeda dengan masa
yang sebelumnya.Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan
mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia dibangun
juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu pancasila. Pancasila, dalam fungsinya
sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Republik
Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat.
Pancasila dalam kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh
kehidupan Negara Republik Indonesia.Pancasila adalah pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Sepanjang Indonesia masih ada, pancasila akan
menyertai perjalannya. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila, yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan. Tanggal 1 Juni 1945 adalah lahirnya
pancasila dari pidato Ir. Soekarno di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pancasila adalah filsafat negara Republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 yang diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No. 7
bersamaan dengan batang tubuh UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai