Anda di halaman 1dari 5

NAMA : Achyar Iandryan

KELAS : SORE
NIM : 30202000288

SOAL UTS

DASAR-DASAR IRIGASI
1. Jelaskan Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Perencanaan Jaringan Irigasi disertai contoh-
contohnya
2. Sebutkan prinsip perencanaan jaringan irigasi.
3. Sebutkan macam-macam system jaringan irigasi ( minimal 3 system jaringan irigasi ) lengkap
dengan sarana prasarananya dan gambarkan lay out nya

KEBUTUHAN AIR IRIGASI


1. Bagaimana menghitung konversi kebutuhan air 1 liter/detik/ha = 8,64 mm/hari ?
2. Apa tujuan pelumpuran pada pengolahan tanah untuk tanaman padi?
3. Apa yang dimaksud dengan hujan efektif?
4. Apa yang dimaksud dengan ETo, ETc, Kc ?
5. Apa yang dimaksud dengan “perkolasi” ? bagaimana cara mengukurnya ?
6. Apa yang dimaksud dengan “seepage” ? bagaimana cara mengukurnya ?
7. Apa maksudnya tinggi muka air di sawah diukur dengan “sloping gage”?
8. Kadar air tanah (lengas tanah atau soil moisture) umumnya dinyatakan dalam % kadar air dry
basis, sedangkan kadar air gabah umumnya dinyatakan dalan % kadar air wet basis. Apa
alasannya?
9. Sebutkan beberapa metoda untuk pendugaan ETo dan data iklim apa yang diperlukan untuk
masing-masing metoda
10. Bagaimana cara menghitung kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi sawah
JAWABAN

DASAR-DASAR IRIGASI

1. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Merencanakan Jaringan Irigasi yaitu,


 Jenis tanaman dan media tanam,
Untuk menentukan kecocokan sistem jaringan irigasi
Contoh : tanaman jagung yang tidak membutuhkan banyak air bisa menggunakan
jaringan irigasi tetes
 Hidrologi,
Untuk mengetahui Sumber Air, Ketersediaan air/Debit, Kehilangan air, dll.
Contoh : mencari data curah hujan pada wilayah tersebut untuk menentukan debit
air, kebutuhan air tanaman, serta pembuangannya.
 Topografi,
Untuk mengetahui Kemiringan lahan, tipe aliran, bentuk pengalirannya, jarak pengaliran.
Contoh : untuk wilayah pegunungan paling tepat menggunakan sistem jaringan
irigasi gravitasi

2. Prinsip perencanaan jaringan irigasi


 Prinsip Irigasi
Sumber air Pengambilan Pengaliran Penggunaan
Pembuangan kelebihan air
 Prinsip Hidrolika
 Prinsip Penataan Sistem Irigasi
 Lebih tinggi dari lahan yang akan dialiri
 Upayakan sependek mungkin untuk mencegah berkurangnya energi
 Mengikuti garis kontur
3. Macam-macam sistem jaringan irigasi
 Sistem irigasi tetes
Irigasi tetes merupakan cara pemberian air dengan jalan meneteskan air melalui pipa-
pipa secara setempat di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman. Disini hanya
sebagian dari daerah perakaran yang terbasahi, tetapi seluruh air yang ditambahkan dapat
diserap cepat pada keadaan kelembaban tanah yang rendah. Jadi keuntungan cara ini adalah
penggunaan air irigasi yang sangat efisien (Hakim dkk, 2005).
Bagian :
 Unit utama (head unit)
Unit utama terdiri dari pompa, tangki injeksi, filter (saringan) utama dan
komponen pengendali (pengukur tekanan, pengukur debit dan katup).
 Pipa utama (main line)
Pipa utama umumnya terbuat dari pipa polyvinylchlorida (PVC), galvanized
steel atau besi cor dan berdiameter antara 7.5–25 cm. Pipa utama dapat dipasang
di atas atau di bawah permukaan tanah
 Pipa pembagi (sub-main, manifold)
Pipa pembagi dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus (80-100 μm),
katup selenoid, regulator tekanan, pengukur tekanan dan katup pembuang. Pipa
sub-utama terbuat dari pipa PVC atau pipa HDPE (high density polyethylene) dan
berdiameter antara 50 – 75 mm.
 Irigasi curah
Sistem irigasi sprinkler merupakan salah satu alternatif metode pemberian air dengan
efisiensi pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi permukaan (surface
irrigation). Salah satu kekurangan dari sistem ini adalah mahalnya biaya investasi awal. Sistem
irigasi curah ini menggunakan energi tekan untuk membentuk dan mendistribusikan air ke
lahan. Tekanan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan kinerja sprinkler.

Komponen utama sistem jaringan irigasi curah yaitu:


a) Kepala sprinkler (nozzle headsprinkler)
b) Pipa lateral
c) Pipa sub-utama
d) Pipa utama (mainline)
Sprinkler digunakan untuk menyemprotkan air dalam bentuk rintik seperti air hujan ke lahan.
Jaringan pipa lateral, sub utama, dan utama digunakan untuk mengalirkan air dari sumber ke
sprinkler.

 Irigasi Bawah Permukaan


Irigasi tipe ini hampir sama dengan irigasi permukaan. Bedanya, air disalurkan langsung
ke dalam zona akar tanaman dengan menggunakan pipa atau saluran tertentu. Nantinya air
akan masuk ke daerah akar dan diserap sendiri.
Komponennya berupa pipa-pipa semen dengan diameter 10 cm dan tebal dinding 1 cm yang
disambung-sambung yang kemudian diletakkan di bawah permukaan tanah.
KEBUTUHAN AIR IRIGASI

1. 1 m3 = 1000 liter, 1 ha = 10000 m2 , 1 hari = 24 jam = 24x60x60= 86400 detik


2. Pelumpuran bertujuan untuk merubah sifat fisik tanah dimana lapisan yang semulanya keras
menjadi datar dan berlumpur, sehingga gulma akan mati karena terjadi pembalikan tanah, lapisan
bawah tanah menjadi jenuh air sehingga dapat menghemat air bertujuan untuk memperoleh
struktur tanah yang dibutuhkan bagi pertumbuhan benih atau akar dan mengurangi perkolasi.
3. Hujan efektif adalah besarnya curah hujan yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk
memenuhi kebutuhan selama masa pertumbuhannya.
4. - ETo yaitu evapotranspirasi potensial (mm/hari)
- ETc yaitu evapotranspirasi tanaman / kebutuhan air untuk tanaman (mm/hari)
- Kc yaitu koefisien tanaman tegantung pada jenis dan tahap pertumbuhan tanaman.
5. Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari zona tidak jenuh ke permukaan air tanah (zona jenuh)
dinyatakan dalam mm/hari, diukur dengan alat lysimeter alas terbuka dan alas tertutup atau
dengan perkolasimeter
6. Seepage adalah rembesan dari pematang sawah. Biasanya diukur bersama dengan perkolasi
dengal alat “sloping gage” atau mistar ukur miring diletakkan di sawah.
7. Sloping gage adalah mistar miring, sehingga tinggi muka air genangan dapat dibaca dengan
mudah.
8. Kadar air tanah dalam dry basis supaya mudah diperbandingkan dan berlaku umum. Kadar air
gabah dinyatakan dalam wet basis untuk mencegah terjadinya kadar air lebih dari 100%.
9. Tergantung dari ketersediaan data dapat digunakan beberapa metoda:
a. Blaney-Criddle,
b. Thornthwite,
c. Metoda Radiasi,
d. Penman-Monteith
10. -Untuk padi sawah: KAI (Kebutuhan Air Irigasi) = ET + P – Hujan efektif.
-Untuk non-padi sawah: KAI = ET – Hujan efektif

Anda mungkin juga menyukai