Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN ADAB
SEBAB ANAK BISA BERSIFAT NAKAL DAN SUKA
BERBOHONG

Disusun oleh :

KHOIRUN NISA
CG211120160
A211CGC3

S1 MANAJEMEN KOMUNISKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN MANAJEMEN
INSTITUT STIAMI
KOTA BEKASI
2021-2021

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..............................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumus Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Perancangan ............................................................................. 2
1.4 Manfaat Perancangan ........................................................................... 2
1.5 Perbatasan Masalah .............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN MASALAH .......................................... 3
2.1 Seorang Anak Bersifat Nakal dan Suka Berbohong ................................... 3
2.1.1 Pengertian Seorang Anak Bersifat Nakal dan Suka Berbohong ........... 3
2.1.2 Alasan Yang Membuat Anak Berbohong ............................................. 6
2.1.3 Mengatasi Kebiasaan Anak Berbohong ............................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................. 10
3.1 Simpulan ................................................................................................ 10
3.2 Saran ...................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 11
ABSTRAK

Kenakalan anak adalah bentuk tingkah laku yang menyimpang


dari norma-norma agama dan sosial. Kenakalan Anak tidak bisa
dibiarkan begitu saja karena selain merugikan dirinya sendiri juga
dapat merugikan oranglain. Faktor pendorong kenakalan Anak itu telah
dimiliki didalam dirinya yang telah menjadi potensi dasar setiap
manusia, keluarga dan lingkungan sekitarnya akan membawa anak
kepada sikap yang dilihat dalam keluarga dan masyarakat. sebagai
Orangtua hendaklah membekali diri dengan pengetahuan, tentang
psikologi dan seluk-beluk tingkah laku anak, tak terkecuali juga
tentang masalah kenakalan yang terjadi pada anak meliputi: Faktor-
faktornya, ciri-ciri serta hal-hal yang menjadi sebab kuat pemicu
perilaku kenakalan tersebut. Sehingga akan tepat pula penanganannya
dan pencegahannya. Hal lain yang cukup penting adalah tujuan
pendidikan yang dicanangkan sebelumnya tidak akan tercapai. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab kenakalan Anak
adalah keadaan keluarga yang kurang mengawasi dan kurang
membimbing anaknya. Disamping itu faktor keadaan sekolah yang
kurang menegakkan disiplin dan masyarakat yang kurang perduli
terhadap lingkungan sekitar menyebabkan kenakalan Anak. Hasilnya
penulis menemukan bahwa Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kenakalan anak yang seperti Berkelahi, Berbohong, Mencuri, dan
Berbicara Tidak Sopan faktor penyebabnya adalah keadaan keluarga
yang kurang mengawasi dan kurang membimbing anaknya. Disamping
itu faktor keadaan sekolah yang kurang menegakkan disiplin dan
masyarakat yang kurang perduli terhadap lingkungan sekitar
menyebabkan kenakalan Anak. Upaya yang harus dilakukan untuk
mengatasi bentuk kenakalan anak terletak pada orangtua, sekolah, dan
masyarakat, khususnya para pendidik baik yang ada di keluarga
(orangtua), sekolah (guru-guru dan para guru pembimbing) maupun
para pendidik di masyarakat, yakni para pemuka agama dan tokoh
masyarakat.

Kata Kunci : Kenakalan Anak, Bentuk Kenakalan, Faktor


Penyebab, Upaya Mengatasi.

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Sebab anak bisa bersifat nakal dan suka berbohong" dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran


Pendidikan Adab. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang Apa penyebab dan bagaimanaa cara mengatasi nya
seorang anak bersifat nakal dan suka berbohomh bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad


Fadhil Widiyono selaku dosen Pendidikan Adab. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh


sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Penulis

Bekasi, 20 Oktober 2021

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berbohong memang merupakan salah satu bentuk kenakalan yang sering terjadi pada
anak-anak kecil. Mengapa anak suka berbohong, Hal ini macam-macam penyebabnya.
kebiasaan berbohong mungkin dipengaruhi oleh tingkah laku orang lain. Jadi berbohong
sebagai hasil peniruan dari orang lain, bahkan mungkin dari orang tuanya. Orang tua yang
secara jelas menunjukkan sikap tidak jujur kepada orang lain dan dilihat oleh si anak, akan
menyebabkan anak mudah menirunya.

Sebagai contoh, seorang tamu mencari ayah, tetapi ibu mengatakan tidak ada, karena
kedatangan tamu tersebut, tidak berkenan dihatinya. Padahal si ayah ada di rumah. ada lagi
contoh yang lebih dekat dengan si anak. Anak minta uang jajan kepada ibunya, tetapi dijawab
oleh ibunya kalau tidak punya uang. Tetapi si anak tahu kalau ibunya punya uang, karena baru
saja membeli pakaian baru. Adanya kenyataan ini menjadikan persepsi anak salah terhadap
orang tuanya. Orang tua ternyata juga suka berbohong.

Peranan orang tua mendidik anak dalam rumah tangga sangatlah penting, karena anak
merupakan amanah dan tanggung jawab dari Allah SWT yang harus dibimbing dan dididik
dengan sebaik mungkin agar menjadi generasi yang sholeh dan memiliki akhlak yang mulia.
Dari rumah tangga pula seorang anak mula-mula memperoleh bimbingan dan pendidikan dari
orang tuanya. Tugas seorang ayah dan ibu adalah sebagai guru dan pendidik utama dan pertama
bagi anak-anaknya dalam menumbuhkan kekuatan fisik, mental dan rohani mereka.

Perilaku seorang anak tergantung pada orang tuanya, karena dari orang tuanyalah
seorang anak dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Sering seorang anak
bersikap tidak jujur kepada orang tuanya. Menjadikan orang tua yang tidak keras dalam
mendidik seorang anak

1
1.2 RUMUS MASALAH

Berdasarkan identifikasi pada masalah perancangan diatas, yang dapat dirumuskan


adalah
1. Bagaimana peran orang tua dalam mendidik anak nya agar tidak bersifat nakal dan
suka berbohong ?
2. Apa penyebab terjadinya sifat seorang anak yang menjadi nakal dan suka
berbohong?
3. Bagaimana cara mengatasi sifat seorang anak yang nakal dan suka berbohong?

1.3 TUJUAN PERANCANGAN

Tujuan yang akan dicapai dari perancangan ini adalah memberikan media yang berisi
informasi mengenai penyebab dan cara mengatasi seorang anak agar tidak bersifat yang nakal
dan suka berbohong.

1.4 MANFAAT PERANCANGAN

Adapun manfaat dari perancangan ini adalah:


1. Menjadikan media ini sebagai ilmu pengetahuan dan menambah wawasan untuk
dipelajari oleh anak.
2. Memberikan informasi adanya keburukan yang akan didapat jika menjadi seorang
anak yang nakal dan suka berbohong dalam Islam.

1.5 PERBATASAN MASALAH

Dalam perancangan ini beberapa batasan masalah dibuat agar pembahasan perancangan
sebab anak bisa bersifat nakal dan suka berbohong dilakukan lebih terfokus sesuai adanya cara
mengatasi sebab anak bisa bersifat nakal dan suka berbohon yang akan dicapai. Adapun
batasan masalahnya adalah pernan orang tua , keluarga dan lingkungan sekitar yang
mempengaruhi seorang anak menjadi nakal dan suka berbohong.

2
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

2.1 SEORANG ANAK BERSIFAT NAKAL DAN SUKA BERBOHONG

2.1.1 Pengertian seorang anak bersifat nakal dan suka berbohong

Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Shochib, 1998:10) menyatakan bahwa keluarga


merupakan pusat pendidikan yang pertama dan terpenting karena sejak timbulnya adab dan
kemanusiaan sampai kini, keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap
manusia. Dalam keluarga pendidikan akhlak akan didapatkan anak sejak kecil dari kedua orang
tuanya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari. Meskipun anak ketika dilahirkan
telah membawa fitrah beragama, namun ia masih membutuhkan bimbingan orang lain untuk
emmbantu mengarahkannya mengembangkan potensi yang dimilikinya, serta membimbingnya
menuju kedewasaan. (Nizar, 2002: 47).

Menurut Untung, (2005: 160) keteladanan dalam pendidikan merupakan metode paling
efektif di antara metode-metode yang ada dalam bentuk perilaku moral (akhlak), spiritual dan
sosial anak. Oleh karena itulah

Dalam hadist dijelaskan bahwa orang yang tidak jujur akan dijuluki dengan
pembohong, dan dijanjikan akan mendapat adzab yang pedih, seperti sabda Nabi Muhammad
SAW :

“Sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan kepada jalan kebaikan, dan


sesungguhnya kebaikan itu akan mengantarkan kedalam al jannah (surga), sesungguhnya orang
yang benar-benar jujur akan dicatat disisi Allah sebagai ash shidiq (orang yang jujur). Dan
sesungguhnya orang yang dusta akan mengantarkan ke jalan kejelekan, dan sesungguhnya
kejelekan itu akan mengantarkan kedalam an naar (neraka), sesungguhnya orang yang benar-
benar dusta akan dicatat disisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi bagi pengembangan kepribadian anak,


dalam hal ini orang tua harus berusaha untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sesuai
dengan keadaan anak. Dalam lingkungan keluarga harus diciptakan suasana yang serasi,
seimbang, dan selaras, orang tua harus bersikap demokrasi baik dalam memberikan larangan.

3
Dalam sebuah keluarga keteladanan orang tua sangat penting untuk mendidik dan
memelihara anak terutama dalam bidang agama. Orang tua mengajari anak untuk melakukan
sholat itu merupakan salah satu contoh keteladanan orang tua dalam mendidik anak secara
sadar. Anak merupakan amanat Allah yang dititipkan pada orang tuanya. Anak yang sholeh
akan menjadi sumber kebahagiaan orang tuanya dan anak merupakan fitrah bagi kedua orang
tuanya.

Nabi Muhammad SAW berhasil dalam menyebarkan agama Islam karena dalam segala
kehidupannya, beliau selalu mengedepankan keteladanan sebelum menterjemahkan sendiri
dalam ungkapan verbal (kata-kata). Sehingga dapat dikatakan keteladanan adalah inti dari
metode pendidikan Nabi Muhammad SAW.

Problem yang sedang berkembang dan akan dihadapi masyarakat pada zaman
kemajuan ini adalah gejala yang menunjukkan hubungan yang kurang harmonis antara orang
tua dengan anaknya. Misalnya menasehati tidak menghiraukan, selalu membantah, berkata
selalu kasar tidak lagi menuruti yang disebut krisis keteladanan orang tua.

Keadaan ini sangat mengkhawatirkan, kebanyakan orang tua sangat terpojok dalam
menghadapi sikap anaknya. Keteladanan orang tua dimata anak – anaknya semakin sulit
dipertahankan, sehingga orang tua harus bersikap tegas dalam menghadapi anak – anaknya
harus diberi contoh yang baik. Jika orang tua tidak bisa mencotohkan mendidik anak dengan
baik maka anak – anak akan megghadapi krisis keteladanan orang tua yang gawat. Anak juga
akan kehilangan pedoman dan arah dari kasih sayang kedua orang tuanya

Menurut Imam Al Ghazali adalah seorang anak sejak ia dilahirkan itu adalah amanat
atau titipan dari Tuhan kepada orang tuanya. Kalbu anak itu bersih dab suci, bagaikan suatu
permata yang maha berharga, sunyi dari segala macam lukisan dan gambar.

Perkembangan anak itu semata – mata tergantung pada faktor internal yaitu potensi
yang dimiliki manusia sejak lahir, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dimana manusia
berinteraksi. Interaksi yang pertama terjadi pada diri anak adalah interaks dalam keluarga
terutama kedua orang tuanya. Disitulah perkembangan individu pada saat itulah terbentuknya
tahap awal proses pemasyarakatan (socialization) terjadi, melalui interaksi dengannya, ia
memperoleh pengetahuan, minat nilai – nilai, emisi dan sikapnya.

4
Dalam proses perkembangan potensi anak, fungsi keteladanan orang tua sangat
diperlukan, sebab keteladanan orang tua dan keterikatan si anak dengan agama yang di anut
dapat mempengaruhi proses pertumbuhan jiwa anak sehingga nanti ia dapat mengakui
keteladanan orang tuanya yang ditunjukkan dengan mau nuruti nasehat orang tua dan patuh
terhadap perintahnya. Keteladanan adalah contoh suatu perkataan perbuatan orang tua terhadap
anaknya. Usaha pembentukan dan perkembangan anak agar memiliki perilaku dalam
keagamaan yaitu tidak melawan orang tua, menuruti nasehatnya, menjalankan perintah –
perintah agama, serta menghormati kedua orang tua.

Peran dan posisi orang tua dipengaruhi oleh berbagai keadaan, seperti psikologi,
kepribadian, perkembangan masyarakat dan lain – lain. Islam mengajarkan bahwa pendidik
utama yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan anak jasmani maupun rohani
adalah orang tua.

Kisah Nabi Ibrahim yang akan menyembelih putranya Ismail juga menjadi kisah
penanaman nilai jujur orangtua pada anaknya. Nabi Ibrahim bermimpi bahwa Allah SWT telah
memerintahkan untuk menyembelih Ismail, dengan berat hati dan perasaan sedih, Nabi Ibrahim
mengajak Ismail berdiskusi dan menceritakan mimpinya tersebut. Ismail mendengarkan
ayahnya bercerita dan kemudian mengatakan bahwa ia rela melakukannya dan segera
menyuruh ayahnya untuk menyembelihnya karena itu adalah perintah Allah AWT dan Ismail
sangat mempercayai ayahnya, Nabi Ibrahim. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim telah
mengajarkan nilai jujur dan menjalin komunikasi yang baik pada anaknya, Ismail.

Lalu apa penyebab seorang anak menjadi berbohong dan bagaimana cara mengatasi
seorang anak yang berbohong? Yakni sebagai berikut:

5
2.1 2 ALASAN YANG MEMBUAT ANAK BERBOHONG

Tidak semua hal yang membuat anak berbohong adalah hal yang buruk. Terkadang,
anak bisa berbohong karena iya belum bisa membedakan mana hal yang benar dan mana yang
tidak. Selain itu, anak juga mungkin berbohong karena beberapa alasan berikut ini:

a. Memiliki daya imajinasi yang terlalu tinggi


Anak kecil cenderung memiliki imajinasi yang tinggi. Terkadang, hal ini bisa membuat
anak sulit membedakan hal yang merupakan kenyataan dan hal yang sebatas khayalan belaka.
Anak pun bisa dengan lantang mengatakan hal-hal yang sebenarnya hanya imajinasi mereka
saja.
Misalnya, Si Kecil mengatakan bahwa ada monster yang sudah mengacak-ngacak
kamarnya.

b. Merasa takut dihukum


Terkadang, anak akan memilih untuk berbohong karena takut membuat orang tuanya
marah atau emosi. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar anak tidak mendapatkan hukuman atas
kesalahannya.

c. Menghindar dari suatu pekerjaan atau kewajiban


Anak mungkin akan berbohong dengan berpura-pura sakit atau mengantuk ketika
mereka sedang malas mengerjakan sesuatu seperti tugas sekolah atau membersihkan
kamarnya.

d. Mencari perhatian
Setiap orang tentu senang ketika dipuji atau diperhatikan, tak terkecuali anak-anak. Hal
ini bisa membuat anak mencari cara apa pun agar orang lain memuji atau menaruh perhatian,
termasuk dengan cara berbohong.
Misalnya, anak mengarang cerita dengan mengatakan kepada teman-temannya bahwa
dirinya telah mendapat mainan baru yang mahal karena ia sering membantu orang tuanya. Hal
ini ia lakukan agar terlihat keren di mata teman-temannya.

6
e. Berusaha mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan
Anak sering kali berbohong untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Contohnya
ketika anak ingin buru-buru bermain, mereka mungkin akan berbohong dengan mengatakan
sudah menyelesaikan pekerjaan rumahnya.

f. Takut mengecewakan orang tua


Ketika anak tidak mampu memenuhi tuntutan orang tua yang terlalu tinggi, ia bisa saja
berbohong demi membahagiakan orang tuanya.
Misalnya, saat anak mendapat nilai buruk di sekolahnya, mereka akan berbohong pada
orang tuanya dengan mengatakan nilainya baik-baik saja. Hal ini mungkin mereka lakukan
karena takut orang tuanya kecewa atau marah .

g. Memiliki masalah emosional


Anak sesekali berbohong adalah hal yang wajar, asalkan tidak menimbulkan dampak
yang berbahaya bagi dirinya maupun orang lain. Namun, pada kasus tertentu, anak bisa saja
sering berbohong karena ia mengalami masalah emosional, misalnya bully atau depresi.
Hal ini bisa terlihat dari perilakunya yang berubah dan terlihat seolah-olah menutup-
nutupi perasaan atau masalah yang dihadapinya.
Apa pun alasannya, berbohong merupakan perilaku buruk yang sebaiknya dihindari
anak sejak usia dini. Setiap orang tua atau pengasuh anak perlu mendidik anak dengan baik
agar ia tidak kerap melakukan kebiasaan buruk tersebut

h. Tuntutan orangtua yang terlalu tinggi


Jika anak merasa tidak mampu untuk memenuhi tuntutan orangtua yang terlalu tinggi,
mereka akan berbohong untuk membahagiakan dan mendapatkan penerimaan dari orangtua.

7
2.1.3 MENGATASI KEBIASAAN ANAK BERBOHONG

Usia anak 5–10 tahun merupakan saat yang tepat bagi orang tua untuk menjelaskan
pada anak tentang bedanya kebohongan dan kejujuran beserta untung ruginya. Orang tua harus
membuat anak-anak menyadari bahwa berbohong adalah kebiasaan buruk dan hal itu akan
membuat mereka terjebak dalam kesulitan nantinya.
Sebagai orang tua, Anda tentu khawatir dan tidak ingin Si Kecil terus-terusan
berbohong. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghentikan
kebiasaan anak berbohong, yaitu:

a. Memberikan respons dengan cara yang berbeda


Jika anak bercerita tentang hal yang tidak benar-benar ia alami, orang tua dapat
memberi respons dengan pertanyaan yang tidak bersifat menghakimi. Hal ini dapat mendorong
anak untuk mengakui apa yang sebenarnya ia rasakan atau alami.
Namun, jika anak berbohong karena menutupi kesalahannya, doronglah anak untuk
mengakui kesalahannya dan berikan pujian ketika ia mau berkata jujur. Namun, orang tua
sebaiknya tidak langsung memarahi anak saat melakukan kesalahan, misalnya saat
menumpahkan minum ke lantai.
Bila anak berbohong karena ingin dianggap baik atau mendapat pujian, orang tua dapat
mengarahkan anak untuk bicara sesuai keadaan yang sebenarnya. Berikan penjelasan bahwa ia
tidak perlu menjadi yang terbaik untuk mendapat pujian dan cukup untuk menjadi dirinya
sendiri.

b. Menjadi contoh yang baik bagi anak-anak


Hal yang tidak kalah penting adalah menekankan nilai kejujuran dalam keluarga. Orang
tua bisa memberi contoh perilaku yang jujur dan jangan malu untuk mengakui kesalahan serta
meminta maaf dengan alasan yang jelas bila melakukan kesalahan.

c. Memberikan anak peringatan jika ia berbohong


Orang tua juga dapat memberikan aturan dan batasan mengenai perilaku apa yang patut
diterima dan apa yang tidak. Saat anak berbohong, jelaskan apa konsekuensinya, agar anak
tidak mengulanginya. Namun, hindari hukuman fisik, ya!

8
d. Menghindari sebutan ‘pembohong’
Selain itu, hindari memberi label ‘pembohong’ atau ‘tukang bohong’ pada anak. Hal
ini hanya akan membuatnya lebih banyak berbohong atau justru trauma. Sebaliknya, berikan
pujian atau kata manis untuknya ketika anak mengatakan hal yang jujur. Hal ini bisa
memotivasinya untuk terus berperilaku jujur.
Orang tua perlu memastikan dulu apa penyebab anak berbohong agar bisa
menyikapinya dengan bijak dan menyelesaikan permasalahannya. Dengan begitu, anak bisa
lebih mudah menghentikan kebiasaan berbohongnya.
Jika berbagai cara sudah dilakukan oleh orang tua tapi anak masih sering berbohong,
cobalah untuk berkonsultasi ke psikolog. Dalam beberapa kasus, anak bisa saja menjadi sering
berbohong karena mereka memiliki gangguan psikologis tertentu.

e. Contohkan bersikap jujur


Jangan sekali-kali berbohong kepada orang lain di depan anak. Biasanya orangtua suka
menutupi umur anaknya saat berada di restoran all you can eat yang memberlakukan aturan
anak kecil boleh makan gratis. Ingat, anak-anak akan selalu mencontoh perilaku orangtuanya
di kemudian hari.

f. Hargai kejujurannya
Ketika anak dengan jujur mengatakan yang sebenarnya, hargai dan dukung mereka.
Hal itu akan membuat mereka bangga bisa jujur terhadap Anda.

g. Berikan peringatan risikonya berbohong


Jika Anda menemukan anak berbohong, beri satu peringatan atau kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan mereka. Jangan memarahi anak, tapi minta mereka menceritakan apa
yang sebenarnya terjadi.
Lalu, buat mereka menyadari
bahwa jika mereka kembali berbohong, maka mereka akan menerima hukuman tambahan.

h. Jelaskan kerugian jika berbohong


Hal ini harus dijelaskan sedini mungkin agar si anak mengerti bahwa bersikap jujur
akan lebih menguntungkan dibandingkan berbohong.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, dapat disimpulkan
masalah yang telah didapat dalam perancangan ini sebab ada nya perilaku orang tua yang keras
pada anak nya yang dapat menyebab kan terjadi nya anak menjadi nakal atau pembohong dan
Lingkungan keluarga atau lingkungan sekita sangat mempengaruhi bagi pengembangan
kepribadian anak. Mengapa anak suka berbohong, Hal ini macam-macam penyebabnya.
kebiasaan berbohong mungkin dipengaruhi oleh tingkah laku orang lain. Jadi berbohong
sebagai hasil peniruan dari orang lain, bahkan mungkin dari orang tuanya. Orang tua yang
secara jelas menunjukkan sikap tidak jujur kepada orang lain dan dilihat oleh si anak, akan
menyebabkan anak mudah menirunya. Peranan orang tua mendidik anak dalam rumah tangga
sangatlah penting, karena anak merupakan amanah dan tanggung jawab dari Allah SWT yang
harus dibimbing dan dididik dengan sebaik mungkin agar menjadi generasi yang sholeh dan
memiliki akhlak yang mulia. Dari rumah tangga pula seorang anak mula-mula memperoleh
bimbingan dan pendidikan dari orang tuanya. Tugas seorang ayah dan ibu adalah sebagai guru
dan pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya dalam menumbuhkan kekuatan fisik,
mental dan rohani mereka.

3.2 Saran

Peranan orang tua mendidik anak dalam rumah tangga sangatlah penting, karena anak
merupakan amanah dan tanggung jawab dari Allah SWT yang harus dibimbing dan dididik
dengan sebaik mungkin agar menjadi generasi yang sholeh dan memiliki akhlak yang mulia.
Dari rumah tangga pula seorang anak mula-mula memperoleh bimbingan dan pendidikan dari
orang tuanya. Tugas seorang ayah dan ibu adalah sebagai guru dan pendidik utama dan pertama
bagi anak-anaknya dalam menumbuhkan kekuatan fisik, mental dan rohani mereka.

Perilaku seorang anak tergantung pada orang tuanya, karena dari orang tuanyalah
seorang anak dapat membedakan mana yang salah dan mana yang benar. Sering seorang anak
bersikap tidak jujur kepada orang tuanya. Menjadikan orang tua yang tidak keras dalam
mendidik seorang anak

10
Daftar Pustaka

Menurut Ki Hajar Dewantara (dalam Shochib, 1998:10)


Menurut (Nizar, 2002: 47)
Menurut Untung, (2005: 160)
Menurut Imam Al Ghazali
https://health.kompas.com/read/2020/05/06/120600168/anak-berbohong--bentuk-alasan-
dan-cara-mengatasinya

https://www.alodokter.com/anak-suka-berbohong-apa-yang-harus-dilakukan-2

11

Anda mungkin juga menyukai