Anda di halaman 1dari 2

3.

Menambah dengan 3 tetes indikator Larutan berwarna merah muda tipis


murexide.
4. Menitrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M b1 = 4,4 mL
sampai terjadi perubahan warna merah b2 = 4,5 mL
muda menjadi ungu. Mencatat volume EDTA Volume rata-rata = 4,45 mL
yang digunakan. Titrasi diulangi 3 kali.

A. PERSAMAAN REAKSI
CaCO3 + 2HCl => CaCl2 + H2CO3
Ca2+ + H2Y2- => CaY2- + 2H+
Mg2+ + H2Y2- => MgY2- + 2H+
Ca2+ + H2Y2- => CaY2- + 2H+

B. PERHITUNGAN
 n = massa = 100 = 1 mol
Mr 100
M = n = 1 = 0,01 M
V 100
MEDTA = MCaCO3 x VCaCO3 = 0,01 x 10 = 0,0098 M
VEDTA 10,23

 Kesalahan Relatif (KR)


KR = Mteori - Mprektek x 100 % = 0,01 – 0,00978 x 100% = 2,2%
Mteori 0,01

 Kesadahan Total = 1000 x VEDTA(a) x MEDTA x 100


Vsampel
= 1000 x 6,5 x 0,00978 x 100
25
= 254,28 ppm

 Kadar Kalsium = 1000 x VEDTA(b) x MEDTA x 40


Vsampel
= 1000 x 4,45 x 0,00978 x 40
25
= 69,6386 ppm

 Kadar Magnesium = 1000 x (VEDTA(a) - VEDTA(b)) x MEDTA x 24,3


Vsampel
= 1000 x (6,5 – 4,45) x 0,00978 x 24,3
25
= 19,4876 ppm

C. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan percobaan untuk menentukan kesadahan total, kadar
kalsium (Ca) dan kadar magnesium (Mg) yang terkandung dalam sampel air minum, penentuan
Ca dan Mg ini berkaitan dengan kesadahan air sebagai parameter dari kualitas air bersih
ataupun air minum.
Untuk penentuan kesadahan total dari sampel, digunakan sampel air minum dengan
penambahan buffer pH 10 yang berfungsi sebagai larutan yang akan mempertahankan nilai pH
sehingga sampel akan memiliki pH 10 tanpa adanya perubahan pH yang signifikan dengan
penambahan larutan lain. Hal ini disebabkan karena Mg 2+ dapat bebas dan membentuk
kompleks berwarna dengan EBT (pH 8,0 – 10,5) hanya pada pH 10 dimana pada pH lebih tinggi
Mg2+ akan mengendap. Penambahan indikator EBT akan memperlihatkan titik akhir titrasi yang
terjadi akibat kompleks dari Mg 2+ dan Ca2+ sehingga terjadi perubahan warna dari warna ungu
menjadi warna biru. Titran yang digunakan adalah EDTA yang mengandung logam Na (Y 4-) yang
menjadi anion bebas pada pengomplesan larutan.
Percobaan dilakukan untuk menentukan kadar Ca 2+ dalam sampel dengan menggunakan
NaOH agar larutan memiliki pH 12 dimana pada pH ini Mg 2+ akan mengendap sebagai Mg(OH)2
sehingga EDTA hanya akan bereaksi dengan Ca 2+ dalam sampel. Penggunaan indikator mureksid
berfungsi sebagai penunjuk titik akhir titrasi karena mureksid memiliki trayek pH yang lebih luas
daripada EBT, yaitu 6,0 – 13,0. Penambahan EDTA ke dalam larutan sampel akan mengubah
warnanya dari warna merah jambu menjadi warna ungu.
Berdasarkan hasil analisa data, kesadahan total dari sampel air minum yang digunakan
adalah 254,28 mg/L, konsentrasi Ca 2+ dalam sampel air minum adalah 69,6336 mg/L sedangkan
konsentrasi Mg2+ adalah 19,4876 mg/L. Berdasarkan teori, tingkat kesadahan dalam sampel yang
digunakan termasuk dalam kategori air agak keras, dimana tingkat kesadahan air agak keras
berkisar antara 210-320 ppm. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2010 kadar maksimum kesadahan air minum yang layak untuk dikonsumsi adalah 500 mg/L dan
kadar minimum yang diperbolehkan adalah 75 mg/L.

D. KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan didapatkan hasil :
a. Molaritas EDTA hasil standarisasi = 0,00978 M
b. Kesalahan Relatif = 2,2%
c. Kesadahan Total = 254, 28 ppm
d. Kadar Kalsium (Ca) = 69,6336 ppm
e. Kadar Magnesium (Mg) = 19,4876 ppm

Anda mungkin juga menyukai