Anda di halaman 1dari 4

Dark House

Ku terbangun di malam hari karena ingin pergi ke kamar mandi. Di tengah malam yang
sepi terdengar suara yang samar-samar di suatu tempat di rumah ini. Suara itu seperti dua
orang yang sedang berbicara. Aku penasaran bunyi apa itu, aku akan mencari sumber bunyi
itu setelah ke kamar mandi.
Sekarang aku sudah selesai dari kamar mandi dan sedang menghendap-hendap menuju
sumber bunyi. Aku sedikit takut, tapi aku mencoba menenangkan diri dengan berpikir positif
kalau itu ayah, ibu. Ku rasa memang benar suara itu berasal dari ruang tamu. Suara nya
semakin kuat dan ternyata memang ibu dan ayah yang sedang berbicara. Walau aku tahu itu
suara mereka tapi kata-katanya masih belum jelas. Aku mencoba mendekat lagi dan
mengintip di balik tembok.
Aku begitu terkejut ternyata mereka sepertinya sedang berkelahi. Aku melihat ibu ku
tertunduk seperti menahan emosinya. Sedangkan ayah ku memarahi ibu ku. Aku merasa
sedih dengan kata-kata ayah ku.
"...Kau selalu saja menggunakan uang dengan banyak. Kau itu boros sekali. Sekarang
aku mana membawa uang" kata ayah ku. "Aku sudah mencoba mencari kerja. Kau itu selalu
saja menyalahkan aku atas semuanya. Sekarang apa?! Hutang sudah banyak ini semua karena
kau!!" Kata ayah ku menunjuk ibuku.
"...Itu semua...itu semua untuk kita dan anak-anak!!! Kau tau, kau harus nya mencari
kerja dengan baik. Kau bilang kau itu mencari kerja tapi apa kau hanya bermalas-malasan
dan bermain. Uang itu habis karena kau berjudi, untuk bermain-main dan membeli rokok!!"
Kata ibuku meneriaki ayah ku.
Aku hanya bisa menangis tanpa bersuara dan terduduk lemas melihat mereka bertengkar.
"Plak!!" Ibu ku di tampar oleh ayah ku. Ayah ku pun memarahi ibu ku lagi, kemudian ibuku
disuruh pergi dari rumah oleh ayah ku. Ibu ku pun berkata "Ya, aku akan pergi dari sini!!
Selama ini aku sudah menahan ini semua!! Tapi hari ini aku sudah tidak tahan lagi. Aku akan
pergi sekarang, agar kau bisa tenang dan tidak menyalahkan kau lagi!!" Kata ibu ku sambil
bangun dan berjalan.
Aku yang sedang berada di balik tembok sambil menangis pun langsung pergi mencari
tempat yang lainnya untuk bersembunyi. Aku pun melihat ibu ku berjalan sambil menangis.
Aku merasa sangat bersalah karena tidak bisa melakukan apapun dan menjadi beban untuk

1
orang tua ku. Hal apakah yang bisa aku lakukan di usiaku yang masih 9 tahun. Aku tidak tahu
bagaimana agar mereka tidak bertengkar dan bahagia.
Kemudian saat aku akan berjalan keluar dari persembunyian ayah ku tiba-tiba keluar
dari ruang tamu. Aku di lihat oleh ayah ku. Tatapannya sangat mengerikan. Aku benar-benar
takut padanya. Aku harus bagaimana. Aku ketahuan. Ayah ku pun bertanya apa yang aku
lakukan di sini. Dia bertanya dengan nada yang sangat seram. "Kau telah melihat
semuanya!!!" Kata ayah ku mendekati ku yang gemetaran. Sepertinya dia ingin melakukan
sesuatu pada ku.
Ayah ku itu sangat mudah marah. Sekecil apapun hal itu, dia bisa langsung marah. Aku
bahkan tidak pernah dekat dengan ayah ku. Sekarang aku memejamkan mataku, bersiap dan
pasrah dengan apa yang akan dilakukan pada ku. Untungnya ibu ku berada disini dan
menghentikan ayah ku. Aku langsung berlari ke arah ibuku. Yang juga membawa adik ku
yang berumur 4 tahun. Di saat itu pun ayah ku ingin agar aku ada di sini bersama nya dan
membolehkan adik ku bersama ibu ku karena dia seorang perempuan, sedangkan aku
laki-laki. Walau aku tidak mau ayah ku tetap memaksa ku dan ibuku meninggal kan ku
bersama ayah ku.
Aku hanya bisa menangis dan berlari ke kamar. "Aku sekarang harus bagaimana….
Siapapun tolong aku. Aku takut dengan ayah..." kata ku duduk di bawah tempat tidur ku
bersembunyi.

***

Sekitar beberapa minggu sudah berlalu. Aku sekarang sudah berubah. Setelah melewati
banyak hal selama beberapa minggu ini, penampilan maupun sifat ku sudah berubah. Aku
melihat diriku di kaca, rambutku sedikit acak-acakan. Mata ku memiliki kantung mata.
Tatapan mataku sepertinya sudah berubah. Aku tampak sangat tertekan. Bagaimana tidak,
setiap hari selalu ku habiskan untuk belajar dan beberapa kali mencoba melarikan diri tapi
akhirnya aku di hukum. Ayah ku sangat sensitif soal nilai ku. Dulu saat ibu masih ada aku
juga dimarahi habis-habisan karena nilai ku jelek. Jika nilai ku ada yang 70an atau 80an
terutama pada matematika, ayah ku langsung memarahiku. Sekarang juga masih sama.
Aku sekarang benar-benar menjadi orang
penyendiri dan pendiam. Aku selalu menunggu ibuku atau orang lain yang bisa membantuku
keluar dari situasi ini. Tapi kurasa tidak akan ada orang yang seperti itu. Tidak ada yang
peduli padaku seperti. Ibu ku saja tidak pernah kembali lagi, apa lagi orang lain….

2
Mengandalkan orang lain tidak ada gunanya, mereka semua tidak akan memperdulikan ku.
Aku tidak tahu harus bagaimana.

3
*Bionarasi*

Choko-chan adalah nama penanya. Seorang gadis berusia 15 tahun pencinta makanan
atau minuman coklat. Dia menyukai Anime dan Jepang. Kerjaannya hanya nonton anime,
membaca komik, menggambar, menulis dan tentu saja belajar.
Dalam dunia kepenulisan Choko-chan belum memiliki pengalaman yang banyak, dia
hanya suka menulis hal-hal yang muncul di dalam kepalanya. Untuk di bidang menggambar
juga belum ada pengalaman yang banyak, dia hanya iseng-iseng saja. Kemudian, akhir-akhir
ini dia mencoba menjadikan kedua aktivitasnya itu sebagai pekerjaan tambahannya. Jika
Choko-chan sudah bisa menulis cerita atau menggambar dengan baik, dia akan mencoba
menjadi seorang novelis atau komikus.

Anda mungkin juga menyukai