Makalah Epidemilogi Gizi Yoppi Candra Mendrofa
Makalah Epidemilogi Gizi Yoppi Candra Mendrofa
1.2. Tujuan
- Untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemilogi Gizi
- Agar mengetahui masalah gizi di Indonesia
- Agar mengetahui penyebab terjadinya masalah gizi
- Agar mengetahui ciri-ciri masalah gizi
BAB II
Isi
A. Pengertian
Apakah saudara pernah mendengar kata-kata status gizi? Mungkin saudara sering datang
ke Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) untuk memberikan bimbingan pelaksanaan pelayanan
kepada ibu-ibu kader. Salah satu kegiatan di Posyandu adalah melakukan penimbangan bayi
atau balita. Berat badan bayi atau balita kemudian di plot pada Kartu Menuju Sehat (KMS)
untuk mengetahui apakah bayi atau balita tersebut tumbuh. Kegiatan menimbang dan
mengeplot dalam KMS ini merupakan salah bentuk kegiatan menilai status gizi.
Sebelum Saudara membahas tentang status gizi, ada baiknya Saudara pahami terlebih
dahulu beberapa konsep/pengertian. Terdapat beberapa konsep/pengertian yang harus
Saudara pahami, pengertian/konsep ini saling berhubungan dan berkaitan satu dengan
lainnya. Konsep-konsep tersebut adalah:
Nutrient atau zat gizi, adalah zat yang terdapat dalam makanan dan sangat diperlukan
oleh tubuh untuk proses metabolisme, mulai dari proses pencernaan, penyerapan
makanan dalam usus halus, transportasi oleh darah untuk mencapai target dan
menghasilkan energi, pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, proses
biologis, penyembuhan penyakit, dan daya tahan tubuh.
Nutritur/nutrition/gizi, adalah keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam
tubuh (intake) dari makanan dengan zat gizi yang dibutuhkan untuk keperluan proses
metabolisme tubuh.
Nutritional status (status gizi), adalah keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan
antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi yang berbeda
antarindividu, hal ini tergantung pada usia orang tersebut, jenis kelamin, aktivitas
tubuh dalam sehari, berat badan, dan lainnya.
Indikator status gizi, adalah tanda-tanda yang dapat diketahui untuk menggambarkan
status gizi seseorang. Seseorang yang menderita anemia sebagai tanda bahwa asupan
zat besi tidak sesuai dengan kebutuhannya, individu yang gemuk sebagai tanda
asupan makanan sumber energi dan kandungan lemaknya melebihi dari kebutuhan.
Dari beberapa pengertian di atas, dalam memahami status gizi tidak bisa melupakan
konsep-konsep tersebut di atas karena saling mempengaruhi. Oleh karena itu pemahaman
yang mendalam terhadap keempat konsep tersebut menjadi dasar penting sebelum memulai
mempelajari status gizi
Status gizi seseorang tergantung dari asupan gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan
gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka akan menghasilkan status gizi baik.
Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda antarindividu, hal ini tergantung pada usia,
jenis kelamin, aktivitas, berat badan ,dan tinggi badan. Kebutuhan protein antara anak balita
tidak sama dengan kebutuhan remaja, kebutuhan energi mahasiswa yang menjadi atlet akan
jauh lebih besar daripada mahasiswa yang bukan atlet. Kebutuhan zat besi pada wanita usia
subur lebih banyak dibandingkan kebutuhan zat besi laki-laki, karena zat besi diperlukan
untuk pembentukan darah merah (hemoglobin), karena pada wanita terjadi pengeluaran darah
melalui menstruasi secara periodik setiap bulan.
Kelebihan asupan gizi dibandingkan dengan kebutuhan akan disimpan dalam bentuk
cadangan dalam tubuh. Misal seseorang yang kelebihan asupan karbohidrat yang
mengakibatkan glukosa darah meningkat, akan disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan
adiposa tubuh. Sebaliknya seseorang yang asupan karbohidratnya kurang dibandingkan
kebutuhan tubuhnya, maka cadangan lemak akan diproses melalui proses katabolisme
menjadi glukosa darah kemudian menjadi energi tubuh.
Anak yang berat badannya kurang disebabkan oleh asupan gizinya yang kurang, hal ini
mengakibatkan cadangan gizi tubuhnya dimanfaatkan untuk kebutuhan dan aktivitas tubuh.
1. Gizi Kurang
Kekurangan gizi (malnutrisi) merupakan gangguan kesehatan serius yang terjadi ketika
tubuh tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup. Padahal, nutrisi dibutuhkan oleh tubuh
untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Malnutrisi bisa terjadi karena tubuh kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama.
Tanda tubuh mengalami kekurangan gizi pada tahap awal tidak terlalu jelas, sehingga banyak
orang tidak menyadari bahwa tubuhnya mulai kekurangan gizi. Yuk, kita simak apa saja
tanda-tanda tubuh kekurangan gizi. Jangan sampai kamu kekurangan gizi hingga mengalami
masalah kesehatan.
Tanda-Tanda Tubuh Kekurangan Gizi
Saat tubuh kekurangan gizi, ada beberapa tanda yang dapat muncul, yaitu:
Penurunan berat badan.
Mudah lelah.
Konsentrasi menurun.
Gusi dan mulut sering luka atau nyeri.
Kulit dan rambut kering.
Jaringan lemak dan otot di dalam tubuh berkurang.
Pipi dan mata cekung.
Pembengkakan di bagian tubuh tertentu, seperti di perut, wajah atau kaki
Mudah terkena infeksi karena melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Proses penyembuhan luka menjadi lambat.
Mudah kedinginan.
Perubahan mood atau suasana hati.
Kehilangan selera makan.
Mudah terjatuh karena otot melemah.
Penyebab kurang gizi
Kekurangan gizi dapat terjadi ketika kamu tidak menjalani pola makan yang sehat. Selain itu,
kekurangan gizi bisa juga disebabkan oleh kondisi kesehatan yang membuat tubuh tidak bisa
menyerap nutrisi dari makanan dengan baik, atau membuat kamu tidak nafsu makan.
Ada juga beberapa hal lain yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan gizi, yaitu:
Menjalani diet terlalu ketat, karena bisa membuat kamu kekurangan kalori dan
berbagai nutrisi penting.
Mengalami gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia.
Menderita penyakit yang membuat nafsu makan terganggu, seperti penyakit hati,
HIV/AIDS, atau kanker.
Memiliki kondisi yang membuat tubuh sulit mencerna atau menyerap nutrisi,
misalnya penyakit radang usus dan cacingan.
Menderita disfagia atau kesulitan untuk menelan.
Menderita gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan skizofrenia.
Mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak dan terlalu sering, karena
dapat mengganggu proses pencernaan dan penyerapan nutrisi pada tubuh.
Menjalani pengobatan yang dapat menurunkan nafsu makan, seperti kemoterapi,
konsumsi obat tekanan darah, atau obat tiroid.
Masalah ekonomi, kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi, atau tinggal di daerah
yang kekurangan makanan.
Jika tubuhmu sudah tampak sangat kurus, ada baiknya kamu mencoba cara
menggemukkan badan atau menambah berat badan dengan memperbaiki pola makan atau
mendapatkan suplemen dari dokter.
Untuk menghindari kekurangan gizi, kamu disarankan untuk mengonsumsi makanan
dengan gizi seimbang tiap harinya. Makanan tersebut terdiri dari sayur dan buah, susu dan
produk olahannya, juga makanan sumber karbohidrat (nasi, kentang, roti, sereal atau pasta),
lemak sehat, dan protein (daging, telur, ikan, atau kacang-kacangan).
Kekurangan gizi bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga
lansia. Untuk mengetahui apakah tubuhmu mengalami kekurangan gizi atau tidak, kamu
dapat berkonsultasi ke dokter gizi. Dokter akan menghitung indeks massa tubuhmu dan
melakukan pemeriksaan lain yang diperlukan untuk mengetahui status gizimu. Setelah itu,
dokter akan memberikan pengaturan pola makan yang sehat, sesuai dengan kondisimu.
komplikasi kesehatan.
c. Stunting
Pernah dengar stunting Sebagian orang mungkin asing dengan istilah tersebut, Stunting
adalah kondisi tinggi badan anak lebih pendek dibanding tinggi badan anak seusianya, Di
Indonesia, kasus stunting masih menjadi masalah kesehatan dengan jumlah yang cukup
banyak Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan
pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2
tahun, Hal ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dengan manifestasi kegagalan
pertumbuhan (growth faltering) yang dimulai sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2
tahun.
Kekurangan gizi pada masa janin dan usia dini akan berdampak pada perkembangan otak,
rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan keberhasilan
pendidikan, Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal kehidupan akan menurunkan
produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan
dan kesenjangan dimasyarakat.
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) mengatakan "Ajarkan
ke anak-anak kita, kalau nanti bila mereka atau istri mereka mengandung, harus hamil yang
direncanakan." "Berikan kasih sayang, makan makanan dengan gizi yang baik agar anaknya
tidak stunting, jadi anak yang cerdas dan berkualitas
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga
dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017. Angkanya mencapai 36,4
persen. Namun, pada 2018, menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), angkanya terus
menurun hingga 23,6 persen, Dari data yang sama, diketahui pula stunting pada balita di
Indonesia pun turun menjadi 30,8 persen. Adapun pada Riskesdas 2013, stunting balita
mencapai 37,2 persen, Perlu diketahui bahwa riskesdas memang dirilis setiap lima tahun
sekali. Sedangkan stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang antara lain disebabkan gizi
buruk, Anak dikatakan stunting ketika pertumbuhan tinggi badannya tak sesuai grafik
pertumbuhan standar dunia. Atau dalam bahasa yang lebih umum adalah kuntet. Dari
Riskesdas 2018 itu, sangat pendek mencapai 6,7
Penurunan angka stunting di Indonesia adalah kabar baik, tapi belum berarti sudah bisa
membuat tenang. Maklum, bila merujuk pada standar WHO, batas maksimalnya adalah 20
persen atau seperlima dari jumlah total anak balita.
"Stunting diyakini akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan, dan memperlebar ketimpangan. Situasi ini jika tidak diatasi segera maka dapat
dipastikan Indonesia tidak mampu bersaing menghadapi tantangan global pada masa depan,"
kata seorang juru bicara Konsepsi-NTB, Dr Muh Taqiuddin,
Penyebab Stunting
Stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari beberapa atau semua
faktor- faktor berikut:
Kurang gizi kronis dalam waktu lama
Retardasi pertumbuhan intrauterine
Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
Perubahan hormon yang dipicu oleh stres
Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak
Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah
melahirkan
Terbatasnya akses pelayanan kesehatan, termasuk layanan kehamilan dan postnatal
(setelah melahirkan)
Kurangnya akses air bersih dan sanitasi
Masih kurangnya akses makanan bergizi karena tergolong mahal.
Perkembangan stunting adalah proses yang lambat, kumulatif dan tidak berarti bahwa
asupan makanan saat ini tidak memadai, Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di
masa lalu seorang.Selain itu, efek jangka panjang yang disebabkan oleh stunting dan kondisi
lain terkait kurang gizi, acap kali dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes,
hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
Gejala Stunting
Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya
Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
Berat badan rendah untuk anak seusianya
Pertumbuhan tulang tertunda
Mencegah Stunting
Mencegah Stunting akibat asupan gizi yang kurang dapat dilakukan dengan
memenuhi kebutuhan gizi yang sesuai, Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana
jalan yang paling tepat agar kebutuhan gizi dapat tercukupi dengan baik.
Pencegahan Stunting bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
Berikan anak gizi seimbang agar tubuhnya bisa bertambah tinggi dan untuk
perkembangan otak anak.
Melakukan aktivitas fisik, minimal olah raga 30 menit setiap hari.
Jangan biarkan anak tidur larut malam agar anak mendapat istirahat yang cukup.
Dampak stunting umumnya terjadi disebabkan kurangnya asupan nutrisi pada 1.000 hari
pertama anak. Hitungan 1.000 hari di sini dimulai sejak janin sampai anak berusia 2 tahun,
Jika pada rentang waktu ini, gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan
memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang
Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi
kekebalan, penurunan fungsi kognitif, dan gangguan sistem pembakaran, Sedangkan gejala
jangka panjang meliputi obesitas, penurunan toleransi glukosa, penyakit jantung koroner,
hipertensi, dan osteoporosis.
Oleh karena itu, upaya pencegahan baiknya dilakukan sedini mungkin. Pada usia 1.000
hari pertama kehidupan, asupan nutrisi yang baik sangat dianjurkan dikonsumsi oleh ibu
hamil, Tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dirinya, asupan nutrisi yang baik juga
dibutuhkan jabang bayi yang ada dalam kandungannya, , pada saat bayi telah lahir, penelitian
untuk mencegah Stunting menunjukkan bahwa, konsumsi protein sangat mempengaruhi
pertambahan tinggi dan berat badan anak di atas 6 bulan, Anak yang mendapat asupan
protein 15 persen dari total asupan kalori yang dibutuhkan terbukti memiliki badan lebih
tinggi dibanding anak dengan asupan protein 7,5 persen dari total asupan kalori Anak usia 6
sampai 12 bulan dianjurkan mengonsumsi protein harian sebanyak 1,2 g/kg berat badan.
Sementara anak usia 1–3 tahun membutuhkan protein harian sebesar 1,05 g/kg berat
badan, Jadi, pastikan si kecil mendapat asupan protein yang cukup sejak ia pertama kali
mencicipi, "Ternyata hormon pertumbuhan itu kerjanya pukul 00.00 sampai 01.00 malam.
Dia (hormon) bekerja kalau tidur nyenyak. Dengan cara itu anak bisa tinggi," Berdasarkan
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, sekitar 37,2 persen anak Indonesia di bawah usia 5 tahun
mengalami stunting. Kementerian Kesehatan dengan dukungan Millennium Challenge
Account- Indonesia (MCA-I), melalui Program Hibah Compact Millennium Challenge
Corporation (MCC) melakukan Kampanye Gizi Nasional Program Kesehatan dan Gizi
Berbasis Masyarakat (PKGBM). Salah satu intervensi dalam program PKGM adalah tentang
perubahan prilaku masyarakat, yang dilakukan dalam program Kampanye Gizi Nasional
(KGN). Program KGN di wilayah OKI dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh,
seperti melakukan aktifasi posyandu-posyandu dan pemberian pengetahuan tentang gizi anak,
mulai dari makanan apa saja yang boleh untuk bayi di atas enam bulan, bagaimana tekstur
yang baik, berapa banyak yang harus diberikan, termasuk pengetahuan pentingnya ASI
Eklusif.
Banyaknya anak stunting akan memengaruhi kualitas generasi muda Indonesia di
masa mendatang, maka dari itu orang tua wajib memperhatikan tumbuh kembang anak
sebelum terlambat.
d. Anemia
Anemia defisiensi besi terjadi karena tubuh kekurangan zat besi, sehingga jumlah sel
darah merah yang sehat berkurang dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Sel darah merah
atau disebut hemoglobin dibentuk oleh zat besi. Hemoglobin di dalam sel darah merah
dibutuhkan tubuh untuk mengikat dan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh organ
tubuh. Hemoglobin juga berperan dalam pembuangan karbondioksida dari sel-sel tubuh ke
paru-paru.
Faktor Risiko Anemia Defisiensi Besi
Jenis Kelamin. Wanita lebih rentan terkena anemia defisiensi besi terutama pada pada
masa kehamilan.
Pola makan, kurangnya mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi sangat
berpotensi terkena anemia defisiensi besi.
Donor darah, apabila dilakukan terlalu sering dapat menjadi salah satu penyebab
terkena anemia defisiensi besi.
Penyebab Anemia Defisiensi Besi
Beberapa penyebab terjadinya anemia defisiensi besi, antara lain:
Sel sabit. Anemia sel sabit disebabkan faktor genetik. Sel sabit disebabkan oleh sel
darah merah yang tidak sempurna, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik untuk
membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Malnutrisi. Kurangnya konsumsi zat besi dalam menu makanan sehari-hari. Kurang
konsumsi makanan kaya zat besi seperti hati, bayam, tahu, brokoli, ikan, dan daging
merah, menjadi penyebab anemia defisensi besi.
Talasemia. Kondisi ini termasuk penyakit genetik yang menyebabkan pengidapnya
memproduksi hemoglobin yang cacat dan mudah rusak.
Masa kehamilan. Pada masa ini, ibu hamil sangat berisiko terkena anemia defisiensi
besi.
Wanita hamil yang rutin mengonsumsi suplemen penambah zat besi secara rutin.
Menstruasi yang berlebihan. Penyebab umum terjadinya anemia defisiensi besi adalah
menstruasi atau haid yang berlebihan saat masa produktif atau subur.
Makanan atau minuman penghambat penyerapan besi. Kebiasaan mengonsumsi teh,
kopi, dan cokelat, dapat mengakibatkan terhambatnya penyerapan zat besi.
Obat-obatan yang menghambat penyerapan zat besi. Obat sakit maag dapat
mengganggu proses penyerapan zat besi atau yang dikenal sebagai antasida dan
proton pump inhibitor.
Efek samping obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS). Dalam jangka panjang
pemakaian ibuprofen dan aspirin secara terus-menerus dapat menyebabkan
pendarahan saluran cerna yang berakibat anemia.
Malabsorpsi. Malabsorpsi adalah kondisi tidak terserapnya nutrisi dengan baik,
termasuk zat besi.
Infeksi cacing tambang. Cacing ini termasuk parasit yang hidup dalam usus halus
manusia. Cacing tambang mencerna dan menyerap sel darah merah dari dinding usus
halus pengidapnya.
Perdarahan yang disebabkan oleh kecelakan motor atau mobil yang membuat
seseorang kehilangan banyak darah.
Donor darah. Terlalu sering mendonorkan darahnya dan dalam jumlah yang besar bisa
menyebabkan anemia.
Seseorang dengan pola makan vegetarian yang tidak mengonsumsi daging lebih
berisiko mengalami anemia defisiensi besi.
Gejala Anemia Defisiensi Besi
Beberapa gejala anemia defisiensi besi, antara lain:
2. Kelebihan Gizi
Sebagian besar orang mengaitkan malnutrisi dengan kekurangan gizi. Padahal malnutrisi
juga bisa berwujud kelebihan gizi. Gizi lebih terjadi ketika pemasukan kalori dan energi yang
dikeluarkan tidak seimbang. Atau ketika seseorang terlalu banyak mengonsumsi zat gizi
tertentu, seperti protein atau lemak. Hal ini kemudian memicu overweight atau obesitas.
Perlu dipahami bahwa overweight tidak sama dengan obesitas. Overweight adalah
kelebihan berat badan, sedangkan obesitas adalah penumpukan lemak berlebih di dalam
tubuh yang dapat mengganggu kesehatan. Anda dapat mengetahui status gizi Anda dengan
melihat Indeks Massa Tubuh (IMT).
Cara menghitung IMT adalah Berat Badan / (Tinggi Badan x Tinggi Badan). Misalnya: BB =
50 kg dan TB = 158 cm, maka IMT = 50 / (1.58 x 1.58) = 20.
Apabila hasilnya < 18.5 kg/m2 artinya underweight (di bawah normal), 18.5-24.9 kg/m2
normal, 25-27 kg/m2 overweight, dan > 27 kg/m2 masuk dalam kategori obesitas. Jika
seseorang memiliki IMT yang menunjukkan ia overweight dan tidak ada usaha untuk
menurunkan berat badannya, hal ini bisa berkembang menjadi obesitas.
Faktor terjadinya kelebihan gizi dan bahayanya:
Ada banyak faktor yang menyebabkan gizi lebih terjadi, antara lain genetik, aktivitas
fisik, kurangnya pemahaman tentang makanan bergizi seimbang, sering mengonsumsi
makanan yang serba instan dan fast food, serta dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi. Di
zaman yang berkembang pesat seperti ini, tidak hanya orang dewasa yang mengalami gizi
lebih, melainkan juga anak-anak.
Pada keadaan gizi berlebih, jumlah lemak di dalam tubuh akan meningkat sehingga
menyebabkan perubahan metabolisme lemak dan gula dalam skala besar. Baik anak-anak
maupun orang dewasa, kelebihan gizi tidak selamanya baik. Bertubuh subur tidak
menandakan Anda hidup makmur. Justru tubuh Anda yang seperti itu akan menjadi sarang
penyakit.
Lemak-lemak yang ada di dalam tubuh akan membentuk plak di dalam pembuluh
darah yang akan memengaruhi aliran darah ke seluruh organ. Apabila plak itu terlepas dan
menyumbat ke organ jantung, serangan jantung pun akan terjadi. Begitu juga jika menyumbat
ke otak, maka stroke akan terjadi.
Selain memicu penyakit-penyakit yang berbahaya, kelebihan gizi juga membuat
seseorang mengalami gangguan psikologis. Bertubuh besar dan gemuk akan menjadi
perbincangan banyak orang, membuat seseorang merasa tidak percaya diri, menjadi antisosial
dan bila dibiarkan bisa berujung depresi.
Menangani kelebihan gizi
Lalu, apa yang harus dilakukan apabila ternyata Anda mengalami gizi lebih?
Hal yang pertama, Anda harus mengatur pola makan. Pola makan yang dianjurkan
adalah 3 kali makan besar diselingi dengan 2 camilan. Setiap kali Anda makan besar, kurangi
jumlah karbohidrat yang masuk dan perbanyak sayuran, konsumsi makanan yang berprotein,
dan tentu saja buah-buahan. Batasilah makanan manis, asin, dan berlemak.
Selanjutnya, cobalah untuk lebih rajin bergerak dan berolahraga. Olahraga yang
disarankan minimal 3 kali dalam seminggu dengan durasi 30-40 menit per sesi. Ketiga, Anda
harus cukup minum air putih dan kurangilah kopi, teh, maupun alkohol.
Jadi, gizi lebih tidak menunjukkan bahwa Anda hidup makmur, sehat, dan bahagia.
Segala sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik, sama halnya dengan keadaan kelebihan gizi.
Justru dengan gizi lebih, banyak sekali penyakit yang mengintai. Mari terapkan pola hidup
sehat mulai sekarang, dan jangan segan untuk berkonsultasi dengan dokter gizi jika memang
membutuhkan.
BAB III
Penutup
Gizi dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi dan latar belakang sosial budaya yang
berhubungan dengan pola makan dan nutrisi. Nutrisi yang tidak adekuat dalam lima tahun
pertama kehidupan berakibat pada gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental
dan otak yang bersifat irreversible. Ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi adalah
status gizi. Status gizi balita mencerminkan tingkat perkembangan dan kesejahteraan
masyarakat dalam suatu negara serta berhubungan dengan status kesehatan anak di masa
depan.
Status adalah posisi yang didefinisikan secara social yang diberikan kepada kelompok
atau anggota orang lain. Sedangkan gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, seperti menghasilkan energy, membangun dan memelihata jaringan
serta mengatur proses-proses kehidupan. Sedangkan status gizi merupakan keadaan tubuh
akibat konsumsi makanan dan penggunaan zaat-zat gizi.
Status gizi juga dapat diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi sangat ditentukan oleh
ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam kombinasi waktu yang tepat di tingkat
sel tubuh agar berkembang dan berfungsi secara normal. Status gizi ditentukan oleh
sepenuhnya zat gizi yang diperlukan tubuh dan faktor yang menentukan besarnya kebutuhan,
penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut.