OLEH :
PARIDA
NIM. 01.19.0170.R
BAB I
PENDAHULUAN
Mesir kuno yang mengembangkan hukum hidraulic dengan mana, 5000 tahun
yang lalu, mereka melaksanakan irigasi yang mengalirkan air sungai NIL, yang
Berbagai papyri menganalogikan aliran sungai NIL dengan aliran darah yang
berasal dari jantung dan mengalir memberi darah ke seluruh tubuh dan memberi
NIL yang dapat surut dan naik. Hal ini diuraikan oleh Masters, yang selanjutnya
tanaman bila saluran air dari dari sungai NIL mengalami gangguan menjadi
ibarat dari penyakit yang timbul akibat rusaknya saluran dalam tubuh.
Konsep ini tertuang didalam Papyrus Berlin, yang membawa para dokter
dikemukakan pula bahwa denyut nadi merupakan satu tanda yang amat penting
kualitas denyut nadi. Denyut yang kuat dan lemah dikaitkan dengan penyakit
tertentu.
ditemukan bila nadi kuat dan sulit ditekan kandas dengan perabaan superfisial.”
Orang Yunani kuno juga menunjukkan perhatian besar kepada nadi. Herophilus,
bapak ilmu anatomi pada 350 SM menilai adanya empat jenis denyut nadi yang
ditentukan oleh besar, frekwensi, kuat dan iramanya yang sampai sekarang
masih digunakan dalam klinik. Akan tetapi mereka belum sampai kepada
pengertian mengenai hubungan antara daya pompa jantung dengan denyut nadi.
kemudian.
bahwa hipertensi dapat terjadi lepas dari penyakit ginjal. Padahal pada saat itu,
alat pengukur tekanan darah yang akurat belum ditemukan. Istilah, “Hipertensi
Essential,” kali pertama dipakai oleh Frank, di Jerman pada tahun 1911. Dengan
istilah ini dimaksudkan suatu gambaran penyakit yang disertai tekanan darah
yang meningkat sebagai tanda utama, namun tidak disertai kelainan ginjal dan
tekanan darah dapat meningkat bila arteria ginjal secara parsial dibendung
dengan jepitan.
dengan mengeluarkan satu ginjal yang ischaemis. Adalah Irvine Page, 1940,
4
dengan pengaturan tekanan darah di dalam satu skema yang octagonal, yang
Bagian sentral teori ini adalah perfusi jaringan yang menjadi resultan dari
kaliber pembuluh darah, viskositas darah, curah jantung (cardiac output), dan
untuk mempertahankan tekanan darah itu pada tingkat-tingkat yang wajar dan
menjamin perembesan darah yang ade kuat ke dalam jaringan. Bila satu
komponen atau faktor berubah menjadi dominan, maka yang lain akan
menyesuaikan diri.
Alat seperti ini pertama sekali diperkenalkan oleh Hinman pada tahun 1964,
akan tetapi baru pada tahun 1992 dipergunakan secara klinik setelah diketahui
nilai normal tekanan darah dengan ABPM diterima pada 1991. Pada tahun 1997
ditunjukkan bahwa jumlah obat yang diperlukan dalam terapi hipertensi yang
kematian.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah gangguan yang terjadi pada
sistem peredaran darah, yang bisa menyebabkan kenaikan pada tekanan darah di
atas batas normal. Biasanya tekanan darah tinggi tersebut lebih dari 140/90
mmHg. Hipertensi berasal dari bahasa Inggris dan berasal dari dua kata, yaitu
merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang paling umum dan paling
bersifat menetap) dalam tekanan darah arteri sistolik yang bisa disebabkan oleh
berbagai faktor, tetapi tidak peduli apa penyebabnya, mengikuti suatu pola yang
khas. (Wolff.2016).
1,13 Miliar orang didunia menyandang hipertensi , artinya 1 dari 3 orang didunia
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi , dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
berjumlah 6.897.463 orang. Pada tahun 2015, jumlah kasus yang ditangani
Kemenkes,2016).
terendah di Papua sebesar (22,2%). Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-
(RISKESDAS,2018).
Indonesia (2016) terjadi Hipertensi tiap tahun dari tahun 2013 sampai 2016
dengan disertai peningkatan CFR(Case Fatality Rate). Pada tahun 2013, CFR
Peningkatan CFR di Indonesia terus terjadi hingga 2,47 % pada tahun 2015 dan
3,04 % pada tahun 2016.Angka CFR ini belum sesuai dengan yang diharapkan
Dari data Profil Dinas Kesehatan Kota Pagar Alam Provinsi Sumatera
kasus , cakupan penemuan Hipertensi pada tahun 2019 sedikit menurun sebesar
152 kasus dan cakupan penemuan Hipertensi pada tahun 2020 sampai dengan
bulan Maret sebanyak 38 kasus tidak ada yang meninggal akibat Hipertensi
Alam penderita Hipertensi pada orang dewasa tahun 2017 sebanyak 20 kasus
kunjungan pasien 60 kasus yang dirawat dari bulan Januari sampai dengan Maret
dibedakan menjadi yang tidak dapat dikontrol seperti riwayat keluarga, jenis
kelamin, dan umur. Faktor yang dapat dikontrol seperti obesitas, kurangnya
stroke, kelemahan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan
lain-lain yang berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak,
ginjal dan jantung yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi
atau yang disebut the silent killer yang merupakan salah satu faktor resiko paling
hal yang bisa dilakukan adalah seperti edukasi penanganan hipertensi dirumah
yang bisa perawat berikan dengan cara menjelaskan kepada pasien dan
keluarganya tentang pola hidup sehat karena gaya hidup tidak sehat yang dapat
perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi
sayur dan buah serta konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih, obesitas, kurang
interview, observasi dan pemeriksaan fisik secara head to toe atau secara
persistem. Fokus dalam melakukan pembuatan proposal ini adalah klien dengan
9
diagnosa hipertensi. Proposal ini dilakukan di Rumah Sakit Besemah Kota Pagar
melakukan evaluasi keperawatan yang akan dilaksanakan pada bulan April tahun
2020.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Hipertensi.
3. Bagi mahasiswa
11
1. Wawancara / interview
Tanya jawab langsung dengan klien, keluarga, dokter, perawat, atau petugas
2. Observasi
Keperawatan.
3. Pemeriksaan fisik
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Sumber Teori
Diperoleh dari KTI / Studi kasus, Buku, Jurnal maupun artikel ilmiah yang
1. Bab I pendahuluan
Dalam hal ini membahas tentang Konsep Dasar Penyakit yang terdiri dari
Daftar Pustaka
Lampiran
13
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pengertian
Hipertensi berasal dari dua kata yaitu hiper yang berarti tinggi dan tensi
(Anderson ,2016).
yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan saling
140/90 Mmhg sebagai fluktuasi tekanan darh berlangsung antar individu dan
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit
lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan
Gambar 2.1
dan ia menempati rongga antara paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g
(10,6 oz), meskipun berat dan ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
berat badan, bertnya latihan dan kebiasaan fisik dan penyakit jantung.
baik. Ruangan antara permukaan jantung dan lapisan dalam perikardium berisi
Kamar jantung, sisi kanan dan kiri jantung, masing – masing tersusun
atas dua kamar, atrium dan ventrikel. Dinding yang memisahkan kamar kanan
dan kiri disebut septum. Ventrikel adalah kamar yang menyemburkan darahyang
merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga
terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis
diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan
pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus
jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per menit.
16
Tekanan Darah
diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola,
kapiler dan sistem vena sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan
sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Jantung bekerja
perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri
kenaikan arteri pada puncaknya sekitar 120 mmHg tekanan ini disebut tekanan
didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta cenderung
Kecepatan Tekanan
17
darah. Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan
sangat lambat pada kapiler, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat
pada kapiler. Faktor lain yang membantu aliran darah kejantung maupun
pemompa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu diastole
menarik darah dari vena dan tekanan darah arterial mendorong darah maju.
Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (perifer)
yang dekat dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran
bersifat sejajar yang konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu aliran
gambaran aliran yang yang tidak lancar. Keadaan dapat terjadi pada darah yang
2.1.3 Etiologi
18
prevalensi hipertensi seperti umur, obesitas, asupan garam yang tinggi adanya
(malas), stress, alkohol, atau garam dalam makanan bisa memicu terjadinya
stress berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal (Sadewo,
2016).
2.1.4 Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus
tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada renin
darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah. Selain itu juga dapat
21
Bagan 2.1
Pathway Hipertensi
Smeltzer,2016
22
(konsentik). Pada masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri. Pada stadium
selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur dan
berkurangnya rasio antara masa dan volume jantung akibat peningkatan volume
diastolik akhir adalah khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik. Hal ini
mekanik pompa jantung. Diperburuk lagi bila disertai dengan penyakit dalam
jantung koroner.
Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner yaitu
1. Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi otot polar dalam
resitensi seluruh badan. Kemudian terjadi valensi garam dan air mengakibatkan
unit otot jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor utama pada stadium lanjut
2. Penglihatan kabur
retina
pusat
glomerulus
lama, untuk bertambah bila terjadi dibatasi ventrikel kiri iktusikordis bergerak
kiri bawah, pada kultasi Pasien dengan hipertensi konsentri dapat ditemukan 5
(Mansjoer, 2018).
(Mansjoer. 2018).
Gambaran klinis seperti sakit kepala adalah serta gejala gangguan fungsi
masih normal, bila berkembang terus terjadi hipertensi eksentri dan akhirnya
menjadi dilarasi ventrikel kemudian gejala banyak datang. Stadium ini kadang
kala disertai dengan sirkulasi ada cadangan aliran darah ovoner dan makin
2018).
2.1.6 Komplikasi
2.1.7 Penatalaksanaan
yaitu : menurunkan isi cairan intravascular dan non darah dengan neolistik
2.1.8 Pencegahan
4. Latihan olahraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan
Jenis-jenis pengobatan
c. Kurangi alkohol
d. Menghentikan merokok
e. Olaraga teratur
input
c. Antoganis kalsium
b. Penatalaksanaan Keperawatan
lainnya.
- Menjaga kestabilan BB
1. Pemeriksaan Laboratorium
hipokoagulabilitas, anemia
ginjal
28
jantung hipertensi
perbaikan ginjal
dan riwayat penyakit, pemeriksaaan fisik dengan pola ROS (Review of system),
a. Identitas
b. Keluhan utama
4) Riawayat alergi
obat.
d. Pemeriksaan fisik
kesadaran.
kelemahan.
nutrisi elektrolit.
e. Pemeriksaan penunjang
ginjal
jantung hipertensi
perbaikan ginjal
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
kurang privasi
2.2.3.Intervensi Keperawatan
perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
Berikut adalah rencana tindakan teoritis yang akan dilakukan pada klien
Tabel 2.2
Intervensi Keperawatan
oleh Perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
2.2.5 Evaluasi
tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi
yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
proses keperawatan : untuk penentuan masalh teratasi, atau tidak teratasi adalh
dilakukan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SLKI ,DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Tim Pokja SIKI, DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SDKI, DPP PPNI (2017) Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Suparyanto (2018) Asuhan Keperawatan Defenisi dan Klasifikasi.
Prawesti (2016) Anatomi fisiologi untuk siswa Perawat.
Grace & Borley (2016) Buku Ajaran Fudamental Keperawatan ,Jakarta.
Mubarak Dkk (2015) Promosi Kesehatan , Jakarta.
Meirisa (2015) Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas.
Saferi wijaya Andra (2013) Keperawatan Medikal Bedah II, Jogyakarta.
Syaifuddin (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC
Darmojo, Boedhi dan Martono (2004). Geriatri. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)
Gunawan (2001). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: penerbit
kansius
Indriyani, Widian (2009). Deteksi dini kolestrol, hipertensi, dan stroke. Jakarta :
milistone
Junaidi, Iskandar (2010). Hipertensi ( Pengenalan, pencegahan, dan
pengobatan). Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer
Lapau, Buchari (2009). Prinsip dan Metode Epidemiologi. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Machfoedz, Ircham (2005). Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.
Jakarta : Tramaya
Notoatmodjo, Soekidjo (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta :
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Nugroho, wahyudi (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatri. Jakarta : EGC
41
Sudoyo, Aru (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam jilid 1. Edisi V. 2010.
Jakarta : Internal publishing