Anda di halaman 1dari 18

50

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Tujuan akhir dari penelitian ini adalah terbentuknya media layanan

bimbingan dan konseling melalui internet untuk perguruan tinggi yaitu berupa

situs dengan standar layanan konseling melalui internet yang telah ditetapkan oleh

ACA (2005) dan NBCC (2001). Kerangka isi dan komponen konten situs disusun

berdasarkan kajian konsep dan teori konseling melalui internet, kajian hasil

penelitian terdahulu yang relevan dan kajian empiris tentang kondisi aktual

penggunaan internet oleh mahasiswa dan konselor di universitas yang dijadikan

tempat penelitian.

Sesuai dengan fokus, permasalahan, dan tujuan penelitian, metode

penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (research and

development). Penelitian pengembangan diarahkan sebagai “a process used to

develop and validate educational product (Borg and Gall: 2003). Produk

dimaksud adalah media layanan bimbingan dan konseling melalui internet di

perguruan tinggi. Menurut Borg and Gall (2003), langkah-langkah yang ditempuh

dalam penelitian pengembangan meliputi : (1) studi pendahuluan, (2)

perencanaan, (3) pengembangan model hipotetik, (4) penelaahan model hipotetik,

(5) revisi, (6) uji coba terbatas, (7) revisi hasil uji coba, (8) uji coba lebih luas, (9)

revisi model akhir, dan (10) diseminasi dan sosialisasi.

Metode yang dikembangkan oleh Borg & Gall (2003) tersebut dapat

dimodifikasi sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan, sehingga dalam hal
51

ini penulis memilih modifikasi penelitian dan pengembangan dengan

menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menghimpun data

mengenai kondisi yang ada, dimana kondisi-kondisi tersebut menyangkut produk

dasar (embrio) media situs konseling yang dikembangkan, kondisi pihak

pengguna, seperti konselor dan mahasiswa, kondisi faktor-faktor pendukung dan

penghambat pengembangan dan penggunaan media situs konseling yang

dihasilkan dan terakhir adalah penggunaan media yang akan dihasilkan yang

mencakup unsur sumber daya, seperti konselor, sarana dan prasarana, biaya dan

pengelolaan (Sukmadinata: 2006).

Secara khusus, Sampson et.al (2004) mengadaptasi R&D dalam

pengembangan dan pengimplementasian situs konseling dalam organisasi menjadi

tujuh tahapan, yaitu (1) Evaluasi program, pada tahapan ini dibangun fondasi

dasar dari proses pengembangan, tahapan ini ada untuk memastikan bahwa situs

dibuat untuk alasan dan sasaran yang tepat. (2) Pengembangan Situs berdasarkan

evaluasi sebelumnya, hal ini untuk memastikan bahwa situs yang dikembangkan

dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan organisasi. Termasuk juga didalamnya

mengkaji berbagai situs yang sudah ada, membuat berbagai kesepakatan

mengenai anggaran dan staf yang terlibat. Pada kegiatan ini direncanaan

mengenai fitur-fitur yang dikembangkan dalam prototype, mengevaluasi dan

memperbaiki dan mengimplementasikan fitur. Pada tahapan pengembangan ini

juga, pengembangkan konten situs dilengkapi. (3) Integrasi situs, pada tahapan ini

staf merencanakan pengintegrasian situs agar sejalan dengan layanan yang

diberikan oleh organisasi. Pada tahapan ini, staf diharapkan terbiasa dengan situs
52

yang dikembangkan dan mengkaji kecocokan situs dengan program layanan yang

telah ada sebelumnya, atau layanan yang baru sama sekali. Pada tahapan ini juga

dikembangkan perencanaan untuk menghubungkan situs dengan sumber-sumber

lain di organisasi. (4) Pelatihan staf, pada tahapan ini, staff diberikan pelatihan

terkait dengan pengintegrasian situs dengan layanan yang telah ada sebelumnya.

Proses ini diawali dengan membuat perencanaan pelatihan. Para profesional, non

profesional dan staf admin mendapat pelatihan khusus yang sesuai dengan

peranan mereka dalam pemberian layanan. (5) Uji coba, efektifitas situs di

evaluasi oleh pemberi layanan dan target layanan atau calon konseli. Diawali

dengan proses mengidentifikasi pengguna, masukan-masukan yang diperoleh

digunakan untuk perbaikan situs. (6) Operation atau pelaksanaan, setelah ujicoba

dan perbaikan, situs diluncurkan sehingga pengguna dapat megaksesnya setiap

saar secara rutin. Termasuk didalamnya pemeliharaan situs maupun menanggapi

dan mencatat masukan yang datang dari pengguna. Berbagai masukan tersebut

merupakan bahan evaluasi. (7) Evaluasi, dibuat berdasarkan masukan-masukan

berdasarkan tahapan pelaksanaan yang telah dilakukan. Hasil dari evaluasi

berguna untuk meningkatkan layanan konseling maupun pengembangan situs

layanan konseling tersebut.

Kegiatan pengembangan ini merupakan kegiatan siklus kerja yang terus-

menerus, dengan langkah-langkah yang sama. Hasil dari evaluasi tersebut akan

kembali lagi ke langkah kedua, yaoitu pengembangan dan seterusnya (Samspson

et.al: 2004).
53

Pada penelitian ini, penulis membatasi langkah-langkah penelitiannya

hanya sampai lima langkah, yaitu (1) Studi pendahuluan untuk mengetahui

mengenai ketepatan alasan pengembangan dan sasarannya. (2) Perencanaan dan

pengembangan media situs konseling melalui internet, termasuk didalamnya

mengembangkan fitur dan konten situs layanan konseling. (3) Penilaian pakar

terhadap media situs konseling terhadap etika layanan konseling melalui internet

dan kriteria situs yang baik. (4) Perbaikan media berdasarkan masukan para

penilai pakar. (5) Ujicoba keterbacaan media situs konseling secara terbatas pada

mahasiswa dan dosen selaku target pengguna.

Alasan peneliti hanya melakukan lima langkah penelitian adalah karena

keterbatasan waktu dan faktor kebijakan universitas yang dijadikan tempat

penelitian. Media layanan konseling melalui internet yang dikembangkan dalam

penelitian ini terdiri dari beberapa bentuk layanan konseling, sehingga diperlukan

waktu yang cukup lama untuk melakukan uji efektifitas setiap bentuk layanan

yang diberikan. Sementara itu terkait dengan kebijakan universitas adalah bahwa

pelayanan konseling melalui internet ini menuntut jumlah personel konselor yang

memadai dan tenaga teknisi pendukung yang senantiasa siap kapanpun

diperlukan, sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan kebijakan khusus dari

universitas yang bersangkutan.

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini adalah pengembangan media layanan konseling melalui

internet di perguruan tinggi, dimana proses pengembangan media terdiri dari lima

tahapan dengan subjek penelitian yang beragam. Pada studi pendahuluan, subjek
54

adalah mahasiswa UNJ berjumlah 70 orang yang ditentukan secara random.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling. Alasan

peneliti menggunakan teknik tersebut adalah bahwa persyaratan yang diperlukan

untuk menjadi responden dalam penelitian ini adalah bahwa individu tersebut

merupakan mahasiswa aktif di UNJ sehingga tidak menitik beratkan pada jumlah

keterwakilan dari berbagai komponen fakultas dan jurusan. Jumlah sampel terdiri

10 mahasiswa fakultas teknik, 10 mahasiswa fakultas ilmu sosial, 10 mahasiswa

fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam, 10 mahasiswa fakultas bahasa

dan seni, dan 30 mahasiswa fakultas ilmu pendidikan. Subjek lainnya adalah tujuh

orang dosen pengajar di Jurusan BK FIP UNJ.

Pada tahap pengembangan dan validasi media hipotetik subjeknya adalah

pakar bimbingan dan konseling dan pakar ICT dalam pendidikan berjumlah tiga

orang. Pada tahap uji coba media, subjek penelitian adalah mahasiswa BK FIP

UNJ yang berjumlah 31 orang dan tiga orang dosen di Jurusan BK FIP UNJ.

Alasan dipilihnya mahasiswa BK FIP UNJ adalah karena terdapatnya kesamaan

keilmuan, sehingga diharapkan dapat memberikan penilaian yang lebih objektif.

C. Pengembangan Instrumen Penelitian

1. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data

Instrumen pengumpul data dibuat untuk menyusun empat perangkat

instrumen penelitian, yaitu :

a. Angket studi pendahuluan, angket ini digunakan untuk menyaring informasi

mengenai kebiasaan penggunaan internet oleh:

1. Mahasiswa UNJ
55

2. Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNJ.

b. Angket penilaian pakar yang digunakan untuk menjaring data penilaian

mengenai media situs konseling melalui internet, yang mencakup:

1. Standar etika layanan konseling melalui internet.

2. penilaian tampilan situs

c. Angket penilaian kriteria situs yang baik dan konten situs oleh:

1. Mahasiswa BK FIP UNJ

2. Dosen pengajar di jurusan BK FIP UNJ

Angket pertama bertujuan untuk melakukan studi pendahuluan

menggunakan bentuk pertanyaan dengan pilihan jawaban yang bervariasi, seperti

menandai lebih dari satu, memilih salah satu, mengurutkan sesuai dengan

kebiasaan, dan memilih ya atau tidak. Terdapat beberapa pertimbangan terhadap

bentuk variasi dari pernyataan tersebut, karena hal tersebut disesuaikan dengan

tujuan dari studi pendahuluan yang hendak menjaring data mengenai pola

kebiasaan penggunaan internet baik oleh mahasiswa UNJ dan dosen di Jurusan

BK FIP UNJ.

Angket mahasiswa diberikan secara online melalui kelompok-kelompok

mahasiswa UNJ di situs jejaring sosial facebook. Sementara itu angket dosen

disebarkan secara langsung kepada para dosen yang bersedia mengisi angket

tersebut. Berikut ini dalam tabel 3.1 merupakan kisi-kisi angket kebiasaan

penggunaan internet bagi mahasiswa.


56

Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Kebiasaan Penggunaan Internet Mahasiswa
No Aspek No. soal
1 Jenis kelamin 1
2 Kepemilikan media untuk online internet 2
3 Tempat mengakses internet 3
4 Waktu pengakses internet 4
5 Situs yang paling sering dikunjungi 5
6 Kegiatan online internet yang paling sering dilakukan 8
7 Penggunaan internet sebagai sarana konsultasi dengan dosen 6&7
8 Penggunaan internet sebagai sarana konsultasi psikologis 12
9 Harapan fasilitas layanan konseling melalui internet dari universitas 13 & 14

Berbeda dengan angket mahasiswa mahasiswa yang disebar secara online,

angket dosen diberikan secara langsung oleh peneliti. Berikut ini pada tabel 3.2

merupakan kisi-kisi angket kebiasaan penggunaan internet oleh dosen.

Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Kebiasaan Penggunaan Internet Dosen
No Aspek No.
soal
1 Pengalaman mengajar 1
2 Kepemilikan media untuk online internet 2
3 Tempat mengakses internet 3
4 Waktu pengakses internet 4
5 Situs yang paling sering dikunjungi 5
6 Kegiatan online internet yang paling sering dilakukan 6
7 Penggunaan internet sebagai sarana konsultasi mahasiswa 7&8
8 Perkuliahan online (e-learning) 9
9 Kebersediaan memberikan layanan konseling melalui internet 10

Angket kedua bertujuan untuk memperoleh penilaian dari pakar mengenai

media hipotetik yang telah dikembangkan, penilaian ini mencakup kesesuaian

media dengan standar etika layanan konseling melalui internet yang telah

digariskan oleh ACA dan NBCC. Angket ini yang menggunakan pilihan jawaban

memadai dan tidak memadai, mengingat bahwa diperlukan ketegasan untuk

menentukan nilai konten dan tampilan media tersebut.


57

Selain itu dalam angket juga diberikan ruang bagi pakar untuk

memberikan catatan-catatan yang dirasa penting dalam penilaian media situs

tersebut. Pakar juga memberikan penilaian terhadap tampilan situs tanyabinga.

Berikut ini dalam tabel 3.3 merupakan kisi-kisi instrumen untuk penilaian pakar

yang dibuat berdasarkan standar etika layanan konseling melalui internet.

Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Penilaian Pakar: Pemenuhan Standar Layanan Konseling
Melalui Internet
Aspek Indikator Jumlah No. Soal
Soal
Hubungan dalam 1. Informasi kelebihan dan kekurangan konseling 2 2, 3
konseling melalui melalui internet
internet 2. Informasi profil konselor 1 4
3. Persyaratan klien calon pengguna 1 1
4. Penggunaan metode verifikasi klien dalam situs 1 19
5. Informasi mengenai prosedur dalam konseling 5 11, 12,13,14,
15
6.
Informasi mengenai bahasa pengantar dalam 3 8, 9, 10
konseling dan kemungkinan terdapatnya
perbedaan-perbedaan
7. Informasi mengenai jalan keluar lain jika terjadi 2 22, 23
kegagalan teknologi
8. Informasi prosedur dalam keadaan darurat 2 7, 16
9. Informasi peringatan akan resiko mengakses situs 1 21
diruang publik
10. Pengaksesan situs oleh klien yang mengalami 1 18
ketunaan
Kerahasiaan dalam 1. Informasi mengenai keamanan transaksi data 1 20
konseling melalui 2. Informasi mengenai pihak yang dapat mengakses 2 24, 25
internet data
3. Informasi mengenai rekaman data 1 26

Aspek hukum, 1. Informasi mengenai usia pengakses situs 1 27


lisensi dan 2. Informasi kode etik profesi 1 6
sertifikasi 3. Informasi cakupan wilayah tugas konselor 1 5
4. Tautan ke wensite lembaga profesional konseling 1 17

Berikut ini tabel 3.4 merupakan kisi-kisi angket penilaian pakar,

mahasiswa dan dosen dalam hal penilaian tampilan dalam parameter teknis media

situs yang dikembangkan, dalam penilaiannya digunakan penilaian skala likert,


58

dengan 4 pilihan jawaban, yaitu tidak memadai, kurang memadai, memadai dan

sangat memadai.

Tabel 3.4
Kisi-kisi Angket Mengenai Tampilan Situs
No Aspek
1 Desain tampilan
2 Kemudahan navigasi
3 Kecepatan akses
4 Fasilitas contact us
5 Fasilitas FAQ (frequently asking question)
6 Fasilitas Link
7 Informasi pengantar menu
8 Informasi aktual
9 Informasi terpercaya

Angket penilaian mengenai tampilan dalam parameter teknis situs yang

diberikan kepada pakar maupun dosen dan mahasiswa adalah angket yang sama.

Angket selanjutnya atau angket ketiga bertujuan untuk memperoleh data penilaian

dari mahasiswa mengenai konten situs layanan konseling melalui internet.

Sebagaimana angket sebelumnya, dalam angket digunakan penilaian skala likert,

dengan 4 pilihan jawaban, yaitu tidak memadai, kurang memadai, memadai dan

sangat memadai. Berikut ini dalam tabel 3.5 merupakan kisi-kisi angket penilaian

mahasiswa terhadap konten situs .


59

Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket Penilaian Mahasiswa Mengenai Konten Situs
No Aspek Sub Aspek
1 Menu layanan konseling Pendaftaran
Informasi mengenai konselor
Informasi mengenai layanan konseling melalui internet
Kondisi dan persyaratan yang harus diketahui dan
disepakati
Aplikasi teknologi dalam konseling
2 Menu Tanya Binga Tema-tema pertanyaan
Kemudahan mengajukan pertanyaan
3 Menu mari membaca Artikel yang disajikan
Relevansi artikel dengan permasalahan psikologis
Relevansi artikel dengan permasalahan pendidikan
Informasi Beasiswa
4 Menu jajak pendapat Isu dalam jajak pendapat
Relevansi dengan kehidupan mahasiswa
Relevansi dengan kehidupan kampus
Kemudahan mengikuti jajak pendapat
5 Pandangan Terhadap Manfaat situs untuk mengentaskan permasalahan
Layanan Konseling mahasiswa
Melalui Internet Pemenuhan kebutuhan kesehatan mental mahasiswa

Peneliti menyiapkan kisi-kisi angket penilaian mengenai konten situs dari

dosen yang terlibat dalam ujicoba media situs layanan konseling melalui internet.

Sebagaimana angket sebelumnya, dalam angket digunakan penilaian skala likert,

dengan 4 pilihan jawaban, yaitu tidak memadai, kurang memadai, memadai dan

sangat memadai. Berikut ini dalam tabel 3.6 merupakan kisi-kisi angket penilaian

dosen terhadap konten situs tanya binga.


60

Tabel 3.6
Kisi-kisi Angket Penilaian Dosen Mengenai Konten Situs
No Aspek Sub Aspek
1 Menu layanan konseling Pendaftaran
Informasi mengenai konselor
Informasi mengenai layanan konseling melalui internet
Kondisi dan persyaratan yang harus diketahui dan
disepakati
Aplikasi teknologi dalam konseling
2 Menu Tanya Binga Tema-tema pertanyaan
Kemudahan mengajukan pertanyaan
Menu mari membaca Artikel yang disajikan
Relevansi artikel dengan permasalahan psikologis
Relevansi artikel dengan permasalahn pendidikan
Informasi Beasiswa
3 Menu jajak pendapat Isu dalam jajak pendapat
Relevansi dengan kehidupan mahasiswa
Relevansi dengan kehidupan kampus
Kemudahan mengikuti jajak pendapat
3 Akun Konselor Pengelolaan akun situs

Informasi profil klien


4 Pandangan Terhadap Manfaat situs untuk mengentaskan permasalahan
Layanan Konseling Melalui mahasiswa
Internet Pemenuhan kebutuhan kesehatan mental mahasiswa

2. Penimbangan Instrumen Angket Pengumpul Data

Salah satu upaya untuk mendapatkan instrumen yang berkualitas guna

mendapatkan hasil penelitian yang baik, adalah dengan melakukan penimbangan

instrumen angket pengumpul data. Dalam penelitian ini instrumen yang

dikembangkan bukan ditujukan untuk mengukur kondisi psikologis individu.

Sehingga penimbangan instrumen yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk

menguji keterbacaan instrumen yang telah dikembangkan.

Penelitian ini memiliki lima instrumen yang pengumpul data yang

dikembangkan oleh peneliti. Instrumen tersebut terdiri dari 14 item pertanyaan

dari instrumen mengenai penggunaan internet oleh mahasiswa, 10 item

pertanyaan mengenai kebiasaan penggunaan internet oleh dosen, 35 item


61

instrumen pengejawantahan etika layanan konseling melalui internet, 26 item

pertanyaan mengenai penilaian dosen terhadap situs media layanan konseling, dan

19 item pertanyaan mengenai penilaian mahasiswa terhadap situs media layanan

konseling yang harus dikaji dan ditelaah secara rasional oleh ahli. Maka peneliti

kemudian melakukan penimbangan instrumen kepada pakar dalam bidang

bimbingan dan konseling dan bahasa yaitu: Dr. Ilfiandra, Susi Fitri, S.Pd., M.Si.,

Kons dan Enrico Suryo Aditjondro, BAC.

D. Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis berusaha menyesuaikan tujuan penelitian,

sehingga menyederhanakan sepuluh tahap yang telah ditetapkan oleh Borg & Gall

(2003) menjadi lima tahapan yaitu: tahap satu Studi Pendahuluan, tahap dua

pengembangan situs, tahap tiga Penilaian pakar dan terakhir tahap empat

perbaikan berdasarkan penilaian dan masukan pakar, tahap lima uji coba situs

terhadap mahasiswa dan dosen. Berikut ini merupakan penjelaasan atas setiap

langkah yang dilakukan oleh penulis:

1. Studi Pendahuluan

Dalam langkah ini, penulis melakukan studi pendahuluan yang meliputi

penelitian skala kecil bertujuan untuk mengetahui mengenai penggunaan internet

oleh mahasiswa dan dosen pengajar di jurusan BK FIP UNJ, penelitian skala kecil

ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket mengenai penggunaan internet

kepada 70 mahasiswa UNJ dan angket yang diberikan kepada dosen pengajar di

jurusan BK FIP UNJ. Tujuan dari angket ini adalah untuk melihat perilaku
62

penggunaan internet oleh mahasiswa UNJ dan dosen jurusan BK FIP UNJ dan

melihat kemungkinan dikembangkannya layanan bimbingan dan konseling

melalui internet di UNJ dan ketepatan sasaran layanan yang diberikan.

Angket mahasiswa terdiri dari 14 pertanyaan ini disebar secara online

dengan memanfaatkan media situs penyedia layanan survey

www.freesurveyonline.com dan memanfaatkan jaringan pertemanan sosial

mahasiswa UNJ di situs jejaring sosial Facebook dan milis perkuliahan dan

disebar secara langsung. Sementara itu angket bagi dosen yang mengajar di

jurusan BK FIP UNJ terdiri dari 12 pertanyaan, dan disebar secara langsung

kepada dosen pengajar di Jurusan BK FIP UNJ.

2. Perencanaan dan Pengembangan desain situs

Kegiatan pengembangan desain situs ini terdiri dari beberapa kegiatan inti

terkait dengan pembuatan situs yang dijadikan media layanan konseling melalui

internet, beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses pengembangan

diantaranya adalah: membuat perencanaan rancangan situs layanan konseling

melalui internet, menyiapkan format administrasi dalam konseling dan

menentukan desain atau tampilan media. Berikut ini penjelasan yang lebih

terperinci mengenai kegiatan perencanaan dan pengembangan media situs layanan

konseling melalui internet.

a. Merencanakan berbagai keperluan pengembangan, seperti perihal

administrasi, etika layanan konseling, menentukan berbagai fitur dan konten

penunjang situs layanan konseling.


63

b. Menyiapkan perihal administrasi seperti formulir pendaftaran konseling

(Zack: 2004), sistem kerja penerimaan aplikasi dan pengembangan akun

pihak-pihak yang terkait dengan layanan konseling melalui internet .

c. Pengejawantahan etika layanan konseling melalui internet berupa penyiapkan

teks yang berisi mengenai berbagai ketentuan, kondisi dan persyaratan dalam

konseling melalui internet yang harus diketahui dan disetuji oleh klien.

Berbagai ketentuan, kondisi dan persyaratan tersebut dibuat standar kode etik

konseling melalui internet ACA (2005: Sek A.12) dan NBCC (2001)

d. Menyiapkan fitur dan konten penunjang layanan konseling melalui internet

yang bisa diakses pengguna dalam media situs.

3. Penilaian Pakar

Setelah media situs hipotetik telah dirampungkankan, maka penulis

memasuki tahapan selanjutnya, yaitu tahapan penelaahan oleh pakar. Dalam

tahapan ini, penulis meminta Expert Judgments atau penilaian dari para pakar

untuk memberikan penilaian terhadap pengejawantahan etika layanan konseling

melalui internet dan pemenuhan kriteria situs yang baik terhadap situs telah

dikembangkan oleh penulis. Berbeda dengan hasil interater reliabilitas pada

pengembangan instrumen penelitian pada umumnya, dimana akan ada bagian

yang dibuang karena tidak memenuhi syarat baik dari konten maupun konteks.

Pada penelitian ini, hasil penilaian yang diberikan oleh pakar sepenuhnya

dijadikan bahan perbaikan media yang dikembangkan.

Adapun para pakar yang memberikan penilaian adalah:


64

a. Rohman Natawijaya, Guru Besar Bimbingan dan Konseling Universitas

Pendidikan Indonesia.

b. Cher Ping Lim, Guru besar bidang pendidikan dalam hal teknologi dan

komunikasi dalam pendidikan dari Edith Cowan University Perth, Australia.

Beliau juga merupakan direktur Asia-Pacific Centre of Excellence for Teacher

Education and Innovations.

c. Ann Margaret T. Martin seorang konselor pendidikan yang memimpin

Lembaga Pelayanan Mahasiswa Academic Service Faculty Student Wellness

Center De La Salle University-Das Marinas Cavite Philippines. Beliau juga

telah melakukan penelitian Grounded Theory Approach In Developing a

Cybercounseling Framework.

4. Perbaikan Berdasarkan Masukan Pakar.

Setelah memperoleh hasil penilaian dan masukan dari pakar, maka penulis

melakukan berbagai perbaikan terkait dengan informasi mengenai etika layanan

konseling melalui internet, yang menyangkut (1) hubungan dalam konseling

melalui internet, (2) kerahasiaan dalam konseling melalui internet dan (3) aspek

hukum, lisensi dan serifikasi konselor. Selain etika, perbaikan juga dilakukan

berdasarkan masukan pakar untuk memenuhi kriteria situs yang baik, seperti

masalah tampilan, kemudahan navigasi, kecepatan akses, fasilitas hubungi kami,

fasilitas FAQ, fasiliitas link atau tautan dan berbagai aspek yang menyangkut

informasi yang diberikan dalam media layanan konseling melalui internet yang

dikembangkan.
65

5. Uji Coba Terbatas

Setelah melalui penilaian oleh para pakar, maka media situs konseling

melalui internet ini diujicobakan secara terbatas. Proses ujicoba ini dimulai

dengan identifikasi pengguna yaitu mahasiswa dan dosen, kemudian pengguna

tersebut menjelajahi situs, mencoba berbagai fitur didalamnya, dan memberikan

penilaian berdasarkan observasi yang mereka lakukan (Sampson et.al: 2004)

Adapun pihak-pihak yang dilibatkan dalam proses kegiatan uji coba media situs

layanan konseling ini adalah

a. Dosen pengajar di jurusan BK FIP UNJ yang menjadi konselor dan menjadi

subjek dalam ujicoba media situs. Dasar pemikiran yang digunakan oleh

peneliti adalah dengan melibatkan dosen yang bersedia untuk menjadi

konselor dan terlibat dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

b. Mahasiswa BK FIP UNJ reguler angkatan 2007 dan 2008 yang menjadi

subjek dalam ujicoba media situs. Dasar penelitian dipilihnya mahasiswa

Bimbingan dan konseling reguler angkatan 2007 dan 2008 adalah dengan

pertimbangan adanya perspektif keilmuan yang sama dan mahasiswa tersebut

telah mendapatkan mata kuliah konseling dan profesionalisasi bimbingan dan

konseling.

Tujuan dari uji coba tersebut adalah untuk mengumpulkan data mengenai

respon konselor dan mahasiswa terhadap tampilan situs, kemudahan penggunaan

berbagai menu dalam situs, keterbacaan berbagai informasi dalam situs.

Hasil interpretasi data tersebut akan dijadikan bahan evaluasi dan

diharapkan dapat memberikan rekomendasi perbaikan dan peningkatan kualitas


66

media situs layanan konseling melalui internet yang dikembangkan.


dikembangkan Adapun

visualisasi tahap-tahap
tahap pengembangan media layanan konseling melalui internet

dapat dilihat pada bagan alur pada halaman selanjutnya berikut ini.
ini

Tahap 2 Tahap 4
• Kondisi Lapangan Pengembangan
mengenai • Penilaian Pakar Perbaikan • Uji coba media
Desain media layanan layanan terbatas
infrastruktur, • Perbaikan media
penggunaan • Merancang konseling melalui terhadap
internet layanan konseling mahasiswa dan
internet mahasiswa media layanan berdasarkan
& dosen konseling dosen
penilaian dan
melalui internet. masukan pakar
Tahap 3
Tahap I Tahap 5 Uji Coba
Penilaian Pakar
Studi
Pendahuluan

Gambar. 3.1 Tahap Pengembangan Media Layanan Konseling Melalui Internet

E. Analisis Data

Terdapat dua jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, yaitu data

kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh untuk menjawab

pertanyaan penelitian mengenai (1) Infrastruktur teknologi yang menunjang

dikembangkannya layanan
lay konseling melalui internet. (2) Kebiasaan penggunaan

internet oleh dosen jurusan BK FIP UNJ. (3) Penilaian pakar terhadap media situs

layanan konseling dan (3) Hasil uji coba situs terbatas terhadap dosen.
dosen Analisa

yang dilakukan adalah analisis deskriptif.


67

Data kuantitaif diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai

(1) kebiasaan penggunaan internet oleh mahasiswa (2) hasil uji coba situs terbatas

oleh mahasiswa. Analisa yang digunakan untuk data ini adalah taknik analisis

deskriprtif dengan melihat nilai rata-rata dari data yang berhasil dikumpulkan

melalui angket. Selain itu, penyajian data juga dilengkapi tabel, grafik dan

diagram yang disesuaikan dengan sifat data yang ditampilkan.

Anda mungkin juga menyukai