Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEPERAWATAN PASIEN HIV-AIDS

YUNI KRISTANTI DEWI


SEMESTER VII(SPK)
KELOMPOK IV

Diagnosa keperawatan Pada Pasien HIV/AIDS

1.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup
yang beresiko.
2.Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi
nonopportunisitik yang dapat ditransmisikan.
3.Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi,
kelelahan.
4.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
5.Diare berhubungan dengan infeksi GI
6.Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang
dicintai.

Perencanaan keperawatan.

Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil
Intervensi
Rasional

* Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan pola hidup
yang beresiko.

Pasien akan bebas infeksi oportunistik dan komplikasinya dengan kriteria tak ada tanda-
tanda infeksi baru, lab tidak ada infeksi oportunis, tanda vital dalam batas normal, tidak
ada luka atau eksudat.

Intervensi :
1.Monitor tanda-tanda infeksi baru.
2.gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan invasif. Cuci tangan sebelum meberikan
tindakan.
3.Anjurkan pasien metoda mencegah terpapar terhadap lingkungan yang patogen.
4.Kumpulkan spesimen untuk tes lab sesuai order.
5.Atur pemberian antiinfeksi sesuai order

Rasionalisasi
1. Untuk pengobatan dini
2. Mencegah pasien terpapar oleh kuman patogen yang diperoleh di rumah sakit.
3. Mencegah bertambahnya infeksi
4. Meyakinkan diagnosis akurat dan pengobatan
5. Mempertahankan kadar darah yang terapeutik

* Resiko tinggi infeksi (kontak pasien) berhubungan dengan infeksi HIV, adanya infeksi
non opportunisitik yang dapat ditransmisikan.

Infeksi HIV tidak ditransmisikan, tim kesehatan memperhatikan universal precautions


dengan kriteria kontak pasien dan tim kesehatan tidak terpapar HIV, tidak terinfeksi
patogen lain seperti TBC.

Intervensi
1.Anjurkan pasien atau orang penting lainnya metode mencegah transmisi HIV dan
kuman patogen lainnya.
2.Gunakan UPI bila mengambil darah dan cairan tubuh pasien. Gunakan masker bila
perlu.

Rasionalisasi
1. Pasien dan keluarga mau dan memerlukan informasikan ini
2. Mencegah transimisi infeksi HIV ke orang lain

* Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan, pertukaran oksigen, malnutrisi,


kelelahan.

Pasien berpartisipasi dalam kegiatan, dengan kriteria bebas dyspnea dan takikardi selama
aktivitas.

Intervensi :
1.Monitor respon fisiologis terhadap aktivitas
2.Berikan bantuan perawatan yang pasien sendiri tidak mampu
3.Jadwalkan perawatan pasien sehingga tidak mengganggu isitirahat.

Rasionalisasi
1. Respon bervariasi dari hari ke hari
2. Mengurangi kebutuhan energi
3. Ekstra istirahat perlu karena meningkatkan kebutuhan metabolic

* Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
kurang, meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.

Pasien mempunyai intake kalori dan protein yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan
metaboliknya dengan kriteria mual dan muntah dikontrol, pasien makan TKTP, serum
albumin dan protein dalam batas normal, BB mendekati seperti sebelum sakit.
Intervensi :
1.Monitor kemampuan mengunyah dan menelan.
2.Monitor BB, intake dan ouput
3.Atur antiemetik sesuai order
4.Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting lainnya.

Rasionalisasi
1. Intake menurun dihubungkan dengan nyeri tenggorokan dan mulut
2. Menentukan data dasar
3. Mengurangi muntah
4. Meyakinkan bahwa makanan sesuai dengan keinginan pasien

* Diare berhubungan dengan infeksi GI

Pasien merasa nyaman dan mengontrol diare, komplikasi minimal dengan kriteria perut
lunak, tidak tegang, feses lunak dan warna normal, kram perut hilang,

Intervensi :
1.Kaji konsistensi dan frekuensi feses dan adanya darah.
2.Auskultasi bunyi usus
3.Atur agen antimotilitas dan psilium (Metamucil) sesuai order
4.Berikan ointment A dan D, vaselin atau zinc oside
Mendeteksi adanya darah dalam feses

Rasionalisasi
1. Hipermotiliti mumnya dengan diare
2. Mengurangi motilitas usus, yang pelan, memperburuk perforasi pada intestinal
3. Untuk menghilangkan distensi

* Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang
dicintai.

Keluarga atau orang penting lain mempertahankan suport sistem dan adaptasi terhadap
perubahan akan kebutuhannya dengan kriteria pasien dan keluarga berinteraksi dengan
cara yang konstruktif

Intervensi :
1.Kaji koping keluarga terhadap sakit pasein dan perawatannya
2.Biarkan keluarga mengungkapkana perasaan secara verbal
3.Ajarkan kepada keluaraga tentang penyakit dan transmisinya.

Rasionalisasi
1. Memulai suatu hubungan dalam bekerja secara konstruktif dengan keluarga.
2. Mereka tak menyadari bahwa mereka berbicara secara bebas
3. Menghilangkan kecemasan tentang transmisi melalui kontak sederhana.

Daftar Pustaka

Grimes, E.D, Grimes, R.M, and Hamelik, M, 1991, Infectious Diseases, Mosby Year
Book, Toronto.

Christine L. Mudge-Grout, 1992, Immunologic Disorders, Mosby Year Book, St. Louis.

Rampengan dan Laurentz, 1995, Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak, cetakan kedua,
EGC, Jakarta.

Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.

Lyke, Merchant Evelyn, 1992, Assesing for Nursing Diagnosis ; A Human Needs
Approach,J.B. Lippincott Company, London.

Phipps, Wilma. et al, 1991, Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice,
4th edition, Mosby Year Book, Toronto

Doengoes, Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made
Kariasa dan Ni Made S, EGC, Jakarta

Lebih lengkap disini: askep hiv - aids | kumpulan askep askeb | download KTI Skripsi |
asuhan keperawatan kebidanan
http://terselubung.cz.cc/

Anda mungkin juga menyukai