Anda di halaman 1dari 63

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Rasional PENGEMBANGAN KURIKULUM


PENDIDIKAN TINGGI
Definisi dan Sejarah
Perkembangan Kurikulum

Landasan Yuridis

Kurikulum dan KKNI

Model Kurikulum

Tahap Pengembangan
Kurikulum Wagiran
maswagiran@yahoo.com
Pembelajaran dan FT UNY
Evaluasi
Bahan Diskusi dalam Lokakarya Pengembangan Kurikulum 2014 di
Kurikulum
Referensi Fakultas Ekonomi UNY, 18 Nopember 2013
2013
Rasional 1977: STO bergabung
dengan IKIP dengan nama:
Fak. Keguruan Ilmu
Keolahragaan (FKIK)

3 Januari 1963:
Penyatuan FKIP dan
IPG menjadi IKIP
19 Sept 1955
Fakultas Pedagogik (FP)
1999
Univ. Gadjah Mada : Bagian
Pendidikan, dan Bagian Pend.
1965
1977
Jasmani
1999:
Perluasan mandate IKIP
1963 Yogyakarta menjadi
September 1965: IKIP Universitas (Kepres No 93
1962 memiiki 5 Fakultas (FIP, Tahun 1999
FKIE, FKSS, FKIS, FKT)

• 2 Februari 1962 FP
Menyelenggarakan pendid
menjadi Tiga Bagian: FIP, akademik, profesi, dan vokasi da
1955 FPD, dan FKIP bidang kependidikan yang diduk
• SK. Mendikbud No. 92 th bidang nonkependidikan u
1962 (Berdiri Institut menghasilkan manusia unggul y
Pendidikan Guru/IPG). mengutamakan ketaqwa
kemandirian, dan kecendikian. (
UNY ke 1)
 Melalui perluasan mandate, UNY diberi keleluasaan untuk untuk tidak
saja mengembangkan ilmu pendidikan tetapi juga ilmu-ilmu non
kependidikan dalam wadah Universitas

 “Universitas Negeri Yogyakarta yang selanjutnya disingkat UNY, adalah


perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan akademik
dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olahraga,
serta jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi
dan profesi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”
(Permendiknas No 34 Tahun 2011 tentang statuta UNY)

 Perluasan mandat menjadi universitas tidak berarti menghilangkan misi


kependidikan UNY sebagai LPTK, namun keberadaan program non
kependidikan justru merupakan upaya memperkuat program
kependidikan sehingga dihasilkan calon pendidik maupun tenaga
kependidikan yang berkualitas.

 Untuk menghasilkan lulusan baik bidang pendidikan maupun non


kependidikan yang berkualitas, kurikulum merupakan salahsatu
instrumen penting dalam proses pendidikan.
KURIKULUM
 Adalah Serentetan tujuan belajar yang direncanakan
(Maurutz Johnson, 1967)
 Adalah Kesempatan yang diperuntukkan bagi peserta didik
untuk belajar di satuan pendidikan (Mc. Cutcheon, 1981)
 Sejumlah aktivitas belajar dan pengalaman yang harus
dimiliki oleh peserta didik (Crunkilton, 1984)
 Adalah isi pendidikan, daftar mata pelajaran (matakuliah),
pengalaman pendidikan, daftar mata pelajaran (matakuliah)
yang harus dipelajari, bidang studi, dan aktivitas belajar
yang direncanakan (Taylor dan Richard, 1985)
 Kurikulum dapat dikelompokkan menjadi 4:
Kurikulum sebagai produk pendidikan
Kurikulum sebagai program pendidikan
Kurikulum sebagai proses belajar yang direncanakan
Kurikulum sebagai pengalaman peserta didik (Bean, Toepfer dan
Alessi, 1986).

 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan


mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (UU No. 20
Tahun 2003)

 Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan


dilaksanakan berbasis kompetensi (Peraturan Pemerintah
No. 17 Tahun 2010, Pasal 97)
Kemampuan apa yang harus
dimiliki mahasiswa setelah SKL (Learning Outcome)
lulus

Apa saja yang harus


Materi Pembelajaran
dipelajari

KURIKULUM Bagaimana strateginya Pembelajaran

Bagaimana kita tahu bahwa


peserta didik telah Evaluasi
menguasai kompetensi
Sejarah Kurikulum Pendidikan Tinggi
 Kurikulum yang berbasis pada Pokok-pokok Sistem Pendidikan Nasional
Pancasila (UU no. 22 Tahun 1961, Penetapan Presiden No. 19 Tahun 1965,
Perpres No. 14 Tahun 1965)
 Kurikulum diatur Pemerintah ( UU No. 2 Tahun 1989, PP No. 60 Tahun 1999)
 Pergeseran paradigma ke konsep KBK, Kurikulum pendidikan tinggi
dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk setiap program studi (UU No. 20 Tahun 2003
pasal 38 ayat 3 dan 4, Kepmendiknas No. 232/U/2000, dan perubahan kurikulum
inti di Kepmendiknas No 045/U/2002)
 Kurikulum dikembangkan oleh PT sendiri ( PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 17 ayat
4, PP No 17 Tahun 2010 pasal 97 ayat 2)
 Dikembangkan berbasis kompetensi (PP No. 17 Tahun 2010 pasal 97 ayat 1)
 Minimum mengandung 5 elemen kompetensi( PP No. 17 Tahun 2010 pasal 17
ayat 3)
 Capaian Pembelajaran Sesuai dengan Level KKNI( Perpres No. 08 Tahun 2012)
 Kompetensi lulusan ditetapkan dengan mengacu pada KKNI( UU No. 12 Tahun
2012 pasal 29)
 Peraturan Mendikbud No. 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi
Perkembangan Kurikulum LPTK
LPTK: Calon guru profesional Kepmendiknas No. 232/U/2000
Sistem: Concurrent/Terintegrasi  KBK (Competence based curriculum)
kompetensi akademik kependidikan, Kelompok: MPK, MKK, MPB, MKB, dan MBB
bidang studi & jati diri bangsa Kepmendiknas 045/U/2002: Kompetensi
Indonesia (MKDU, MKDK, MKPBS, utama;
MKPBM) pendukung; dan lainnya  Kur Inti & Institusi
UNESCO (1997): the four pilars of education

1994-2000
2000-an
1970-1990

Pendekatannya: topik inti (content UU No. 20 th 2003 ttg Permendiknas No. 8


based curriculum), dengan Kelompok Sisdiknas, PP 19 th 2005 Th 2009 ttg Progr
Matakuliah: MKU, MKDK, MKK I, dan ttg SNP, serta UU No. 14 Pend Profesi Guru
MKK II + program Post Secondary th 2005 ttg GD: Pra-Jab.
Subject Matter (PSSM) 20 SKS kompetensi guru (1) Perpres No. 8
pedagogis, (2) profesional, Th2012 ttg KKNI
(3) sosial, dan (4)
kepribadian
Landasan Yuridis
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.
 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan.
 Peraturan Presiden RI Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 34 tanggal 18 Agustus 2011
tentang Statuta Universitas Negeri Yogyakarta.
 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun
2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan
Tinggi
KKNI DAN KURIKULUM
PENDIDIKAN TINGGI
SDM
asing
ALASAN EKSTERNAL
• Tantangan dan
persaingan global
• Ratifikasi berbagai konvensi KKNI (IQF) Penilaian
Sebuah kesetaraan
Pernyataan
dan
kualitas
ALASAN INTERNAL SDM
pengakuan
Indonesia kualifikasi
• Kesenjangan:
mutu, jumlah, kemampuan.
• Relevansi:
penghasil vs pengguna,
info kebutuhan vs human
capital planning
• Pengangguran SDM
• Beragam aturan kualifikasi
Indonesia
• Beragam pendidikan
Jenis dan strata
Pendidikan

Tingkat keahlian/
kemampuan dalam
AQ ke-profesi-an
F
KKNI
EQ
F Jabatan
pada perusahan/
SQ industri,
F kepegawaian

Tingkat
penghargaan
masyarakat/
pengguna
tenaga kerja
PENDIDIKAN
GELAR AKADEMIS
S S
M M D1 D2 D3 S1 Sp S2 S3
P A

9
U 8
MD 7
PROFESI M 6 OTODIDAK
SERTIFIKAT PENGALAMAN
PROFESI
5 KEAHLIAN
4 KHUSUS

3
2
1
OPERATOR ANALIS AHLI
INDUSTRI
FUNGSI JABATAN KERJA
Peningkatan level KKNI Melalui Berbagai alur

S
S 3 9
S 2
S p
1 8
D D
D 3 4 7
D 2
SM 1
A 6
SM
P
5

1
KKNI adalah
Pengguna lulusan kerangka penjenjangan kualifikasi
ASOSIASI kerja yang menyandingkan,
INDUTSRI 9 menyetarakan,
Kemenakertrans mengintegrasikan,
8 sektor pendidikan dan
pelatihan serta pengalaman
7 kerja dalam rangka
pemberian pengakuan
6 kompetensi kerja sesuai dengan
ASOSIASI 5 jabatan kerja di berbagai sektor.
PROFESI
Pengembangan
individu & karir 4
3 perwujudan mutu dan jati diri
Kemendikbud 2 bangsa Indonesia terkait dengan
Pengembangan sistem pendidikan dan
keilmuan, pengetahuan,
1 pelatihan serta program
dan keterampilan peningkatan SDM secara
INSTITUSI nasional
PENDIDIKAN
1. Penataan jenis dan jenjang pendidikan
2. Penyetaraan mutu lulusan
3. Memfasilitasi pendidikan sepanjang hayat
4. Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu
Doktor Doktor
(S3) (S3) Terapan

Magiste Magister
r (S2) (S2) Terapan Sistem PPL

persyaratan masuk
matrikulasi

Sarjana Diploma
(S1) 4 (D4)

Diploma 3
(D3)
Diploma 2
(D2)
Diploma 1
(D1)

Sekolah Menegah Atas/ Kejuruan/ Madrasah Alyah


S3
Spesialis S3
(Terapan) 9
S2 8 S2
(Terapan)
Profesi
7
D IV 6 S1

D III 5
D II 4
DI
3
SMK SMA
2
1
RUMUSAN RUMUSAN
UMUM RINCI
9 DESKRIPSI
LEARNING LEARNING
KUALIFIKA
OUTCOMES OUTCOMES
8 SI KKNI
PRODI PRODI
(KOMPETEN
7
SI UTAMA)
6 Nasional
Asosiasi/Forum
5 Program Studi
4
3
2
1

Perguruan tinggi
(deskripsi umum) (alinea 1 disetiap
level)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

(alinea 3 disetiap (alinea 2 disetiap


level) level)
LEVEL 6 (Sarjana S1 dan D4)

• Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang


9 keahliannya, dan mampu beradaptasi terhadap
situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah.
8
• Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan
7 tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian
6 khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara
mendalam, serta mampu memformulasikan
5 penyelesaian masalah prosedural.
4 • Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan
3 analisis informasi dan data, dan memberikan petunjuk
dalam memilih berbagai alternatif solusi.
2
1 • Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat
diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja
organisasi.
LEARNING OUTCOMES
PARAMETER
DESKRIPSI
S1 S2 S3

KEMAMPUAN DI
a
BIDANG KERJA

PENGETAHUAN b
YANG DIKUASAI

KEMAMPUAN
c
MANAJERIAL
LEVEL S1
9
8
7
6
5
4
3
2
1 DESKRIPSI KEMAMPUAN LULUSAN
1. Kelengkapan deskripsi
(learning outcomes) YANG TELAH
2. Level kualifikasi. DIRUMUSKAN OLEH PRODI PERLU
DISESUAIKAN TERHADAP
DESKRIPSI KKNI
PRODI D3 GIZI LEVEL 2
(awalnya) (setara dgn lulusan SMA)

Memiliki ketrampilan melaksanakan Mampu melaksanakan satu tugas


pelayanan gizi terbatas untuk kasus spesifik, dengan menggunakan alat, dan
kasus non komplikasi mengikuti informasi, dan prosedur kerja yang
tugas yang diberikan sesuai lazim dilakukan, serta menunjukkan
standar pelayanan gizi minimal kinerja dengan mutu yang terukur, di
yang bersifat rutin dibawah bawah pengawasan langsung
pengawasan. atasannya.

LEVEL 5
(setara dgn lulusan D3)
Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai
dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis
data serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur.
LEVEL 2
Contoh : PRODI D3 GIZI
(setara dgn lulusan SMA)
Mampu melaksanakan satu tugas spesifik,
Memiliki ketrampilan melaksanakan dengan menggunakan alat, dan informasi, dan
pelayanan gizi terbatas untuk kasus kasus non
prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta
komplikasi mengikuti tugas yang diberikan
sesuai standar pelayanan gizi minimal yang menunjukkan kinerja dengan mutu yang
bersifat rutin dibawah pengawasan . terukur, di bawah pengawasan langsung
atasannya.

Pengetahuan dasar tentang prosedur Memiliki pengetahuan operasional dasar dan


penerapan pelayanan gizi dengan pengetahuan faktual bidang kerja yang
menggunakan prinsip dasar Ilmu Gizi, ilmu spesifik, sehingga mampu memilih pemecahan
pangan, biomedik , untuk dapat berperan
yang tersedia terhadap masalah yang lazim
sebagai pelaksana pelayanan gizi.
timbul.

Mampu melaksanakan pelayanan gizi


berdasarkan tugas kerja yang diberikan, di
bawah pengawasan dan mampu bekerja Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan
dalam satu kelompok kerja serta menyusun dapat diberi tanggung jawab membimbing orang
laporan rutin di bawah bimbingan.
lain.
Mampu berkomunikasi efektif dan empati
secara terbatas pada tim kerja .
Memfasilitasi Pendidikan Sepanjang
Hayat Pendidikan Pendidikan Pendidikan
Vokasi Profesi Akademik
Melalui assessment
oleh PT penerima Spesialis
dan harus melewati Subspesialis
II S3S3
proses pendidikan 9
dalam jangka waktu Sesialis I
Spesialis S2S2
tertentu 8
Profesi
Profesi
7 umum
D4D4 S1S1
6
RP D3D3
L 5
RP D2
Lulusan
L D2 4 D
2
D1
3 D1

CONTOH SMU/ SMK


PENGAKUAN
2 SMA/SMK
SMP
MAKSIMUM 1
 Prodi perlu menyiapkan sistem
penyetaraan, sistem matrikulasi,
dan persyaratan memasuki
program Rekognisi Pembelajaran
Lampau(RPL)
 Prodi yang akan mengikuti
program RPL perlu menyiapkan
kurikulum yang mampu
mengakomodasi RPL .
Model Kurikulum
1. S1 Kependidikan + PPG
PENDIDIKAN 2. S2 Kependidikan
3. S3 Kependidikan

MODEL
KURIKULUM
1. Program Pendidikan Vokasi (D III, D
IV)
2. Program Pendidikan S1 Non
NON
Kependidikan
KEPENDIDIKAN
3. Program Pendidikan S2 Non
Kependidikan
4. Program Pendidikan S3 Non
Kependidikan
Model Kurikulum Bidang Kependidikan

Model Terintegrasi antara Pendidikan Akademik dengan


Pendidikan Profesi 1 Semester
Model Terintegrasi antara Pendidikan Akademik Berkewenangan
Tambahan dengan Pendidikan Profesi 1 Semester
Model Terintegrasi antara Pendidikan Akademik dengan
Pendidikan Profesi 2 Semester
Model Terintegrasi antara Pendidikan Akademik
Berkewenangan Tambahan dengan Pendidikan Profesi 2
Semester
Model Berlapis antara Pendidikan Akademik dengan
Pendidikan Profesi 2 Semester
Model Berlapis dengan diawali Penugasan Pengabdian
Mendidik di Daerah 3T (PPG SM-3T)
Model Terintegrasi antara Model Kurikulum untuk Masukan
Pendidikan Akademik yang Tidak Linier
Kolaboratif dengan Pendidikan
Profesi 2 Semester
 Bila berdasarkan tes masuk PPG
 Merupakan model terintegrasi peserta menunjukkan kekurangan dalam
pendidikan akademik kolaboratif penguasaan bidang studi, maka mereka
diharuskan mengambil program
dengan pendidikan profesi. penguatan bidang studi yang ditawarkan
 Program akademik bidang studi yang di PPG.
program studinya tidak  Apabila mereka menunjukkan
diselenggarakan oleh LPTK. kekurangan baik pada penguasaan
bidang studi maupun pedagogi, mereka
 Program akademik dilaksanakan diharuskan mengikuti penguatan baik
selama 8 semester pada perguruan kelompok mata kuliah bidang studi
tinggi non LPTK, dilanjutkan maupun pedagogi dalam PPG semester
pertama.
matrikulasi untuk penguatan
 Lulusan S-1 nonkependidikan yang
kompetensi akademik kependidikan akan mengikuti program PPG
pada LPTK penyelenggara PPG. diwajibkan untuk mengikuti program
matrikulasi terlebih dahulu
Model Pendidikan S2 Kependidikan (Sumber S1 Linier dan S1 Non
Linier)

S1-Non Linier Matrikulasi Matrikulasi MK Prodi Magister Pendidikan


S1-Linier Statistika
-

Model Pendidikan S3 Kependidikan (Sumber S1 Linier dan S1 Non


Linier)

S2-Non Linier
Matrikulasi Matrikulasi MK Prodi Doktor
S2-Kependidikan Statistika - Pendidikan
Model Kurikulum Bidang Non Kependidikan

Diploma III
6 Ujian Akhir

KEINDONESIAAN
KARAKTER DAN
5 Kerja Praktik
4
Vokasi
3
Pengembangan Bidang Keahlian Praktikum
2
1

Diploma IV/Sarjana Terapan


8 Ujian Akhir
KEINDONESIAAN
KARAKTER DAN

7 Kerja Praktik
6
Vokasi 5
4 Pengembangan Bidang Keahlian Praktikum
3
2
1
Program Pendidikan S1 Non Kependidikan

8 Ujian Akhir
7 KKN dan Penyusunan TA

KEINDONESIAAN
KARAKTER DAN
6 Akademik Bidang Keahlian PKL
5 (Utama, Pendukung, dan Lainnya) Praktikum
S1
4
3
2
1

Program Pendidikan S2 Non Kependidikan

S1-Non Linier Matrikulasi MK Prodi


S1-Linier Matrikulasi Statistika Master

Program Pendidikan S2 Non Kependidikan

S2-Non Linier Matrikulasi Matrikulasi MK Prodi


Statistika Doktor
S2-Linier -
TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

KEBIJAKAN Masukan dari


UNIVERSITAS & ASPEK INTERNAL ASPEK EKSTERNAL Asosiasi &
PROGRAM STUDI Analisis SWOT Tracer study Stake holders
(University values) PROFIL
(Need assessment)
(Scientific vision PS) LULUSAN Kesepakatan PS
(Market signal)
Konsep sejenis
kurikulum dan RUMUSAN KOMPETENSI Deskriptor KKNI
kompetensi (learning outcomes)
& standar BSNP

Kel. Studi/ lab, Pemilihan bahan kajian Penilikan terhadap ke Konsep UNESCO
Bid. studi terkait (peta IPTEKS) 5 elemen kompetensi
Forum PS
Rincian bahan kajian :
Tingkat keluasan, Matriks kompetensi Tim Kurikulum
Tingkat kedalaman, dengan bahan kajian Program Studi
Tingkat kemampuan
yang ingin dicapai

Keterlibatan Konsep integrasi Konsep mata kuliah Konsep


semua dosen bahan kajian dan besarnya sks pembelajaran SCL

Ketetapan konsep struktur Struktur kurikulum & Strategi


Program studi kurikulum & sillabus rencana pembelajaran pembelajaran SCL

DOKUMEN KURIKULUM BARU


TAHAPAN PENYUSUNAN KURIKULUM

Analisis SWOT Tracer Study /


Program studi Need Assessment
(Scientific vision) (Market signal)

(1) Profil Lulusan

(2) Kompetensi Lulusan

(3) Bahan kajian

(4) Membentuk mata kuliah


dan menetapkan sks

(5)
Struktur kurikulum
(distribusi tiap Semester)

(6) Silabus dan


Rencana Pelaksanaan
Tim DIKTI 2011
Pembelajaran
1. Pemilihan profil lulusan

Profil lulusan adalah jawaban terhadap pertanyaan :


Program studi ini akan menghasilkan lulusan seperti apa ?
Suatu ‘peran’ di kehidupan yang dapat dilakukan oleh lulusan di
kemudian hari (outcomes ).

CONTOH PROFIL CONTOH PROFIL


SARJANA ARSITEKTUR SARJANA PERTANIAN

CONTOH PROFIL
KEDOKTERAN

The Five Star Doctor


• Care Provider
• Arsitek profesional • Community Leader • Manajer
• Peneliti/Akademisi • Decision Maker • Peneliti & pengamat
• Birokrat lingkungan • Communicator • Administrator
• Kontraktor • Manager • Pendidik
Tim DIKTI 2011
Untuk dapat berperan
sebagai profil tersebut,
dibutuhkan sejumlah kompetensi yang
harus dimiliki oleh lulusan

• Menguasai metode penelitian


peneliti • Memiliki kepekaan masalah nyata

• Memiliki leadership
manajer • Mampu menerapkan prinsip manajemen

• Mampu merencanakan program


perencana • Mampu melaksanakan dan mengendalikan

Tim DIKTI 2011


Klasifikasi kompetensi menurut Kepmendiknas no 045/U/2002

Kompetensi yang seharusnya dimiliki


(Capaian Belajar Program Studi/PLO)
PROFIL PENCIRI PENCIRI
PROGRAM STUDI LEMBAGA/ INSTITUSI
LULUSAN
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
UTAMA PENDUKUNG LAINNYA

3
TRACER STUDY
(kebutuhan KESEPAKATAN
VISI MISI PT - PS SENDIRI
stakeholders) & PROGRAM STUDI
(university values)
SCIENCTIFIC SEJENIS
VISION
Tim DIKTI 2011
2. Dari profil lulusan ke perumusan kompetensi

PENCIRI
PENCIRI PENCIRI
CONTOH LEMBAGA/
PROGRAM STUDI NASIONAL
PROFIL LULUSAN INSTITUSI

KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


SARJANA SENI
UTAMA KHUSUS UMUM

Mampu mengksplorasi LIMA MATA KULIAH


Pencipta secarakreatif KOMPETENSI WAJIB NASIONAL
1 APA
seni Memiliki sikap nasionalisme (PP 17/2010)
Religius
YANG 1. Pendidikan
MENJADI CIRI agama (2)
Mengidetifikasi dan
SARJANA 2. Kewarganegara
2 Pengkaji menyelesaikan masalah seni
PERGURUAN an &/ Pancasila
Menguasai berbagai (2/3)
pendekatan TINGGI
3. Bahasa
Memiliki pengetahuan INI ?
3 Pengelola Indonesia (2)
menejemen 4. Bahasa Inggris/
berjiwa kepemimpinan Asing lainnya
Melestarikan dan (2)
Pendidik mengembangkan IPTEKS 5. Matematika/
4
seni logika/statistik
Memiliki tanggung jawab
keilmuan (2) Tim DIKTI 2011
Kompetensi lulusan harus mengandung 5 elemen kompetensi

Rumusan Kompetensi Elemen Kompetensi


Profil
(Capaian Belajar Program Studi) 1 2 3 4 5 6
1
2
3
4
5
6
7
10
11
14
15
16
(1) Nasionalisme dan Karakter Bangsa (Kepribadian), (2) Penguasaan Akademik
Kependidikan, (3) Penguasaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni dan/atau Olahraga, (4)
Kemampuan dan Keterampilan Berkarya, (5) Sikap dan Perilaku berkarya Menurut Tingkat
keahlian Berdasarkan Ilmu dan Keterampilan yang Dikuasai, dan (6) Penguasaan Kaidah
Berkehidupan Bermasyarakat sesuai dengan pilihan Keahlian berkarya.
3. Menetapkan bahan kajian/ materi ajar

untuk menetapkan bahan kajian yang akan dipelajari perlu


MENYUSUN PETA KEILMUAN BIDANG STUDI

1. Bahan kajian yang ditetapkan oleh program studi,


diambil dari peta keilmuan (IPTEKS) yang menjadi
ciri program studi atau dari khasanah IPTEKS yang
akan dibangun oleh program studi sendiri.
2. Bahan kajian bisa ditambah bidang/cabang ilmu yang
dianggap diperlukan bagi lulusan untuk antisipasi
pengembangan ilmu di masa depan.
3. Bahan kajian bisa juga dipilih berdasarkan analisis
kebutuhan dunia kerja/profesi yang akan diterjuni
oleh lulusan di masa datang.
Tim DIKTI 2011
KELOMPOK BAHAN KAJIAN
berdasarkan
BIDANG STUDI/ KELOMPOK KEILMUAN/ LABORATORIUM

CITY PLANNING,
ARCHITECTURAL ENVIRONMENT,AND
DESIGN HUMAN SETTLEMENT

DESIGN PRINCIPLE & BUILDING SCIENCE


ARCHITECTURE THEORY AND TECHNOLOGY

SOCIAL SCIENCE,
STRUCTURE
ETHICS, AND
PRINCIPLE
HUMANITIES

endrotomoits@yahoo.com
CONTOH FORMAT MATRIKS KOMPETENSI DENGAN BAHAN KAJIAN

BAHAN KAJIAN
Rumusan Kompetensi
Inti IPTEKS Untuk
(Capaian Belajar IPTEKS IPTEKS Ciri
keilmuan pendukung pelengk
Yang masa
PT
Program Studi) prodi dikemb depan

A B C D E F G H I J K L M N
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
4. Membentuk mata kuliah dan menetapkan besarnya sks

1. Dibuat matriks yang menunjukkan hubungan antara


kompetensi dengan bahan kajian, untuk membentuk sebuah
mata kuliah.
2. Dalam konsep ini, sebuah mata kuliah memungkinkan berisi
berbagai bahan kajian yang terkait erat dan diperlukan untuk
disatukan karena pertimbangan efektifitas pembelajaran.
Artinya suatu bahan kajian dipahami dalam konteks tertentu.
( Materi etika bisa digabung dengan materi rekayasa, atau mungkin
dengan manajemen. Belajar matematika dalam konteks elektro, sangat
mungkin menjadi satu mata kuliah ). Konsep ini yang
memungkinkan kurikulum disusun secara blok
3. Demikian pula sebuah mata kuliah dapat dibangun dari satu
bahan kajian untuk mencapai satu kompetensi atau beberapa
kompetensi sekaligus.
4. Sehingga dengan adanya penggabungan bahan kajian ini, ada
kecenderungan jumlah mata kuliah menjadi lebih sedikit dengan
bobot sks yang lebih besar. Tim DIKTI 2011
Alternatif membentuk mata kuliah lewat matriks

BAHAN KAJIAN
KOMPETENSI MK1 & MK2
1 2 3 … N beda jenis bahan
A MK1 MK2 kajian dalam satu
B MK3 kompetensi
C MK3
D MK4 tiga bahan kajian
berkaitan dengan
E MK6
satu kompetensi
F
MK5 & MK6
G MK5
satu bahan kajian
H
untuk mencapai
I banyak kompetensi
J
MATA KULIAH
K MK7 ADALAH BUNGKUS
L DARI
BAHAN KAJIAN
M

Tim DIKTI 2011


BAHAN KAJIAN
CONTOH IPTEKS IPTEKS Yang Untuk Ciri
Inti keilmuan
PEMBENTUKAN MATA pendukung pelengk dikemb ms dpn PT

KULIAH

Strategi pemb
Struktur bang.
Teori, metode

Ars nusantara
Lansekap ars

Permukiman
Sains ars-tek
Perencanaan
Desain ars.

Lingk & IT
Perk. Ars.

Interior
RUMUSAN KOMPETENSI

CAD
Seni
1 Kemampuan merancang arsitektur Mata kuliah
2 Kemampuan mengkomunikasikan ide. A
Mk
3 Kemampuan bekerjasama
B
4 Memiliki kepekaan masalah nyata

5 Kemampuan membaca gambar

6 Memiliki kemampuan managerial & leadership

7 Mempunyai kemampuan dasar praktek


m
8 Kemampuan belajar sepanjang hayat
k
Berfikir & berkomunikasi secara akademik& etis.
9
C
10 kemampuan mengembangkan arsitektur

11 Menjunjung tinggi norma akademik

12 Memiliki penget. strategi pembangunan


Besarnya sks mata kuliah dimaknai sebagai :

a. Waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk


dapat mencapai suatu kompetensi/ learning
outcomes dengan metode pembelajaran yang dipilih.
b. Waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk menguasai
bahan/ materi ajar dengan kedalaman dan keluasan
yang ditetapkan.
c. Besarnya peran dalam pencapaian kompetensi/
learning outcomes lulusan, yang ditunjukkan dengan
proporsi besarnya sks mata kuliah ini terbanding
terhadap keseluruhan beban studi di tiap semester.

Tim DIKTI 2011


Memilih model struktur kurikulum

Engineering Disp

profesional practice & ethic


Humanistic,social science ,

profesional practice & ethic


Humanistic,social science ,
Specialization

Engineering
Design

Basic Engineering
(Engineering Principle)
Mathematic & Basic
Science

• Berdasar strategi pembelajaran.


• Berdasar logika keilmuan.
• Prasyarat dieliminir dalam
• Asumsi dasar, ada prasyarat.
proses pembelajaran
• Parsial, integrasi diakhir
• Integrasi lebih awal.
Tim DIKTI 2011
Menyusun struktur kurikulum dalam Semester

MATA KULIAH ALTERNATIF sks Program


Semester Pendidikan
1 2 3 4 5 6 7 A B C Akademik

Sem 12
Sem 11
Sem 10
Sem 9
Sem 8 18 12 10
Sem 7 18 18 18
Sem 6 18 19 19
Sem 5 18 19 19
Sem 4 18 19 19
Sem 3 18 19 19
Sem 2 18 19 20
Sem 1 18 19 20
LEVEL 5

• Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang sesuai dari
beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan menganalisis data, serta
mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.

• Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

• Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara


komprehensif.

• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja kelompok.
LEVEL 6
• Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya, dan
mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam
penyelesaian masalah.
• Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara
umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan
tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan
penyelesaian masalah prosedural.
• Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis
informasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih
berbagai alternatif solusi. Mampu Menggerakkan masyarakat untuk menjadi
lebih berdayaguna (community development)

• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi


tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
LEVEL 7
• Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di
bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara
komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS
untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan
strategis organisasi.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau
seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan
monodisipliner.
• Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan
strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab
penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung
jawab bidang keahliannya.
LEVEL 8

• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau


seni di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya
melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau


seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter
atau multidisipliner .

• Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat


bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat
pengakuan nasional maupun internasional.
LEVEL 9

• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau


seni baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek
profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya
kreatif, original, dan teruji.

• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau


seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter,
multi atau transdisipliner.
• Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan
riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu
pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu
mendapat pengakuan nasional maupun internasional.
Referensi
 Bahan-bahan Sosialisasi KKNI dan Kurikulum, Tim
pengembang Kurikulum Direktorat Pembelajaran dan
Kemahasiswaan DIKTI 2012
 Dikti (2010). Buku Pedoman Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia Edisi 1. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi
 Dikti (2013). Pedoman Pengembangan Kurikuum
LPTK. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
 Dikti (2008). Buku Panduan Pengembangan
KurikulumBerbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi.
Sebuah Alternatif Penyusunan Kurikukum. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
 Peraturan perundangan terkait dan Bahan-bahan
lainnya

Anda mungkin juga menyukai