Anda di halaman 1dari 4

Analisis kualitas tanah secara fisik

Parameter fisika tanah


1. Tekstur Tanah
Tanah yang didominasi fraksi pasir cendrung lebih porus datau memiliki porositas
yang besar. Tanah dengan tekstur seperti ini akan sulit menahan air. Karena jumlah pori
mikro yang berfungsi menahan air sangat sedikit.namun jika tanah yang didominasi
oleh liat akan memiliki jumlah pori mikro yang bersar dan jumlah pori makro yang
sedikit. Hal ini akan menghambat aerasi tanah sehingga tidak terjadi pertukaran udara
yang akan menghambat respirasi akar dan mirobia tanah.

2. Kerapatan Massa (Bulk density)


Kerapatan Massa Tanah (bulk density) menyatakan berat volume tanah, dimana
seluruh ruang tanah diduduki butir padat dan pori yang masuk dalam perhitungan. Berat
volume dinyatakan dalam massa suatu kesatuan volume tanah kering. Volume yang
dimaksudkan adalah menyangkut benda padat dan poriyangterkandung di dalam tanah.
Bulk density dipengaruhi oleh padatan tanah, pori-poritanah, struktur, tekstur,
ketersediaan bahan organik, serta pengolahan tanah sehingga dapat dengan cepat
berubah akibat pengolahan tanah dan praktek budidaya.
Bulk density (BD) adalah rasio massa untuk volume partikel tanah, termasuk pori-
pori tanah. Sebagai dasar sifat fisik tanah, BD tidak hanya mempengaruhi ketersediaan
bahan-bahan organik dan nutrisi, tetapi juga secara tidak langsung mencerminkan
kualitas tanah dan produktivitas tanah tersebut. Selanjutnya, BD adalah salah
satuparameter yang paling penting yang digunakan untuk menghitung karbon organik
tanah (Xuet al., 2016).
Kerapatan massa tanah menunjukkan perbandingan berat tanah terhadap volume
total (udara, air dan padatan) yang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut

dimana :
ρb = kerapatanmassa (g/cm3)
Ms = berat tanah (gr)
Vt = volume total (cm3) (Hillel, 1981).

3. Kerapatan Partikel Tanah (particle density)


Kerapatan partikel tanah menyatakan berat volume butir-butirpadat tanah yang
terkandung di dalam tanah. Menghitung kerapatan partikel tanah, berarti ditujukan pada
partikel padatan. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu
tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Untuk kebanyakan tanah
mineral kerapatan partikelnya rata-ratasekitar 2,6 gram/cm3.
Jika particle density suatu lahan rendah, maka tanah tersebut kurang baik untuk
dijadikan media tanam, sebaliknya jika nilai particle density tinggi, maka baik untuk
dijadikan suatu media tanam bagi produktivitas tanaman. Bahan organik memiliki berat
yang lebih kecil dari berat benda padat tanah mineral yang lain dalam volume yang
sama, jumlah bahan organik dalam tanah jelas mempengaruhi kerapatan butir.
Akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari sub soil
(Hardjowigeno, 1995). Kandungan bahan organik di dalam tanah sangat mempengaruhi
kerapatan partikel tanah, akibatnya tanah permukaan biasanya kerapatan partikelnya
lebih kecil dari subsoil. Walau demikian kerapatan partikel tanah tidak berbeda banyak
pada tanah yang berbeda (Foth, 1994).
Untuk menentukan particle density, yang diperhatikan adalah pada partikel-partikel
bagian padat dari tanah. Oleh karena itu particle densitydari setiap jenis tanah adalah
konstan, tidak bervariasi dengan jumlah ruang antara partikel-partikel tanah. Kerapatan
partikel tanah menunjukkan perbandingan antara massa tanah kering terhadap volume
tanah kering dengan persamaan:

dimana :
ρs = kerapatan partikel (g/cm3)
Ms = massa tanah kering (g)
Vs = volume tanah kering (cm3) (Hillel, 1981).

4. Porositas
Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan
volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator
kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas dapat ditentukan melalui 2 cara, yaitu
menghitung selisih bobot tanah jenuh dengan bobot tanah kering dan menghitung
ukuran volume tanah yang ditempati bahan padat. Komposisi pori-pori tanah ideal
terbentuk dari kombinasi fraksi debu, pasir dan lempung (Sutanto, 1994).
Tanah bertekstur kasar mempunyai persentase ruang pori total lebih rendah dari pada
tanah bertekstur halus, meskipun rataan ukuran pori bertekstur kasar lebih besar dari
pada ukuran pori tanah bertekstur halus (Arsyad,1989). Kelas porositas tanah dapat
dilihat pada Tabel 3 berikut:

5. Perkolasi
Perkolasi merupakan proses masuknya air kedalam tanah setelah terjadinya infiltrasi
(keluar daerah perakaran) yang dalam hal ini berpengaruh terhadap potensial tekanan.
Semakin besar daya resap tanah, maka semakin kecil luas daerah peresapan yang
diperlukan untuk sejumlah air tertentu. Mengingat setiap daerah memiliki jenis tanah
yang berbeda maka daya resap tanahnya juga akan berbada pula. Kapasitas perkolasi
(Pp) adalah laju perkolasi maksimum. Kapasitas perkolasi dipengaruhi oleh kondisi
tanah dibawah permukaan pada daerah tak jenuh.

6. Kemantapan Agregat
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan pendispersi
oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Agregat dapat menciptakan
lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya
terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air. Pada tanah yang agregatnya kurang
stabil bila terkena gangguan maka agregat tanah tersebut akan mudah hancur.
(Hardjowigeno,1987)

7. Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan
bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat, 2009)
Menurut PP no 150 tahun 2000 tanah lahan kering yang memiliki nilai permeabilitas
atau daya pelulusan air < 0,7 cm/jam dan > 8,0 cm/jam telah terletak pada ambang
kritis, artinya tanah tersebut telah memiliki permeabilitas yang buruk.

Sumber :
Izzati, Kholifah Nur. 2016. PARAMETER FISIKA, KIMIA DAN BIOLOGI TANAH.
Maret 30. Accessed November 02, 2021.
https://iffanurizza.blogspot.com/2016/03/parameter-fisika-kimia-dan-biologi-
tanah.html.
Prastomo, Odie. 2018. "Pengaruh Lama Penggenangan Terhadap Sifat Fisika Tanah
Latosol Dan Kualitas Air Serta Pertumbuhan Tanaman Terung (Solanum
melongea L.)." Skripsi.

Anda mungkin juga menyukai