Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN RISIKO

“Identifikasi dan Pengukuran Resiko”


Makalah Untuk Tugas Presentasi Matakuliah Manajemen Resiko

DISUSUN OLEH :

ACHMAD SARIB 14012302


DAHLINA 14012310
DEVID DWI J 14012312
KHAIRUNISA 14012324
ROSIANA MURSITA 14012338

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


WIDYA PRAJA TANAH GROGOT
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan

Makalah Manajemen Risiko yang berjudul “Identifikasi dan Pengukuran Risiko”.

Serta tidak lupa pula kami panjatkan kepada junjungan alam Nabi besar

Muhammad SAW karena beliau lah yang telah mengahantarkan kita semua ke

kehidupan seperti sekarang ini.

Dengan Makalah Manajemen Risiko ini, kami mengharapkan agar

makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak baik yang menyusun, yang

memanfaatkan maupun bagi pembaca. Karena penyusunan makalah ini guna

memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko, maka kami mengharapkan agar

makalah ini dapat memberikan nilai yang memuaskan.

Tana Paser, 25 Maret 2017

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................ i

Daftar Isi .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

1.4 Manfaat ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 Pengertian Identifikasi Risiko ......................................................... 3

2.2 Pengertian dan Pentingnya Pengukuran Risiko................................ 8

2.3 Evaluasi dan Pengukuran Risiko ..................................................... 11

2.4 Teknik Pengukuran Risikoi ............................................................. 11

2.5 Jenis Pengukuran Risiko ................................................................. 16

2.6 Manfaat Pengukuran Risiko ............................................................ 17

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 18

4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 18

4.2 Saran ................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Resiko  merupakan bagian dari kehidupan kerja individual maupun

organisasi.  Berbagai macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan

lain di jalan, resiko terkena banjir di musim hujan dan sebagainya, dapat

menyebabkan kita menanggung kerugian jika resiko-resiko tersebut tidak kita

antisipasi dari awal. Resiko dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan

yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang

atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu

yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.

Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik

dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini secara konkret

menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini. Setelah

kita mengidentifikasi resiko maka tindakan selanjutnya adalah mengukur

resiko.dengan mengukur resiko kita bisa mengetahui seberapa besar resiko itu.

Hal ini penting, karena sebelum kita menentukan sikap untuk mengendalikan

resiko terlebih dahulu kita mengetahui kadar resiko tersebut, hal  inilah yang

mendorong penulis untuk  mengangkat bagaimana cara mengukur resiko dengan

mudah.

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa

masalah, yaitu :

1. Apa pengertian identifikasi dan pengukuran resiko?

2. Apa saja teknik dalam pengukuran resiko?

3. Apa saja jenis pengukuran resiko?

4. Apa manfaat pengukuran resiko?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian dan pentingnya identifikasi dan

pengukuran resiko.

2. Untuk mengetahui apa saja teknik dalam pengukuran resiko.

3. Untuk mengetahui apa saja jenis pengukuran resiko.

4. Untuk mengetahui apa manfaat pengukuran resiko.

1.4. Manfaat

1. Sebagai media belajar dan tambahan wawasan bagi penulis.

2. Memberikan informasi bagi pembaca.

3. Dapat memahami atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Jika risiko tidak bisa diidentifikasi maka risiko tidak dapat diukur maka

kita tidak bisa mengelola risiko. Pada makalah ini kita akan membicarakan

mengenai karakteristik dan pengukuran berbagai risiko. Dua tipe risiko yaitu

risiko murni dan risiko spekulatif ( risiko bisnis ).  Karena risiko memiliki

karakteristik yang berbeda-beda maka pengukurannya pun jugab berbeda-beda.

2.1. Pengertian Identifikasi Risiko

Pengidentifikasian risiko adalah hal pertama yang harus dilakukan

sebelum pengukuran risiko. Secara umum langkah-langkah dalam identifikasi dan

pengukuran risiko adalah:

1. Mengidentifikasi risiko dan memelajari karakteristik risiko.

2. Mengukur risiko dengan melihat seberapa besar dampak risiko tersebut

terhadap kinerja perusahaan, dan menentukan prioritas risiko.

Langkah-Langkah yang dilakukan dalam Mengidentifikasi Risiko adalah

a) Pertama kali yang dilakukan adalah risiko perlu diidentifikasi

b) Kemudian kita perlu mempelajari karakteristik risiko serta melakukan

evaluasi

c) Pemahaman terhadap karakteristik  yang baik akan bermanfaat  untuk

merumuskan metode yang tepat untuk mengelola risiko

3
d) Langkah berikutnya adalah melakukan prioritisasi risiko, dimana

kuatifikasi risiko merupakan salah satu komponen penting karena kita bisa

mengukur tinggi rendahnya risiko dan bagaimana dampah risiko tersebut

terhadap kinerja perusahaan.

e) Selanjutnya memfokuskan pada risiko yang paling relevan ( mempunyai

dampak yang paling besar dan probabilitas yang besar) bagi perusahaan.

f) Langkah selanjutnya dalam mengelola risiko ( pembahasan lebih lanjut ada

bab 13-20)

g) Langkah selanjutnya adalah revisit yaitu mengevasluasi ulang langkah-

langkah yang sudah dilakukan untuk meningkatkan efektivitas manajemen

risiko.

Ada beberapa teknik yang bisa digunakan dalam mengidentifikasi bahwa

perusahan atau organisasi memiliki eksposur terhadap risiko:

1. Analisis Sekuen Risiko

Risiko mempunyai sekuen dari sumber risiko sampai kemudian

munculnya kerugian karena resiko tersebut.

Contohnya : Kebakaran, adalah bahwa api merupakan sumber resiko pertama. Api

menyebabkan kerugian bagi organisasi kemudian ada faktor resiko yang

menjadi katalis yaitu yang mempercepat atau memperbesar munculnya

kejadian yang tidak diinginkan. Faktor resiko tersebut adalah minyak tanah

yang ditaruh dekat kompor. Situasi tersebut akan meningkatkan kemungkinan

terjadinya kebakaran. Jika terjadi kebakaran maka gedung tersebut akan terbakar.

4
Dengan kata lain, gedung tersebut menghadapi eksposur terhadap risiko

kebakaran. Kemudian akan terjadi kejadian yang tidak diinginkan yaitu kebakaran

yang menyebabkan kerugian

Setelah melakukan analisis sekuen kita bisa melakukan pencegahan

munculnya kejadian yang tidak diinginkan dengan fokus terhadap sekuen yang

terjadi. Contohnya untuk menghadapi faktor resiko atau bangunan yang

menghadapi eksposur terhadap kebakaran dapat dilakukan dengan cara

menggunakan kompor listrik, menjauhkan minyak tanah. Dengan demikian, bisa

mengurangi kerusakan gedung karena kebakaran

2. Mengidentifikasi Sumber-sumber risiko

Dengan memperluas pengamatan terhadap sumber-sumber risiko.

Sumber-sumber resiko dilingkungan sekitar kita :

a) Lingkungan fisik : bangunan yang dimakan usia sehingga menjadi rapuh,

sungai yang menyebabkan banjir, gempai, badai, topan.

b) Lingkungan sosial : Kerusuhan sosial, demonstrasi, konflik dengan

masyarakat lokal, pemogokan pegawai, perampokan.

c) Lingkungan politik : perubahan perundang, perubahan aturan, konflik

antar negara yang mendorong boikot produk perusahaan.

d) Lingkungan legal : gugatan karena gagal mematuhi peraturan dan

perundangan yang berlaku.

e) Lingkungan operasional : kecelakaan kerja, kerusakan mesin, kegagaglan

sistem komputer, serangan virus terhadap komputer.

5
f) Lingkungan ekonomi : kelesuhan ekonomi, inflasi yang tidak terkendali.

g) Dengan mematuhi sumber-sumber risiko kita bisa memperoleh gambaran

risiko apa saja yang mungkin muncul dan membahayakan organisasi.

Alternatif katagori sumber risiko :

h) Konsumen : keluhan dari konsumen yang mengakibatkan kekecewaan dan

tidak mau membeli produk perusahaan, konsumen merasa rugi kemudian

menuntut perusahaan.

i) Supplier : pasokan dari supplier tidak sesuai yang diharapkan.

j) Pesaing : pesaing meluncurkan produk baru yang lebih baik, pesaing

menurunkan harga yang bisa mengakibatkan persaingan harga.

k) Regulator : perusahaan gagal mematuhi perusahaan yang berlaku,

perubahan perundangan yang berlaku mengakibatkan perusahaan rugi.

3. Teknik pendukung lainnya

a) Metode laporan keuangan

Metode tersebut dimulai dengan melihat rekening-rekening dengan

laporan keuangan. Dari rekening tersebut kemudian dianalisis resiko apasaja yang

bisa muncul dari rekening yang melibatkan rekening tersebut.

Contoh : khas merupakan salahsatu rekening di neraca, risiko yang bisa

muncul atau melibatkan khas misalnya pencurian khas, penyelewengen khas, dll

b) Menganalisis flow chart kegiatan dan operasi perusahaan

6
- Metode ini berusaha melihat sumber risiko dari flow chart kegiatan dan

operasi perusahaan. Metode ini sangat sesuai untuk risiko tertentu seperti

risiko dari proses produksi.

- Proses produksi dimulai dengan masuknya input, mengerjakan input

sampai menjadi output tertentu. Dalam rangkaian kegiatan produksi ada

kemungkinan muncul kejadian yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan

kerja, kerusakan mesin, dll

- Dengan mengamati prosesnya kita bisa mengidentifikasi sumber risiko

yang menyebabkan kejadian negatif tersebut.

c) Analisis Kontrak

Bertujuan melihat resiko yang bisa muncul karena kontrak tertentu.

Resiko ini berkaitan dengan resiko tuntutan hokum.

d) Catatan Satistik Kerugian dan Laporan Kerugian Perusahaan

Jika perusahaan mempunyai database yang baik maka dapat mencatat

kerugian-kerugian. Analisis terhadap penyimpangan dapat membantu

mengidentifikasi sumber-sumber resiko.

e) Survei atau wawancara terhadap manajer

Manajer paling tahu operasi perusahaan termasuk resiko-resiko yang

dihadapi. Sebagai ilustrasi, United Grain Growers yang merupakan perusahaan di

bidang pertanian di Canada melakukan sesi brainstroming antara manajer dan

konsultan manajer resiko. Untuk mengidentifikasi resiko-resiko yang paling

penting dihadapi. Hasil diskusi tersebut menunjukkan ada 6 yang paling penting :

7
1. Resiko Komoditas : harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan

memegang komoditas tersebut

2. Resiko Cuaca : Cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan

panen dan menurunkan volume pertanian (penjualan menurun)

3. Resiko Counterparty : Counterparty perusahaan gagal memenuhi

kontraknya terhadap perusahaan

4. Resiko Lingkungan : Perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena

perusahaan dituduh merusak lingkungan (pencemaran lingkungan)

5. Resiko Persediaan : Persediaan mengalami kerusakan ( membusuk)

6. Resiko Kredit : Counterparty gagal bayar kepada perusahaan. Resiko

komoditas merupakan resiko yang paling dianggap paling penting oleh

manajer UGG.

2.2. Pengertian dan Pentingnya Pengukuran Resiko

Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko

yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang

dihadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak dari resiko terhadap kinerja

perusahaan sekaligus bisa melakukan prioritisasi resiko, resiko yang mana yang

paling relevan.

Pengukuran resiko merupakan tahap lanjutan setelah pengidentifikasian

resiko.Dimana pengidentifikasian risiko pada dasarnya merupakan kegiatan

analisis secara sistematis dan berkesinambungan untuk

8
menemukan/mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian

yang potensial yang dihadapi/mengancam perusahaan.

Hal ini dilakukan untuk menentukan relatif pentingnya resiko, untuk

memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan  kombinasi

peralatan manajemen resiko yang cocok untuk menanganinya. Dimensi (bagian)

yang harus diukur:

1. Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi, Besarnya kemungkinan

kejadian artinya berapa besar kemungkinan suatu peril (Suatu peristiwa

(event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung

kerugian) yang dapat menimbulkan risiko dapat terjadi dalam suatu

periode.

2. Keparahan dari kerugian itu, Besarnya kerugian bila suatu risiko terjadi,

artinya berapa besar kerugian yang diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi

dalam hal ini tingkat kegawatan (reverity) atau keparahan dari kerugian-

kerugian tersebut,  sampai seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi

perusahaan, terutama kondisi finansialnya

Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi (bagian) tersebut paling tidak

diketahui:

1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.

2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang

lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu.

3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama kerugian

yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.

9
Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi (bagian)

pengukuran tersebut, antara lain:

1. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu

kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya atau jumlah

kejadian yang akan terjadi.

2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang

Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua tipe

kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya dengan

pengaruhnya terhadap situasi finansial perusahaan.

3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan

orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena

peril(Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau

penyebab langsung kerugian).

4. Kadang-kadang akibat akhir dari peril (Suatu peristiwa (event) yang

kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian)

terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah dari pada yang

diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak

diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.

5. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula

diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya.

10
2.3. Evaluasi dan Pengukuran Resiko

Tujuan evaluasi risiko adalah memahami karakteristik risiko dengan

lebih baik. Jika kita memahami risiko dengan lebih baik, maka risiko akan lebih

mudah dikendalikan.

1. Mempelajari karakteristik risiko

2. Melakukan pengukuran terhadap risiko (mengembangkan ukuran besar

kecilnya risiko)

3. Mengukur dampak risiko tersebut terhadap organisasi

4. Evaluasi dan pengukuran risiko bisa digunakan untuk melakukan

prioritisasi risiko

2.4. Tekhnik Pengukuran Resiko

1) Pengukuran Resiko Dengan Distribusi Probabilitas (Kemungkinan)

Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi.

Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari

kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jumlah kemungkinan kejadian atau

hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0

menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian

atau hasil yang pasti. Konsep probabilitas yaitu dengan konsep mengenai “sample

space”(lingkup kejadian) dan event suatu kejadian atau peristiwa. Sample

Space(Set S) merupakan suatu set dari kejadian tertentu yang diamati.  Misalnya :

jumlah kecelakaan mobil di wilayah tertentu selama periode tertentu. Suatu Set S

bisa terdiri dari beberapa segmen (sub set) atau event (Set E).  misalnya : jumlah

11
kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen mobil pribadi & mobil penumpang

umum.

Seberapa besar kemungkinan (probabilitas) risiko akan terjadi. Ada 5

(lima) kategori probabilitas risiko:

a) Paling kecil kemungkinan terjadinya  (very rare);

b) Jarang (rare);

c) Mungkin (possible);

d) Sangat mungkin (likely); dan

e) Hampir pasti (almost certain).

Untuk menghitung secara cermat probabilitas dari kecelakaan mobil

tersebut masing-masing Set E perlu diberi bobot.  Pembobotan tersebut biasanya

didasarkan pada bukti empiris dari pengalaman masa lalu.  Misalnya :  untuk

mobil pribadi diberi bobot 2, sedang untuk mobil penumpang umum diberi bobot

1, maka probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:

a. bilatanpabobot ; P(E) = E/S

b. bila dengan bobot ; P(E) = W(E)

W (S)

Keterangan : P (E) = probabilitas terjadinya event.

E = sub set atau event

S = sample space atau set

W = bobot dari masing-masing event

12
Contoh :

Dari catatan polisi diketahui jumlah kecelakaan mobil di Bandung selama tahun

2000 sebanyak 10.000 kali.  Dari jumlah tersebut, 1000 menimpa mobil pribadi

dan 9000 menimpa mobil penumpang umum.

Dengan demikian probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi adalah :

a. Tanpa dibobot P(E) = 1000/10.000 = 0,1 = 10%

b. Dengan bobot P (E) = 1,818 = 18,18 %

2) Pengukuran Resiko Dengan Notional Risiko

Diukur Berdasarkan Nilai Eksposur (Obyek Yang Rentan Terhadap

Resiko). Contohnya, pengukuran risiko kredit dengan metode notional. Jika

perusahaan meminjamkan uang kepada pihak lain senilai Rp 2 milyar, maka

besarnya risiko kredit berdasarkan pendekatan notional adalah Rp 2 milyar.

3) Pengukuran Resiko Dengan Sensitivitas Risiko,

Diukur berdasarkan seberapa sensitif suatu eksposur (obyek yang rentan

terhadap resiko) terhadap perubahan faktor penentu. Contoh paling populer adalah

risiko aset keuangan atau sekuritas, yang diukur berdasarkan sensitivitas tingkat

pengembalian (return) aset yang bersangkutan terhadap perubahan tingkat

pengembalian pasar. Ukuran ini dikenal sebagai Beta Pasar. Contoh lain adalah

degree of operating leverage (DOL), yang mengukur sensitivitas laba operasi

terhadap perubahan penjualan. DOL digunakan sebagai ukuran risiko bisnis.

13
4) Pengukuran Resiko Dengan Volatilitas Risiko,

Diukur berdasarkan seberapa besar nilai eksposur (obyek yang rentan

terhadap resiko) berfluktuasi (tidak tetap). Ukuran yang umum adalah standar

deviasi (penyimpangan). Semakin besar standar deviasi suatu eksposur, semakin

berfluktuasi (tidak tetap) nilai eksposur tersebut, yang berarti semakin Beresiko

eksposur atau aset tersebut.

5) Pengukuran Resiko Dengan Pendekatan VaR ( value at risk ),

Risiko diukur berdasarkan kerugian maksimum yang bisa terjadi pada

suatu aset atau investasi selama periode tertentu, dengan tingkat keyakinan (level

of confidence) tertentu. Untuk mengukur risiko dengan pendekatan VaR,

diperlukan data standar deviasi dan skor Z dari tabel distribusi normal. Contoh:

diketahui standar deviasi dari suatu aset bernilai Rp 1 juta adalah 2,4%. Pada

tingkat keyakinan 95%, skor Z-nya adalah 1,645. Maka besarnya risiko (dalam

nilai Z) adalah 0,024 x 1,645 = 0,040. Jika nilai Z tersebut dikembalikan ke nilai

awalnya menjadi 0,040 x Rp 1 juta = Rp 40 ribu.

6) Pengukuran Resiko Dengan Matriks frekuensi dan signifikansi risiko,

Teknik pengukuran yang cukup sederhana (tidak terlalu melibatkan

kuantifikasi yang rumit) adalah mengelompokkan risiko berdasarkan dua dimensi

yaitu frekuensi (jumlah) dan signifikansi (meyakinkan). Terdapat 2 hal dalam

proses tersebut yaitu : a. Mengembangkan standar risiko dan ; b. Menerapkan

standar tersebut untuk risiko yang telah diidentifikasi.

14
7) Pengukuran Resiko Dengan Analisis Skenario

Kemampuan manajer/perusahaan untuk memprediksi apa yang akan

terjadi, dan berapa besarnya kerugian yang diperoleh. Example: Teknik

pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya (tingkat kuantifikasi), dalam artian  

beda tipe resiko beda juga tekhnik yang digunakan.

Berikut contoh tipe resiko dan teknik pengukurannya:

Tipe Risiko Definisi Teknik Pengukuran


Risiko pasar Harga pasar bergerak kea Value at Risk  (VAR),
rah yang tidak stresstesting
menguntungkan
(merugikan)
Risiko kredit Counterparty tidak bisa Credit rating,
membayar creditmetrics
kewajibannya (gagal bayar)
ke perusahaan
Risiko perubahan tingkat Tingkat bunga berubah yang Metode pengukuran
bunga mengakibatkan kerugian jangka waktu, durasi
pada portopolio perusahaan
Risiko operasional Kerugian yang terjadi Matriks frekuensi dan
melalui operasi perusahaan signifikansi kerugian,
(misal system yang gagal, VAR Operasional
serangan teroris)
Risiko kematian Manusia mengalami Probabilitas kematian
kematian dini (lebih cepat dengan table mortalitas
dari usia kematian wajar)
Risiko kesehatan Manusia terkena penyakit Probabilitas terkena
tertentu penyakit dengan
menggunakan table
morbiditas
Risiko teknologi Perubahan teknologi Analisis skenario
mempunyai konsekuensi
negative terhadap
perusahaan

15
2.5. Jenis Pengukuran Resiko

1. Pengukuran Kegawatan Kerugian

Untuk mengetahui berapa besarnya nilai kerugian, yang selanjutnya

dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi

finansialnya.

a) Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa (event)

yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian).

b) Probalilitas kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa (event)

yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian ).

c) Keseluruhan (aggregat) kerugian maksimum setiap tahunnya

2. Pengukuran Frekuensi Kerugian

Untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril (Suatu peristiwa (event)

yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) dapat

menimpa suatu jenis objek yang bisa terkena peril (Suatu peristiwa (event) yang

kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsung kerugian) selama suatu

jangka waktu tertentu, yang umumnya satu tahun. Maka yang perlu diperhatikan

yaitu :

a) Beberapa jenis kerugian yang dapat menimpa suatu objek.

b) Beberapa jenis objek yang dapat terkena suatu jenis kerugian

16
Berdasarkan dimensi frekuensinya ada empat kategori kerugian :

a) Almost nil (hampir nihil atau tidak ada) c) Moderate (sedikit ada)

b) Slight (sedikit hampir tidak ada) d) Definite (pasti ada)

Dari hasil pengukuran resiko tersebut maka kerugian yang menimpa

seseorang atau perusahaan dapat dikategorikan dengan skala sebagai berikut: 

1 = Kerugian sangat kecil 4 = kerugian besar

2 = Kerugian kecil 5 = kerugian sangat besar

3 = Kerugian menengah

Pada setiap kejadian yang merugikan, biasanya ada dampak yang

langsung dan dampak yang tidak langsung. Untuk mengukur kerugian langsung

yang ditimbulkan oleh suatu kejadian yang merugikan ada beberapa konsep yang

dapat digunakan, yaitu antaranya nilai perolehan. Selanjutnya untuk mengukur

kerugian tidak langsung antara lain adanya tambahan biaya misalnya berupa biaya

sewa dan berkurangnya pendapatan.

2.6. Manfaat Pengukuran Resiko

Adapun manfaat pengukuran resiko yaitu:

1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.

2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer

Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling

dapat diterima/paling baik dalam penggunaan sarana penanggulangan

risiko.

17
BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya resiko

yang akan terjadi. Dimensi yang harus diukur : Frekuensi atau jumlah kejadian

yang akan terjadi, Besarnya kemungkinan kejadian artinya berapa besar

kemungkinan suatu perihal yang dapat menimbulkan risiko dapat terjadi dalam

suatu periode dan keparahan dari kerugian itu, Besarnya kerugian bila suatu risiko

terjadi, artinya berapa besar kerugian yang diderita bila suatu risiko terjadi. Jadi

dalam hal ini tingkat kegawatan (reverity) atau keparahan dari kerugian-kerugian

tersebut, sampai seberapa besar pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan,

terutama kondisi finansialnya.

3.2. Saran

Sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami bagaimana

sebenarnya cara mengidentifikasi risiko dan mengetahui bagaimana cara

mengukur berbagai macam risiko, sehingga kita dapat mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari, dan mempermudah kita dalam mengambil sebuah

keputusan yang akan kita ambil dengan risiko yang paling kecil.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://agungfaris.wordpress.com/2012/10/23/pengukuran-resiko/

http://anaksholeh10.blogspot.com/2013/10/makalah-pengelolaan-dan-

pengukuran.html

Anda mungkin juga menyukai