Anda di halaman 1dari 9

Budidaya Ikan Hias

Budidaya Ikan Cupang

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 1
Bidang Agribisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang

PENDAHULUAN

Ikan cupang merupakan salah satu ikan hias yang mudah dipelihara. Budidaya ikan cupang
tidak memerlukan tempat luas dan modal yang besar. Bisa dilakukan sebagai usaha rumahan.
Ikan cupang (Betta sp.) adalah ikan air tawar dari daerah tropis. Banyak ditemukan di perairan
Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di alam bebas ikan ini hidup berkelompok. Habitatnya
ada di rawa-rawa, danau, dan sungai yang arusnya tenang. Salah satu keistimewahan ikan
cupang adalah daya tahannya. Sanggup hidup dalam lingkungan air minim oksigen. Bisa
dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator. Kemampuan ini didapat karena ikan
cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru manusia. Labirin tersebut bisa
membuatnya bertahan pada lingkungan miskin oksigen.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 2
Bidang Agribisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang

TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Mata Diklat ini membahas tentang peluang bisnis bagi pembudidaya ikan hias dengan lahan
yang terbatas dan sarana prasana yang sederhana, Peserta diklat diharapkan dapat
memahami dan mempraktekkan kegiatan budidaya ikan hias mulai dari persiapan wadah dan
media, seleksi induk, pemijahan, pemeliharaan larva dan benih beberapa jenis ikan hias
potensial hingga pemasaran ikan hias yang telah dihasilkan.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat :
1. Memahami keunggulan ikan cupang
2. Menyiapkan wadah dan media
3. Menyeleksi induk
4. Memijahkan induk
5. Memelihara larva dan benih

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 3
Bidang Agribisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang

LEMBAR INFORMASI

a. Keunggulan ikan cupang


Cupang adu (Beta speldens) yang terkenal dengan nama dagang Siammese Fighting Fish
berasal dari Sumatra, Jawa, Thailand, Singapura dan Malaysia. Ikan ini bersifat karnivora dan
sangat agresif terutama jantan sehingga sering dijadikan ikan aduan. Satu sama lain akan
saling menyerang jika dicampurkan.

Di Indonesia, dapat dijumpai beberapa jenis ikan cupang, di antaranya;


1. Cupang plakat; ini adalah jenis cupang aduan. Cupang plakat memiliki beberapa varian
seperti full black, plakat dragon, dan lainnya.
2. Cupang Halfmoon; ikan cupang jenis ini dipelihara karena warnanya yang indah. Cupang
jenis ini memiliki banyak variasi warna pada siripnya. Jika dilihat dari samping, warna pada
pada sirip dan ekornya tampak seperti setengah bulan (setengah lingkaran).
3. Serit (Crown Tail); cupang jenis ini berasal dari Indonesia.
4. Double Tail; sepintas cupang jenis ini mirip dengan jenis halfmoon. Perbedaan yang nyata
terletak pada ekornya yang terbelah dua.
5. Giant (Cupang Raksasa); ini adalah jenis cupang terbesar. Ukurannya dapat mencapai 12
cm. Ikan cupang jenis ini merupakan hasil persilangan cupang jenis plakat dengan jenis
lain.
6. Cupang Alam; jenis ini adalah cupang yang masih asli dari alam. Belum tersentuh
persilangan oleh manusia. Cupang alam dapat ditemukan di rawa dan sungai.

Gambar 1. Beberapa jenis ikan cupang

Budi daya ikan cupang telah banyak dilakukan di Indonesia, karena pasar ikan cupang
memang sangat menjanjikan. Tidak hanya pasar dalam negeri, tapi juga pasar luar negeri

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 4
Bidang Agribisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang

(ekspor). Budidaya ikan cupang tidak memerlukan tempat yang luas dan modal yang besar.
Budidaya ikan cupang ini dapat dilakukan sebagai usaha rumahan. Salah satu keistimewaan
ikan cupang adalah daya tahannya. Ikan cupang ini sanggup hidup dalam lingkungan air yang
minim oksigen. Ikan ini dapat dipelihara dalam toples kecil tanpa menggunakan aerator.
Kemampuan ini didapat karena ikan cupang memiliki rongga labirin seperti pada paru-paru
manusia.

Cupang hias dipelihara untuk dinikmati keindahan bentuk, warna dan gerakannya. Ikan
cupang adu dipelihara untuk di adu dengan ikan cupang lainnya. Cupang hias dan cupang adu
dibedakan berdasarkan bentuk sifat agresifitasnya. Ukuran tubuh maksimal cupang adu hanya
mencapai sekitar 6 cm. Warnanya sangat menarik dan bermacam-macam, diantaranya biru,
merah tua, kehijauan, dan albino atau putih. Ikan ini dapat mengambil oksigen dari udara
sehingga dalam pemeliharaan tidak membutuhkan aerasi.

b. Persiapan wadah dan media


Wadah yang digunakan pada pemijahan ikan cupang sangat sederhana. Wadah dapat
menggunakan baskom plastik berbentuk bulat dengan diameter ±30 cm ataupun baskom
plastik atau akuarium kaca berbentuk kotak dengan ukuran sekitar 20 x 30 cm untuk wadah
induk jantan. Sedangkan induk ikan betina dapat menggunakan toples atau akuarium kaca
berukuran 20 x 20 x 20 ataupun gelas plastik, sebagai wadah penampungan sebelum proses
pemijahan.

Pemeliharaan larva dan benih ikan cupang dapat dilakukan secara massal di akuarium ataupun
kolam beton/terpal/fiberglass dengan ukuran minimal 1 x 2 x 0,5 m. Pada tahap pembesaran
ikan cupang yang telah diseleksi perlu pemeliharaan yang terpisah untuk menghindari sifat
agresif ikan, sehingga memerlukan wadah pemeliharaan yang membutuhkan banyak tempat
yang relatif lebih kecil. Wadah yang biasa digunakan untuk pembesaran ikan cupang adalah
toples selai berbahan kaca, atau akuarium berukuran minimal 15 x 15 x 20 cm atau gelas
plastik.

Substrat yang dibutuhkan ada proses pemijahan ikan cupang adalah daun-daunan yang
mengapung di permukaan air seperti daun eceng gondok atau daun lembayung. Daun tersebut
digunakan sebagai tempat persembunyian buih-buih yang dihasilkan oleh induk jantan saat

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 5
Bidang Agribisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang

memijah, buih-buih tersebut nantinya akan digunakan sebagai tempat persembunyian telur
ikan cupang.

c. Menyeleksi induk ikan


Induk cupang adu jantan dan betina sangat mudah dibedakan. Cupang jantan memiliki warna
tubuh yang jauh lebih menarik, sirip lebih panjang, dan tubuh lebih langsing daripada betina.
Induk cupang adu akan memijah pada umur 5 – 6 bulan. Perbedaan induk cupang janytan
dan betina adalah sebagai berikut :
Untuk cupang jantan:
 Berumur setidaknya 4-8 bulan
 Bentuk badan panjang
 Siripnya panjang dan warnanya terang atraktif
 Gerakannya agresif dan lincah
Untuk cupang betina:
 Berumur setidaknya 3-4 bulan
 Bentuk badan membulat, bagian perut sedikit buncit
 Siripnya pendek dan warnanya kusam tidak menarik
 Gerakannya lambat

Gambar 1. Induk ikan cupang jantan dan betina

d. Memijahkan induk
Induk ikan jantan dan betina yang sudah diseleksi dan siap pijah dipelihara secara terpisah
terlebih dahulu. Induk jantan dimasukkan ke dalam wadah pemijahan yang sudah dilengkapi
dengan substrat untuk tempat persembunyian buih atau busa yang nantinya akan digunakan
sebagai tempat menyembunyikan telur ikan betina. Induk ikan jantan akan menyiapkan buih-
buih di dekat substrat yang telah disiapkan.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 6
Bidang Agribisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang

Pada saat pemijahan, induk jantan dimasukan dahulu dalam wadah pemijahan. Bila jantan
sudah membuat busa yang banyak, barulah induk betina matang telur atau siap memijah
dicampurkan. Biasanya induk jantan akan menyerang betina. Kalau menjadi akur setelah
beberapa menit diserang jantan maka pasangan induk tersebut sudah cocok. Namun, kalau
jantan menyerang betina dengan ganas dan terus menerus hingga lama, sebaiknya betinanya
diganti.

Telur yang dibuahi induk betina akan dibuahi dan diambil induk jantan dengan mulutnya untuk
disusun pada sarang busa. Setelah memijah, betina segera dipisahkan. Tanda sudah selesai
memijah adalah betina menepi di pojok wadah pemijahan.

Telur yang sudah dibuahi akan menetas 2-3 hari kemudian. Walaupun telurnya sudah
menetas, induk jantan tetap dibiarkan sampai 3 hari atau sampai busanya hilang. Bila busa
sudah hilang, induk jantan dapat diambil karena larvanya sudah bebas berenang.

Gambar 2. Proses pemijahan ikan cupang

e. Memelihara larva dan benih


Setelah mulai berenang, larva dapat mulai diberi pakan berupa infusoria, rotifera atau kutu air
saring. Tiga sampai empat hari kemudian, larva dapat diberi kutu air besar dan cacing. Selama
perawatan larva ini dapat diberi aerasi kecil, terutama bila kepadatan larva tinggi. Menurut
para pakar, labirin baru terbentuk setelah larva berumur 12 hari. Oleh karenanya, larva yang
kecil belum bisa mengambil oksigen dari udara.

Pemeliharaan sampai dewasa dapat dilakukan di kolam yang diberi cukup tanaman air.
Pakannya berupa kutu air dan jentik air. Pemberian cacing sutera dipercaya kurang
memberikan warna pada ikan ini.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 7
Bidang Agribisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang

Pemeliharaan selanjutnya sesudah dewasa, terutama jantan sebaiknya dilakukan satu per satu
di dalam botol agar fisiknya tetap bagus. Ini disebabkan ikan senang berkelahi sehingga
siripnya akan rusak. Ikan yang siripnya rusak tidak akan laku dijual. Namun, kalau terpaksa
harus dipelihara dalam jumlah banyak, tanaman air dalam wadah harus cukup rimbun agar
kesempatan untuk beradu berkurang. Ukuran 1,5 cm atau berumur sekitar 3 bulan sudah
dapat dijual.

Suhu optimal agak hangat, sekitar 28-30 ºC. Keasamaan airnya netral sekitar 6,8 – 7,0 dan
kekerasan 9 – 10 0 dH. Sebelum digunakan, sebaiknya air untuk pemeliharaan diendapkan
selama 2 hari. Agar diperoleh warna ikan yang mengkilat, air daun ketapang sangat bagus
untuk digunakan. Air ini berwarna agak kekuningan. Sebanyak 1 lembar daun ketapang kering
sudah cukup untuk 1 akuarium.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 8
Bidang Agribisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang

REFERENSI

Lesmana DS. 2002. Agar Ikan Hias Cemerlang. Penebar Swadaya. Jakarta
Lesmana DS. 2002. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta
Naguib YM. 2000. Antioxidant Activities of Astaxantihin and Related Carotenoids. J Agri Food
Chem. 2000 Apr;48(4);1150-4.
Nurrahma, Mulyadi, dan Usman. 2018. Peningkatan kualitas warna pada ikan komet (Carassius
auratus) Dengan Pemberian Dosis Tepung Wortel Yang Berbeda. Jurnal Penelitian
Faultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru
Said, S.D. Supyawati, W.D., dan Noortiningsih. 2005. Pengaruh Jenis Pakan dan Kondisi
Cahaya Terhadap Penampilan Warna ikan Pelangi Merah (Glossolepis incises) Jantan.
Jakarta. Fakultas Biologi. Universitas Negeri Jakarta.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian


Departemen Agribisnis Perikanan Budidaya 9
Bidang Agribisnis Ikan Hias

Anda mungkin juga menyukai