Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bimbingan konseling

Dosen Pengampu :

Drs. H. Ach. Hasan, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 2 :

Yassirly amriya (1901011770)


Zakiyah Nur Kharisma (1901011758)
Habil Syahril Haj (1901011694)
Hadi Saptiono (1901011795)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH JOMBANG

2021/2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................................
a. Latar Belakang...........................................................................................................1
b. Rumusan Masalah......................................................................................................2
c. Tujuan Pembahasan...................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................
a. Prinsip-prinsip BK.....................................................................................................4
b. Tujuan dan fungsi BK ...............................................................................................5
c. Pentingnya atau perlunya BK di dalam sekolah .......................................................7
d. Oriantasi dari ruang lingkup BK ...............................................................................8
BAB III : PENUTUP.........................................................................................................
a. Kesimpulan................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................15

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam upaya pengembangan manusia tidak lain adalah upaya mengembangkan segenap
potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam seluruh dimensi kemanusiaanya
agar dirinya menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individu dan sosialnya.
Bimbingan Konseling sebagai bagian yang terpisahkan dari proses pendidikan secara
keseluruhan merupakan upaya yang memungkinkan peserta didik mengenal dan menerima
diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungan secara positif dan dinamis, serta
mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif
dan produktif sesuia dengan peran yang diinginkannya dimasa depan Dalam pasal 27
Peraturan pemerintah Nomor 29 tahun 1990 menegaskan bahwa Bimbingan merupakan
bantuan yang diberikanBimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimasukkan agar
pserta didik mengenal lingkungan secara obyektif, baik lingkungan social maupun
lingkungan fisik, dan menerima berbagai lingkungan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Diharapkan dengan mengenal lingkungan social dapat menunjang proses penyesuaian
peserta didik dan memanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara
mantap dan berkelanjutan. Bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan
dimaksudkan agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan
tentang masa depan dirinya, baik yang menyangkut masa depan pendidikan, karir, budaya,
keluarga dan Sedangkan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan disekolah tiada
lain adalah untuk menunjang pengembangan potensi para siswa secara utuh dan
menyeluruh. Oleh karena itu, agar layanan bimbingan dan konseling dapat menunjang
secara penuh perkembangan siswa, maka layanan itu harus diselenggarakan secara
professional, dengan berpedoman kepada rambu- rambu tertentu, yang dituangkan dalam
program yang lengkap, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing.
B. Rumusan Masalah
1. Sebutkan prinsip-prinsip BK?
2. Apa tujuan dan fungsi dari BK?
3. Apa saja perlunya BK di sekolah?
4. Oriantasi apa dari ruang lingkup BK?

1
C. Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari BK
2. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari BK
3. Untuk mengetahui perlunya BK di dlm sekolah
4. Untuk menjadikan oriantasi dari ruang lingkup BK

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip-prinsip bimbingan konseling


Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan
đan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil
penelitian dan pengalaman dalam konteks sosial budayanya, pengertian, tujuan, fungsi dan
proses penye- lenggaraan bimbingan dan konseling. Dalam prinsip-Prinsip bimbingan
konseling antara lain:
1. Bimbingan bertanggungjawab tentang sistem perkembangan peribadi seseorang. Prinsip
ini menekankan terhadap perkembangan peribadi, maksudnya agar individu dapat
menggunakan persoalan secara peribadi dan bersistem untuk mengontrol kecerdasan
individu. Biasanya usaha sekolah berpusat kearah pembelajaran intelektual.
2. Bimbingan adalah suatu proses yang membantu individu agar mereka dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
3. Bimbingan hendaknya berfokus pada individu yang di bimbing.
4. Bimbingan harus luwes dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang
dibimbingnya.
5. Bimbingan dan Konseling diperuntukkan bagi semua konseler yang berarti bahwa
bimbingan ini baik yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah dalam hal ini
menggunakan pendekatan yang di dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan
pengembangan dari pada penyembuhan.
6. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga guru- guru dan
kepala sekolah/madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. 1
B. Tujuan bimbingan konseling
1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseling
adalah:
 Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan
dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja, maupun masyarakat pada
umumnya.

1
Drs. Abu bakar M. Luddin, M.Pd., Ph.D., Dasar Dasar Konseling, (Bandung : Perdana Mulya Sarana,2010), Hlm
20

3
 Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
 Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu
meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianut.
 Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
 Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
 Memiliki kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat
 Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang
diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.
 Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
 Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
 Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif
2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah
 Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
 Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku,
disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif
mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
 Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
 Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca
buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi
ujian.
 Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti
membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam
memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai
hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.
 Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.
3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :

4
 Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan
pekerjaan.
 Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang
kematangan kompetensi karir.
 Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang
pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai
dengan norma agama.
 Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan
persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya
masa depan.
 Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis
pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
 Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kondisi kehidupan sosial ekonomi.
 Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Apabila seorang
konseli bercita-cita menjadi seorang guru, makadia senantiasa harus mengarahkan
dirinya kepada kegiatan-kegiatan yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
 Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam
suatu karir amat dipengaruhi oleh kemampuan dan minat yang dimiliki.2
C. Fungsi bimbingan konseling
1. Fungsi Pemahaman : yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar
memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secaraoptimal, dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
2. Fungsi Preventif : yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan
atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
2
Dosen pendidikan, “Fungsi bimbingan konselig” , https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-bimbingan-
konseling diakses pada Senin 3 Oktober pukul 20.00

5
3. Fungsi Pengembangan : yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih
proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor
dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi
atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis
dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseling mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room,
dan karyawisata.
4. Fungsi Penyembuhan : yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
5. Fungsi Penyaluran : yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama
dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6. Fungsi Adaptasi : yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih
dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran,
maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
7. Fungsi Penyesuaian : yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli
agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
8. Fungsi Perbaikan : yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak
(berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli
supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat
sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan
normatif.

6
9. Fungsi Fasilitasi : Memberi kemudahan dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang seluruh aspek dalam diri
peserta didik.
10. Fungsi Pemeliharaan : yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta
dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang
akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan
melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan
minat konseling.3

D. Perlunya bimbingan konseling dalam sekolah


Kehadiran guru bimbingan dan konseling (guru BK) di Indonesia masih relatif baru.
Pada awal 1970-an, profesi ini baru di perkenalkan di negeri ini. Dalam UU Nomor 20
tahun 2003 Pasal 1 Ayat (6) disebut istilah “konselor” untuk profesi didik ini.
Bimbingan dan konseling sangat penting di sekolah karena bimbingan dan konseling
membantu murid-murid agar dapat memahami dirinya, yaitu potensi dan kelemahan-
kelemahan diri. Usaha membantu itu merupakan usaha profesional yang memerlukan
pengetahuan dan keterampilan yang khusus, dan kepribadian yang sesuai untuk profesi
tersebut. Latar belakang perlunya pelayanan bimbingan konseling di sekolah ditinjau dari
beberapa aspek yaitu aspek psikologis terdiri dari : Masalah perkembangan individu,
perbedaan individu, kebutuhan individu, dimesi kesosialan, dan dimensi kebudayaan
merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku individu. Aspek sosial budaya, dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
individu.
Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana
ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk mengembangkan pola-
pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial budaya yang ada di sekitarnya. Kegagalan
dalam memenuhi tuntutan sosial budaya dapat mengakibatkan tersingkir dari
lingkungannya. Lingkungan sosial budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu
berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku
dan kepribadian individu yang bersangkutan. Aspek perkembangan IPTEK di era ini ilmu
pengetahuan, informasi dan teknologi berkembang sangat pesat. Oleh karena itu,

3
https://konseling.bpkpenaburjakarta.or.id/tujuan-dan-fungsi-bimbingan-2/

7
diperlukannya bimbingan dan konseling agar individu dapat mengetahui dampak positif
dan negatifnya dari perkembangan tersebut.4

D. Orientasi dan ruang lingkup bimbingan konseling


Orientasi bimbingan dan konseling adalah titik berat pandangan atau pusat perhatian
konselor terhadap kliennya. Berikut beberapa jenis orientasi bimbingan dan konseling.
1. Orientasi perseorangan
Orientasi perorangan bimbingan dan konseling menghendaki agar konselor
menitikberatkan pandangan pada siswa secara optimal. Dalam hal ini individu diutamakan
dan kelompok dianggap sebagai lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu
terhadap individu. Dengan kata lain, kelompok dimanfaatkan untuk kepentingan dan
kebahagiaan individu dan bukan sebaliknya.
2. Orientasi perkembangan
Orientasi perkembangan dalam bidang bimbingan dan konseling menekankan peran
perkembangan yang terjadi pada saat ini dan yang akan terjadi pada diri individu di masa
yang akan datang. Menurut Thompson dan Rudolph melihat perkembangan anak-anak
berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam empat bentuk :
a. Hambatan egosentrisme : ketidakmampuan melihat kemampuan lain diluar apa yang
dipahaminya.
b. Hambatan konsentrasi : ketidakmampuan memusatkan perhatian pada lebih dari satu
aspek tentang suatu hal.
c. Hambatan reversibilitas : ketidakmampuan menelurusi alur terbaik dari alur yang
dipahami semula.
d. Hambatan transformasi : ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada suasana urutan
yang ditetapkan.
3. Orientasi permasalahan
Orientasi masalah secara langsung bersangkut paut dengan fungsi pencegahan dan fungsi
pengentasan. Fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah
yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan agar
individu yang sudah terlanjur mengalami masalahnya dapat terentaskan masalahnya.5

4
Akhmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling di sekolah, (Yogyakarta : Ar Ruzz Media, 2011), Hlm 54.
5
Novi, “Bimbingan konseling prinsip dan orientasi BK”,
http://blog.unnes.ac.id/aknesnovi/2017/11/30/bimbingan-konseling-prinsip-dan-orientasi-bk/ (diakses pada
04 Oktober 2021, pukul 23.34

8
Ruang lingkup bimbingan konseling berarti persekitaran, sekitar yang ada dalam
lingkungan.
1. Ruang lingkup dari segi pelayanan :
a. Pelayanan bimbingan konseling di sekolah :
Keterkaitan antara bidang layanan bimbingan konseling dan bidang-bidang
lain. Terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan yaitu :
 Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan dan
kurikulum dan pelaksanaan pengajaran yaitu keterampilan, sikap, dan
kemampuan berkomunikasi peserta didik.
 Bidang administrasi dan kepemimpinan, yaitu bentuk kegiatan perencanaan,
pembiayaan, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan.
 Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan yang
mengacu pada pelayanan kesiswaan secara individual
Dalam melaksanakan tugas tugas dan tanggung jawab, konselor menjadi “pelayan”
bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh.
b. Pelayanan bimbingan konseling di luar sekolah
 Bimbingan konseling keluarga : Mutu kehidupan di dalam masyarakat sebagian
besar di tentukan oleh mutu keluarga. Pelayanan bimbingan konseling keluarga
bertujuan untuk menangani permasalahan dalam sebuah keluarga seperti
perceraian dan sebagainya.
 Bimbingan dan konseling dalam lingkungan lebih luas seperti permasalahan
masyarakat juga berlaku di lingkungan industri, perusahaan, kantor kantor dan
lembaga kerja lainnya serta organisasi masyarakat seperti panti jompo, rumah
yatim piatu dan lain-lain yang tidak lepas dari masalah dan memerlukan jasa
bimbingan konseling.
2. Ruang lingkup dari segi sasaran
a. Perorangan / individu : Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi
b. Kelompok : Bimbingan konselig kelompok mengarahkan layanan kepada
sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan
manfaat atau jasa kepada sejumlah orang
3. Ruang lingkup dari segi :

9
a. BK Pendidikan : Siswa, prestasi, pergaulan, dan lain lain. Bidang pelayanan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka
mengikuti pendidikan sekolah / madrasah dan belajar secara mandiri.
b. Bimbingan konseling karir : Pekerja, motivasi dan lain lain. Bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi serta memilih dan
mengambil keputusan karir.
4. Ruang lingkup dari segi sosial budaya
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami dan menilai serta mengenmbangkan kemampuan hubungan
sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebayanya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan yang lebih luas.6

6
Drs. Daryanto, Bimbingan konseling panduan guru bk dan umum, (Yogyakarya : Gava media, 2015) hlm 22.

10
Bab III
Kesimpulan

1. Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan
đan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis. Prinsip
terdiri dari :
a. Bimbingan bertanggungjawab tentang sistem perkembangan peribadi seseorang
b. Cara utama bimbingan dan konseling dikendalikan dengan menggunakan proses
tingkah individu.
c. Bimbingan diorientasikan kearah tolong menolong dan bukan paksaan.
2. Tujuan bimbngan konseling agar peserta didik dapat memahami kelebihan dan
kekurangan individu dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
3. Perlunya bimbingan konseling di sekolah ditinjau dari aspek psikologis terdiri dari :
Masalah perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu, dimesi
kesosialan, dan dimensi kebudayaan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku
individu. Aspek sosial budaya, dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan merupakan
faktor yang mempengaruhi perilaku individu.
4. Ruang lingkup bimbingan konseling terdiri dari :
a. Segi pelayanan
b. Segi sasaran
c. Segi pendidikan dan karir
d. Sosial dan budaya

11
Daftar pustaka

M. Luddin . Abu bakar, M.Pd., Ph.D.,2010. Dasar Dasar Konseling, Bandung : Perdana Mulya Saran
Dosen pendidikan, “Fungsi bimbingan konselig” , https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-
bimbingan-konseling diakses pada Senin 3 Oktober 2021 pukul 20.00
https://konseling.bpkpenaburjakarta.or.id/tujuan-dan-fungsi-bimbingan-2/
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Bimbingan dan Konseling di sekolah, Yogyakarta : Ar Ruzz Media
Novi, “Bimbingan konseling prinsip dan orientasi BK”,
http://blog.unnes.ac.id/aknesnovi/2017/11/30/bimbingan-konseling-prinsip-dan-orientasi-bk/
diakses pada 04 Oktober 2021, pukul 23.34

12

Anda mungkin juga menyukai