RADEN INTAN LAMPUNG 2019 M/1440 H OLEH: KHORSHED ALAMA, MICHAEL ODEI ERDIAW-KWASIEA, MD SHAHIDUZZAMANC, & BARBARA RYAND
Publication date 2018
Journal Journal of Rural Studies journal Volume 60 Issue February 2018 Pages 60-69 Publisher ELSEVIER DOI 10.1016/j.jrurstud.2018.02.009 INTRODUCTION 1. Meningkatknya keragaman bisnis di daerah barat daya Australia mendorong pertumbuhan ekonomi dan produktivitas di era digital.
2.Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa ada beberapa
daerah tertinggal dalam kesiapan teknologi.
3.Ketidakpastian terkait peningkatan layanan berbasis digital.
4.Kesiapan dan implementasi teknologi yang lambat
membutuhkan perencanaan strategis untuk menyelesaiakan masalah. 5.Strategi digital menawarkan sebuah percepatan menuju perubahan teknologi yang lebih baik. Methodology Penelitian dilakukan di daerah barat daya Queensland Australia perbatasan dengan New South Wales.
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman (SWOT)
Teknik diskusi kelompok dan kuesioner
menggunakan skala likert
Sebanyak 95 responden menjadi sampel
• orientasi digital dan adopsi serta pemanfaatannya 1 sangat penting
• kunci sukses teknolog digital adalah sikap
peneimaan secara positif berbasis masyarakat 2 dan UMKM
• Perlu untuk memberdayakan sumber daya digital
3 secara kooperatif melalui pelatihan online RESULT AND DISCUSSION (B)
• prioritas perencanaan digital harus berbasis
4 layanan untuk masyarakat
• Dari segi bisnis, perencanaan digital regional
harus mampu mendukung investasi di bidang 5 infrastruktur
• kendala terbesarnya ialah biaya awal dalam
6 pembelian teknologi Conclution PADA INTRODUCTION
Peneliti hendak menjelaskan bahwa perencanaan strategis regional
yang ada di wilayah barat daya Australia membutuhkan teknologi digital untuk mendukung kinerja pemerintah dalam rangka mempercepat pembangunan ekonomi.
Sebagai gambaran awal permasalahan, peneliti mengangkat
fenomena lambatnya perkembangan teknologi di daerah terpencil dan terpinggir.
Namun,tidak ada gambaran umum yang dijelaskan peneliti, terkait
kompetensi yang dimaksud dan masa depan digital regional seperti apa yang ingin dicapai. Sugiyono (2016) menjelaskana bahwa, latar belakang masalah harus menjelaskan secara konkrit suatu penelitian TEORI YANG ADA BELUM mendukung bahwa perencanaan strategis membutuhkan teknologi digital
Teori difusi inovasi belum
digunakan (Rogers) PENGGUNAAAN METODOLOGI Metode yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu penilaian kompetensi digital daerah. Namun di dalam pembahasan hanya menggunakan responden sebagai pengumpulan data utama.
kebaharuan dalam beberapa data empiris, selain dari
FGD tidak dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fakta dan data kurang mendukung.
Analisis SWOT seharusnya yang dievaluasi juga
termasuk kinerja dari pemerintah berupa data internal atau eksternal, bukan hanya berfokus pada saran-saran responden HASIL PENELITIAN
• data statistik dan deskritif mengenai kinerja pemerintah
barat daya Australia belum tersentuh sama sekali 1
• Belum ada data sekunder terutama terkait penerapan
undang-undang IT dan data perkiraan anggaran penggunaan 2 teknologi baru
• tidak menjelaskan dalam konsep dasar yang spesifik
mengenai strategi digital berjangka. 3 KESIMPULAN PENELITI Peneliti tidak menarik kesimpulan satu persatu dari 4 jenis analisis SWOT yang dilakukan (Internal: kekuatan, kelemahan); (eksternal: peluang dan tantangan)
Peneliti kurang menerapkan kehatian-hatian dalam memberikan
kesimpulan. Peneliti lebih contoh pada SW tetapi belum sampai pada OT
peneliti menganggap bahwa lingkungan eksternal berupa ketidakpastian
merupakan kelemahan dari perencanaan digitalisasi regional. Faktanya dari lingkungan ketidakpastian dapat menciptakan kekuatan manakala dapat melakukan tindakan perbaikan yang dapat meningkatkan potensi yang dimiliki