Anda di halaman 1dari 36

CRITICAL BOOK REPORT

MK.PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
PRODI S1 PGSD -FIP

SKOR NILAI :

KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

NAMA MAHASISWA : CATHERINA S.L. NAINGGOLAN


NIM : 1183311059
DOSEN PENGAMPU : Drs. ARIFIN SIREGAR, M.Pd
MATA KULIAH : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat dan
karuniaNya saya dapat menyelesaikan Critical Book Report ( CBR) dengan tepat waktu. Tugas
ini dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

Saya telah mengerjakan Critical Book Report ( CBR ) dengan sebaik –baiknya. Tetapi
saya menyadari banyak kekurangan dari CBR ini, baik dari materi maupun dari teknik
penyusunannya. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
CBR ini menjadi lebih baik.

Saya berharap CBR ini memberikan manfaat yang baik serta dapat menambah wawasan
bagi para pembaca. Terimah Kasih .

Medan, Oktober 2020

Penulis

Catherina S.L. Nainggolan


NIM : 1183311059
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................ 1

1.2 TUJUAN CJR .......................................................................................... 2

1.3 MANFAAT CJR ...................................................................................... 2

1.4 IDENTITAS JURNAL ............................................................................. 2

BAB II RINGKASAN ISI JURNAL .......................................................................... 3

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 11

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Keterampilan dalam membuat Critical Book Report ( CBR ) pada penulis dapat menguji
kemampuan dalam meringkas, mengenal, memberi nilai serta mengkritik sebuah karya tulis yang
dianalisis. Critical Book Report ( CBR ) ini disusun untuk membahas tentang Penelitian
Tindakan kelas.

Pada tahun 1980 Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G) berhasil merumuskan
persyaratan kemampuan bagi guru. Menurut P3G ada sepuluh kemampuan yang diperlukan bagi
seorang guru yang profesional. Meskipun demikian dijelaskan pula P3G bahwa bukan hanya
kemampuan profesional yang diperlukan bagi guru yang sangat demikian, melainkan diperlukan
juga kemampuan lain yaitu kemampuan pribadi dan kemampuan sosial. Secara keseluruhan tiga
kemampuan tersebut dikenal dengan sebutan “Tiga Rumpun Kompetensi Guru” dan kemampuan
yang terkait dengan profesi guru disebut “Sepuluh Kompetensi Profesional Guru”.

Dalam Standar Nasional Pendidikan, sepuluh kompetensi tersebut disempurnakan


menjadi empat kompetensi yaitu (1) keperibadian (2) profesional (3) kependidikan (4) sosial.
Diantara butir kompetensi profesional guru tersebut yang langsung terkait dengan kebutuhan
para guru untuk promosi kenaikan pangkat dan jabatan mulai dari golongan Iva ke atas sesuai
dengan yang lama adalah kompetensi profesional yaitu kemampuan melakukan penelitian
sederhana dalam rangka meningkatkan kualitas profesional guru, khususnya kualitas
pembelajaran.

Pada dasarnya ada beragam penelitian yang dapat dilakukan oleh guru, diantara jenis
penelitian tersebut yang diutamakan dan disarankan adalah penelitian tindakan. Dilihat dari
namanya penelitian tindakan terdapat kata tindakan artinya dalam hal ini guru melakukan
sesuatu. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sudah jelas, yaitu demi
kepentingan peserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Dikarenakan tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa,


maka harus berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain penelitian tindakan kelas ini harus
menyangkut upaya guru dalam bentuk proses pembelajaran. Namun demikian, ada hal yang
sangat perlu dipahami bahwa penelitian tindakan kelas bukan sekadar mengajar seperti biasanya,
tetapi harus mengandung satu pengertian, bahwa tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya
meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya.

1.2 TUJUAN CRITICAL BOOK REPORT

 Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Penelitian Tindakan kelas.
 Untuk melatih diri sebagai mahasiswa untuk dapat berpikir secara kritis dalam mencari
informasi dari buku yang di kritik.
 Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dari sebuah buku

1.3 MANFAAT CRITICAL BOOK REPORT

Untuk mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku karena telah
dilengkapi dengan ringkasan buku, pembahasan buku, dan kelebihan serta kekurangan dari
sebuah buku.

1.4 IDENTITAS BUKU

BUKU UTAMA

Judul Penelitian Tindakan kelas.


Pengarang Prof. Dr. Ekawarna, M.Psi
Penerbit Referensi GP. Press Group
Kota Terbit Jambi
Tahun terbit 2013
ISSN 978-979-9152-13-8

PEMBANDING

Judul Penelitian Tindakan kelas - Teori dan


Aplikasi
Pengarang Zainal Aqib dan Ahmad Amrullah
Penerbit Andi
Kota Terbit Yogyakarta
Tahun terbit 2018
ISSN 978-979-29-7169-9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RINGKASAN ISI BUKU

BUKU UTAMA : PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Prof. Dr. Ekawarna, M.Psi)

BAB I KONSEP DASAR PTK

Istilah penelitian tindakan berasal dari kata action research dalam bahasa Inggris.
Beberapa istilah lain yang sama-sama diterjemahkan dari kata action research, adalah riset aksi,
kaji tindak, dan riset tindakan. Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan terjemahan dari
classroom Action Research yaitu suatu Action Research (penelitian tindakan) yang dilakukan di
kelas. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di kelas, bukan pada
instrumen input kelas (silabus, RPP, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar).

Menurut Sunyono (2011), PTK memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Masalah pada PTK muncul dari kesadaran pada diri guru, yang harus diperbaiki
dengan prakarsa perbaikan dari gru itu sendiri, bukan oleh orang dari luar. Dengan demikian,
masalah dalam PTK berasal dari permasalahan nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran
di kelas. Dengan kata lain, PTK berfokus pada masalah praktis bukan problem teoritis.

2. PTK merupakan penelitian yang dilakukan melalui refleksi diri (self reflective
inquiry). Untuk melakukan refleksi, guru sebaiknya bertanya pada diri sendiri, misalnya: –
Apakah penjelasan saya terlalu cepat? – Apakah saya sudah memberi contoh konkrit dan
memadai? – Apakah hasil latihan di kelas / pekerjaan siswa sudah saya komentari? – Apakah
bahasa yang saya gunakan dapat mudah dipahami siswa?

3. PTK dilakukan di dalam kelas. Fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran di
kelas yang berupa prilaku guru dan siswa dalam beriteraksi.

4. PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan secara


bertahap dan terus-menerus selama PTK dilakukan. Oleh sebab itu, dalam PTK dikenal adanya
siklus tindakan yang meliputi: perencanaan – pelaksanaan – observasi – refleksi – revisi
(perencanaan ulang).
5. PTK merupakan bagian penting dari upaya pengembangan profesinalisme guru,
karena PTK mampu membelajarkan guru untuk berfikir kritis dan sistematis, mampu
membiasakan guru untuk menulis, dan membuat catatan

Melalui PTK guru tidak sekadar bertujuan untuk memecahkan masalah, melainkan juga
mencari jawaban ilmiah terhadap masalah yang dihadapinya. Tujuan PTK adalah sebagai
berikut;

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang bermutu.

2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar


pembelajaran bermutu.

4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah


pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya,


pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu
proses dan hasil pembelajaran.

6. Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.

7. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar


pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada
kesan umum atau asumsi.

Banyak manfaat yang dapat diraih oleh guru dengan melaksanakan PTK. Kemanfaatan yang
terkait dengan pembelajaran antara lain mencakup hal-hal berikut :

1. Manfaat bagi siswa dan pembelajaran. Tujuan PTK adalah memperbaiki kualitas proses
pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK
mempunyai manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
kelas. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses
pembelajaran (baik strategi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat
dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan
berlarutlarut. Jika kesalahan yang terjadi dapat segera diperbaiki, maka pembelajaran
akan mudah dilaksanakan, menarik, dan hasil belajar siswa diharapkan akan meningkat.
Ini menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara pembelajaran dan perbaikan hasil
belajar siswa. Keduanya akan dapat terwujud, jika guru memiliki kemampuan dan
kemauan untuk melakukan PTK.
2. Manfaat bagi sekolah. Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk
melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah
tersebut akan berkembang pesat. Ada hubungan yang erat antara berkembangnya suatu
sekolah dengan berkembangnya kemampuan guru. Sekolah tidak akan berkembang, jika
gurunya tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri. Kaitannya dengan PTK,
jika sekolah yang para gurunya memiliki keterampilan dalam melaksanakan PTK tentu
saja sekolah tersebut akan memperoleh manfaat yang besar, karena peningkatan kualitas
pembelajaran mencerminkan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.
3. Manfaat PTK bagi guru antara lain:
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian
yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Keberhasilan dalam perbaikan ini
akan menimbulkan rasa puas bagi guru, karena Ia telah melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi siswanya melalui proses pembelajaran yang dikelolanya.
b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya secara
profesional, karena guru mampu menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya sebagai seorang
praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama ini, namun juga
sebagai peneliti dibidangnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-perbaikan
pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
c. Melalui PTK, guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanyamenjadi
penerima hasil perbaikan dari orang lain, namun guru itu sendiri berperan sebagai
perancang dan pelaku perbaikan tersebut, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-
teori dan praktik-praktik pembelajaran.
d. Dengan PTK, guru akan merasa lebih percaya diri. Guru yang selalu merefleksi diri,
melakukan evaluasi diri, dan menganalisis kinerjanya sendiri di dalam kelas, tentu saja
akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan
pendidikan masa depan, dan mengembangkan alternatif pemecahan masalah / kelemahan
yang ada pada dirinya dalam pembelajaran. Guru yang demikian adalah guru yang
memiliki kepercayaan diri yang kuat.
e. Dengan PTK, asal memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Permennegpan
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, guru dapat memperoleh angka kredit
sebanyak 4 angka kredit dari publikasi ilmiah atas hasil penelitian sebagai bagian dari
kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Angka kredit tersebut
bermanfaat untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat pada setiap pangkat/jabatan
guru. Mulai 01 Januari 2013 seorang Guru Muda golongan III/d yang akan naik jabatan
ke Guru Madya golongan IV/a, Jumlah Angka Kredit dari Sub Unsur Publikasi Ilmiah
dan/atau Karya Inovatif adalah 8 (delapan), dimana Macam Publikasi Ilmiah/Karya
Inovatif yang Wajib Ada Minimal terdapat 1 (satu) laporan hasil penelitian. yang sudah
diseminarkan di sekolah/madrasahnya dan tersimpan di perpustakaan sekolah/madrasah
yang bersangkutan

Menurut Widyastono (2000) terdapat 9 komponen yang perlu diarahkan untuk


menunjang tercapainya keluaran (output) pendidikan yang bermutu, yaitu; (1) masukan
(input/intake), (2) kurikulum, (3) tenaga kependidikan, (4) sarana-prasarana, (5) dana, (6)
manajemen, (7) lingkungan, (8) proses belajar mengajar dan (9) evaluasi.

Dalam PTK tersedia model-model yang dapat dijadikan acuan dalam membuat desain
PTK. Dua model diantaranya adalah pertama, model Kurt Lewin yang sering dijadikan acuan
pokok atau dasar dari berbagai model penelitian tindakan (action research), terutama PTK.
Dialah orang pertama yang memperkenalkan action research. Konsep pokok action research
menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu; 1) perencanaan (planning), 2) tindakan
(acting), 3) pengamatan (observing), dan 4) refleksi (reflecting). Kedua, model Kemmis &
Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt lewin
seperti yang diuraikan di atas. Pada model Kemmis & Taggart komponen acting dan observing
dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi
dalam waktu yang sama.

Mengingat PTK merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
di dalam kelas, maka pelaksanaannya tidak boleh mengganggu guru dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari. Berkaitan dengan masalah tersebut, berikut ini disampaikan prinsip-prinsip
pelaksanaan PTK bagi guru (Hopkins, 1993).

1. Tugas utama guru adalah mengajar; dan oleh karena itu, pelaksanaan PTK tidak boleh
mengganggu tugas mengajar guru tersebut.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam PTK jangan sampai menyita waktu
guru karena tugas guru sendiri sebenarnya sudah banyak.
3. Metodologi yang digunakan dalam PTK harus memberi kesempatan kepada guru untuk
mengembangkan hipotesis yang dapat diandalkan dan mengembangkan strategi yang
cocok dengan kondisi kelas tempat guru mengajar.
4. Masalah yang menjadi tema penelitian hendaknya masalah yang berakar dari kelas
tersebut dan cukup signifikan untuk dipecahkan melalui PTK.
5. Sejauh mungkin PTK hendaknya dikembangkan ke arah penelitian dalam ruang
lingkup sekolah. Ini berarti bahwa seluruh staf sekolah diharapkan berpartisipasi dalam
PTK tersebut.

BUKU PEMBANDING : PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN TEORI APLIKASI


(Zainal Aqib dan Ahmad Amrullah)

BAB II KAJIAN PTK (2)

Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri
yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk Pendidikan) untuk
memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri, yang dengan demikian akan diperoleh pemahaman
yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan.

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi didalam
kelas sekaligus untuk mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan melalui
tindakan yang akan dilakukan.
Terdapat sejumlah karateristik yang merupakan keunikan PTK disbanding penelitian
pada umumnya, antara lain sebagai berikut :

a) PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran dengan


dukungan ilmiah.
b) PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas
berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat
catatan.
c) Persoalan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan nyata dan
actual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran dikelas.
d) PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal
yang terjadi didalam kelas.
e) Adanya kolaborasi (kerja sama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan
penelitian dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).

Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru (peneliti) dalam pelaksanaan PTK, yaitu
sebagai berikut :

1. Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh
mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
2. Masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cakup merisaukan guru dan
berpijak pada tanggung jawab profesional guru dikelas.
3. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama sehingga
berpeluang menggangu proses pembelajaran.
4. Metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat dan taat azaz PTK.
5. Permasalahan atau topik yang dipilih harus benar-benar nyata, mendesak, menarik,
mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk
melakukan perubahan.
6. Peneliti harus tetap memperhatikan etika atau tata krama penelitian serta rambu-
rambu pelaksanaan yang berlaku umum.
7. Kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang menggunakan siklus
berkelanjutan karena tuntutan peningkatan dan pengembangan merupakan tantangan
sepanjang waktu.

Adapun prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi penetapan focus permasalahan,


perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi,
dan analisis, serta refleksi.

2.2 KELEBIHAN DAN KELEMAHAN BUKU

KELEBIHAN BUKU :

Buku Utama : BUKU PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Prof. Dr. Ekawarna, M.Psi)

1. Buku memiliki ISBN.


2. Dalam penggunaan bahasa, buku ini sudah menggunakan bahasa yang lugas sehingga
materi dalam buku ini memiliki makna yang jelas serta tidak membuat ambigu pada
pembicaranya khususnya para peserta didik.
3. Terdapat banyak referensi di dalam buku tersebut dan penulisan daftar pustakannya
sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Dalam isi buku bayak terdapat tabel-tabel dan gambar yang berfungsi untuk
membantu menjelaskan materi yang ada sehingga pembaca mudah memahami isi
buku.
5. Isi materi dalam buku utama lebih lengkap dibandingkan isi materi dalam buku
pembanding.

Buku Pembanding : BUKU PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN TEORI APLIKASI


(Zainal Aqib dan Ahmad Amrullah)

1. Buku memiliki ISBN.


2. Dalam penggunaan bahasa, buku ini sudah menggunakan bahasa yang lugas sehingga
materi dalam buku ini memiliki makna yang jelas serta tidak membuat ambigu pada
pembicaranya khususnya para peserta didik.
3. Terdapat banyak referensi di dalam buku tersebut dan penulisan daftar pustakannya
sesuai dengan aturan yang berlaku.
4. Dalam isi buku bayak terdapat tabel-tabel dan gambar yang berfungsi untuk
membantu menjelaskan materi yang ada sehingga pembaca mudah memahami isi
buku.

KELEMAHAN BUKU

Buku Utama : BUKU PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Prof. Dr. Ekawarna, M.Psi)

1. Tidak ada petunjuk penggunaan buku.


2. Tidak terdapat uji kompetensi atau soal-soal di dalam buku. Uji kompetensi atau soal-
soal yang dapat membantu guru untuk menilai hasil belajar dari masing masing-siswa.
3. Tidak terdapat rangkuman atau ringkasan materi yang dapat membantu pembaca
mengerti dengan cepat isi buku.

Buku Pembanding : BUKU PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN TEORI APLIKASI


(Zainal Aqib dan Ahmad Amrullah)

1. Isi materi dalam buku kurang lengkap dari pada isi buku materi buku utama.
2. Tidak terdapat rangkuman atau ringkasan materi yang dapat membantu pembaca
mengerti dengan cepat isi buku
3. Tidak terdapat uji kompetensi atau soal-soal di dalam buku. Uji kompetensi atau soal-
soal yang dapat membantu guru untuk menilai hasil belajar dari masing masing-siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kedua jenis buku ini sudah baik untuk digunakan sebagai pedoman dalam belajar dan
mengajar. Penggunaan bahasa dalam kedua buku ini sudah menggunakan bahasa yang lugas
sehingga materi dalam buku ini memiliki makna yang jelas serta tidak membuat ambigu pada
pembicaranya khususnya para peserta didik. Kedua buku terdapat soal-soal yang dapat
digunakan guru dan siswa untuk mengukur kemampuan dalam setiap pelajaran.

3.2 SARAN

Sebagai seorang pendidik atau calon pendidik sebaiknya dapat menguasai materi yang
ada dialam buku ini, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
LAMPIRAN

Gambar Buku Utama


Gambar Buku Pembanding

Anda mungkin juga menyukai