Anda di halaman 1dari 30

PAJAK NEGARA

DAN
PAJAK DAERAH
1.YOSSYCA FEBRI DAMAYANTI (2020030045 )
2. RAHMANIYAH NUR SAFITRI(2020030046 )
3. FEBY KURNIAWAN(2020030047 )
4. WIMBI PRASKA DEWANGGA (2020030049 )
5. MUNA KARIMA ( 2020030050 )
Pengenaan Pajak di Indonesia dikelompokkan
menjadi 2 bagian:

► Pajak Negara
► Pajak Daerah
Macam Pajak Negara:

► Pajak Penghasilan (PPh)


► Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Atas
Barang Mewah (PPN & PPn BM).
► Bea Meterai
Pajak Penghasilan (PPh)
► Dasar Hukum  UU No. 7 Th 1984 diubah
terakhir UU No. 17 Th 2000.
► UU ini berlaku sejak tahun1984, dan
merupakan pengganti UU Pajak
Perseroan 1925, UU Pajak Pendapatan
1944, UU PBDR 1970 (Pajak atas bunga,
dividen dan royalty Tahun 1970).
PPN dan PPn BM
► Dasar Hukum  UU No. 8 Tahun 1983,
dirubah terakhir UU No. 18 tahun
2000.
► UU ini mulai efektif berlaku sejak 1 April
1985.
► Merupakan Pengganti UU Pajak Penjualan
tahun 1951.
Bea Materai
► Dasar Hukum  UU No. 13 Tahun 1985.
► UU ini mulai efektif berlaku 1 Januari
1986.
► Pengganti UU Bea Materai yang lama
(Aturan Bea Meterai 1921).
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

► Dasar hukum UU No. 18 Tahun 1997.


► Dirubah terakhir dengan UU No. 34 Th 2000.
► Pajak Daerah dibagi menjadi dua bagian:
Pajak Propinsi dan Pajak Kabupaten/Kota.
Istilah yang terkait dengan Pajak Daerah ......1/2
► Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah
kesatuan masyarakat hukum yg mempunyai batas
daerah tertentu berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan NKRI.
► Pajak Daerah, selanjutnya disebut pajak, adalah iuran
wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan
kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, yg
digunakan utk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
Istilah yang terkait dengan Pajak Daerah …. 2/2
► Badan, adalah sekumpulan orang dan/atau modal yg
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yg tidak melakukan usaha yang meliputi
PT, CV, BUMN, BUMD, Firma, Kongsi, Koperasi,
Dana pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan,
Organisasi masa, Organisasi Sospol, Lembaga,
Bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya.
► Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang
dapat dikenakan Pajak Daerah.
► Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban
perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau
pemotongan pajak tertentu.

Pajak Daerah Terdiri dari: Pajak Propinsi dan
Pajak Kabupaten/Kota
► Pajak Propinsi, terdiri dari:
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan
kendaraan diatas air,
2. Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor dan kendaraan diatas
air.
3. Pajak bahan bakar kendaraan
bermotor.
Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari:
► Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
► Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB)
► Pajak Hotel
► Pajak Restoran
► Pajak Hiburan
► Pajak Reklame
► Pajak Penerangan Jalan
► Pajak Pengambilan bahan galian golongan C
► Pajak Parkir
► Pajak Pengambilan dan pemanfaatan Air bawah tanah dan
air permukaan.
► Pajak Lain-lain
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
► Dasar Hukum UU No. 12 tahun 1985, terakhir diubah
dengan UU No. 12 Tahun 1994.
► UU ini mulai berlaku pada tgl 1 Januari 86.
► Pengganti dari:
1. Ordonansi/peraturan Pajak Rumah Tangga Th 1908
2. Ordonansi Verponding Indonesia Th 1923
3. Ordonansi Pajak Kekayaan Tahun 1932
4. Ordonansi Verponding Tahun 1928
5. Ordonansi Pajak Jalan Tahun 1942
6. UU Darurat No. 11 Tahun 1957 Khususnya Pasal 14
huruf j, k, l.
7. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
No. 11 Tahun 1959 (UU No 11 Prp Tahun 1959)
Pajak Hasil Bumi
* Ordonnantie (Belanda)  Peraturan
BPHTB
► Dasar Hukum UU No. 21 Tahun 1997,
dirubah terakhir dengan UU No. 20 Th
2000
► Berlaku sejak tanggal 1 Januari 1998.
► Sebagai pengganti Ordonansi Bea Balik
Nama Staatsblad* 1924 No. 291.
* Staatsblad (Belanda)  Surat kabar, Lembaran
Tarif Pajak ditetapkan paling tinggi sebesar:
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas air sebesar 5%
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas air
sebesar 10%
3. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor sebesar 5%
4. Pajak Pengambilan dan pemanfaatan Air bawah tanah dan air
permukaan sebesar 20%
5. Pajak Hotel sebesar 10%
6. Pajak Restoran sebesar 10%
7. Pajak Hiburan sebesar 35%
8. Pajak Reklame sebesar 25%
9. Pajak Penerangan Jalan sebesar 10%
10. Pajak Pengambilan bahan galian golongan C sebesar 20%
11. Pajak Parkir sebesar 20%

Tarif pajak pada angka 1 s/d 4
ditetapkan seragam di seluruh
Indonesia dan diatur dengan
Peraturan Pemerintah (PP).

Tarif pajak sebagaimana pada


angka 5 s/d 11 ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
Tata cara pelaksanaan pemungutan pajak dan
tata cara penghapusan piutang pajak yang
kadaluarsa:
► Tata cara pelaksanaan pemungutan pajak ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
► Piutang Pajak yg tdk mungkin dpt ditagih dan sudah
kadaluarsa dapat dihapuskan.
► Penghapusan Piutang pajak propinsi dan pajak
kabupaten/kota dilakukan dengan keputusan masing-
masing oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
► Tata cara penghapusan piutang pajak yg sudah
kadaluarsa diatur dengan Peraturan Daerah.
RETRIBUSI DAERAH
Beberapa pengertian yang terkait
dengan Retribusi Daerah...... 1/2
► Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi
adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah
Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
► Jasa, adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha
dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas,
atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
► Jasa umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan
oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan
dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
Beberapa pengertian yang terkait dengan
Retribusi Daerah ….. 2/2
► Jasa Usaha, adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial
karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor
swasta.
► Perizinan tertentu, adalah kegiatan tertentu Pemerintah
Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang
pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya
alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu
guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
Jenis Retribusi Daerah

Dibagi dalam Tiga Golongan, Yaitu:


► Retribusi Jasa Umum
► Retribusi Jasa Usaha
► Retribusi Perizinan Tertentu
Kriteria Retribusi Jasa Umum yg ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah:

► Retribusi Jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan


retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu
► Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
► Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau
badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk
melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.
► Jasa tsb layak dikenakan retribusi.
► Retribusi tdk bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai
penyelenggaraannya
► Retribusi dpt dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial, dan
► Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut
dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yg lebih baik.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum
► Retribusi pelayanan kesehatan
► Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan
► Retribusi pengganti biaya cetak KTP dan akte catatan sipil
► Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
► Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum
► Retribusi pelayanan pasar
► Retribusi pengujian kendaraan bermotor
► Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran
► Retribusi penggantian biaya cetak peta
► Retribusi pengujian kapal perikanan
Kriteria Retribusi Jasa Usaha yg ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah:

► Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat


bukan retribusi jasa Umum atau retribusi perizinan
tertentu
► Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat
komersial yang seyogyanya disediakan oleh sektor
swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta
yang dimiliki/dikuasai daerah yang belum
dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah.
Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha
► Retribusi pemakaian kekayaan daerah
► Retribusi pasar grosir dan/atau pertokoan
► Retribusi tempat pelelangan
► Retribusi terminal
► Retribusi tempat khusus parkir
► Retribusi tempat penginapan/pesanggrahan/villa
► Retribusi penyedotan kakus
► Retribusi rumah potong hewan
► Retribusi pelayanan pelabuhan kapal
► Retribusi tempat rekreasi dan olah raga
► Retribusi penyeberangan di atas air
► Retribusi pengolahan libah cair
► Retribusi penjualan produksi daerah
Kriteria Retribusi Perizinan Tertentu yg ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah:

► Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang


diserahkan kepada daerah dalam rangka asas
desentralisasi;
► Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi
kepentingan umum; dan
► Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan
izin tersebut dari biaya untuk mengulangi dampak
negatif dari perizinan tersebut cukup besar sehingga
layak dibiayai dari retribusi perizinan.
Jenis-jenis Retribusi Perizinan
tertentu:
► Retribusi izin mendirikan bangunan
► Retribusi tempat penjualan minuman
beralkohol
► Retribusi izin gangguan
► Retribusi izin trayek
Objek dan Subjek Retribusi Daerah
Objek Retribusi Daerah
► Jasa Umum
► Jasa Usaha
► Perizinan tertentu

Subjek Retribusi Daerah
► Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau badan yg
menggunakan/menikmati pelayanan jasa umum ybs.
► Retribusi Jasa Usaha adalah orang pribadi atau badan yg
menggunakan/menikmati pelayanan jasa usaha ybs.
► Retribusi Perizinan tertentu adalah orang pribadi atau
badan yg memperoleh izin tetentu dari Pemda.
Prinsip dan sasaran penetapan tarif retribusi
daerah
Prinsip dan sasaran penetapan tarif jenis retribusi daerah sbb:
► Retribusi jasa umum, berdasarkan kebijakan daerah dgn
mempertimbangkan biaya penyediaan jasa yg bersangkutan,
kemampuan masyarakat, dan aspek keadilan.
► Retribusi jasa usaha, berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh
keuntungan yang layak sebagaimana keuntungan yang pantas
diterima oleh pengusaha swasta sejenis yang beroperasi secara
efisien dan berorientasi pada harga pasar.
► Retribusi perizinan tertentu, berdasarkan pada tujuan untuk menutup
sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin
yang bersangkutan.

Penetapan tarif retribusi dpt ditinjau kembali paling lama 5 tahun sekali
Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi
dan tata cara penghapusan piutang retribusi
yang kadaluarsa:
► Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan
oleh Kepala Daerah.
► Piutang retribusi yg tdk mungkin dpt ditagih dan sudah
kadaluarsa dapat dihapuskan.
► Penghapusan Piutang retribusi daerah propinsi dan
retribusi daerah kabupaten/kota dilakukan dengan
keputusan masing-masing oleh Gubernur dan
Bupati/Walikota.
► Tata cara penghapusan piutang retribusi yg sudah
kadaluarsa diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Nuwun……

Anda mungkin juga menyukai