NIM : 19012030
Jawab :
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai media seperti kotak saran, telepon
layanan konsumen, dan kartu komentar.
1. Stratifikasi (Pengelompokan)
Stratifikasi adalah usaha untuk menguraikan dan mengklasifikasikan
persoalan menjadi kelompok-kelompok atau golongan sejenis atau menjadi
unsur tunggal dari persoalan, sehingga persoalan menjadi lebih sederhana
dan mudah dimengerti serta untuk menghindari salah intrepretasi.
Fungsi dari lembar periksa ini selain memudahkan dalam pemeriksaan juga
dalam pembuatan rekapitulasi dan analisis terhadap masalah yang muncul.
3. Diagram Pareto
Diagram pareto digunakan untuk menampilkan data dengan tujuan untuk
mengetahui suatu penyebab yang memberikan pengaruh yang paling besar
terhadap akibat. Dengan demikian bisa segera dilakukan langkah-langkah
perbaikan berdasarkan skala prioritas, yaitu penyebab yang paling besar
pengaruhnya terhadap akibat.
Pada peta kendali bisa diketahui adanya penyimpangan tetapi tidak terlihat
penyebab penyimpangan tersebut. Peta kendali hanya menunjukkan
perubahan data dari waktu ke waktu.
Ada beberapa jenis peta kendali, namun yang sering digunakan untuk
penyajian data adalah peta kendali X-R.
6. Histogram
Histogram merupakan diagram berupa batang (balok) yang menggambarkan
penyebaran (distribusi) data yang ada. Dengan menggunakan histogram, data
yang terkumpul dengan mudah diketahui sebaran/distribusinya.
7. Diagram Tebar
Diagram tebar adalah diagram yang digunakan untuk mengetahui apakah ada
korelasi (hubungan) antara 2 variabel. Diagram tebar dapat juga digunakan
untuk mengetahui apakah suatu penyebab yang diduga berpengaruh atau
tidak terhadap akibat (masalah) yang sedang dihadapi.
Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan tema (penilaian masalah):
- Menyangkut bidang kerja dan mengacu pada kebijakan manajemen
(perusahaan).
- Mampu dipecahkan oleh gugus, terutama pada awal terbentuknya gugus,
sebaiknya memilih tema yang relatif mudah.
- Masalah (tema) yang dipilih harus spesifik (tidak terlalu luas), sehingga
siapapun yang membaca tema tersebut bisa mengerti dengan jelas.
3. Menentukan Penyebab
Menentukan penyebab dibagi menjadi 2 tahap, yaitu:
a. Menentukan semua penyebab yang mungkin berpengaruh terhadap
masalah. Untuk menentukan semua penyebab ini bisa menggunakan alat
diagram Ishikawa (tulang ikan) dengan tehnik sumbang saran yang
melibatkan semua anggota gugus.
b. Memilih penyebab yang paling mungkin (dominan) di antara semua
penyebab yang ada. Untuk memilih penyebab yang paling dominan, bisa
dilakukan 2 cara sesuai dengan karakteristik penyebabnya:
- Jika pengaruh dari beberapa penyebab bisa dikuantitatifkan, maka dapat
menggunakan diagram pareto sehingga akan dipilih penyebab yang
pengaruhnya paling besar, atau bisa juga menggunakan diagram tebar
sehingga akan diketahui beberapa penyebab yang benar-benar berpengaruh
terhadap masalah.
- Jika pengaruh dari beberapa penyebab tidak bisa dikuantitatifkan atau
bersifat kualitatif, pemilihan penyebab yang dominan bisa dilakukan melalui
kesepakatan yang melibatkan sema anggota gugus.
4. Merencanakan Perbaikan
Langkah keempat bertujuan mencari pemecahan untukmenghilangkan semua
penyebab (penyebab yang dominan) yang sudah ditentukan sebelumnya.
Merencanakan langkah perbaikan dalam GKM dapat ditentukan dengan
tehnik sumbang saran (penyampaian ide) dari semua anggota gugus dengan
tetap mengacu pada pemilihan langkah perbaikan yang paling efektif dan
efisien.
5. Melaksanakan Perbaikan
Langkah kelima adalah melaksanakan semua rencana perbaikan yang sudah
disepakati dan dibahas dengan matang oleh semua anggota gugus.
Dalam melaksanakan perbaikan ini perlu dijelaskan juga tentang pentingnya
kesungguhan dan partisipasi penuh dari semua anggota gugus sesuai tugas
yang telah dibagi, dan diharapkan semua pelaksanaan dari rencana
perbaikan bisa diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
7. Standarisasi
Setelah langkah perbaikan yang dilakukan diperiksa dan dapat mengatasi
penyebab masalah yang dihadapi, langkah berikutnya perlu dibuat
standarisasi yang bisa digunakan sebagai acuan kerja di lokasi kerja gugus
dan ditujukan pula untuk mencegah masalah yang sama akan terulang lagi.
Jika perlu standarisasi ini bisa disebarluaskan ke lokasi kerja lain yang sejenis
dengan lokasi kerja gugus. Standarisasi yang dibuat bisa meliputi standar
untuk cara kerja (metode), manusia (operator/mekanik), material, mesin dan
lingkungan kerja.
8. Merencanakan Langkah Berikutnya
Pada dasarya perencanaan langkah berikutnya adalah menentukan masalah
selanjutnya yang akan diselesaikan oleh gugus dan prinsipnya sama dengan
penentuan tema masalah seperti pada langkah pertama, yaitu masalah yang
dipilih untuk diselesaikan bisa melalui 2 cara, yaitu:
- Memilih masalah yang paling prioritas dari beberapa masalah yang ada di
lokasi kerja, atau
- Memilih masalah melalui kesepakatan semua anggota gugus