Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GLAUKOMA

Disusun Oleh :
-Abdul Wahid (E.0105.19.0
-Leni Apriliani (E.0105.19.024)
-Wili Samba (E.0105.19

TAHUN AKADEMIK 2020/2021 PRODI DIII-KEPERAWATAN TK II/IV


STIKES BUDI LUHUR CIMAHI
A. Definisi
Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa
peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek lapang
pandangan mata.Glaukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai
dengan peningkatan tekanan intraokuler. Jadi, Glaukoma adalah kelompok
penyakit mata yang disebabkan oleh tingginya tekanan bola mata sehingga
menyebabkan rusaknya saraf optik yang membentuk bagian- bagian retina retina
dibelakang bola mata. Saraf optik menyambung jaringan-jaringan penerima
cahaya (retina) dengan bagian dari otak yang memproses informasi pengelihatan
Glaukoma adalah kondisi mata yang biasanya disebabkan oleh peningkatan
abnormal tekanan intraokular (sampai lebih dari 20 mmHg). (Elizabeth
J.Corwin,2009)
Glaukoma adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan
TIO,penggaungan,dan degenerasi saraf optik serta defek lapang pandang yang
khas. (Anas Tamsuri,2010)

B. Etiologi
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor
aqueus. Bila dalam keadaaan normal, cairan ini dihasilkan didalam bilik posterior,
melewati pupil masuk kedalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu
saluran. Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang
menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan
tekanan. Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah kesaraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang
pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

C. Tanda & Gejala


1. Tekanan intraokuler (TIO) meningkat)
Normal TIO berkisar antara 10-21 mmHg (rata-rata 16 mmHg). TIO dapat
menyebabkan kerusakan saraf optik tergantung pada nilai TIO. Tahapan glaukoma
secara umum (tahap awal atau lanjut) TIO dalam rentang 20-3- mmHg biasanya
menyebabkan kerusakan dalam hitungan tahun. TIO 40-50 mmHg dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan yang cepat dan mencetuskan oklusi pembuluh
darah retina.
2. Defek lapang pandang yang khas
3. Pembesaran mata
Terlihat jelas pada anak-anak,yakni buftalmus
4. Penggungan patologis papil saraf optik
a. Glaukoma primer
Glaukoma primer
- Kerusakan visus yang serius
- Lapang pandang mengecil
Tekanan tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis pada saraf optik
menimbulkan kerusakan dari saraf retina yang biasanya menghasilkan
kehilangan lapang pandang (skotoma)
- Perjalanan penyakit progresif lambat
Glaukoma sudut tertutup
- Nyeri hebat didalam dan skitar mata
- Timbulnya halo disekitar cahaya
Kornea akan tetap jernih dengan terus berlangsungnya pergantian cairan oleh
sel-sel endotel. Jika tekanan meningkat dengan cepat (glaukoma akut sudut
tertutup), kornea menjadi penuh air,menimbulkan halo disekitar cahaya
- Pandangan kabur
- Sakit kepala
- Mual,muntah
- Kedinginan
Glaukoma sekunder
- Pembesaran bola mata
- Gangguan lapang pandang
- Nyeri didalam mata

D. Fisiologi
TIO ditemukan oleh kecepatan produksi Aqueos humor dan aliran keluar aqueos humor
dari mata. TIO nnormal adalah 10-21 mmHg dan dipertahankan selama
terdapatnkeseimbangan antara produksi dan aliran aqueos humor. Aqueos humor
diproduksi didalam badan siliar dan mengalir keluar melalui kanal schelmn kedalam
sistem vena. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebihan badan siliar atau
oleh peningkatan hambatan abnormal terhadap aliran keluar aqueos humor melalui
kamera occuli anterior (COA). Peningkatan TIO > 23 mmHg memerlukan evaluasi yang
seksama. Peningkatan TIO mengurangi aliran darah ke saraf optik dan retina. Iskemia
menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya secara bertahap. Kerusakan jaringan
biasanya dimulai dari perifer dan bergerak menuju fovea sentralis. Kerusakan visus dan
kerusakan saraf optik serta retina adalah irreversible dan hal ini bersifat permanen. Tanpa
penangan,glaukoma dapat menyebabkan kebutaan. Hiangnya pengelihatan ditandai
dengan adanya titik buta pada lapang pandang.

E. Klasifikasi
1. Glaukoma primer
- Glaukoma sudut terbuka
- Glaukoma sudut sempit
2. Glaukoma congenital
- Primer atau infantile
- Menyertai kelainan congenital lainnya
3. Glaukoma sekunder
- Perubahan lensa
- Kelainan vuvea
- Trauma
- Bedah
- Rubeosis
- Steroid
4. Glaukoma absolute
Dari pembagian diatas dapat dikenal glaukoma dalam bentuk-bentuk :
- Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder (dengan blockade pupil atau tanpa
blockade pupil)
- Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder
- Kelainan pertumbuhan,primer (congenital,infantile,juvenile),sekunder kelainan
pertumbuhan lain pada mata
F. Pathway

Kortikosteroid jangka
Panjang miopia trauma mata

Obstruksi jaringan Peningkatan tekanan


Trabekuler vitreus

Hambatan Pengaliran Pergerakan iris kedepan


Cairan humor aqueous

TIO meningkat Galukoma TIO meningkat

Gangguan saraf optik Tindakan operasi

Gangguan
persepsi Perubahan penglihatan
sensori Ansietas
penglihata Perifer
Kurang
n
pengetahuan

Kebutaan

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ketajaman penglihatan
Pemeriksaan ketajaman penglihatan bukan merupakannn cara khusus untuk
galukoma,tetapi tetap penting karena pada klien yang menderita glaukoma ketajaman
penglihatan menurun
2. Tonometri
Diperlukan untuk mengukur besarnya tekanan intra okuler,tonometri ini ada 3 macam
yaitu :
- Cara digital
Paling mudah tapi tidak cermat,sebab pengukurannya berdasarkan perasaan kedua
jari telunjuk kita
- Cara mekanis
Dengan tonometri schiotz tidak begitu mahal,dapat dibawa kemana,mana,mudah
mengerjakannya. Hanya bila skleranya terlalu lembek seperti pada penderita
miopio,maka hasil pembacaannya menjadi terlalu rendah
- Tonometer dengan tonometer aplanasi dari goldman
Alat ini cukup mahal kira-kira 10 kali harga tonometer dari schiotz juga
memerlukan slitlamp yang juga cukup mahal,pula tidak praktis.
3. Genioskopi
Merupakan suatu cara untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan. Dengan
alat ini dapat pula diramalkan apakah suatu susdut akan mudah atau tertutup
dikemudian hari
4. Lapang pandang
Alat yang ditimbulkan oleh glaukoma dapat dinilai dari kerusakan lapang pandang.
Oleh karena itu pemeriksaan lapang pandang sangat penting,dua cara pemeriksaan
lapang pandang yang umumnya dikenal adalah :
- Pemeriksaan lapang pandang perifer
Lebih berarti jika glaukoma lebih lanjut,karena dalam tahap lanjut kerusakan
lapang pandang akan ditemukan didaerah tepi,yang kemudian meluas ke tengah
- Pemeriksaan lapang pandang sentral
Pemeriksaan ini menggunakan tabir bjerrum,yang meliputi daerah luas 30 derajat.
Justru skotoma-skotoma parasentral dalam tahap dini ditemukan dengan cara ini.
Kerusakan dini lapang pandang ditemukan parasentral yang dinamakan skotoma
bjerrum. Skotoma ini setengah melingkar titik filsasi.Biasanya penderita tidak
sadar akan kerusakan ini karena tidak mempengaruhi tajam penglihatan sentral.

H. Penatalaksanaan Klinis
1. Terapi medikamentosa
Tujuannya adalah menurunkan TIO terutama dengan menggunakan obat sistemik
(obat yang mempengaruhi seluruh tubuh)
2. Terapi obat-obatan
Terapi ini tidak diberikan pada kasus yang sudah lanjut. Terapi awal yang diberikan
adalah penyakit beta (timolol,betaxolol,levobunolol,carteolol,dan metipranolol)atau
simpatomimetik (adrenalin dan depriverin). Untuk mencegah efek samping obat
diberikan dengan dosis terendah dan frekuensi pemberiannya tidak boleh terlalu
sering. Motikum (pilocarpine dan carbachol) meski merupakan antiglaukoma yang
baik tidak boleh digunakan karena efek samping
a. Obat sistemik
- Inhibitor karbonik anhidrase,pertama diberikan secara intravena (acetazolamide
500 mmHg) kemudian diberikan dalam bentuk obat minum lepas lambat 250 mg
2x sehari
- Agen hiperosmotik, macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum adalah
glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah manitol. Obat
ini diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif
lagi
- Untuk gejala tambahan dapat diberikan anti nyeri dan anti muntah
b. Obat tetes mata lokal
- Penyakit beta,macam obat yang tersedia adal
timolol,belaxolol,levobunolol,carteolol,dan metipranolol. Digunakan 2x
sehari,berguna untuk menurunkan TIO
- Steroid (prednison) digunakan 4x sehari,berguna untuk dekongestan mata.
Diberikan sekitar 30-40 menit setelah terapi sistemik
- Miotikum,Pilokarpin 2% pertama digunakan sebanyak 2x dengan jarak 15 menit
kemudian diberikan 4x sehari,pilokaprin 1% bisa digunakan sebagai pencegahan
pada mata yang lainnya 4x sehari samapi sebelum iridektomi
c. Terapi bedah
- Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang
dan depan karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran aqueus humor,hal ini
hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%
- Trabekulomi (bedah drainase) dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50%
atau gagal dengan iridektomi
- Trabekulektomi (bedah filtrasi) merupakan prosedur pembedahan untuk
mengobati glaukoma dengan menurunkan tekanan mata (TIO) dalam prosedur
ini,sepotong kecil dari dinding mata yang mungkin termasuk trabecular meshwork
(drainase alami) akan dihapus,pembedahan ini akan membuka saluran baru dan
menciptakan bypass ke trabeculer meshwork untuk mengurangi TIO

I. Pemeriksaan penunjang
- Kartu mata snellen/mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,lensa,aquous
- Vitreus humor,kesalahan refraksi,atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau
jalan optik. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor
pada hipofisis/otak,karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
- Tes provokatif : digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau
hanya meningkat ringan
- Darah lengkap,LED :menunjukkan anemia sistemik/infeksi
- EKG,kolesterol serum,dan pemeriksaan lipid:memastikan aterosklerosisi,PAK
- Tes toleransi glukosa:menentukan adanya DM
- Optalmoskopi : untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina,discus optikus
macula dan pembuluh darah retina
- Tonometri : Adalah alat untuk mengukur tekanan intra okuler,nilai mencurigakan
apabila berkisar antara 21-25 mmhg dan dianggap patologi bila melebihi 25 mmhg.
(normal 12-25 mmHg). Tonometri dibedakan menjadi dua antara lain (Sidharta
Iilyas,2004) : membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma
- Pemeriksaan lampu-slit : Lampu-slit digunakan untuk mengevaluasi oftalmik yaitu
memperbesar kornea,sclera dan kornea inferior sehingga memberikan pandangan
oblik kedalam tuberkulum dengan lensa ksusu
- Perimetri : Kerusakan nervus optikus memberikan gangguan lapang pandangan yang
khas pada glaukoma. Secara sederhana,lapang pandangan dapat diperiksa dengan tes
konfrontasi
- Pemeriksaan Ultrasonografi : Ultrasonografi dalam gelombang suara yang dapat
digunakan untuk mengukur dimensi dan struktur okuler
J. Pengkajian
1.Data Umum
a.Identitas klien, meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, agama
b. Keluhan utama , meliputi apa yang menjadi alasan utama klien masuk ke RS. Biasanya
klien akan mengeluhkan nyeri di sekitar atau di dalam bola mata.
c.Riwayat Kesehatan Sekarang : meliputi apa-apa saja gejala yang dialami klien saat ini
sehingga menganggu aktivitas klien itu sendiri.
d.Riwayat Kesehatan Dahulu : meliputi penyakit apa saja yang pernah dialami klien
sebelumnya, baik itu yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya ataupun tidak
e.Riwayat Kesehatan Keluarga : meliputi riwayat penyakit yang pernah dialami anggota
keluarga.
f.Pemeriksaan Fisik
1).Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop untuk mengetahui
adanya cupping dan atrofi diskus optikus. Diskus optikus menjadi lebih luas dan lebih
dalam. Pada glaucoma akut primer, kamera anterior dangkal, akues humor keruh dan
pembuluh darah menjalar keluar dari iris.
2).Pemeriksaan lapang pandang perifer, pada keadaan akut lapang pandang cepat
menurun secara signifikan dan keadaan kronik akan menurun secara bertahap.
3).Pemeriksaan fisik melalui inspeksi untuk mengetahui adanya inflamasi mata, sklera
kemerahan, kornea keruh, dilatasi pupil sedang yang gagal bereaksi terhadap cahaya.
Sedangkan dengan palpasi untuk memeriksa mata yang mengalami peningkatan TIO,
terasa lebih keras dibanding mata yang lain.
4).Uji diagnostik menggunakan tonometri, pada keadaan kronik atau
open angle didapat nilai 22-32 mmHg, sedangkan keadaan akut atau
angle closure ≥30 mmHg. Uji dengan menggunakan gonioskopi akan didapat sudut
normal pada glaukoma kronik. Pada stadium lanjut, jika telah timbul goniosinekia
(perlengketan pinggir iris pada kornea/trabekula) maka sudut dapat tertutup.

K. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1. Mayor TIO meningkat Gangguan
Ds: persepsi
-Mendengar suara bisikan atau melihat sensori
bayangan Gangguan saraf penglihatan
-Merasakan sesuatu melalui indera optik
perabaan,penciuman,perabaan,atau
pengecapan

Do: Perubahan
-Distrosi sensori penglihatan perifer
-Respons tidak sesuai
-Bersikap seolah
melihat,mendengar,mengecap,meraba,ata Gangguan persepsi
u mencium sesuatu sensori
penglihatan
Minor
Ds:
-Menyatakan kesal

Do:
-Menyendiri
-Melamun
-Konsentrasi buruk
-Disorientasi waktu,tempat,orang atau
situasi
-Curiga
TIO-Mondar-mandir
-bicara sendiri
2. Mayor Perubahan Ansietas
Ds: penglihatan perifer
-Merasa bingung
-Merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi Ansietas
-Sulit berkonsentrasi

Do:
-Tampak gelisah
-Tampak tegang
-Sulit tidur

Minor
Ds:
-Mengeluh pusing
-Anoreksia
-Palpitasi
-Merasa tidak berdaya

Do:
-Tremor
-Kontak mata buruk
3. Mayor Peningkatan Kurang
Ds: tekanan vitreus pengetahuan
-Menanyakan masalah yang dihadapi

Do: Pergerakan iris


-Menunjukkan perilaku tidak sesuai kedepan
anjuran
-Menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah TIO meningkat

Minor
Ds: - Tindakan operasi
Do:
-Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
-Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. Kurang
Apatis,bermusuhan,agitasi,histeria) pengetahuan

L. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan persepsi sensori penglihatan b.d serabut saraf oleh karena peningkatan TIO
- Ansietas b.d penurunan ketajaman penglihatan
- Kurang pengetahuan b.d kurangnya pajanan informasi tentang persiapan tindakan
operasi

M. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Setelah dilakukan Observasi -Untuk
persepsi tindakan -Periksa status mengetahui
sensori keperawatan mental,status status
penglihatan selama...Gangguan sensori,dan tingkat mental,status
persepsi sensori kenyamanan mental,status
penglihatan sensori,serta
dengan kriteria Terapeutik tingkat
hasil : -Diskusi tingkat kenyamanan,
-Verbalisasi toleransi terhadap Trapeutik
melihat bayangan beban sensori -supaya
menurun -Batasi stimulus mengetahui
-Verbalisasi lingkungan tingkat toleransi
merasakan sesuatu -Jadwalkan aktivitas terhadap beban
melalui indera harian sensori
perabaan menurun -untuk
-Respons sesuai Edukasi mengetahui
stimulus membaik -Ajarkan cara stimulus
meminimalisasi lingkungan
stimulus -supaya klien
tetap sehat
Kolaborasi
-Kolaborasi dalam Edukasi
meminimalkan -supaya klien
prosedur/tindakan bisa
meminimalisir
stimulus
Kolaborasi
- supaya klien
cepet sembuh
2. Ansietas Setelah dilakukan Observasi Observasi
tindakan -Identifikasi saat -
keperawatan tingkat ansietas untukmengetahui
selama...Ansietas berubah (mis. tingkat ansietas
menurun dengan Kondisi,waktu,stresor) berubah
kriteria hasil : -Identifikasi - untuk
-Perilaku gelisah kamampuan mengetahui
menurun mengambil keputusan kemampuan
-verbalisasi dalam
kebingungan Terapeutik mengambil
menurun -Ciptakan suasana keputusan
-Tremor menurun terapeutik untuk Trapeutik
mrnubuhkan - untuk
kepercayaan menumbuhkan
-Temani pasien untuk rasa percaya
mengurangi - supaya klien
kecemasan tidak merasa
-Gunakan pendekatan cemas
yang tenang dan -supaya klien
meyakinkan nyaman dan
tenang
Edukasi
-Jelaskan Edukasi
prosedur,termasuk - supaya klien
senasi yang mungkin mengetahui
dialami terhadap senasi
-Anjurkan keluarga yang di alami
untuk tetap bersama - supaya klien
pasien tidak merasa
-Anjurkan kesepian
mengungkapkan -supaya klien
perasaan dan persepsi tidak merasa
sedih
Kolaborasi
-Kolaborasi Kolaborasi
pemberian obat - supaya klien
antiansietas,jika perlu cepet sembuh

3. Kurang Setelah dilakukan Observasi Obsevasi


pengetahuan tindakan -Identifikasi kesiapan -untuk
keperawatan dan kemampuan mengetahui
selama...Kurang menerima informasi seberapa jauh
pengetahuan -Identifikasi faktor- kesiapan dan
meningkat dengan faktor yang dapat kemampuan
kriteria hasil: meningkatkan dan klien menerima
-Perilaku sesuai menurunkan motivasi informasi
dengan perilaku hidup bersih -untuk
pengetahuan dan sehat mengetahui
meningkat faktor-faktor
-Perilaku sesuai Terapeutik yang dapat
anjuran meningkat -Sediakan materi dan meningkatkan
-Pkemampuan media pendidikan dan menurunkan
menggambarkan kesehatan motivasi
pengalaman -Jadwalkan perilaku hidup
sebelumnya yang pendidikan kesehatan dan sehat
sesuai dengan sesuai ksepakatan
topik meningkat -Berikan kesempatan Trapeutik
untuk bertanya -supaya
mengetahui
Edukasi tentang
-Jelaskan faktor risiko kesehatan
yang dapat -supaya klien
mempengaruhi lebih mengetahui
kesehatan tentang
-Ajarkan strategi yang kesehatan
dapat digunakan untuk -kasih
meningkatkan kesempatan pada
perilaku hidup bersih klien untuk
dan sehat bertanya

Edukasi
- supaya
mengetaui faktor
resiko yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
-supaya klien
berprilaku bersih
dan sehat

N. Daftar pustaka
Https://id.scribd.com/doc/231479230/LAPORAN-PENDAHULUAN-GLAUKOMA
Https://id.scribd.com/document/346177406/LAPORAN-PANDAHULUAN-GLAUKOMA
Https://bangsalsehat.blogspot.com/2017/10/lp-glaukoma-lengkap.html?m=1
Https://id.scribd.com/doc/231479230/LAPORAN-PENDAHULUAN-GLAUKOMA
Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI)
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI)
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III (Revisi) Persatuan
Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Anda mungkin juga menyukai