Anda di halaman 1dari 13

Kasus Vaksin Kosong yang Terjadi di Daerah Pluit

Di Susun Oleh :

Nama : Siti Aulya Azzahra

NPM : 3019210162

Hukum HAM ( B )

PROGRAM SARJANA FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Keeterkaitan Das Solen dan Das Sein

Dalam kasus vaksin kosong di Pluit ada keterkaitan dengan das sein dan das solen. Das
sein yaitu hukum sebagai fakta (kenyataan) yang berkembang dan berproses di masyarakat
(law in action). Das solen yaitu hukum yang dicita-citakan sebagaimana seharusnya sebagai
fakta hukum yang diungkapkan oleh para ahli hukum dalam tataran teoritik (law in the books).

Pemberitaan dari Media Sosial yang vidoe nya tersebar. Dimana dalam kasus tersebut,
Pelaku bernama EO seorang perawat yang bekerja disebuah rumah sakit menjadi relawan
untuk membantu vaksin di daerah Pluit. Diduga korban dari tindakan pidana yaitu seorang
warga Pluit. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2021 pada saat EO sedang melaksanakan
tugas nya sebagai perawat di Sekolah Kristen IPEKA Pluit Timur, Penjaringan, Jakarta Utara .

Atas tindakan tersebut, Seorang warga Pluit menuntut kepada pihak ke polisian untuk
menlakukan penyidikan dan catatan buruk kepadanya. Tuntutan tersebut disampaikan oleh
salah satu kepolisian. Dengan tuntutan ini diharapkan dapat memberikan titik jerah agar tidak
melakukan kembali, khususnya merupakan pelanggaran hak asasi manusia.

Menyatakan bahwa kasus ini berakhir damai, dengan harapan baik pelaku maupun korban
dapat sama-sama memaafkan. Padahal dukungan untuk menyelesaikan kasus ini secara
hukum cukup besar, sebagaimana yang disampaikan oleh pemerintah terkait UU Wabah dan
Penyakit Menular. Tidak memberikan pengaruh atas keputusan damai terhadap kasus
tersebut.

Sehingga, jelas dinyatakan bahwa das sollen dan das sein itu berbeda. Tetapi, baik das
sollen maupun das sein memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk menentukan penemuan
hukum secara tepat.
UUD NRIT 1945

Pasal 27 sampai pasal 34 UUD 1945 adalah membahas tentang Hak asasi manusia untuk
mendapatkan pekerjaan dan penghidupan layak, di mana ayat ini berbunyi “Setiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak atas kesejahteraan”.

1.2 Permasalahan

1. Apa hukuman buat seorang perawat yang menyuntikan vaksin kosong dalam kasus
tersebut?

2. Apa sudah sejalan dan proporsional untuk melayani penduduk divaksin dengan cakupan
luas bahkan satu orang menyuntikkan vaksin ratusan kali dalam satu waktu ?

3. Bagaimana kelanjutan dari Kasus Vaksin Kosong di Pluit ?

4. Bagaimana penyelesaian Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Kasus Vaksin Kosong
Pluit ?

1.3 Tujuan Permasalahan

Menindak lanjuti dari rumusan masalah yang telah ditetapkan, hal tersebut memiliki tujuan
untuk mengetahui mengenai kasus vaksin kosong.

1.4 Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sebuah metode penelitian
hukum normatif atau kepustakaan. Dalam penelitain normatif atau kepustakaan merupakan
penelitian mengenai data sekunder berupa bahan-bahan tertulis yang berkaitan erat terhadap
pokok permasalahan yang menjadi objek penelitian ini. Untuk mendukung data sekunder yang
telah didapat, penulis juga akan mencari data primer seperti wawancara untuk mencari
informasi lebih lanjut mengenai data-data sekunder yang telah di dapat.
2. Tipologi penulisan

Dalam penelitian ini akan menggunakan metode pendekatan hukum normatif yang
menggunkan data-data sekunder. Adapun data – data sekunder yang digunakan tersebut
terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Bahan
Hukum yang digunakan antara lain:

a. Bahan Hukum Primer

Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang memiliki kekuatan hukum, yang dimana
dalam penelitian ini menggunakan Kasus Vaksin Kosong yang Terjadi di Daerah Pluit

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

- Buku-buku mengenai Hukum Hak Asasi Manusia

- Jurnal dan artikel mengenai Hukum Hak Asasi Manusia

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan Hukum Tersier adalah bahan hukum yang dapat memberikan penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan juga sekunder sehingga bahan hukum tersier yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi Kamus Besar Bahasa Indonesia, ensiklopedia, dll.

3. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk keperluan peneliti, maka penulis menggunakan teknik
pengumpulan data antaranya:

a. Studi Kepustaan (Library Research), studi perpustakan ini meliputi studi bahan hukum
yang terdiri dari dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Dalam penelitian ini
penulis akan menggunkan kasus sebagai bahan hukum primer. Kemudian buku-buku
dan jurnal atau artikel mengenai Hukum Hak Asasi Manusia sebagai bahan sekunder.
Keemudian, kamus serta ensiklopedia sebagaia bahan hukum tersier.
BAB II

MENINJAU DARI UU DAN TEORI TERKAIT

2.1 Pasal 14 UU No. 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular

Menyebutkan bahwa barang siapa dengan sengaja menghalangi pelaksanaan


penanggulangan wabah sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, diancam dengan
pidana penjara selama-lamanya 1 tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp1.000.000.

Wabah penyakit menular yang selanjutnya disebut wabah adalah kejadian berjangkitnya
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.

2.2 UU No 39 Tahun 1999

Hak Asasi Manusia (HAM) ialah seperangkat hak yang sudah ada pada diri manusia sebagai
makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang mana hak ini ialah anugerah yang wajib untuk
dihargai dan juga untuk dilindungi oleh pada tiap orang untuk dapat melindungi harkat dan
juga martabat manusia.

2.3 Teori Kedaulatan

suatu bentuk kekuasaan tertinggi yang sumbernya dari sebuah hukum. Negara yang
menganut teori kedaulatan hukum ini, baik si pemimpin kekuasaan dan rakyat harus bertindak
berlandaskan hukum. Hukum akan selalu membimbing dan membantu untuk mengatur
negara pemerintah. Jadi hukum adalah kekuasaan tertinggi di dalam suatu negara. Hukum
akan terus bertambah mengikuti rasa keadilan yang ada di negara itu

2.4 Teori Momentum

Meuwissen mengemukakan bahwa dalam pembentukan peraturan perundang-undangan


mencakup dua momen sentral yaitu momen politik-idiil dan momen teknikal. Momen politik-
idiil berkaitan dengan isi peraturan perundang-undangan yang dibentuk. Pembentukan
peraturan perundang-undangan merupakan tindakan politik, tujuan dan hasil proses politik.
Momen idiil mengimplikasikan bahwa asas-asas hukum (ide hukum, cita hukum) seharusnya
direalisasikan. Dengan demikian, politik dan hukum saling berkorelasi secara erat dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan. Sedangkan momen teknikal berkaitan dengan
kemampuan merumuskan pemahaman-pemahaman ke dalam naskah-naskah normatif yang
konkret.

2.5 Pendapat Ahli

Haar Tilar

Hak Asasi Manusia (HAM) ialah hak-hak yang sudah ada atau melekat pada tiap-tiap manusia
dan tanpa mempunyai hak-hak itu, tiap-tiap manusia itu tidak dapat hidup selayaknya
manusia. Hak ini didapatkan sejak lahir ke dunia.

Prof. Koentjoro Poerbopranoto

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah suatu hak yang sifatnya mendasar atau juga asasi. Hak-hak
yang dipunyai pada tiap-tiap manusia tersebut dengan berdasarkan kodratnya, pada
hakikatnya tidak akan dapat dipisahkan sehingga akan bersifat suci.
BAB III

ANALISIS KETERKAITAN UU, PERAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DAN


PENYELESAIAN

3.1 Hukuman buat seorang perawat yang menyuntikan vaksin kosong dalam kasus
tersebut

Perawat berinisial EO dijerat UU Wabah dan Penyakit Menular setelah ditetapkan sebagai
tersangka kasus suntik 'vaksin kosong' di Pluit, Jakarta Utara. Atas perbuatan tersebut, EO
kini terancam hukuman satu tahun penjara.

Kita lakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan, kami persangkakan di Pasal 14


UU No. 4 Tahun 1984 tentang wabah penyakit menular. Yusri menyebut Indonesia merupakan
negara hukum, jadi kelalaian sekecil apapun sudah ada undang-undang yang mengatur.
Termasuk kelalaian yang dilakukan oleh EO sebagai vaksinator.

Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan itu Berbeda, perawat dikelompokkan sebagai tenaga
kesehatan yaitu tenaga keperawatan, yang meliputi berbagai jenis perawat. Adapun definisi
perawat sendiri menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan(“UU Keperawatan”) adalah:

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam
maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.

Sementara itu, mengenai vaksinasi, untuk menanggulangi pandemi COVID-19 di Indonesia,


pemerintah melakukan percepatan pengadaan vaksin COVID-19 dan pelaksanaan
vaksinasinya. Pemerintah kemudian menetapkan jenis dan jumlah vaksin COVID-19 yang
diperlukan.

Menurut hukum, dalam menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas salah


satunya sebagai pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang, termasuk pelimpahan
wewenang untuk melakukan tindakan medis dari dokter yang dapat berupa pelimpahan
wewenang delegatif atau mandat. Jenis tindakan medis dalam pelimpahan wewenang secara
delegatif tersebut meliputi:

- memasang infus;
- menyuntik;
- imunisasi dasar; dan
- tindakan medis lainnya yang dilakukan sesuai dengan kompetensi perawat.

Hukumnya Menyuntik Vaksin Kosong

Vaksin merupakan upaya penanggulangan wabah, maka barang siapa, termasuk dalam hal
ini perawat, yang dengan sengaja menghalangi pelaksanaan penanggulangan wabah diancam
pidana penjara selama-lamanya 1 tahun dan/atau denda setinggi-tingginya Rp1 juta.

Tapi, jika hal tersebut terjadi karena kealpaannya, dan mengakibatkan terhalangnya
pelaksanaan penanggulangan wabah, pelaku diancam pidana kurungan selama-lamanya 6
bulan dan/atau denda setinggi-tingginya Rp500 ribu.

Selain itu, UU Keperawatan menyatakan perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan


berkewajiban:

- melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai dengan standar


pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
- memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar pelayanan
keperawatan, standar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
- merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau tenaga kesehatan lain
yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya;
- mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar;
- memberikan informasi yang lengkap, jujur, benar, jelas, dan mudah dimengerti
mengenai tindakan keperawatan kepada klien dan/atau keluarganya sesuai dengan
batas kewenangannya;
- melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai
dengan kompetensi perawat; dan
- melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam hal ini, jika terdapat pelanggaran dalam praktik keperawatan, maka Konsil
Keperawatan berwenang menegakan disiplin praktik keperawatan, salah satunya dengan
menetapkan dan memberikan sanksi disiplin profesi perawat.

Menurut saya, selain berpotensi dijerat menurut UU 4/1984 sebagaimana jelaskan di atas,
oknum perawat yang menyuntik vaksin COVID-19 kosong dapat pula diberikan sanksi disiplin
profesi perawat oleh Konsil Keperawatan. Polisi turut menyita sejumlah barang bukti yakni,
jarum suntik, botol vial, dan peralatan lain yang dipakai dalam proses vaksinas
3.2 Sudah sejalan dan proporsional untuk melayani penduduk divaksin dengan
cakupan luas bahkan satu orang menyuntikkan vaksin ratusan kali dalam satu
waktu

Begitu luas, tekanan terhadap health workforce ini luar biasa, maka kualitas dan
keamanan ini menjadi terganggu,”. Apabila ingin memperluas cakupan vaksinasi dan
memudahkan akses kepada masyarakat, maka juga disesuaikan dengan beban tenaga
kesehatan yang dapat dilaksanakan.

Sedangkan untuk menjamin efektivitas vaksinasi, perlu didukung ketersediaan vaksin yang
tak hanya dijamin oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan, namun TNI, Polri, dan
organisasi kemasyarakatan bahkan partai politik yang terlibat melakukan vaksinasi. EO
mengaku pada saat kejadian sudah menyuntikkan vaksin kepada 559 orang.

Pelaksanaan vaksinasi selama 15 bulan akan berlangsung dalam 2 periode, yakni Periode
1 berlangsung dari Januari hingga April 2021 dengan memprioritaskan 1,3 juta tenaga
kesehatan dan 17,4 juta petugas publik yang ada di 34 provinsi.

Periode 2 berlangsung selama 11 bulan, yaitu dari April 2021 hingga Maret 2022 untuk
menjangkau jumlah masyarakat hingga 181,5 juta orang. Ini bukan persoalan sekedar isu
vaskinnya kosong atau tidak, tapi ada beban kerja, ada beban psikologi, ada traumatik,
prosedur, tata laksana yang harus lebih baik

Perlu dibahas dan ditelusuri adalah meninjau kembali beban kerja tenaga kesehatan
apakah sudah sejalan dan proporsional untuk melayani penduduk divaksin dengan cakupan
luas bahkan satu orang menyuntikkan vaksin ratusan kali dalam satu waktu.

Apabila ingin memperluas cakupan vaksinasi dan memudahkan akses kepada masyarakat,
maka juga disesuaikan dengan beban tenaga kesehatan yang dapat dilaksanakan.

Sedangkan untuk menjamin efektivitas vaksinasi, kata dia, perlu didukung ketersediaan
vaksin yang tak hanya dijamin oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan, namun TNI,
Polri, dan organisasi kemasyarakatan bahkan partai politik yang terlibat melakukan vaksinasi.
1.3 Kelanjutan dari Kasus Vaksin Kosong di Pluit
Sudah minta keterangan beberapa orang tapi belum lengkap, anggota kami masih
laksanakan penyidikan di lapangan. Sudah ada beberapa keterangan yang kita ambil
keterangannya. saat dihadirkan dalam ekspos kepolisian, EO yang ditetapkan sebagai
tersangka tidak henti-hentinya menangis. Dia mengaku tidak memiliki niat apapun
melakukan suntikan kosong. Saya juga minta maaf kepada seluruh warga Indonesia yang
diresahkan oleh kejadian ini.
Polisi Menghentikan Penyidikan Kasus Vaksin Kosong di Pluit. Polisi telah mencabut
status tersangka tenaga kesehatan berinisial EO yang melakukan penyuntikan vaksin
kosong kepada seorang warga pada kegiatan vaksinasi COVID-19 di Sekolah Kristen IPEKA
Pluit Timur, Penjaringan, Jakarta Utara, 6 Agustus 2021.
Antara pelaku dan korban sudah sepakat berdamai pada Selasa (10/8) malam. Korban
dan pelaku telah melalukan mediasi secara kekeluargaan. Dengan proses penyidikan yang
dihentikan, maka status tersangka yang disandang EO dicabut.
Pihak dari kepolisian siap melakukan pemeriksaan lanjutan bila ada pihak yang
menginginkannya. Sesuai dengan perintah atasan, kemarin, bahwa kami dari kepolisian
diminta melakukan pengusutan terhadap kasus itu dan sudah kami lakukan di mana dalam
perjalanannya EO yang dijadikan tersangka ternyata bertemu dengan keluarga korban
dan pihak penyelenggara dan telah proses perdamaian yang dilakukan yang difasilitasi
pihak kepolisian semalam. Maka proses hukum dan penyidikan terhadap kasus itu
dihentikan sementara.
Dorongan agar kasus ini dituntaskan sebelumnya disuarakan oleh Indonesia Police
Watch (IPW). Tuntasnya kasus ini diharapkan dapat memberikan kepastian kepada
masyarakat awam akan kinerja vaksinator dan program vaksinasi itu sendiri.
Ya apa yang kita lakukan itu (pengusutan kasusnya) untuk memberikan ketenangan di
masyarakat, dan kalau penyidikan dan penyelidikan berhenti karena sudah terjadi
kepakatan berdamai maka proses hukumnya kita hentikan. Tapi kalau nanti dalam
prosesnya ada penyimpangan lainnya ya kan itu kasusnya lain lagi.
1.4 Penyelesaian Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Kasus Vaksin Kosong
Pluit
Dalam kasus ini pemerintah pusat melakukan penyelidikan terhadap pelaku di
kepolisian Metro Jakarta Utara guna menemukan apakah ada unsur pidana lain seperti
penimbunan vaksin oleh EO untuk diperjual belikan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan tak menolerir


kesalahan dilakukan setiap tenaga kesehatan. Kemenkes memberikan sanksi pencabutan
izin EO sebagai relawan vaksinator Covid-19 akibat kelalaiannya tersebut. Ke depan
Kemenkes bakal mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi massal di sentra vaksin Covid-19
menyusul insiden tersebut.

Untuk pengawasan vaksinasi massal menjadi tanggung jawab pihak penyelenggara dan
fasilitas pelayanan kesehatan yang ditunjuk dinas kesehatan dalam pelaksanaan vaksinasi
massal tersebut. Kerja sama itu juga meliputi mekanisme kerja vaksinator seperti durasi
bekerja hingga insentif.

Ketua Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan
Saputra menyarankan agar pihak penyelenggara menerapkan vaksinasi sesuai kewajaran
beban. Idealnya menurut Hermawan seorang vaksinator sekali bertugas paling tidak
melakukan vaksinasi terhadap 30 sampai 50 orang disuntik vaksin.

Dia mengatakan, lebih dari itu beban dialami seorang vaksinator akan bertambah baik
secara fisik maupun mental. Karena lanjut dia, walaupun vaksin hanya disuntikkan
sepersekian menit membutuhkan fokus dan ketelitian seorang vaksinator terutama terkait
dengan ampul atau dosis yang disuntikkan.

Pemerintah daerah berharap agar kasus tersebut bisa terungkap karena menimbulkan
polemik di masyarakat. Pemerintah daerah tidak terlibat dalam proses tersebut. Terlebih
gerakan vaksinasi Covid-19 merupakan program pemerintah pusat, sehingga proses
penyelenggarannya harus berjalan dengan baik.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah Penulis meneliti dari kasus vaksin kosong di Pluit dapat ditarik kesimpulan bahwa
jika ingin memperluas cakupan vaksinasi dan memudahkan akses kepada masyarakat, dapat
disesuaikan dengan beban tenaga kesehatan yang akan dilaksanakan.

Sedangkan untuk menjamin efektivitas vaksinasi, perlu didukung ketersediaan vaksin yang
tak hanya dijamin oleh Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan, namun TNI, Polri, dan
organisasi kemasyarakatan bahkan partai politik yang terlibat melakukan vaksinasi.

4.2 Saran

Penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya meneliti lebih banyak tentang kasus vaksin
di Indonesia dari berbagai macam web atau datang langsung ke tempat. Paper ini sangan
bagus di baca oleh para perawat, dokter dan relawan yang sedangkan menjalankan tugas nya
untuk membantu pemerintah dalam vaksin.

Dalam Paper ini juga ada hukuman bagi yang melanggar karena negara Indonesia adalah
negara hukum. Maka dari itu penulis mohon agar hanya kasus Vaksin Kosong di Pluits aja
yang terjadi dan tidak ada lagi hal yang sama.
Daftar Pustaka

https://www.beritasatu.com/megapolitan/812071/perawat-penyuntik-vaksin-kosong-
ke-pelajar-di-pluit-ditangkap
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/imunisasi/vaksin-adalah-cara-
kerja/
https://www.jpnn.com/news/berikut-ini-pernyataan-iakmi-soal-heboh-penyuntikan-
vaksin-kosong-di-pluit?page=2
https://www.smol.id/news/pr-71844068/kasus-suntikan-vaksin-kosong-iakmi-minta-
perhatikan-beban-kerja-nakes?page=2
https://news.detik.com/berita/d-5677011/perawat-suntik-vaksin-kosong-dijerat-uu-
wabah-terancam-1-tahun-penjara
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt611ca4a239f2d/perawat-suntik-
vaksin-kosong--begini-jerat-hukumnya/
https://www.jpnn.com/news/polisi-menghentikan-penyidikan-kasus-vaksin-kosong-
di-pluit
https://www.radarcirebon.com/2021/08/10/kelanjutan-suntikan-vaksin-kosong-di-
pluit-perawat-jadi-tersangka/
https://www.bola.com/ragam/read/4519008/pengertian-ham-menurut-para-ahli-
macam-pelanggaran-dan-penegakannya-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai