Kelebihan pada kas saldo dapat digunakan untuk investasi yang memiliki kepastian tinggi. Perusahaan dapat berinvestasi pada surat berharga (sekuritas) seperti depopsito, saham, obligasi, dan lain-lainnya. Secara definitive, sekuritas (marketable security) merupakan surat-surat berharga yang segera dapat dijual untuk memperoleh uang kas. Terdapat beberapa alasan kenapa memilih investasi pada surat berharga. Pertama, untuk menggunakan kelebihan dana sementara guna diinvestasikan dalam surat berharga yang dijual oleh emiten (perusahaan yang mengeluarkan saham). Kedua, untuk menjaga likuiditas perusahaan dan memperoleh pendapatan dari investasi tersebut. Dari pengertian di atas, surat berharga atau sekuritas dapat diartikan sebagai sebuah dokumen yang bernilai uang yang telah diakui dan dilindungi oleh hukum bagi keperluan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan tau sejenis lainnya. Surat tersebut memberikan hak kepada pemegang yang bermanfaat bagi yang menerima atau memilikinya. Maka dari itu, surat berharga begitu penting dan nilainya sama dengan mata uang tunai. Surat-surat tersebut merupakan surat-surat order artinya surat ini menjanjikan sesuatu bila ditunjukkan atau mengandung suatu perintah kepada pihak lain untuk memberikan sesuatu yang dapat berupa barang, pembayaran sejumlah uang, atau pelaksanaan suatu bentuk hak lain. Adanya surat berharga dimaksudkan agar mempermudah dalam melakukan transaksi. Disamping itu fungsi yang terutama dari surat berharga adalah sebagai surat legitimasi, karena surat-surat tersebut merupakan petunjuk bagi pemegang surat yang dianggap sebagai orang yang melaksanakan atau mempunyai hak tertentu.
Dasar Pertimbangan Investasi Pada Surat Berharga
Tujuan investasi yang utama adalah setiap orang mengharapkan sesuatu yang lebih layak di masa depan dari investasi yang dilakukannya, dengan kata lain mengharapkan keuntungan dari invetasinya. Tujuan lainnya adalah untuk mengurangi tekanan inflasi. Dalam akan melakukan investasi, harus beberapa pertimbangan yang dipikirkan oleh seorang manajer keuangan. Dalam malakukan pertimbangan ini, seorang manajer keuangan harus teliti dan berani dalam mengambil kebijakan dengan memikirkan risiko-risiko yang akan dihadapi kedepannya, karena ini menyangkut masa depan perusahaan yang di pegang olehnya Ada beberapa kriteria pemilihan sekuritas (khususnya sekuritas jangka pendek) dapat dilihat dari berbagai macam pertimbangan, yaitu pertama, risiko keuangan (financial risk), risiko suku bunga ( interest rate risk), risiko likuiditas (liquidity risk), risiko inflasi dan tingkat keuntungan yang diharapkan. Pertimbangan-pertimbangan itu akan menentukan besarnya dana yang akan ditanamkan dalam sekuritas (surat berharga) jangka pendek. Perusahaan akan berusaha memperkecil risiko yang mungkin dihadapi dengan harapan memperoleh keuntungan (return) yang maksimal. Risiko keuangan merupakan risiko tidak kembalinya dana yang diinvestasikan pada sekuritas sesuai dengan yang diijinkan perusahaan. Apabila peminjam tidak dapat mengembalikan dananya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan likuiditas. Risiko likuiditas sekuritas merupakan cepat lambatnya sekuritas yang bersangkutan dapat diperjual belikan. Sekuritas yang likuid berarti sekuritas tersebut cepat laku terjual. Apabila suatu sekuritas tidak likuid, maka perusahaan atau pihak yang memiliki sekuritas tersebut akan menurunkan harganya agar laku dijual. Penurunan harga ini mengakibatkan keuntungan yang diperoleh akan berkurang atau bahkan akan menderita kerugian jika penurunan harganya sampai melebihi harga perolehannya. Jenis- Jenis Risiko Pada Investasi Surat Berharga Berikut beberapa jenis risiko dalam investasi yang mungkin timbul adalah sebagai berikut: 1. Risiko bisnis (buisnis risk) merupakan risiko yang timbul akibat turunnya profiabilitas perusahaan emiten. 2. Risiko likuiditas (liquidity risk) risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti. 3. Risiko tingkat bunga (interest rate risk) merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku dipasar. Biasanya risiko ini berjalan berlawanan dengan harga- harga intrumrn pasar modal. 4. Risiko pasar (market risk)merupakan risiko yang timbul akibat kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh resesi dan kondisi perekonomisn lain. 5. Risiko daya beli (purchasing power risk) merupakan risiko yang timbul akibat perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang di iinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi sehingga rill pendapatan menjadi lebih kecil. 6. Risiko mata uang (currency risk) merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya dolsr Amerika Serikat).