Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Mutiara Ners, 14-23

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA (LANSIA)

1
Andria Pragholapati, 2Firna Ardiana, 3Lia Nurlianawati
1,2,3
Nursing Department, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
Email: andria.pragholapati@upi.edu

ABSTRACT

Indonesia is among the countries that entered the aging structured population because there were 7.18%
of 60 years over the Elderly population. The increase in the Elderly population caused some problems.
The biggest problem in the Elderly was degenerative diseases, physical changes appeared when people
grow old. One of those changes was in anatomy and atrophy neurological system which progressively
decreases the cognitive function. Cognitive function was an ability to think, to remembered, to learn,
communicated, and solved problems. The purpose of this research was to describe the cognitive function
and used descriptive design research. This study design was descriptive quantitative. Engineering
sampling using purposive sampling. The population of this research was 56 people (34 in Panti Jompo
Muhammadiyah and 22 in Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih) and almost 36 people participated. The
data collecting technique used the MoCA Ina questionnaire with univariate frequency using distribution
analysis. The result showed that almost half of them (47.2%) suffered from dementia Alzheimer of severed
cognitive disorder. Based on this research suggested to Panti manager to make efforts to increases the
cognitive function of the Elderly such as a brain gym and a relaxing way.

Keywords : Elderly, Cognitive function, MoCA-Ina

1. PENDAHULUAN Kelompok lanjut usia adalah kelompok


Indonesia termasuk negara yang penduduk berusia 60 tahun keatas. Jumlah
memasuki penduduk berstruktur lanjut usia penduduk lanjut usia yang ada di jawa barat
(aging structured population) karena jumlah yang tercatat oleh dinas sosial jawa barat
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas yaitu 3,4 juta orang atau setara dengan 8%
sekitar 7,18%. Jumlah penduduk lansia di dari jumlah penduduk jawa barat (Dinas
Indonesia pada tahun 2006 sebesar 19 juta, Sosial, 2013).
dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Meningkatnya populasi lanjut usia ini
Sementara pada tahun 2011 jumlah lansia membuat pemerintah perlu merumuskan
sebesar 20 juta jiwa (9,51%) dengan usia kebijakan dan program yang ditujukan
harapan hidup 67,4 tahun (Departemen kepada kelompok penduduk lanjut usia
Kesehatan, 2012). sehingga dapat berperan dalam
Badan pusat statistik memperkirakan pembangunan dan tidak menjadi beban bagi
tahun 2020 lanjut usia di Indonesia akan masyarakat. Pertumbuhan lanjut usia pada
berjumlah 28,8 juta atau 11,34% dari jumlah negara berkembang lebih tinggi dari negara
penduduk Indonesia, pertumbuhan jumlah yang sudah berkembang masalah terbesar
lanjut usia di Indonesia tercatat paling pesat lanjut usia adalah penyakit degeneratif,
di dunia dalam kurun waktu tahun 1990- diperkirakan pada tahun 2020 sekitar 75%
2025 (Departemen Kesehatan, 2012). lanjut usia penderita penyakit degeneratif

14
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

tidak dapat beraktifitas (Pusdatin Kemenkes 2000; Rizzo et al, 2004, dalam
RI, 2013). Tambunan, 2013).
Lanjut usia adalah bagian dari proses Kemunduran fungsi kognitif dapat
tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba- berupa mudah lupa (Forgetfulness) yaitu
tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bentuk gangguan kognitif yang paling ringan
bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya di perkirakan di keluhkan oleh 39% lansia
menjadi tua. Hal ini normal, dengan yang berusia 50-59 tahun, meningkat
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat menjadi 85% pada usia lebih dari 80 tahun.
diramalkan yang terjadi pada semua orang Di fase ini seseorang masih bisa berfungsi
pada saat mereka mencapai usia tahap normal yaitu mulai sulit mengingat kembali
perkembangan kronologis tertentu (Azizah, informasi yang telah di pelajari, tidak
2011). jarang di temukan oleh orang setengah
baya. Jika penduduk berusia lebih dari 60
Semakin bertambahnya umur manusia,
tahun di indonesia berjumlah 7% dari
terjadi proses penuaan secara degeneratif
seluluh penduduk, maka keluhan mudah
yang akan berdampak pada perubahan-
lupa tersebut di derita oleh sekitar 3%
perubahan pada manusia, tidak hanya
populasi di indonesia. Mudah lupa ini
perubahan fisik, tetapi juga kognitif,
dapat berlanjut menjadi Gangguan Kognitif
perasaan sosial dan seksual. Perubahan fisik
Ringan (Mild Cognitive Imprairment MCI)
meliputi sistem indra, sistem
sampai ke demensia sebagai bentuk klinis
muskuloskeletal, sistem kardiovaskuler dan
yang paling berat (Wreksoatmodjo, 2010
respirasi, pencernaan dan metabolisme,
dalam Yeni, 2010).
sistem perkemihan, sistem saraf, dan sistem
reproduksi (Azizah, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
kognitif yaitu usia, jenis kelamin, status
Sistem susunan saraf mengalami
mental dan emosional., aktivitas fisik dan
perubahan anatomi dan atrofi yang progresif
olahraga, pendidikan, kondisi lingkungan.
pada serabut saraf lanjut usia. Lanjut usia
(Wade & Travis 2007; Wang & Dong 2005
mengalami penurunan koordinasi dan
dalam Yao et al 2009; Susanto 2009; Asih
kemampuan dalam melakukan aktivitas
2013).
sehari-hari. Penuaan menyebabkan
penurunan persepsi sensori dan respon Dampak penurunan fungsi kognitif pada
motorik pada susunan saraf pusat, hal ini lansia yaitu lansia dapat melupakan
terjadi karena susunan saraf pusat pada identitasnya, melupakan nama anggota
lanjut usia mengalami perubahan yang keluarganya, lansia tidak dapat melakukan
mengakibatkan penurunan fungsi kognitif aktivitas sehari-hari seperti makan, minum,
(Azizah, 2011). mandi, mempengaruhi produktifitas, dan
mempengaruhi tingkat kemandirian (Zulsita,
Fungsi kognitif merupakan kemampuan
2010). Selain itu penurunan fungsi kognitif
berpikir, mengingat, belajar, menggunakan
pada lanjut usia berasosiasi secara signifikan
bahasa, memori, pertimbangan, pemecahan
dengan peningkatan depresi dan memiliki
masalah, serta kemampuan eksekutif seperti
dampak terhadap kualitas hidup yang buruk
merencanakan, menilai, mengawasi, dan
pada lansia (Aartsen, Van Tilburg, Smits, &
melakukan evaluasi (Strub & Black,

15
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

Knipscheer, 2004 dalam Surprenant & Mental State Exam (MMSE) dari hasil
Neath, 2007). penelitian didapatkan data hampir
setengahnya 46,7% lansia mengalami
Penanganan pada gangguan fungsi
perubahan fungsi kognitif berat.
kognitif normal dengan cara peningkatan
memori (daya ingat) dapat dilakukan dengan Menurut data Rekam Medis di salah satu
cara seperti mencatat sesuatu pada daftar, Puskesmas di Surabaya (Puskesmas
kalender atau buku catatan (Tamher dan Sidosermo) terdapat 218 lansia dengan umur
Noorkasiani, 2009). Penanganan pada MCI bervariasi dan rata-rata (60%) mengalami
(Mild Cognitive Impairment)/gangguan penurunan fungsi kognitif seperti penurunan
fungsi kognitif ringan dengan cara orientasi lupa tanggal berapa sekarang,
mengembangkan hobbi yang ada seperti penurunan kemampuan berhitung atau
melukis, memasak, main musik, berkebun, mengeja kata dari belakang, dan penurunan
mengikuti aktivitas keagamaan, olah raga kemampuan recall atau menyebutkan
dan hindari stres (Azizah, 2011). kembali nama benda (Sya’diyah, 2010).
Penanganan pada Demensia Menurut penelitian di Inggris, dari
Alzheimer/gangguan fungsi kognitif berat 10.255 orang lansia, 45% mengalami
dengan cara hindari situasi yang gangguan fungsi kognitif pada susunan saraf
memprovokasi, hindari argumentasi, pusat (Nugroho, 2008). Suatu penelitian
psikoterapi individual, psiko terapi yang dilakukan di Negara Inggris dengan
kelompok, dukungan mental, pengembangan jumlah responden 10.255 orang lansia
kemampuan adaptasi dan peningkatan diatas 75 tahun, menunjukkan bahwa 55%
kemandirian, kemampuan menerima lansia mengalami gangguan fisik berupa
kenyataan, yakinkan dimana keberadaan arthritis atau gangguan sendi 50% dari
pasien, terapi obat dengan pengawasan responden mengalami keseimbangan berdiri,
dokter (Azizah, 2011).
45% dari responden mengalami gangguan
Populasi lanjut usia 10% sampai 15% fungsi kognitif pada susunan saraf pusat,
yang berusia lebih dari 65 tahun dan hampir 35% pada penglihatan, 35% pada
50% populasi berusia lebih dari 85 tahun pendengaran, 20% mengalami kelainan
mengalami perubahan kognitif seperti jantung, 20% ditemukan sesak napas, serta
demensia, kelainan ini merupakan masalah gangguan miksi atau ngompol sebesar 10%,
yang terjadi dan serius. Kelainan status dari beberapa gangguan yang terjadi pada
kognitif cepat meluas pada usia lanjut dan lansia dapat mengakibatkan terganggunya
diperkirakan pada tahun 2050 akan atau menurunnya kualitas hidup pada
mengalami peningkatan kurang lebih 14 juta lansia. Kemunduran yang paling banyak
penderita gangguan kognitif (Muttaqin, ditemukan adalah menurunnya kemampuan
2008). memori daya ingat (Foster, 2011).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Untuk meningkatkan harapan hidup
Heni Maryati tanggal 9 Mei 2013 di UPT lansia maka pemerintah merumuskan
Panti Werdha Mojopahit Mojokerto kebijakan membuat panti agar lansia bisa
mengenai gambaran fungsi kognitif pada terawat dan terperhatikan baik yang dikelola
lansia metode pengumpulan data dengan dalam pemerintah ataupun swasta. Panti
wawancara terbimbing menggunakan Mini Jompo Muhammadiyah adalah panti yang
16
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

ada di daerah bandung tepatnya di orang lansia yang selalu nanya-nanya ke


rancabolang jumlah lansianya ada 34 orang, temannya dimana kamarnya dan
sebagian lansia yang ada di panti tersebut berdasarkan observasi di Yayasan Pondok
tinggal dirumahnya sendiri, ketika ada suatu Lansia Tulus Kasih ada 2 orang lansia yang
acara mereka berkumpul dirumah ketua mandinya dimandikan, 2 orang lansia yang
panti pada saat selesai acara mereka pulang makannya disuapin untuk mengetahui fungsi
ada beberapa lansia yang lupa jalan pulang. kognitif maka perlu pemerikasaan dengan
Dan di daerah bandung juga ada panti yang menggunakan MoCA Ina.
bernama Yayasan pondok lansia tulus kasih Montreal Cognitive Assesment (MoCA
yang lebih tepatnya ada di jalan sarijadi Ina) adalah alat skrining kognitif baru yang
bandung jumlah lansianya ada 22 orang dirancang untuk mengatasi keterbatasan
selain panti Muhammadiyah, panti ini juga
MMSE. Kelebihan tes MoCA Ina adalah
memiliki lansia yang mengalami tanda-tanda prosedur yang cepat dan mudah, penilaian
penurunan fungsi kognitif, panti ini belum domain kognitif yang luas dan lebih sensitif
pernah diukur fungsi kognitif oleh MoCA terhadap defisit kognitif ringan. Montreal
Ina dan belum ada penellitian. Jumlah lansia Cognitive Assesment-Versi Indonesia
yang ada di dua panti tersebut yaitu 56 (MoCA-Ina) yang mengukur fungsi kognitif
orang. pada lansia. Skala ini dikembangkan oleh Z.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Nasreddine dan telah divalidasi di Indonesia.
yang dilakukan di Panti Jompo MoCA-Ina memiliki keunggulan
Muhammadiyah menurut pengurus panti ada dibandingkan Mini Mental State
1 orang lansia salah terus masuk kamar Examination (MMSE) dalam mendeteksi
temannya. Studi pendahuluan di yayasan adanya MCI dalam populasi (Chou et al.,
pondok lansia tulus kasih ada 1 orang lansia 2010).
tidak ingat kejadian yang baru saja terjadi
Berdasarkan latar belakang diatas
tetapi ketika ditanya masa lalunya dia peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
menceritakannya dengan lancar. tentang gambaran fungsi kognitif pada
Berdasarkan wawancara peneliti Lanjut Usia (Lansia) di Panti Jompo
didapatkan dari Panti Jompo Muhammadiyah dan Yayasan Pondok
Muhammadiyah dari 2 orang lansia, 1 orang Lansia Tulus Kasih.
tidak ingat tanggal, 1 orang ketika diajak
berkomunikasi pertanyaan dan jawaban
tidak sinkron dan dari yayasan pondok 2. METODE PENELITIAN
lansia tulus kasih dari 2 orang, 1 orang Rancangan Penelitian ini bersifat
mengulang-ngulang pertanyaan dan 1 orang deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk
sulit berkonsentrasi pada saat diajak menggambarkan terhadap objek yang diteliti
berkomunikasi. melalui data sampel atau populasi
sebagaimana adanya “Gambaran fungsi
Berdasarkan hasil observasi di Panti
kognitif pada lanjut usia (lansia) di Panti
Jompo Muhammadiyah ada 1 orang lansia
Jompo Muhammadiyah dan Yayasan
yang kadang-kadang mau berkomunikasi
Pondok Lansia Kasih”
kadang-kadang tidak, 1 orang lansia yang
diam terus tidak mau ikut kegiatan panti, 1
17
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

Populasi dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui Fungsi kognitif pada
lansia yang ada di Panti Jompo lanjut usia (lansia) yang ada di Panti Jompo
Muhammadiyah dan Yayasan Pondok Muhammadiyah dan Yayasan Pondok
Lansia Tulus Kasih. Jumlah lansia di Panti Lansia Tulus Kasih dengan menggunakan
Jompo Muhammadiyah 34 orang dan Kuesioner MoCA Ina (Montreal Cognitive
Yayasan Pondok Lansia Tulus kasih jumlah Assesment-Versi Indonesia) (Nasreddine,
lansianya ada 22 orang jadi jumlah lansia 1996 dalam Panentu dan Irfan, 2013).
yang ada di dua panti tersebut adalah 56
orang. Penelitian ini menggunakan tehnik Pada penelitian ini tidak melakukan uji
purposive sampling. Agar karakteriktik validitas dan peneliti tidak melakukan
sampel tidak menyimpang dari populasinya, modifikasi karena kuesioner MoCA Ina
maka sebelum dilakukan pengambilan sudah baku (p = 0,000) (Panentu dan Irfan,
sampel perlu ditentukan kriteria inklusi 2013). Pada penelitian ini tidak melakukan
maupun kriteria eklusi. Sampel dalam uji reliabilitas dan peneliti tidak melakukan
penelitian ini sebanyak 36 orang. Kriteria
modifikasi karena kuesioner MoCA Ina
inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: sudah baku (r = 0,963) (Panentu dan Irfan,
a. Bersedia menjadi responden 2013).
b. Lanjut usia yang mencapai usia 60
(enam puluh) tahun ke atas Kode etik penelitian adalah satu
c. Dapat diajak berkomunikasi secara pedoman yang berlaku untuk setiap kegiatan
verbal penelitian yang melibatkan pihak penelti,
d. Lanjut usia bisa baca tulis pihak yang diteliti, dan masyarakat yang
Kriteria ekslusi dalam penelitian ini memperoleh dampak penelitian tersebut
adalah sebagai berikut: (Notoatmodjo, 2012).
a. Lanjut usia yang tidak bersedia menjadi
responden
b. Lanjut usia yang mengalami gangguan
psikologis
c. Lanjut usia yang sedang sakit

3. HASIL

Tabel 1. Gambaran fungsi kognitif pada lansia di Panti Jompo Muhammadiyah

Fungsi kognitif f %
MCI 5 27.8
Demensia Alzheimer 13 72.2
Total 18 100.0

Tabel 1 diatas menunjukan bahwa sebagian besar lansia (72.2%) mengalami Demensia
Alzheimer.

18
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

Tabel 2. Gambaran fungsi kognitif pada lansia di Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih

Fungsi kognitif f %
Normal 5 27.8
MCI 9 50.0
Demensia Alzheimer 4 22.2
Total 18 100.0

Tabel 2 diatas menunjukan bahwa setengahnya lansia (50.0%) mengalami MCI (Mild Cognitive
Impairment) atau gangguan fungsi kognitif ringan.

Tabel 3. Gambaran fungsi kognitif pada lansia di Panti Jompo Muhammadiyah dan Yayasan
Pondok Lansia Tulus Kasih

Fungsi Kognitif f %
Normal 5 13.9
MCI 14 38.9
Demensia Alzheimer 17 47.2
Total 36 100

Tabel 3 diatas menunjukan bahwa hampir setengahnya lansia (47.25) mengalami Demensia
Alzheimer atau gangguan kognitif berat.

4. PEMBAHASAN b. Gambaran fungsi kognitif pada lansia


di Yayasan Pondok Lansia Tulus
a. Gambaran fungsi kognitif pada lansia Kasih
di Panti Jompo Muhammadiyah Hasil penelitian yang di dapatkan di
Hasil penelitian yang di dapatkan di Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih yaitu
Panti Jompo Muhammadiyah yaitu hampir hampir setengahnya Normal 5 lansia
setengahnya MCI atau gangguan kognitif (27,8%), hampir setengahnya lansia MCI
ringan 5 lansia (27,8%) dan sebagian besar atau gangguan kognitif ringan 9 lansia
Demensia Alzheimer yaitu 13 lansia (50.0%) dan sebagian kecil Demensia
(72,2%). Lansia yang MCI adalah lansia Alzheimer yaitu 4 lansia (22,2%). Lansia
yang mempunyai aktifitas yang bagus, yang yang fungsi kognitifnya normal adalah
aktif melakukan kegiatan sehari-hari baik lansia yang berpendidikan tinggi serta yang
kegiatan dipanti maupun lansia yang ada aktivitasnya bagus, Lansia yang MCI adalah
dirumahnya, dan lansia yang mengalami lansia yang mempunyai pendidikan tinggi
demensia berpendidikan rendah, pada saat tetapi karena umurnya sudah lebih dari
melakukan penelitian karena dilakukan delapan puluh maka tidak dapat dipungkiri
disatu ruangan saat satu lansia dibimbing terjadi penurunan fungsi kognitif dan lansia
untuk mengisi kuesioner lansia yang lainnya yang demensia adalah lansia yang
mengobrol dan saling bercanda sehingga pendidikan rendah, pada saat penelitian
lingkungannya bising dan tidak kondusif. lansia yang sedang berkumpuln dihalaman

19
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

panti tetapi ketika mengisi kuesioner satu sulit untuk berkonsentrasi, sulit mempelajari
persatu lansia masuk ke sebuah ruangan informasi baru, mudah lupa nama benda atau
sehingga diruangan itu tidak terlalu bising orang, lebih sering menjabarkan bentuk
dan lansia bisa konsentrasi menjawab atau atau fungsi ketimbang menyebutkan
mengikuti apa yang diperintahkan. namanya. Gangguan fungsi kognitif ringan
(mild cognitive impairment = MCI)
c. Gambaran fungsi kognitif pada lansia Gangguan fungsi kognitif terlihat lebih
di Panti Jompo Muhammadiyah dan nyata, dengan gejala utamanya adalah
Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih gangguan pada ingatan jangka pendek.
Hasil analisa univariat pada variabel Akibatnya penderita sering lupa terhadap
fungsi kognitif diketahui bahwa sebagian kegiatan yang baru saja terjadi atau
kecil lansia fungsi kognitifnya normal yaitu mengulang-ulang pertanyaan. Hal ini yang
5 lansia (13.9%), hampir setengahnya lansia menyebabkan kasus MCI sering luput dari
MCI atau gangguan kognitif ringan yaitu 14 pengamatan, padahal MCI merupakan
lansia (38.9%) hampir setengahnya lansia petanda dini dari demensia. Lebih dari 50%
mengalami demensia alzheimer atau penderita MCI berkembang menjadi
gangguan kognitif berat yaitu 17 lansia demensia dalam 3 – 5 tahun (Dharmono
(47.2%). dkk, 2008).
Lansia yang fungsi kognitifnya normal Kemunduran fungsi kognitif dapat
adalah lansia yang memiliki pendidikan berupa mudah lupa (Forgetfulness) yaitu
yang tinggi seperti S1, Diploma, adapun bentuk gangguan kognitif yang paling ringan
yang smp memiliki fungsi kognitif normal di perkirakan di keluhkan oleh 39% lansia
karena lansia ini aktif dalam mengikuti yang berusia 50-59 tahun, meningkat
kegiatan-kegiatan yang diadakan di panti, menjadi 85% pada usia lebih dari 80 tahun.
lansia yang gangguan kognitif ringan atau Di fase ini seseorang masih bisa berfungsi
MCI ini kebanyakan berpendidikan tinggi normal yaitu mulai sulit mengingat kembali
tetapi mungkin karna dilihat dari usia juga informasi yang telah di pelajari, tidak
delapan puluh keatas yang mengakibatkan jarang di temukan oleh orang setengah
penurunan fungsi kognitif dan untuk lansia baya. Jika penduduk berusia lebih dari 60
yang demensia atau gangguan kognitif berat tahun di indonesia berjumlah 7% dari
99% berpendidikan SD (sekolah dasar) seluluh penduduk, maka keluhan mudah
ketika dikaji menggunakan kuesioner lansia lupa tersebut di derita oleh sekitar 3%
yang mengalami demensia dalam populasi di indonesia. Mudah lupa ini
berhitungnya sangat lemah bahkan ada pula dapat berlanjut menjadi Gangguan Kognitif
yang tidak bisa jawab pada saat disuruh Ringan (Mild Cognitive Imprairment MCI)
berhitung, begitupun dalam hal mengingat sampai ke demensia sebagai bentuk klinis
kata-kata lansia susah menjawab dan yang paling berat (Wreksoatmodjo, 2010
menyerah karna dia tidak mampu lagi untuk dalam Yeni , 2010).
mengingat apa yang harus dihapalkan. Populasi lanjut usia 10% sampai 15%
Fungsi kognitif merupakan kemampuan yang berusia lebih dari 65 tahun dan hampir
berpikir, mengingat, belajar, menggunakan 50% populasi berusia lebih dari 85 tahun
bahasa, memori, pertimbangan, pemecahan mengalami perubahan kognitif seperti
masalah, serta kemampuan eksekutif seperti demensia, kelainan ini merupakan masalah
merencanakan, menilai, mengawasi, dan yang terjadi dan serius. Kelainan status
melakukan evaluasi. Fungsi kognitif normal kognitif cepat meluas pada usia lanjut dan
gejalanya adalah proses berpikir lamban dan diperkirakan pada tahun 2050 akan

20
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

mengalami peningkatan kurang lebih 14 juta kuesioner jawaban dalam berhitungnya


penderita gangguan kognitif benar semua, begitupun kemampuan dalam
Hal ini juga sependapat denga hasil mengingat cukup bagus, saat ditanya cepat
penelitian Heni Maryati, (2013) sebagian tanggap ketika tidak mengerti langsung
besar (70%) berjenis kelamin perempuan, bertanya.
sebagian besar (56,7%) berusia antara 60-74
tahun, hampir setengahnya (36,7%) tidak 5. KESIMPULAN
bersekolah. Hampir setengahnya (46,7%) Berdasarkan hasil penelitian mengenai
mengalami perubahan fungsi kognitif berat. Gambaran Fungsi Kognitif pada Lanjut Usia
Secara umum faktor yang mempengaruhi (Lansia) di Panti Jompo Muhammadiyah
fungsi kognitif pada seseorang adalah dan Yayasan Pondok Lansia Tulus Kasih,
penurunan fungsi sistem saraf. Jika sistem maka disimpulkan hampir setengahnya
saraf pada seseorang terganggu maka lansia mengalami Demensia Alzheimer atau
secara otomatis ataupun secara tidak gangguan kognitif berat.
langsung fungsi kognitifnya pasti akan
menurun. Maka dari itu pada lansia pasti
mengalami proses penuaan yang berakibat 6. REFERENSI
pada penurunan kemampuan fungsi tubuh Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
salah satunya adalah sistem saraf yang Penelitian Suatu pendekatan praktik.
dapat berakibat pada kemampuan fungsi Jakarta: Rineka Cipta
kognitif pada lansia mengalami penurunan
fungsi kognitif ringan ataupun berat. Asih, Y. 2013. Buku Ajar Keperawatan
Dilihat dari hasil peneliti menyimpulkan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
bahwa usia dapat mempengaruhi fungsi
kognitif lansia yang usianya lebih dari Azizah, L. M. 2011. Kepeawatan lanjut
delapan puluh tahun kemampuan untuk usia.Yogyakarta: Graha Ilmu
berpikir dan untuk menjawab pertanyaan
lambat apa lagi ketika lansianya hanya Bhinnety, M. 2008. Struktur dan Proses
berpendidikan sekolah dasar dan usianya Memori. Yogyakarta: Buletin Psikologi.
lebih dari delapan puluh maka hasilnya UGM. Vol.16, No.2, 74-88.
sangat sedikit, wanita lebih banyak
mengalami fungsi kognitif karna di dua Buntting, C.Chou KL, Amick MM, Brand J,
panti tersebut didominasi oleh lansia yang et al. 2010. A Recommended Scale for
berjenis kelamin perempuan, dan pendidikan Cognitive Screening in Clinical Trials
mempengaruhi fungsi kognitif sesuai dengan of Parkinson’s Disease. Mov Disord;
yang peneliti dapatkan lansia yang 25(15): 2501-7
berpendidikan sekolah dasar dalam
kemampuan berhitungnya sangat lambat, Departemen kesehatan RI, 2012. Profil
kemampuan mengingatnya sangat kurang, Kesehatan Indonesia.
dalam mengulangi kalimat yang peneliti http://wwwdepkes.go.id
sebutkan itu tidak sesuai dengan apa yang
disuruh, dalam mengingat hari, tanggal, Dharmono, dkk. 2008. Buku Ajar Penyakit
bulan, tahun tidak ingat sedangkan lansia Dalam. Universitas Diponegoro
yang berpendidikan tinggi mereka mampu Semarang.
berhitung. Ada salah satu dari lansia yang
pendidikannya tinggi pada saat ngisi

21
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

Dinsos. 2013. Dinas Sosial jabar provinsi Muttaqin. A. 2008. Asuhan Keperawatan
http://wwwdinsos-jabarprov.com. Klien dengan Gangguan Sistem
Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Doerflinger, D. M. C. 2012. Mental status
assesment in older adults: montreal Nugroho, W. 2008. Keperawatan Gerontik.
cognitive assesment: moca version 7.1 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
(original version). EGC.

The Hartford Institute for Geriatric Nursing. Noorkasiani dan Tamher. 2009. Kesehatan
Diambil dari Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
http://consultgerirn.org/uploads/File/tryt Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
his/try_this_3_2.pdf pada tanggal 06
Juni 2014. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Foster, M.D. Norman L. 2011. Alzaimer,s & Cipta
Dementiac. The Journal of the
Alzaimer’s Association: Volume 10. Pusdatin. 2013. Buletin Jendel Pusat Data
dan Informasi Kesehatan. Pusdatin
Freitas, S., Simoes, M. R., Alves, L., et Kemenkes RI. Jakarta. 2013
al. 2012. Montreal Cognitive
Assessment: Influence of Panentu D, Irfan M. Uji validitas dan
Sociodemographic and Health reliabilitas butir pemeriksaan dengan
Variables. Archives of Clinical Montreal cognitive assessment versi
Neuropsychology. 27; 165–175. Indonesia (MoCA-Ina) pada insane
pasca stroke recovery. Palembang:
Hidayat. 2009. Metodologi penelitian Fakultas Fisioterapi Universitas Esa
Kesehatan. Jakarta: Bineka Cipta. Unggul; 2013.

Hussain. H. 2008. Proses Keperawatan dan Ramdhani, N. 2012. Gambaran Fungsi


Pemeriksaan Fisik.Jakarta: EGC. Kognitif dan Keseimbangan pada
Lansia di Kota Manado.
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia
Lanjut dan perawatannya. Jakarta: Saryono. 2011. Metodologi Penelitian
Salemba Medik Kualitatif dalam Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Maryati H, dkk, 2013, Gambaran fungsi
Kognitif pada Lansia di UPT Panti Sastroasmoro. 2010. Dasar-Dasar
Werdha Mojopahit Kabupaten Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Mojokerto. Journal Mentanbolisme Sagung Seto
Vol.2 No 2.
Saladin. 2007. Anatomy and physiology the
Mauk, K. L. 2010. Gerontological nursing unity of from and function. 4th ed. New
competencies for care (2 ed). Sudbury: York: McGraw-Hill Companies inc:
Janes and Barlett Publisher. 513-516.

22
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1
Jurnal Mutiara Ners, 14-23

Saxon, S. V., Etten, J. M, & Perkins, E.A. Turana, Y. 2013. Prinsip penting Cognitive
(2010). Physical Change and Aging: A Stimulation Therapy: Buletin Jendela
Guide for The Helping Professions. Data & Informasi Kesehatan, Semester
United States: Springer Publishing I, I, pp 19-24
Company.
Wade. C., Travis, C. 2007. Psikologi, jilid 2
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian (terjemahan) edisi ke 9. Jakarta:
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Erlangga.
Bandung: CV. Alfabeta Wu, M.S., Lan, T.H., Chen, C.M., Chiu,
H.C., Lan, T. Y. (2011). Socio
Surprenant, A.M & Neath, I. 2007. demographic and healt-related factors
Cognitive Aging. Dalam J.M. Wilmoth associated with cognitive impairmemt
& K.F. Ferraro (Eds.). Gerontology: in the elderly in Taiwan.BMC Public
perspectives and issues (pp.89-110). Health, 11(22). doi:
New York : Springer Publishing 10.1186/1471/2458-11-22
Company, LLC.
Yao, S., Zeng, H., Sun, S. 2009.
Susanto. 2009. Buku Ajar Keperawatan Investigation on status and influential
Jiwa. Jakarta Salemba Medika factors of cognitive function of the
community-dwelling elderly in
Spar et al,. 2006: Kramer et al, 2006. Changsha City. Archives of
Perubahan Kognitif.Universitas: Gerontology and Geriatrics, 49(3), 329-
Hasanudin. 334. Doi:
10.1016/j.archger.2008.11.007.
Sya’diyah, H. 2010. Efektivitas Brain Gym
dan Terapi Keperawatan Memori Yeni, Kustanti. 2010. Kualitas Hidup Lansia
Games Terhadap Kemampuan Kognitif dengan Terapi Komplementer Secara
Lansia di Posyandu Lansia Puskesmas Mandiri.
Sidosermo Surabaya. Tesis untuk Gelar
Magister Keperawatan Fakultas Zainudin. Sri. 2007. Buku Ajar Keperawatan
Keperawatan Universitas Airlangga, Komunitas Teori dan Praktek. Jakarta:
Surabaya. EGC

Tambunan, R.M., edisi 2. 2013, Standar Zulsita, 2010. Gambaran Fungsi Kognitif
Operating proseure (SOP), Jakarta: Pada Lanjut Usia,
Maiestus Publishing (K)

23
DOI: https://doi.org/10.51544/jmn.v4i1.1269 Januari – Juni 2021, Vol.4 No.1

Anda mungkin juga menyukai