Anda di halaman 1dari 9

Vol. VIII No.

1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA


LANSIA DI PANTI SOSIAL

(The Relationship Of Family Support With Depression Levels In Elderly Social


Rehabilitation)

Jahirin1, Gunawan2

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bale Bandung


jahirin1964@unibba.ac.id

ABSTRACT
Lansia adalah kelompok manusia yang berusia 60 tahun ke atas. Seiring bertambahnya usia,
penuaan tidak dapat dihindarkan dan terjadi perubahan keadaan fisik, psikologis, dan sosial.
Lansia mulai kehilangan pekerjaan, kehilangan tujuan hidup, kehilangan teman, resiko
terkena penyakit, terisolasi dari lingkungan, dan kesepian. Hal tersebut dapat memicu
terjadinya gangguan mental. Salah satu gangguan mental yang sering ditemukan pada pasien
lanjut usia yaitu depresi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan
keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial. Desain penelitian ini adalah
Analitik korelasional dengan metode cross sectional. Populasi semua lansia di Panti Sosial
sejumlah 156 orang. Dari populasi, sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu lansia
yang mempunyai keluarga sebanyak 35 orang. Instrumen penelitian menggunakan lembar
kuesioner dan uji statistik menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian hampir dari
setengahnya responden (74,3%) dengan dukungan keluarga kategori sedang. Hampir
setengahnya responden (34,3%) mengalami depresi ringan. Uji Chi-Square menunjukan
terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi di Panti Sosial. Sehingga dalam
penelitian ini peneliti menyarankan pihak panti untuk memberikan saran edukasi dan
informasi yang adekuat bagi lansia dan keluarga seperti, gaya hidup, pola kehidupan dan cara
adaptasi sehari-hari, kekuatan pribadi dan minat.
Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Depresi, Lansia

Elderly is a group of people aged 60 years and over, As we get older, aging is inevitable and
changes in physical, psychological and social conditions occur. The elderly begin to lose
their jobs, lose their purpose in life, lose friends, risk getting sick, are isolated from the
environment, and are lonely. This can trigger mental disorders. One mental disorder that is
often found in elderly patients is depression. The purpose of this study was to determine the
relationship of family support with depression levels in Elderly Social Rehabilitation. The
design of this study was correlational analytic with cross sectional method. The population
is all elderly in Elderly Social Rehabilitation a total of 156 people. From the population,
samples taken in this study were the elderly who have a family of 35 people. The research
instrument used questionnaire sheets with data processing editing, coding, scoring, cleaning
and statistical tests using the chi-square test. The results of the study were almost half of
respondents (74,3%) with medium category family support. Nearly half of the respondents
(34,3%) experiencing mild depression. Chi-Square Test showed that there was relationship
of family support with the level of depression in Elderly Social Rehabilitation. So in this study
the researchers suggested the orphanage to provide advice education and adequate

25
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

information for the elderly and families such as lifestyle, patterns of life and ways of daily
adaptation, personal strengths and interests.
Keywords: Family Support, depression, elderly

1. PENDAHULUAN jumlah penduduk di dunia yang sudah


Lansia adalah kelompok manusia lanjut usia hanya sekitar 250 juta jiwa dan
yang berusia 60 tahun ke atas yang mengalami depresi sekitar 19%.
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999 ). Sementara pada tahun 2012 penduduk
Pada lanjut usia akan terjadi proses lansia mencapai 680 juta jiwa dan yang
menghilangnnya kemampuan jaringan mengalami depresi sekitar 32%.
untuk memperbaiki diri atau mengganti Menurut data yang dikeluarkan oleh
dan memertahankan fungsi normalnya Kementerian Sosial Republik Indonesia
secara perlahan-lahan sehingga tidak bahwa jumlah lansia yang ada di Indonesia
dapat bertahan terhadap infeksi dan tiap tahun mengalami peningkatan. Pada
memperbaiki kerusakan yang terjadi tahun 2008 berjumlah 9,5 juta jiwa dan
(Constantinides, 1994) dalam (Sunaryo yang mengalami depresi sekitar 20%, tahun
dkk, 2016). 2009 berjumlah 11,3 juta jiwa dan yang
Menurut WHO dalam (Khairani, mengalami depresi sekitar 18%, memasuki
2014 : 5) mengatakan “pada abad 21 tahun 2010 lansia berjumlah 17,2 juta jiwa
jumlah penduduk dunia yang berusia dan yang mengalami depresi sekitar 27,8%.
lanjut semakin melonjak. Di wilayah Pada tahun 2011 lansia mencapai 19,5 juta
Asia pasifik, jumlah lansia akan jiwa dan yang mengalami depresi sekitar
bertambah pesat dari 410 juta pada tahun 32% (Ishak, 2013) dalam (Kanisius Siku
2017 menjadi 733 juta pada tahun 2025, Saju, 2018 : 3).
dan diperkirakan menjadi 1,3 miliar pada Pada umumnya masalah psikologis
tahun 2050”. yang sering banyak terjadi terhadap lansia
Seiring bertambahnya usia, penuaan adalah kesepian, keadaan yang lain yang
tidak dapat dihindarkan dan terjadi sering terjadi pada lansia adalah isolasi
perubahan keadaan fisik, psikologis, dan sosial, kehilangan, kemiskinan, perasaan
sosial. Lansia mulai kehilangan ditolak, perjuangan menemukan makna
pekerjaan, kehilangan tujuan hidup, hidup, ketergantungan perasaan, tidak
kehilangan teman, resiko terkena berdaya dan putus asa, ketakutan terhadap
penyakit, terisolasi dari lingkungan, dan kematian, sedih karena kematian orang lain,
kesepian. Hal tersebut dapat memicu penurunan fisik dan mental, depresi, dan
terjadinya gangguan mental. Salah satu rasa penyesalan mengenai hal-hal yang
gangguan mental yang sering ditemukan lampau. Salah satu cara untuk membantu
pada pasien lanjut usia yaitu depresi mengurangi kesepian adalah dengan adanya
(Papila, 2009) dalam (Surmiyati, 2015). dukungan keluarga dan orang-orang
Menurut World Health Organization disekitarnya (Desmita, 2006) dalam
(WHO) dalam jangka beberapa tahun (Khairani, 2014).
terakhir ini jumlah penduduk di dunia Keluarga memiliki pengaruh yang
yang sudah lanjut usia mengalami sangat penting terhadap pembentukan
peningkatan yakni pada tahun 2010 identitas seorang individu dan perasaan
penduduk lansia mencapai 350 juta jiwa harga diri. Keberadaan anggota keluarga
dan yang mengalami depresi sekitar seperti anak, cucu, cicit, maupun sanak
20%. Sedangkan pada tahun 2011 saudara yang masih memperhatikan,

26
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

membantu (care) dan peduli dengan masalah, keluarga tidak memberikan


permasalahan yang dihadapi lansia nasehat, dan tidak memberikan informasi
sangat penting bagi lansia. baik yang terjadi di keluarga maupun diluar
Dukungan keluarga dapat keluarga. 13 orang Lansia mengeluh
diwujudkan dengan memberikan kurangnya dukungan penilaian seperti
perhatian, bersikap empati, memberikan memberikan pengakuan, penghargaan
dorongan, memberikan saran, terhadap apa yang telah dilakukan. 13 orang
memberikan pengetahuan dan Lansia mengeluh kurangnya dukungan
sebagainya. Menurut (Li et., al. 2011) instrumental seperti memberi materi seperti
dalam (Surmiyati, 2015) “Dukungan pakaian, uang dan alat-alat kebutuhan
penuh dari keluarga dan teman dapat lansia kemudian Lansia mengeluh
meningkatkan kualitas hidup bagi lansia kurangnya dukungan emosional seperti
sehingga lansia dapat terhindar dari kasih sayang dan perhatian. Sedangkan
gangguan mental seperti depresi”. berdasarkan hasil dari 13 lansia terdapat 12
Lieberman (dalam Azizah, 2011) lansia yang memiliki tanda ataupun gejala
menyatakan bahwa dengan adanya dari depresi, dimana mereka nampak
dukungan sosial yang diperoleh dari murung, sedih, letih, tidak bergairah,
orang terdekat yaitu keluarga dapat kadang nafsu makan menurun, tidak dapat
menurunkan kecenderungan munculnya tidur nyenyak dan lebih sering menyendiri.
kejadian yang mengakibatkan stres, Tujuan dalam penelitian ini adalah
adanya interaksi dengan keluarga dapat untuk mengetahui hubungan dukungan
memodifikasi atau mengubah persepsi keluarga dengan tingkat depresi pada lansia
individu pada kejadian penuh stres, di Panti Sosial.
sehingga akan mengurangi potensi
munculnya stres. Berdasarkan teori 2. TINJAUAN TEORITIS
psikodinamik, stres merupakan a. Konsep Lansia
prediktor yang baik dalam terjadinya Lansia adalah seseorang yang telah
depresi, banyak bukti yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
menunjukkan bahwa stres akut dan bukanlah suatu penyakit, tetapi
kronis menyebabkan depresi. Salah satu merupakan proses yang berangsur-angsur
kemungkinan bahwa dukungan sosial mengakibatkan perubahan kumulatif,
keluarga dapat meminimalkan merupakan proses menurunnya daya
keparahan depresi yaitu karena beban tahan tubuh dalam menghadapi
yang timbul akibat peristiwa-peristiwa rangsangan dari dalam dan luar tubuh,
penuh stres kurang dialami oleh lansia seperti didalam Undang-Undang No 13
sebagai stres karena beban tersebut dapat tahun 1998 yang isinya menyatakan
dibicarakan dan diselesaikan bersama bahwa pelaksanaan pembangunan
dengan keluarga (Semium, 2006). nasional yang bertujuan mewujudkan
Dari hasil observasi dan wawancara masyarakat adil dan makmur berdasarkan
yang dilakukan pada 15 lansia yang Pancasila dan Undang- Undang Dasar
mempunyai keluarga, ada 13 lansia yang 1945, telah menghasilkan kondisi sosial
mengeluh kurangnya dukungan masyarakat yang makin membaik dan
keluarga diantaranya: 13 lansia tersebut usia harapan hidup makin meningkat,
mengeluh kurangnya dukungan sehingga jumlah lanjut usia makin
informasional seperti keluarga tidak bertambah. Banyak diantara lanjut usia
memberikan solusi ketika mempunyai yang masih produktif dan mampu

27
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

berperan aktif dalam kehidupan konsep Hubungan Dukungan Keluarga


bermasyarakat, berbangsa dan Dengan Tingkat Depresi. Populasi yang
bernegara. Upaya peningkatan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh
kesejahteraan sosial lanjut usia pada lanjut usia di Panti Sosial yang berjumlah
hakikatnya merupakan pelestarian 155 lansia dengan cakupan 70 orang yang
nilai-nilai keagamaan dan budaya tidak memiliki keluarga dan 35 orang yang
bangsa. mempunyai keluarga. Teknik sampling
b. Konsep Dukungan Keluarga dalam penelitian ini adalah non probability
Dukungan keluarga merupakan suatu sampling dengan jenis Total Sampling
proses hubungan antara keluarga (Sampling Jenuh) yaitu tehnik penentuan
dengan lingkungan sosialnya yang sampel bila semua anggota populasi
dapat diakses oleh keluarga yang dapat digunakan sebagai sampel
bersifat mendukung dan memberikan (Sugiyono,2018). Sampel dalam penelitian
pertolongan kepada anggota keluarga ini adalah lansia yang mempunyai keluarga
(Friedman,2010). Dukungan keluarga sebanyak 35 lansia.
sebagai suatu proses hubungan antara Analisa data yaitu data yang didasarkan
keluarga dengan lingkungan sosial pada kualitas isi yang yang disebut dengan
(Setiadi, 2008). kata kunci yang telah ditetapkan oleh
c. Konsep Depresi peneliti (Nursalam, 2013). Dalam
Depresi merupakan gangguan mental penelitian ini analisis univariat digunakan
yang sering terjadi di tengah untuk mengetahui proporsi dari masing-
masyarakat. Berawal dari stres yang masing variabel penelitian meliputi variable
tidak diatasi, maka seseorang bisa Independen yaitu dukungan keluarga dan
jatuh ke fase depresi. Penyakit ini variabel Dependen yaitu tingkat depresi.
kerap diabaikan karena dianggap bisa Pengolahan data hubungan dukungan
hilang sendiri tanpa pengobatan. keluarga dengan tingkat depresi disajikan
Rathus (1991) dalam (Namora dalam bentuk tabel frekuensi dan
Lumongga, 2016) menyatakan orang persentase. Dalam penelitian ini analisis
yang mengalami depresi umumnya bivariate diduga untuk mengetahui
mengalami gangguan yang meliputi hubungan antara masing-masing variabel
keadaan emosi, motivasi, fungsional, Independen yaitu dukungan keluarga
dan gerakan tingkah laku serta dengan variabel dependen yaitu tingkat
kognisi. depresi. Untuk mengetahui keeratan tingkat
hubungan antara variabel bebas dan
3. METODE PENELITIAN variabel terikat, maka dilakukan
Desain penelitian yang digunakan dalam pengukuran dengan Chi-square ( x^(2 )).
penelitian ini adalah studi korelasi
dengan rancangan operasional silang 4. HASIL PENELITIAN DAN
(cross sectional), artinya pengumpulan PEMBAHASAN
data kedua variabel dilakukan secara Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan
bersama – sama (Notoatmodjo, 2012). Usia
Pada penelitian ini yang merupakan No Usia Frekuensi Persen
variabel independen adalah dukungan (%)
keluarga dan variabel dependennya 1 (Elderly) 60-74 17 48,6%
adalah tingkat depresi. berdasarkan 2 (Old) 75-90 17 48,6%
uraian diatas maka dibuat kerangka 3 (Very Old) >90 1 2,8%
Total 35 100,0%
28
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

Berdasarkan Tabel 1 diketahui dari 35 Berdasarkan Tabel 4 menunjukan


responden, usia Lansia sebagian besar dukungan keluarga lansia di Panti Sosial
yaitu 60-74 tahun sebanyak 17 lansia dari 35 responden sebagian besar
(62,9%) dan sebagian kecil sebanyak 1 mendapatkan dukungan keluarga yang
lansia (2,8%) responden berumur >90 rendah yaitu sebanyak 26 lansia (74,3%)
tahun. dan sebagian kecil lansia lansia yang
Tabel 2. Karakteristik Responden mendapatkan dukungan keluarga sedang
Berdasarkan Pendidikan sebanyak 9 lansia(25,7%).
No Pendidikan Frekuensi Persen
Terakhir (%) Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Depresi
1 SD 13 37,1% pada Lansia
2 SMP 5 14,3%
No Tingkat Frekuensi Persen
3 SMA 2 5,7%
Depresi (%)
4 SARJANA 1 2,9%
1 Sedang/Berat 10 28,6%
5 Tidak 14 40,0%
2 Ringan 12 34,3%
Sekolah
3 Tidak 13 37,1%
Total 35 100,0% Depresi/Normal
Berdasarkan Tabel 2 diketahui dari 35 Total 35 100,0%
responden penelitian pendidikan lansia
hampir setengahnya Tidak Sekolah Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
sebanyak 14 lansia (40,0%) dan sebagian tingkat depresi lansia di Panti Sosial dari 35
kecil berpendidikan Sarjana sebanyak 1 responden hampir setengahnya adalah tidak
lansia(2,9%). depresi/normal yaitu sebanyak 13 lansia
(37,1%) ,hampir setengahnya lagi sebanyak
Tabel 3. Karakteristik Responden 12 lansia (34,3%) dengan depresi ringan
berdasarkan Jenis Kelamin dan sebanyak 10 lansia (28,6) dengan
No Jenis Frekuensi Persen depresi berat/sedang.
Kelamin (%)
1 Laki – 11 31,4% Tabel 6. Hasil Uji Chi-Square Hubungan Dukungan
Laki Keluarga dengan Tingkat Depresi
2 Perempuan 24 68,6% Value Df Kontingensi P
Total 35 100,0% Koefisien
Berdasarkan Tabel 3 didapatkan data 23,855 2 0,608 0,0001
jenis kelamin lansia dari 35 responden
penelitian yaitu sebagian besar Dari hasil uji Chi Square didapatkan hasil 
perempuan sebanyak 24 lansia (68,6%) value 0,0001 lebih kecil dari taraf
dan hampir setengahnya laki-laki signifikan 0,05 ( = 0,0001 < α = 0,05) dan
sebanyak 11 lansia (31,4%). didapatkan nilai X2 hitung 23,855(α = 0,05
dan X2 tabel 5,991). Nilai tersebut
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dukungan menunjukkan bahwa nilai  < 0,05 dan X2
Keluarga pada Lansia hitung > X2 tabel (23,855 > 5,991), maka
No Dukungan Frekuensi Persen korelasi antara variabel dukungan keluarga
Keluarga (%) dengan tingkat depresi Ho ditolak dan Ha
1 Tinggi 0 0% diterima, hal ini menunjukkan secara
2 Sedang 9 25,7% statistik bahwa terdapat hubungan antara
3 Rendah 26 74,3% dukungan keluarga dengan tingkat depresi.
Total 35 100,0%

29
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

Berdasarkan tabel Symetric Measure dengan tingkat depresi memiliki tingkat


didapatkan hasil Contingency hubungan kuat.
Coefficient 0,608, hal ini menunjukkan
hubungan antara dukungan keluarga

Kros Tabulasi Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi pada Lansia
Dukungan Tingkat Depresi Total
Keluarga Berat Ringan Normal
N % N % N %
Tinggi 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Sedang 0 0% 0 0% 9 100,0% 9 100,0%
Rendah 10 38,5% 12 46,2% 4 15,4% 26 100,0%
Total 10 29% 12 34% 13 37% 35 100,0%
p = 0,0001 X2 = 23,855

Berdasarkan Tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa lansia yang dengan dukungan
keluarga sedang cenderung mempunyai tingkat depresi normal sebanyak 9 lansia dengan
nilai presentase (100%) dan lansia dengan dukungan keluarga rendah maka cenderung
memiliki tingkat depresi ringan sebanyak 12 lansia dengan nilai presentase (46,2%).

Dari hasil uji Chi Square didapatkan tidak adekuat. koping yang tidak adekuat
hasil  value 0,0001 lebih kecil dari taraf dalam menghadapi masalah akan
signifikan 0,05 ( = 0,0001 < α = 0,05) dan menyebabkan krisis yang bertumpuk dan
didapatkan nilai X2 hitung 23,855(α = 0,05 berkepanjangan yang akhirnya akan
dan X2 tabel 5,991). Nilai tersebut menimbulkan gejala depresi”. Dengan itu
menunjukkan bahwa nilai  < 0,05 dan X2 anggota kelurga (terutama lanjut usia)
hitung > X2 tabel (23,855 > 5,991), maka perlu mempunyai mekanisme koping akan
korelasi antara variabel dukungan keluarga meredahkan krisis dalam masalah keluarga
dengan tingkat depresi H0 ditolak dan Ha tersebut. Koping tersebut berasal dari
diterima, hal ini menunjukkan secara kemampuan individu memecahkan
statistik bahwa terdapat hubungan antara masalah, mempunyai pandangan positif,
dukungan keluarga dengan tingkat depresi. kesehatan fisik, keterampilan sosial dan
Berdasarkan tabel Symetric Measure materi yang memadai dan dukungan
didapatkan hasil Contingency Coefficient keluarga. Yang kemudian koping tersebut
0,608, hal ini menunjukkan hubungan mengarah ke adaptif, dimana lansia
antara dukungan keluarga dengan tingkat mengatasi masalah dan terhindar dari
depresi memiliki tingkat hubungan kuat. depresi. jika koping jatuh pada keadaan
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa yang maladaptif, maka lansia akan
lansia yang kurang mendapatkan dukungan cenderung depresi.
keluarga akan mendapatkan peluang untuk Hal ini didukung oleh teori Menurut
mengalami depresi dibandingkan dengan Nugroho (2008), lanjut usia yang
lansia yang mendapatkan dukungan mengalami depresi dengan gejala umum
keluarga. yaitu kurang atau hilangnya perhatian diri,
Kanisius Siku Saju (2018) keluarga atau lingkungan. Oleh karenanya,
mengatakan “Kurangnya dukungan dalam menghadapi permasalahan diatas
keluarga kepada lanjut usia, akan beruntunglah lansia yang masih
mempengaruhi koping pada lanjut usia mempunyai keluarga yang masih

30
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

memperhatikan, membantu (care) dan Berdasarkan data lampiran maka penulis


peduli dengan permasalahan yang dihadapi ajukan saran Bagi petugas panti dapat
lansia. Hasil penelitian ini sejalan dengan memperhatikan keadaan lansia baik
penelitian yang dilakukan oleh Gusti dan secara fisik maupun psikis dan keluarga
Made (2015) menyatakan ada hubungan lansia harus senantiasa dilibatkan
yang signifikan antara dukungan keluarga sepenuhnya (seperti menjenguk dan
dengan tingkat depresi pada lansia di memberikan motivasi kepada lansia saat
Kelurahan Sading. Hubungan yang terjadi kondisi lansia stress dan banyak masalah)
yaitu hubungan berlawanan arah, yang karena dukungan keluarga sangat
memiliki arti bahwa semakin tinggi berperan dalam mengurangi gejala
dukungan keluarga maka tingkat depresi depresi. Dan bagi keluarga dukungan
akan semakin rendah. yang meliputi dukungan informasional,
Menurut (Friedman, 1998) penilaian, instrumental dan emosional
mengatakan bahwa Dukungan keluarga sebaiknya dapat ditingkatkan khususnya
adalah suatu proses hubungan antara pada dukungan instrumental. Upaya yang
keluarga dan lingkungan sosialnya. dapat dilakukan keluarga dalam
Dukungan keluarga juga merupakan sikap, meningkatkan dukungan instrumental
tindakan dan penerimaan keluarga yaitu keluarga lebih meningkatkan
terhadap anggotanya. Anggota keluarga kepedulian terhadap kebutuhan lansia
memandang bahwa orang yang bersifat yang diperlukan sehari-hari dan berusaha
mendukung selalu siap memberikan untuk berperan aktif membantu lansia
pertolongan dan bantuan jika diperlukan. dalam aktifitas sehari-hari.
Menurut Brunner & Suddart dalam
(Vitaria ,2010) Kebutuhan akan dukungan 6. DAFTAR PUSTAKA
berlangsung sepanjang hidup. Dukungan Adriana Amal. 2010. Hubungan Peran
dapat digambarkan sebagai perasaan Keluarga dengan Depresi pada Lansia
memiliki atau keyakinan bahwa seseorang di Desa Carigading Kecamatan
merupakan peserta aktif dalam kegiatan Awangpoe Kabupaten Bone.
sehari – hari. Perasaan saling terikat Makassar. Jurusan Keperawatan pada
dengan orang lain di lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN
menimbulkan kekuatan dan membantu Alauddin Makassar.
menurunkan perasaan terisolasi. Aryawangsa, A. A. N. (2015). Prevalensi
dan Distibusi Faktor Resiko Depresi
5. SIMPULAN pada Lansia di Wilayah Kerja
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Puskesmas Tampaksiring I Kabupaten
bahwa dukungan keluarga di Panti Sosial Gianyar Bali 2015.
sebagian besar (74,3%) lansia yang Atkinson, R. L. (1991). Pengantar
termasuk kategori dukungan keluarga Psikologi 2. Jakarta : Erlangga.
rendah. Kejadian depresi pada lansia di Alimul Aziz Hidayat, 2013. Metode
Panti Sosial hampir setengahnya (34,3%) Penelitian Keperawatan dan Teknik
lansia yang termasuk kategori depresi Analisis Data. Jakarta: Selamba
ringan. Terdapat hubungan dukungan Medika.
keluarga dengan tingkat depresi pada Andarmoyo, Sulisttyo (2010).
lansia di Panti Sosial. Keperawatan Keluarga Konsep Teori,
Proses dan Praktik Keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu

31
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitiam: Keluarga dengan Tingkat Depresi


Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: pada Lansia di Desa Gayaman
Rineka Cipta. Kecamatan Mojoanyar Kabupaten
Ayu Trisna Parasari, Gusti dan Diah Mojokerto”
Lestari, Made. 2015. “Hubungan Kanisius Siku Saju, Farida Halis Dyah
Dukungan Sosial Keluarga dengan Kusuma, Lasri. 2018. “Hubungan
Tingkat Depresi pada Lansia di Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Kelurahan Sading”. Jurnal Psikologi Depresi Lansia Usia 60-70 Tahun
Udayana, Volume 2, Nomor 1, 2015. yang Mengikuti Kegiatan Karang
Program Studi Psikologi, Fakultas Wreda Permadi di Kelurahan
Psikologi, Universitas Udayana. Tlogomas Kecamatan Lowokwaru
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Kota Malang”. Nursing News,
Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Volume 3, Nomor 1, 2018. Program
Badan pusat Statistik Provinsi Jawa Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Barat.2017.statistik penduduk Lanjut Kesehatan Universitas Tribhuwana
Usia 2017.Bandung :Badan pusat Tunggadewi Malang.
statistic. Khairani, 2014. “Hubungan Dukungan
Fepi Susilowati dan Helmi Yenie, 2015. Keluarga denggan Kesepian pada
“Hubungan Dukungan Keluarga Lansia di Desa Cucum Kecamatan
dengan Kejadian Depresi pada Lansia Kuta Baro Aceh Besar”. Idea Nursing
yang Tinggal Bersama Keluarga di Jurnal, Volume 5, Nomor 1, 2014.
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bumi Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa
II Lampung Utara”. Jurnal Kesehatan dan Komunitas, PSIK-FK Universitas
Metro Sai Wawai, Volume VIII, Syiah Kuala Banda Aceh.
Nomor 2, Desember 2015. Program Marta, O. F. D. (2012). Determinan Tingkat
Studi Keperawatan Kotabumi Depresi Pada Lansia Di Panti Sosial
Politehnik Kesehatan Tanjungkarang. Tresna Werdha Budi Mulia 4 Jakarta
Figa Prima Dani, Yaunin, Yaslinda dam Selatan. Skripsi. Universitas
Edison. 2014. “Hubungan Dukungan Indonesia. Depok
Keluarga dengan Kejadian Depresi Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009).
pada Usia Tua di Nagari Tanjung Asuhan Keperawatan Komunitas
Banai Aur, Kecamatan Sumpur Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
Kudus, Kabupaten Sijunjung Tahun Media
2012”. Jurnal Kesehatan Andalas, Namora Lumongga. 2009. Depresi
Volume 2, Nomor 3, 2014. Fakultas Tinjauan Psikologis. Edisi Pertama-
Kedokteran Universitas Andalas. Yogyakarta: Kencana.
Friedman, M. Marilyn. (1998). Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses
Keperawatan Keluarga : Teori dan Belajar Mengajar. Bandung: PT
Praktik. Jakarta : EGC. Remaja Rosdakarya.
Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Yogyakarta: Gosyen Publishing Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Gusti Ayu, Salvari. (2013). Buku Ajar Cipta.
Asuhan Keperawatan Keluarga. Edisi Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
Pertama-Jakarta Timur: Trans Info Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Media Cipta.
Kamilatin Nisa, 2015. “Dukungan Notoatmodjo, Soekidjo. 2014. Metodologi

32
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. VIII No. 1 , Maret 2020 ISSN 2339-1383

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka pada Lansia di Dusun Dukuh Seyegan


Cipta. Sleman. Yogyakarta. Program Studi
Nugroho W, (2008). Keperawatan gerontik Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu
& Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC Kesehatan Jenderal Achmad Yani
Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan. Yogyakarta.
Jakarta: Salemba Medika Sutinah, Maulani. 2017. “Hubungan
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Pendidikan, Jenis Kelamin dan Status
Jakarta: Salemba Medika Perkawinan dengan Depresi pada
Nur Kholifah, Siti. (2016). Keperawatan Lansia”. Journal Endurance, Volume
Gerontik. Edisi Pertama-Jakarta 2, Nomor 2, 2017. Program Studi Ners
Selatan: Pusdik SDM Kesehatan. STIKES Harapan Ibu Jambi.
Purnawan, I. 2008. Dukungan Keluarga. Tri Yuli Anggara. 2017. Hubungan
http://wawan2507. Dukungan Sosial Keluarga dengan
Wordpress.com/author/wawan2507/ Kejadian Depresi pada Lansia Usia
Santrock, J.W. (2010). Psikologi 60-74 Tahun di Dusun Bandung Desa
Pendidikan. Edisi kedua. Terjemahan: Bandung Kecamatan Diwek
Tri Wibowo B.S. Jakarta: Kencana Kabupaten Jombang. Jombang.
Prenada Media Group. Program Studi Keperawatan, Sekolah
Saputra Andika, 2011, “Hubungan Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Dukungan Keluarga dengan Tingkat Cendekia Medika Jombang.
Depresi pada Lansia di Dusun Jatayu Vitaria Wahyu Astuti, 2010. “Hubungan
Kelurahan Semuli Jaya Kabupaten Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Lampung Utara” , KTI, Tidak Depresi pada Lansia di Posyandu
Dipublikasikan Sejahtera GBI Setia Bakti Kediri”.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Jurnal Stikes Rs. Baptis Kediri,
Keperawatan Keluarga. Edisi Volume 3, No.2, Desember, 2010.
Pertama-Yogyakarta: Graha Ilmu. Wintri Utari, dkk. 2015. ““Hubungan
Siti Yuliharni. 2017. “Hubungan Dukungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Keluarga dengan Kejadian Depresi Depresi pada Lansia”. Jurnal Ilmiah
pada Lansia di Wilayah Kerja Permas: Jurnal Stikes Kendal, Volume
Puskesmas Lubuk Begalung ”. 5, Nomor 1, April 2015. Program
Menara Ilmu, Volume XIII, Nomor 4, Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah
4 April 2018. Ilmu Keperawatan Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.
Stikes Ranah Minang Padang. Yuliharni,Siti. 2018. “Hubungan Dukungan
Sundeen dan Stuart. (1998). Buku Saku Keluarga dengan Kejadian Depresi
Keperawatan Jiwa Edisi 3 alih bahasa pada Lansia di Wilayah Kerja
Achir Yani, S. Jakarta EGC. Puskesmas Lubuk Begalung tahun
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian 2017”. Menara Ilmu, Volume 12,
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Nomor 4, 2018. Stikes Ranah Minang
Kualitatif dan R & D). Bandung: Padang
Alfabeta.
Sunaryo, Rahayu Wijayanti dkk. (2016).
Asuhan keperawatan Gerontik. Edisi
Pertama-Yogyakarta: Andi
Surmiyati. 2015. Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Tingkat Depresi

33
Healthy Journal ©2020, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung

Anda mungkin juga menyukai