Anda di halaman 1dari 8

Vol. IX No.

1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

HUBUNGAN PENGETAHUAN MITIGASI BENCANA DENGAN


KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR

(The Relationship Of Disaster Mitigation Knowledge With Community Preparedness In The


Face Of Flood Disaster)

Jahirin1, Sunsun2

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bale Bandung


jahirin1964@unibba.ac.id

ABSTRACT
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang
dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya.
Sedangkan kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan
berdaya guna. Pengetahuan yang dimiliki biasanya dapat memengaruhi sikap dan kepedulian
untuk siapsiagaan dalam mengantisipasi bencana. Tujuan umum dari penelitian ini adalah
mengetahui hubungan pengetahuan mitigasi bencana banjir dengan kesiapsiagaan masyarakat
dalam menghadapi bencana banjir. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan rancangan operasional silang (cross sectional). Teknik pengambilan sampling
pada penelitian ini menggunakan accidental sampling, sampel yang diteliti pada penelitian ini
sebanyak 30 orang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Instrument penelitian
menggunakan kuesioner pengetahuan mitigasi bencana dan kuesioner kesiapsiagaan
masyarakat yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh peneliti. Uji statistik yang
digunakan adalah Rank Spearman. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan mitigasi bencana dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana banjir.
Kata kunci : Pengetahuan, Kesiapsiagaan, Mitigasi, Bencana Banjir

Knowledge is the whole thought, idea, idea, concept and understanding that man has about
the world and all its contents including man and his life. While preparedness is a series of
activities carried out to anticipate disasters through organizing and through appropriate and
effective measures. Knowledge can usually influence attitudes and concerns to be prepared in
anticipation of disasters. The general purpose of this research is to know the relationship of
flood mitigation knowledge with community preparedness in dealing with flood disasters.
This type of research is quantitative research using cross sectional design. Sampling
techniques in this study using accidental sampling, samples studied in this study as many as
30 people in accordance with the criteria that have been set. The research instrument uses
disaster mitigation knowledge questionnaires and community preparedness questionnaires
that have been tested for validity and reliability by researchers. The statistical test used is Rank
Spearman. Statistical test results show that there is a significant link between disaster
mitigation knowledge and community preparedness in the face of flood disasters.
Keywords: Knowledge, Preparedness, Mitigation, Flood Disaster

19
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

1. PENDAHULUAN yang tepat guna dan berdaya guna (Achor


Secara geografis Indonesia dan Kamanyire, 2016).
merupakan negara kepulauan yang Banjir merupakan bencana besar di
terletak pada pertemuan empat lempeng dunia. Kejadiandan korban bencana banjir
tektonik, yaitu lempeng Benua Asia, menempati urutan pertama di dunia yaitu
Benua Australia, lempeng Samudera mencapai 55%. Presentase kejadian banjir
Hindia, dan Samudera Pasifik. Pada di Indonesia mencapai 38% dari seluruh
bagian selatan dan timur Indonesia kejadian bencana. Kejadian longsor
terdapat sabuk vulkanik yang mencapai 18% dari seluruh kejadian
memanjang dari pulau Sumatera-Jawa- bencana.
Nusa Tenggara-Sulawesi, yang sisinya Bencana banjir adalah kejadian yang
berupa pegunungan vulkanik tua dan sering terjadi di kabupaten Bandung.
dataran rendah yang sebagian Akibat kejadian tersebut menimbulkan
didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi kerugian diantaranya rumah terendam
tersebut sangat berpotensi sekaligus banjir, akses terhambat, bahkan sampai
rawan bencana seperti letusan gunung menelan korban jiwa. Karena bila
berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan masyarakat memiliki tingkat pengetahuan
tanah longsor (BNPB, 2019). yang rendah terhadap kesiapsiagaan dalam
Jawa Barat salah satu Provinsi rawan menghadapi bencana. Dengan belum
bencana. Kontur tanah yang kurang mengaplikasikan kesiapsiagaan bencana
stabil dan morfologi wilayah berupa dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan
lereng meningkatkan resiko terjadinya dengan pengetahuan masyarakat tentang
bencana. Risiko bencana semakin bencana terutama pencegahan bencana
meningkat dengan adanya campur maka dampak bencana dapat diminimalisir.
tangan manusia terhadap alam, seperti Kejadian bencana banjir di kabupaten
alih fungsi lahan dan aktivitas yang bandung pada tahun 2019 kejadian korban
dapat merusak lingkungan (BNPB, 3 orang meninggal dunia, menderita sakit
2019). 62.080 orang, 8 unit rumah rusak berat , 10
Pengetahuan merupakan faktor unit rumah rusak sedang 10 dan 10.639
utama dan menjadi kunci untuk rumah terendam banjir, 12 fasilitas
kesiapsiagaan. Pengetahuan yang Pendidikan rusak , 53 fasilitas peribadatan
dimiliki biasanya dapat memengaruhi rusak.
sikap dan kepedulian untuk siapsiagaan Kerugian materil yang disebabkan oleh
dalam mengantisipasi bencana. banjir di kecamatan dayeuh kolot meliputi
Mitigasi Bencana adalah 4.745 rumah terendam dan 8 tempat ibadah
serangkaian upaya untuk mengurangi dan 2 sekolah dengan tinggi muka air
risiko bencana, baik melalui berkisar antara 10-120 sentimeter di desa
pembangunan fisik maupun penyadaran Dayeuhkolot, desa citereup dan kelurahan
dan peningkatan kemampuan pesawahan. Sedangkan jumlah warga
menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 terdampak mencapai 6.747 kepala keluarga
ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang atau 23.0777 jiwa dan sebanyak 72 kepala
Penyelenggaraan Penanggulangan keluarga atau 207 jiwa telah mengungsi ke
Bencana). Kesiapsiagaan merupakan tempat aman. Kemudian untuk kecamatan
serangkaian kegiatan yang dilakukan baleendah sedikitnya 10.800 rumah, 67
untuk mengantisipasi bencana melalui tempat ibadah dan 45 sekolah terndam
pengorganisasian serta melalui langkah banjir dengan tinggi muka air berkisar 20-

20
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

170 sentimeter dikelurahan andir dan sesuatu yang spesifik dan seluruh
kelurahan baleendah. Untuk warga yang bahan yang dipelajari atau
terdampak sebanyak 21.402 kepala rangsangan yang telah diterima. Oleh
keluarga datau 71.154 jiwa, 69 kepala sebab itu, tahu merupakan tingkatan
keluarga atau 200 jiwa mengungsi. pengetahuan yang paling rendah.
Selanjutnya kecamatan bojong soang, b. Memahami (comprehension)
wilayah yang terdampak mencakup tiga Memahami diartikan sebagai
masing-masing desa bojongsoang, desa suatu kemampuan untuk menjelaskan
bojongsari, dan desa tegal luar dengan secara benar tentang obyek yang
jumlah rumah yang terendam sebanyak diketahui, dan dapat
450 unit dengan ketinggian muka air 10- mengintrepretasikan materi tersebut
90 sentimeter. Untuk warga terdampak secara benar. Orang yang telah paham
sebanyak 7.045 kepala keluarga atau terhadap obyek atas materi dapat
20.850 jiwa dan 2 kepala keluarga/12 mnejelaskan, menyebutkan 11
jiwa telah mengungsi (BPBD Kabupaten contoh, menyimpulkan, meramalkan,
Bandung, 2020). dan sebagainya terhadap obyek yang
Tujuan dalam penelitian ini yaitu dipelajari.
untuk mengetahui hubungan c. Aplikasi (aplication)
pengetahuan mitigasi bencana banjir Aplikasi diartikan sebagai
dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam kemampuan untuk menggunakan
menghadapi bencana. materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya).
2. TINJAUAN TEORITIS Aplikasi di sini dapat diartikan
a. Konsep Pengetahuan sebagai aplikasi atau pengguanaan
Pengetahuan merupakan hasil hukum-hukum, metode, prinsip, dan
dari tahu, dan ini terjadi setelah orang sebagainya dalam konteks atau yang
melakukan pengindraan terhadap suatu lain.
obyek tertentu. Pengindraan terjadi d. Analisis (analysis)
melalui pancaindra manusia, yakni Analisis adalah suatu
indra penglihatan, pendengaran, kemampuan untuk menjabarkan
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian materi atau suatu obyek ke dalam
besar pengetahuan manusia diperoleh komponen-komponen, tetapi masih di
melalui mata dan telinga dalam suatu struktur organisasi, dan
(Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan masih ada kaitannya satu sama lain.
atau kognitif merupakan domain yang e. Sintesis (synthesis)
sangat penting dalam membentuk Sintesis menunjuk kepada suatu
tindakan seseorang (overt behaviour). kemampuan untuk meletakkan atau
Tingkat pengetahuan di dalam domain menghubungkan bagian-bagian di
kognitif mempunyai enam tingkatan dalam suatu bentuk keseluruhan yang
(Notoatmodjo, 2014), yaitu: baru. Dengan kata lain sintesis adalah
a. Tahu (know) suatu bentuk kemampuan menyusun
Tahu diartikan sebagai formulasi baru dari formulasi-
mengingat suatu materi yang telah formulasi yang baru
dipelajari sebelumnya. Termasuk f. Evaluasi (evaluation)
ke dalam pengetahuan tingkat ini Evaluasi berkaitan dengan
adalah mengingat kembali (recall) kemampuan untuk melakukan

21
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

justfikasi atau penilaian terhadap a. Pengaktifan pos-pos siaga bencana


suatu materi atau objek. Penilaian- dengan segenap unsur
penilaian ini didasarkan pada suatu pendukungnya
kriteria yang ditentukan sendiri, b. Pelatihan
atau menggunakan kriteria-kriteria siaga/simulasi/gladi/teknis bagi
yang telah ada. setiap sector, penanggulangan
bencana (SAR, social, kesehatan,
b. Konsep Kesiapsiagaan Bencana prasarana dan pekerjaan umum)
Bencana menurut c. Inventaris sumberdaya pendukung
international council of nursing kedaruratan
(2009) merupakan kerusakan fungsi d. Penyiapan dukunga dan mobilisasi
komunitas atau sosial yang serius sumberdaya/logistik
yang menyebabkan kerugian secara e. Penyiapan system informasi dan
luas pada manusia, material atau komunikasi yang cepat dengan
lingkungan. terpadu guna mendukung tugas
Manajemen bencana adalah kebencanaan
suatu proses terpadu, dinamis dan f. Penyiapan dan pemasangan
berlanjut dalam rangka instrument system peringatan dini
meningkatkan kualitas tindakan (early warning)
yang berhubungan dengan observasi g. Penyusunan rencana kontijensi
dan analisis bencana dan (contingency plan)
pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, h. Mobiliasi sumberdaya (personil
peringatan dini, penaganan darurat, dan prasarana/sarana peralatan).
rehabilitas, dan rekonstruksi
bencana. c. Konsep Mitigasi Bencana
Kesiapsiagaan menghadapi Mitigasi adalah serangkaian upaya
bencana adalah suatu kondisi suatu untuk mengurangi risiko bencana, baik
masyarakat yang baik secara invidu melalui pembangunan fisik maupun
maupun kelompok yang memiliki penyadaran dan peningkatan
kemampuan secara fisik dan psikis kemampuan menghadapi ancaman
dalam menghadapi bencana. (Cut bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun
hasna, 2012). Kesiapsiagaan 2008 Tentang Penyelenggaraan
merupakan bagian yang tak Penanggulangan Bencana).
terpisahkan dari manajemen bencana Mitigasi (puslibang SDA:2003) adalah
secara terpadu. Kesiapsiagaan tindakan yang dilakukan dalam jangka
adalah bentuk apabila suatu saat panjang maupun jangka pendek berupa
terjadi bencana dan apabila bencana program maupun kebijakan yang
masih lama akan terjadi, maka cara diterapkan sebelum kekeringan terjadi
yang terbaik adalah menghindari atau tahap dini, demi mengurangi resiko
resiko yang akan terjadi, tempat yang terjadi terhadap masyarakat, harta
tinggal,seperti jauh dari jangkauan benda yang menyangkut kebutuhan
banjir. hidup. Banjir merupakan peristiwa
Upaya kesiapsiagaan ketika air menggenangi suatu wilayah
dilakukan pada saat bencana mulai yang biasa tidak digenangi air dalam
teridentifikasi akan terjadi, kegiatan jangka waktu tertentu. Banjir biasanya
yang dilakukan adalah terjadi karena curah hujan turun terus

22
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

menerus dan mengakibatkan penelitian ini berpendidikan SMA / SMK


meluapnya air sungai,danau,laut atau sederajat 17 responden (56,7%).
drainase karena jumlah air yang Berdasarkan data yang diperoleh dari
melebihi daya tampung media 30 responden maka jumlah total skor yang
penopang air dari curah hujan tadi. diperoleh adalah 737. Kategori
pengetahuan mitigasi bencana responden
dapat dilihat dari hasil perhitungan, dimana
3. METODE PENELITIAN memiliki hasil hitung sebesar 66,39% yang
Jenis penelitian yang digunakan dalam artinya sebagian besar (Arikunto, 2010).
penelitian ini adalah penelitian Maka dapat disimpulkan hampir secara
kuantitatif, dengan rancangan keseluruhan pengetahuan responden
operasional silang (cross sectional), tersebut termasuk dalam kategori tinggi.
Sampel dalam penelitian ini berjumlah
30 orang masyarakat. Teknik sampling Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan
yang dipakai dalam penelitian ini adalah Mitigasi Bencana
insidental sampling. Jenis instrumen
Kategori Frekuensi %
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner dengan uji validitas Baik 18 60.0
dan reabilitas. Pengolahan data Cukup 10 33.3
pengetahuan mitigasi bencana dan Kurang 2 6.7
kesiapsiagaan masyarakat disajikan Total 30 100.0
dalam bentuk tabel frekuensi dan
Sumber : Diolah Peneliti
persentase. Untuk mengetahui tingkat
hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat, maka dilakukan uji Berdasarkan tabel 4.06 diketahui bahwa
analisis Rank Spearman. kategori pengetahuan mitigasi bencana
dari 30 responden sebagian besar termasuk
4. HASIL PENELITIAN DAN ke dalam pengetahuan baik sebanyak 18
PEMBAHASAN responden (60%).
Berdasarkan karakteristik Usia
diketahui dari 30 responden, didapatkan
Tabel Distribusi Frekuensi Kejadian
sebagian besar responden berusia 26-35
tahun sebanyak 12 responden (40,0%), Kesiapsiagaan
Berdasarkan jenis kelamin diketahui Kejadian
Frekuensi Persen
kesiapsiagaan
dari 30 responden, sebagian besar
responden berjenis kelamin laki-laki 18 Kesiapsiagaan Tinggi 3 10.0
responden (60.0%). Kesiapsiagaan Sedang 14 46.7
Berdasarkan jenis pekerjaan Kesiapsiagaan Rendah 13 43.3
diketahui dari 30 responden, Sebagian Total 30 100.0
besar responden pada penelitian ini
bekerja sebagai wiraswasta 14 Sumber : Diolah Peneliti
responden (46,7%).
Berdasarkan latar belakang Berdasarkan tabel di atas diketahui
pendidikan diketahui dari 30 responden, bahwa kesiapsiagaan masyarakat dari 30
Sebagian besar responden pada responden sebagian besar termasuk ke

23
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

dalam kategori kesiapsiagaan sedang mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan


sebanyak 14 responden (46,7%). kurang baik (52,8%) dan memiliki tingkat
Berdasarkan data yang diperoleh kesiapsiagaan bencana kurang baik
dari 30 responden maka jumlah total (70,3%). Hasil analisa bivariat
skor yang diperoleh adalah 1.138. menunjukkan terdapat hubungan yang
Kategori kesiapsiagaan responden dapat signifikan antara pengetahuan dengan
dilihat dari hasil perhitungan, dimana kesiapsiagaan bencana ρ = 0.000 (ρ<0.05)
memiliki hasil hitung sebesar 51,62% Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
yang artinya sebagian besar (Arikunto, semakin baik pengetahuan mahasiswa
2010). Maka dapat disimpulkan hampir maka akan semakin baik kesiapsiagaan
secara keseluruhan kesiapsiagaan bencananya.
responden tersebut termasuk dalam Pengetahuan yang tidak menekankan
kategori sedang. pada pengalaman biasanya mudah
terlupakan. Pada penelitian ini, semua
Tabel Hasil Uji Rank Spearman masyarakat yang menjadi responden
Hubungan Pengetahuan Mitigasi penelitian adalah penduduk asli yang telah
Bencana dengan Kesiapsiagaan merasakan bencana banjir sebalumnya,
Masyarakat
sehingga pada umumnya responden sudah
Variabel Koefisien ρ-value Ket Kesi
Kolerasi (sig. 2 mpul memiliki pengalaman mengenai bencana
tailed) an tersebut sehingga dapat mempengaruhi
Pengetahuan 0,401 0,028 H0 Terda
dengan ditola pat
perilaku kesiapsiagaan terhadap bencana
Kesiapsiagaa k Hubu banjir.
n ngan Penelitian LIPI-UNESCO/ISDR (2006)
Sumber : Data Primer diolah SPSS
tentang kesiapsiagaan masyarakat
Berdasarkan tabel diatas dapat pedesaan Aceh menghadapi bencana,
dilihat koefisien Rank Spearman adalah menunjukkan bahwa pengetahuan
sebesar 0,401*. Hasil uji signifikan mempunyai pengaruh terhadap tingkat
diperoleh nlai ρ-value sebesar 0,028. kesiapsiagaan menghadapi bencana pada
Maka dapat dilihat bahwa ρ-value masyarakat pedesaan Aceh. Selanjutnya
(0,028) < α = (0,05) sehingga H0 ditolak. LIPI-UNESCO/ISDR (2006), menjelaskan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan faktor
bahwa terdapat hubungan yang positif utama kunci kesiapsiagaan.
dan signifikan antara pengetahuan Dibandingkan dengan kesimpulan pada
mitigasi bencana dengan kesiapsiagaan studi-studi sebelumnya yang menjadi
masyarakat dalam menghadapi bencana rujukan penelitian ini, maka penelitian ini
banjir. mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Rizki, dkk pada tahun 2017
Hasil penelitian ini didukung oleh yang menemukan adanya hubungan antara
penelitian Rana Rofifah, 2018. Hasil pengetahuan dengan sikap kesiapsiagaan
penelitiannya menunjukkan mayoritas warga Wonogiri dalam menghadapi

24
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

bencana. Penelitian serupa juga telah 6. DAFTAR PUSTAKA


dilakukan oleh Pratiwi di Puskesmas Addiarto, W. (2018). Strategi Terkini
Banda Aceh menunjukkan adanya Simulasi Bencana Dengan Media
Terhadap Disaster Excercise (TDE).
hubungan yang signifikan antara tingkat
Malang: Univesitas Wisnuwardhana
pengetahuan dengan sikap Malang Press.
kesiapsiagaan bencana pada tenaga Addiarto, W. (2019). Manajemen Bencana
kesehatan. Dan Strategi Membentuk Kampus
Pengetahuan atau kognitif Siaga Bencana Dari Perspektif
merupakan domain yang sangat penting Keperawatan. Sulawesi Selatan:
dalam membentuk tindakan seseorang Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia.
Addiarto widya dkk, (2019). Buku ajar
(overt behaviour). Tingkat pengetahuan
manajemen bencana dan strategi
di dalam domain kognitif mempunyai membentuk kampus siaga bencana
enam tingkatan (Notoatmodjo, 2014), dari perspektif keperawatan : Yayasan
yaitu: Tahu (know), Memahami Ahmar Cendekia Indonesia
(comprehension), Aplikasi (aplication), Andini, N. F. (2019). Hubungan
Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), Pengetahuan Dengan Kesiapsiagaan
Bencana Longsor Pada Remaja Di
Evaluasi (evaluation). Notoatmodjo
Kelurahan Bukik Cangang Kota
(2005) menyatakan pengetahuan adalah Bukittinggi. Jurnal Ilmu Pendidikan
informasi yang diketahui atau disadari Ahlussunnah Vol. Ii No. 2 .
oleh seseorang yang muncul ketika Awaliyah, N., Esty, & Suwarno. (2014).
seseorang menggunakan indera atau Pengetahuan Masyarakat Dalam
akal budinya untuk mengenali benda Mitigasi Bencana Banjir Di Penolih
atau kejadian tertentu yang belum Kecamatan Kaligondang. Geoedukasi
Volume III Nomor 2.
pernah dilihat atau dirasakan
BNPB. 2013. Indeks Risiko Bencana
sebelumnya. Indonesia. Direktorat Pengurangan
Risiko Bencana
5. SIMPULAN Deputi Bidang Pencegahan dan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Kesiapsiagaan. Jakarta: BNPB
bahwa kategori pengetahuan mitigasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana
bencana dari 30 responden sebagian (BNPB). Peraturan Kepala
Badan Nasional Penanggulangan
besar termasuk ke dalam pengetahuan
Bencana Nomor 8 Tahun 2011
baik, bahwa kesiapsiagaan masyarakat Tentang
dari 30 responden sebagian besar Standardisasi Data Kebencanaan
termasuk ke dalam kategori [Internet]. Jakarta: Badan Nasional
kesiapsiagaan sedang, dengan semikian Penanggulangan Bencana (BNPB);
dapat disimpulkan bahwa terdapat 2011. 1-38 p. Available from:
http://bnpb.cloud/dibi/application/vie
hubungan yang positif dan signifikan
ws/book/mobile/index.html#p=6
antara pengetahuan mitigasi bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana
dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam (BNPB). Data Informasi
menghadapi bencana banjir. Bencana Indonesia: Bencana Menurut

25
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung
Vol. IX No. 1 , Maret 2021 ISSN 2339-1383

Jenisnya di Indonesia Tahun Nursalam. (2016). Metodelogi Penelitian


2013/2018. dibi.bnbp.go.id. 2018. Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Badan Nasional Penanggulangan Praktis Edisi 3. Jakarta : Salemba
Bencana (BNPB). Data Informasi Medika.
Bencana Indonesia: Bencana Setyawati, H. (2014). Hubungan Antara
Menurut Wilayah di Indonesia Pengetahuan Dengan Kesiapsiagaan
Tahun Bencana Gempabumi Pada Siswa
2013/2018 [Internet]. Kelas Xi Ips Sman 1 Cawas
dibi.bnbp.go.id. 2018. Available Kabupaten Klaten. Skripsi : Fakultas
from: Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
http://bnpb.cloud/dibi/tabel2 Universitas Muhammadiyah
Damayanti, D., Wahyu RG, P., & Surakarta.
Muhanni’ah. (2017). Hubungan Soekidjo, Notoatmodjo. (2018). Metodologi
Pengetahuan Tentang Manajemen Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Bencana Dengan Prevention Cipta.
Masyarakat Dalam Menghadapi Sugiyono. (2018). Metodelogi Penelitian
Bencana Gunung Meletus Pada Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Kepala Keluarga. Jurnal Ilmu Bandung: Alfabeta.
Kesehatan Vol. 5 No. 2,. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
Firmansyah, I., Rasni, H., & Rondhianto. Tentang Penanggulangan Bencana
(2014). Hubungan Pengetahuan [Internet]. 24 Republik Indonesia;
dengan Perilaku Kesiapsiagaan 2007. Available from:
dalam Menghadapi Bencana https://www.bnpb.go.id/ppid/file/UU
Banjir dan Longsor pada Remaja _24_2007.pdf
Usia 15-18 tahun di SMA Al-Hasan Umar, N. (n.d.). Pengetahuan Dan
Kemiri Kecamatan Panti Kesiapsiagaan Masyarakat
Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Menghadapi Bencana Banjir Di
Hasil Penelitian. Bolapapu Kulawi Sigi Sulawesi
Husna, Cut. Faktor-faktor yang Tengah. Jurnal Keperawatan
Mmepengaruhi Kesiapsiagaan Soedirman (The Soedirman Journal of
Bencana di Nursing), Volume 8, No.3.
RSUDZA Banda Aceh. Idea
Nursing Journal Vol. 2 (2). 2017
Khoirul , A. A., Winarni , S., & Winda ,
A. (2018). Upaya Perawat Dalam
Fase Mitigasi Bencana Gunung
Kelud Berdasarkan ICN Frame
Work. Jurnal Keperawatan
Terapan, Volume 4, No. 2 hal 84 –
92.
LIPI dan UNESCO. Kajian
kesiapsiagaan masyarakat dalam
mengatisipasi bencana gempa
bumi dan tsunami. 2006
[bnpb.go.id]

26
Healthy Journal ©2021, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung

Anda mungkin juga menyukai