Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian komunikasi efektif

Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunika sama –sama


memiliki pengertian yang sama suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing the
communication is in tunih, yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama- sama
mengerti apa pesan yang di sampaikan. Menurut stewart L.Tubbus dan sylavia Moss,
komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan
kesenangan, mempengaruhi sikap,meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada
akhirnya menimbulkan suatu tindakan.

Menurut wikkpedia komunikasi efektif adalah pertukaran informasi,ide,


perasaan menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik
antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran efektivas dari suatu proses
komunikasi dapat di lihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan. Pesan yang
tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai keinginan sang komunikator,
menunjukan bahwa komunikasi dapat berjalan sesuai efektif.

Dengan demikian dari pemamparan diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi


efektif adalah saling bertukar informasi.ide, perasaan dan sikap antara dua orang atau
kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat mengahsilkan perubahan sikap
pada orang yang terlibat komunikasi.

Komunikasi dengan orang lain kadang sukses atau efektif mencapai maksud yang di
tuju, namun terkadang juga gagal adapun makna komunikasi yang efektif menurut
Effendi (2005) adalah komunikasi yang berhasil menyampaikan pikiran dengan
menggunakan perasaan yang disadari. Sedangkan menurut Waltter Lippman dalam
Effendy (2005) bahwa komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berusaha
memilih cara yang tepat agar gambaran dalam benak dan isi kesadaraan komunikator
dapat di mengerti, diterima bahkan di lakukan oleh komunikan.

2.2 Prinsip Komunikasi Efektif

1. respecti

Adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran yang di sampaikan.
Rasa hormat dan saling menghargai yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan
orang lain.
Jika kita harus mengkritik atau memarahi seseorang lakukan dengan penuh respecti
terhadap harga diri dan kebanggan seseorang. Jika kita membangun komunikasi
dengan rasa dan sikap saling mengahrgai dan menghormati maka kita dapat
membangun kerja sama yang menghasilkan sinergis yang akan meningkatkan
efektivitas kinerja kita baik sebagi individu maupun secara keseluruhan sebagai
sebuah tim. Cara membangitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan
hal-hal terbaik adalah memberi penghargaan yang tulus.

2. Empathy

Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki
sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih
dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.

Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan


(messang) dengan cara sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver)
menerimanya. Oleh karena itu, dalam ilmu pemasaran ( marketing) memahami
perilaku konsumen (consumer’s behaviror) merupakan keharusan.

Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan
membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangunn
teamwork.

Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendenagrkan sarn, masukan, apalagi
kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi satu arah tidak akan efektif
apabila tidak ada umpan balik(feedback) yang merupakan arus balikndari penerima
pesan. Oleh karena itu, dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines(mass
media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengarkan dan menangkap
umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.

3. Audible

Audible adalah dapat didengarkan atau mengerti dengan baik. Jika empati berarti kita
harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima upan balik dengan baik,
maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.
“adalah pendengar yang menentukan bagaimana sebaiknya sebuah pesan
dimengerti”. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus sebaiknya sebuah pesan
harus disampaikan melalui media atau delivery channel, hokum ini mengacu pada
kemampuan kita untuk menggunakan berbagi media maupun perlengkapan atau alat
bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat
diterima dengan baik. Dalam pratek berkomunikasi biasanya seseorang biasanya
seseorang akan menemui berbagai macam hambatan yang jika tidak dapat ditanggapi
dan disikapi secar tepat akan membuat proses komunikasi yang terjadi menjadi sia –
sia karena pesan tidak tersampaikan atau sering terjadi adalah terjadinya
penyimpangan. Adapun hal-hal yang sering terjadi adalah:karena ketidakmampuan
seorang penyampaian pesan dalam.

1.berkomunikasi sesuai tingkatan bahasa para pendengaenya. Seorang pelayan yang


belum pernah mengenyam pendidikan baik formal maupun non formal tentunya akan
kesulitan mengerti pembicaraan dengan bahasa medis maupuan bahasa kedokteran
yang berbicara menggunakan istilah-istilah tekniknya. Tentunya dalam
berkomunikasi diselaraskan dengan tingkat pendidikannya, yang terpenting
bagaimana pesan itu dimengerti oleh penerima pesan tanpa adanya salah tafsir atau
salah mempersepsikan arti sebuah kata.

2. mengerti keinginan arah pembicaraan dari para pendengarnya. Teknik


memfokuskan merupakan sarana yang tepat untuk dijadiakan acuan bagaimana
pembicaraan diarahkan pada arah pembicaraan dari para pendengarnya. Hanya satu
topik yang dibicarakan membuat pendengar, dalama hal ini klien, ini berarti tujuan
untuk komunikasi itu hampir tercapai karena sudah ada kesepakatan interpersonal.

3. mengerti kelas sosial para pendengernya. Saat kita berkomunikasi dengan klien,
kita juga harus melihat kualitas klien. Perawat seharusnya menghindarkan bahasa
medis atau bahasa asing bila berkomunikasi dengan klie. Sebagai contoh, klien
tersebut berpendidikan tinggi, mungkin kita tidak mengerti dengan bahasa medis
karena biasanya bahasa medis hanya diketahui oleh komunitas kesehatan saja, dan
memang bukan untuk konsumsi umum/masyarakat. Oleh karena itu, agar pesan itu
tersampaikan dengan baik, sebaiknya perawat mengomunikasikan pesan
menggunakan bahasa yang sederhana dan tidak tertutup kemungkinan memaki
dengan bahasa adat kurang sopan.

4. memahami latar belakang serta nilai-nilai yang dipegang teguh para pendengarnya.
Dalam komunikasi persuasif, kekebalan pendapat ini merupakan kendala yang sulit
untuk diubah. Kekebalan pendapat ini berkaitan dengan keyakian yang dimiliki dan
biasanya ada kebiasaan yang diturunkan atau kebiasaan yang turun-menurun.
Kebiasaaan yang diturunkan biasanya dikaitkan dengan pengalaman yang diterima
dan dimiliki, sedangkan kebisaan yang turun-menurun memang sudah merujuk dari
adat kebiasaan dari nenek moyangnya.

Kunci utama untuk dapat menerapkan hubungan ini dapat mengirim pesan adalah
sebagai berikut.
1. Buat pesan anda untuk mudah dimengerti
2. Fokus pada yang penting
3. Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan tersebut
4. Tarolah perhatian pada fasilitas yang ada dilingkungan sekitar anda
5. Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul
6. Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan

4. clarity

selain bahwa pesan harus dapat di mengerti dengan baik, maka yang keempat yang
terkait dengan kejelasan dari pesan itu sendiri sehinggah tidak menimbulkan multi
interpretasi atau berbagai penafsiraan yang berlainan. Clarity dapat pula diartikan
keterbukaan dan transparasi. Dalam berkomunikasi, kita perlu mengembangkan sikap
terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan) sehingga dapat menimbulkan
rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Apabila tidak ada
keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan
semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

5. Humble

Dan yang kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah
hati(humble). Sikap rendah hati yang dimilki bertuajan agar klien tidak merasa rendah
diri, menolak berkomunikasi, dan selalu peduli dengan antarr sesama. Rendah diri
bisa diartikan menyejajarkan respons emosi perawat dank lien sehingga didaptkan
saling mengerti dan menghargai sebagai manusia yang punya perasaan yang sama
dalam berespons dengan stimulus. Sikap rendah hati pada intinya antara lain: sikap
penuh melayani(customer first attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan
menerima kritik, tidak sombong dan memandang orang rendah orang lain, berani
mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendaliaan diri,
serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi sesorang komunikator yang
handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain
yang penuh dengan penghargaan(respect).

2.3 Kualitas Komunikasi Efektif

Selain itu komunikas efektif harus dibangun didasarkan hubungan interpersonal yang
efektif. Menurut roger, hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila
kedua belah memenuhi kondisi sebagai berikut.
1. Bertemu satu sama lain secara personal.
2. Empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat
dipahami satu sama lain secara berarti.
3. Mengahargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa menilai atau
keberatan.
4. Menghayati pengalaman satu sama lain dengan bersungguh-sungguh, bersikap
menerima dan empati satu sama lain.
5. Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung, serta
mengurangi kecendurang ganguan arti.
6. Memperllihat tingakah laku yang percaya penuh dan memperkuat persamaan
terhadap yang lain.

Namun demikian, yang paling mendasari dalam sebuah kegiataan komunikasi adalah
adanya rasa saling percaya. Perlu dipahami bahwa untuk mendapatkan kualitas
komunikasi/komunikasi yang efektif, hubungan antara sesama harus lebih fokus pada
aspek-aspek manusiawi sehingga hal tersebut dapat sepenuhnya sama dengan
hubungan antarindividu, akan tetapi di antara keduanya terdapat hubungan yang erat,
mengingat hubungan yang terjalin membawah manfaat melalui kesepakatan bersama
bagi kedua belah pihak. Dengan demikian, kegiatan komunikasi yang berlangsung
akan saling memberi dan menerima informasi.

Menurut Reon Ladlo dan Ferguos Parton(1992,1996) berasumsi bahwa melalui


komunikasi di harapkan dapat membawa hasil pertukaran informasi dan saling
pengertian di antara orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Ukuran
manajemen komunikasi interpersonal yang efektif tergantung pada informasi yang
disampikan serta kualitas hubungan yang dibangun. Komunikasi yang efektif akan
memberikan kontribusi terhadap produktivitas perbaikan pencapaian dan tujuan
komunitas. Banyaknya informasi akan dapat memuaskan seorang. Manusia akan
menjadi lebih baik dan produktif saat mereka memberikan waktu lebih banyak untuk
mengaplikasikan informasi.

Anda mungkin juga menyukai