html
MATERI INISIASI 3
Masa Pangea
Dalam masa ini, semua daratan yang ada di muka bumi membentuk satu benua yang utuh.
Konsekuensinya, organisme yang hidup pada masa itu secara teoritis dapat bergerak ke mana
saja, sehingga ada sejumlah fosil yang ditemukan di banyak benua. Masalah lain yang timbul
adalah adanya kematian besar-besaran. Daratan yang bersatu menyebabkan garis pantai
menjadi sangat pendek, maka banyak organisme yang mati akibat predasi, kekeringan dan
lain-lain.
Selain itu adanya benturan antardaratan akan menyebabkan dua macam kemungkinan, yaitu:
1. Timbulnya pegunungan. Ada sejumlah pegunungan yang timbul akibat benturan.
Misalnya pegunungan Ural. Akibat benturan, pegunungan yang terbentuk umumnya tidak
bersifat vulkanis.
2. Tenggelamnya suatu daratan. Masalah ini sulit untuk ditelusuri, karena daratan yang
masuk ke dalam bumi dapat sangat dalam dan masuk ke dalam dapur magma. Dengan
demikian daratan tersebut akan mencair kembali.
Perkiraan bumi mulai terdiri dari satu benua sekitar 255-65 juta tahun yang lalu, dinamakan
Pangea. Baru 65 juta tahun yang lalu Pangea pecah menjadi benua-benua yang kita kenal
sekarang.
Bersatunya daratan menimbulkan gurun pasir, karena luasnya daratan tidak setimbang
dengan curah hujan yang dapat diberikan alam. Semua titik air sudah diturunkan sebagai
hujan di daerah yang lebih dekat dengan pantai. Apabila sebelumnya ada kehidupan, maka
kehidupan akan berkurang secara drastis sejak daratan bersatu.
Bersatunya daratan menimbulkan percampuran flora dan fauna. Bercampurnya flora dan
fauna akan menyebabkan suatu daratan kehilangan identitas awal. Sebagai contoh adalah
Eurasia. Tidak banyak organisme yang dapat dipakai untuk membedakan fauna dan flora
Eropa dari Asia. Hal tersebut disebabkan oleh bersatunya Eropa dengan Asia sudah
berlangsung sangat lama. Jadi tidak mungkin membedakan fauna dan flora khas dari
Laurentia, Uralian, Caledonian, Kaskhstania, China dan lain-lainnya.
Radiasi Adaptasi
Berkembangnya suatu kelompok organisme, selain disebabkan kepunahan kelompok lain,
juga disebabkan terbentuknya habitat baru. Berhasilnya suatu kelompok organisme untuk
berkembang dikenal dengan istilah radiasi adaptasi.Pada proses kepunahan, faktor predator
dan pesaing akan berkurang dengan drastis. Hal ini menyebabkan variasi yang sebenarnya
kurang menguntungkan muncul tanpa gangguan. Jadi, radiasi adaptasi hanya mungkin terjadi
setelah kepunahan masal. Selain itu, parameter lain yang diperlukan adalah keanekaragaman.
Kelompok yang keanekaragamannya rendah tidak mungkin dapat melakukan maka radiasi
adaptasi.
Organisme yang termasuk sukses dalam radiasi adaptasi adalah:
1. reptilia, termasuk dinosaurus akibat adanya daratan yang masih kosong
2. kuda, akibat dari berkurangnya hutan dan terbentuknya padang rumput
3. mamalia, akibat dari musnahnya dinosaurus
4. angiospermae, akibat dari evolusi yang memungkinkan kehidupan di daratan
Contoh hasil radiasi adaptasi adalah kasus hipertelisme atau hypermorphosis.
Hipertelisme adalah keadaan yang mengakomodasi suatu struktur yang biasanya tidak banyak
manfaatnya dan bahkan mengganggu. Contoh hipertelisme yang banyak digunakan adalah
kasus rusa jantan Megaloceros giganteus yang mempunyai tanduk yang luar biasa besarnya,
sehingga rusa sukar untuk bergerak. Dalam keadaan umum, rusa jantan yang demikian akan
sulit sekali melindungi diri apabila diserang oleh musuh, apalagi kalau di dalam hutan, akan
mudah terkait di antara pohon-pohonan.
Kecepatan Evolusi
Kecepatan evolusi dapat diukur sebagai besarnya perubahan pada suatu organisme sejalan
dengan waktu. Aspek yang diukur dapat sangat bervariasi sesuai dengan kelompok organisme
yang dipelajari. Salah satu aspek yang dianggap ideal adalah perubahan genetik suatu
populasi sejalan dengan waktu. Cara untuk menghitung kecepatan evolusi adalah dengan
membandingkan berapa banyak perbedaan yang ada antara dua spesies. Banyaknya substitusi
dibagi dengan waktu divergensi. Jadi kalau waktu katak berevolusi sejak 360 juta tahun dan
manusia 5 juta tahun yang lalu, jumlah substitusi kita bagi dengan 360-5 juta atau 355 juta
tahun adalah waktu divergensi. Harus diingat bahwa cara penghitungan yang dilakukan para
ahli tidak tepat, karena mengasumsi bahwa evolusi katak berhenti 360 tahun yang lalu. Hanya
hingga kini, cara penghitungan ini masih tetap dipakai.
Evolusi genom
Telah lama diketahui bahwa jumlah DNA yang dimiliki eukariot tidak sebanding dengan
jumlah gen yang ada. Pada manusia, sejak sel gamet bertemu dan membentuk sigot hingga
kita meninggal, terdapat sekitar 30.000 protein yang dibentuk. Oleh karena itu, jumlah gen
yang dibutuhkan hanya sekitar 50.000. Menurut perhitungan dari analisis DNA dan
kromosom manusia, terdapat paling banyak sekitar 100.000 gen. Sedangkan jumlah DNA
yang kita miliki dapat menampung sekitar 5 juta gen.
Banyaknya DNA pada dasarnya berbanding lurus dengan kompleksitas suatu organisme,
walaupun demikian, jumlah DNA yang tertinggi bahkan dimiliki oleh sejumlah ikan berparu-
paru, kebanyakan amfibia, terutama Salamander yang jumlah DNA-nya jauh lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah DNA manusia. Jumlah DNA terbesar dimiliki oleh Protozoa,
ganggang biru, dan Angiospermae. Tingginya jumlah DNA pada eukariot merupakan
paradoks karena jumlah DNA yang mempunyai fungsi hanyalah sekitar 5% saja.