Anda di halaman 1dari 3

Jawaban

1. a. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dari suatu pokok bahasan
atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok-pokok bahasan lain, konsep tertentu
dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik
dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar anak
maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Langkah awal dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu adalah pemilihan/ pengembangan topik atau tema. Dalam
langkah awal ini guru mengajak anak didiknya untuk bersama-sama memilih dan
mengembangkan topik atau tema tersebut. Dengan demikian anak didik terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan.
Pembelajaran ini dikenal dengan istilah “integrated day “ atau hari terpadu. Diawali
dengan kegiatan pengelolaan kelas yang meliputi penyiapan aspek-aspek kegiatan
belajar, alat-alat, media dan peralatan lainnya yang dapat menunjang terlaksananya
pembelajaran terpadu. Dalam tahap perencanaan guru memberikan arahan kepada
murid tentang kegiatan yang akan dilaksanakan, cara pelaksanaan kegiatan, dan cara
siswa memperoleh bantuan guru. Implikasi dari pembelajaran terpadu, bentuk hari
terpadu, guru harus menentukan waktu maupun jumlah hari untuk pelaksanaan
kegiatan tersebut dan dapat diisi dengan kegiatan pembelajaran terpadu model jaring
laba-laba
Implementasinya menuntut dilakukannya pengorganisasian kegiatan yang telah
terstruktur. Pengorganisasian pada awal kegiatan mencakup penentuan tema dengan
mempertimbangkan alat, bahan, dan sumber yang tersedia, jenis kegiatan serta cara
guru membantu siswa. Untuk pelaksanaanya guru bekerjasama dengan guru kelas
lainnya dalam merancang kegiatan belajar mengajar dengan memilih tema sentral
dalam kehidupan.

b.   Strategi Pembalajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu memadukan siswa
dan memadukan materi-materi dari mata pelajaran-mata pelajaran :
 Integrasi melalui pemaduan siswa
Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi satu kelas, sehingga 1
pembelajaran kelas diikuti oleh lebih dari satu tungkat usia siswa. Misalnya
kelas 1 dan kelas 2 SD diajar matematika bersama-sama. Cara ini tentunya
memerlukan keahlian guru untuk memberikan tugas yang bertingkat sehingga
siswa belajar dari yang mudah menuju tingkat yang lebih s ulit. Siswa kelas 1
dapat belajar dari siswa yang lebih tua dan lebih pengetahuannya, sedangkan
siswa yang lebih tua (kelas 2) dapat mengajarkan pengetahuannya kepada
siswa yang lebih muda.
 Integrasi materi/mata pelajaran
Cara ini memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan
kegiatan pembelajaran. Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai
mata pelajaran misal matematika, Bahasa, IPA, dan IPS. Cara ini biasanya
dilakukan dengan memadukan topik-topik (tema-tema) menjadi satu kesatuan
tema yang disebut tematik unit. Tematik unit merupakan rangkaian tema yang
dikembangkan dari suatu tema dasar. Sedangkan tema dasar merupakan
pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswa berdasarkan kajian
keseharian yang dialami siswa dengan penyesuaian dari materi-materi yang
ada pada kurikulum. Selanjutnya tema dasar tersebut dikembangkan menjadi
banyak tema yang disebut unit tema (subtema).

2. Mengidentifikasi kecerdasan intelektual siswa dapat berupa melalui :


a. Tes untuk mengetahui kemampuan klasifikasi
Untuk mengetahui kemampuan klasifikasi, contohnya berikan tes pohon keluarga
dari empat generasi, A mempunyai anak dua orang yaitu B dan C, Bdan C
mempunyai anak masing-masing dua orang (D-E, F-G, I-J), J mempunyai anak dua
orang yaitu K-L. Untuk anak yang sudah berada pada tahap operasional konkret akan
mampu menjawab bahwa J adalah cucu A dan sekaligus ayah dari K-L.

b. Identifikasi kemampuan logis


Anak diberikan tiga batang lidi yang berbeda panjangnya (A, B, C, ) Lidi Apaling
panjang, lidi B panjangnya menengah, dan lidi C paling pendek. Pesertadidik yang
berada pada tahap perkembangan operasional konkret dapatmemahami A>B, dan
B>C, maka A>C

c. Pada saat kita mau melihat kemampuan intelektual siswa , kita sebagai guru dapat
memberikan tugas hapalan, misalnya menghapal teks proklamasi dengan waktu 30
menit, Setelah kita tunggu 30 menit kita langsung mengetesnya. Ada beberapa
kemungkinan dari kegiatan menghapal tersebut setelah kita mengetesnya, yaitu
1. Ada anak yang hapal semua teks proklamasi dengan lancar
2. Ada anak yang hapal semua tek proklamasi tapi tidak lancar
3. Ada anak yang hapal sebagian teks proklamasi
4. Ada anak yang belum hapal dan meminta waktu untuk mengahapal.
Pada kegiatan diatas kita dapat melihat kemampuan anak apakah dia termasuk anak
yang berkemampuan intelektual tinggi, sedang, atau rendah.
3. Bias merupakan kondisi yang memihak atau merugikan. Sedangkan gender
merupakan sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan yang
dikonstruksikan  secara sosial maupun budaya. Pada karakteristik gender sendiri
terkait kepada membedakan Maskulinitas dan Feminitas. Maskulinitas yaitu laki-laki
dianggap kuat, rasional, dan tegas, maka sering kali dalam masyarakat terdapat bias
gender bahwa pria dianggap tabu apabila mengerjakan pekerjaan rumah seperti
memasak, membersihkan rumah, dan mengurus anak. Sedangkan Feminitas yaitu
wanita dikenal lemah lembut, emosional, keibuan, afektif, dan irasional yang
seringkali terjadi bias gender seperti wanita diragukan kemampuannya  untuk
menduduki suatu jabatan dalam pekerjaan. Buku yang saya ambil sebagai bahan
untuk analisis bias gender yaitu buku tematik kelas 2 tema 3 Tugasku sehari-hari.

Pada
gambar ini
dicontohkan
bagaimana
kegiatan
sehari hari
antara laki-
laki dan
perempuan,
laki –laki selalu identik dengan kegiatan sepak bola yang perlu mengeluarkan
tenaga dan kelicahan dalam permainannya dan sebaliknya perempuan selalu di
kaitkan dengan permainan yang tidak terlalu menguras tenaga seperti contoh di
gambar bermain bola bekel.

Dan pada gambar kedua


menunjukan bagaiamana
sosok perempuan selalu
menjadi contoh gerakan pada
saat ada gerak tari. Hal ini
menunjukan kegiatan seperti
menari menjadi sangat lekat
dengan sosok perempuan.

Pada buku ini banyak sekali gambar-gambar atau contoh kegiatan tugas sehari hari
yang mengambarkan kegiatan yang masih berdasarkan jenis kelamin, dan jika di
tukar seakan-akan menyalahi kodrat.

Anda mungkin juga menyukai