ISSN 2252-732X
Pemahaman merupakan indikator unjuk kerja Posttest Design. Subjek penelitian ini adalah
yang siap direnungkan, dikritik, dan digunakan mahasiswa calon guru Fisika yang telah
oleh orang lain. (6) Pemahaman merupakan mengontrak mata kuliah Fisika Umum, sebanyak
perangkat baku program pendidikan yang 47 orang pada salah satu pergurun tinggi negeri
merefleksikan kompetensi (Yulaelawaty, 2002). di Sumatera Utara Tahun Akademik 2010/
Salah satu pendekatan pembelajaran yang 2011. Tes pemahaman konsep berbentuk pilihan
ditenggarai efektif meningkatkan pemahaman ganda dikumpulkan dengan 40 butir pada topik
konsep mahasiswa adalah melalui pembelajaran Kinematika Partikel dan 45 butir pada topik
pemecahan masalah. Pendekatan pembelajaran Dinamika Partikel.
ini merupakan pembelajaran dengan serangkaian Peningkatan pemahaman konsep fisika
strategi pengajaran yang dipilih dan ditetapkan mahasiswa dinyatakan dalam persentase rerata
dalam pembelajaran untuk menciptakan proses skor gain yang dinormalisasi (N-gain). N-gain
belajar mengajar agar mahasiswa dengan mudah dihitung dengan persamaan yang dikembangkan
memperoleh konsep dan hubungan antar oleh Hake dan Richard (2002), dimana:
konsep dalam Fisika melalui proses pemecahan S post S pre
masalah (Kuo, 2004). %g= x 100%
S maks S pre
Pembelajaran Fisika melalui pendekatan
pemecahan masalah didesain dengan menyajikan dengan g adalah gain yang dinormalisasi, Smaks
masalah-masalah kepada mahasiswa. Masalah adalah skor maksimum (ideal) dari tes awal dan
yang dimaksud bukan soal-soal Fisika yang tes akhir, Spost adalah skor tes akhir, sedangkan
lebih menekankan pada manipulasi matematis Spre adalah skor tes awal. Tinggi rendahnya N-
yang biasanya mereka dapat selama ini, gain dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1)
melainkan masalah-masalah konstekstual yang jika g > 70%, maka N-gain yang dihasilkan
ada dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa dalam kategori tinggi, (2) jika 30% ≤ g ≤ 70%,
memecahkan masalah dengan melakukan maka N-gain yang dihasilkan dalam kategori
penyelidikan melalui eksperimen yang direkam sedang, dan (3) jika g < 30%, maka N-gain
dengan menggunakan video dan hasil rekaman yang dihasilkan dalam kategori rendah.
dianalisis dengan bantuan software tracker.
Tahap-tahap pemecahan masalah yang digunakan HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah: memilih dan mendesain peralatan; Rerata skor tes awal, tes akhir, dan % N-
membuat prediksi; menjawab pertanyaan gain pemahaman konsep pada topik
metode; melakukan eksplorasi; melakukan Kinematika dan Dinamika Partikel ditunjukkan
pengukuran; melakukan analisis; dan membuat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1 tampak
kesimpulan (Heller and Heller, 1999). bahwa %N-gain pemahaman konsep pada topik
Pendekatan pembelajaran pemecahan Kinematika dan Dinamika Partikel secara
masalah ini mencirikan student centered, berturut sebesar 57% dan 61%, masing-masing
mahasiswa mengkonstruksi pengetahuan sendiri, berada pada kategori sedang. Berdasarkan
dan mengembangkan pemahaman konsep Tabel 1, dapat diketahui bahwa pemahaman
secara aktual. Dengan demikian, diharapkan konsep meningkat dari topik Kinematika ke
kompetensikompetensi yang dituntut dalam topik Dinamika Partikel. Berdasarkan % N-
kurikulum dapat dikembangkan dengan baik. gain yang dicapai, tampak bahwa melalui
penerapan pendekatan pemecahan masalah
METODE PENELITIAN berbasis video pada topik Kinematika dan
Penelitian ini menggunakan metode pra- Dinamika Partikel dapat meningkatkan
eksperimental dengan desain One Group Pretest- pemahaman konsep Fisika mahasiswa.
Tabel 1. Perbandingan Rerata Skor Tes Awal, Tes Akhir, dan %N-gain Pemahaman
Konsep pada Topik Kinematika dan Dinamika Partikel
Dinamika Partikel, meliputi Hukum Newton, konsep pada topik Dinamika Partikel pada
gaya berat, gaya normal, tegangan tali, dan konsep Hukum Newton, gaya berat, gaya
gaya gesek. Berdasarkan Gambar 2, pening- normal, tegangan tali, dan gaya gesek berturut-
katan %N-gain pemahaman konsep untuk topik turut sebesar 65%, 55%, 46%, 60%, dan 49%.
Kinematika Partikel pada konsep GLB, GLBB, Peningkatan pemahaman konsep, baik pada
gerak vertikal, gerak jatuh bebas, dan gerak topik Kinematika dan Dinamika Partikel untuk
peluru berturut-turut sebesar 57%, 54%, 62%, semua konsep termasuk dalam kategori sedang.
60%, dan 56%. Peningkatan N-gain pemahaman
Berdasarkan hasil penelitian ini, pening- menyimpulkan, termasuk dalam kategori sedang.
katan pemahaman konsep melalui pendekatan Pemahaman konsep paling tinggi, baik pada
pembelajaran pemecahan masalah berbasis, topik Kinematika dan Dinamika Partikel terjadi
baik pada pada topik Kinematika dan Dinamika dalam hal menyimpulkan, hal ini dapat terjadi
Partikel berada pada kategori sedang. karena dalam tahap-tahap pemecahan masalah
Berdasarkan hasil analisis data, ditinjau melalui eksperimen berbasis video yang
berdasarkan indikator dalam setiap aspek analisisnya dibantu dengan menggunakan
pemahaman konsep (menginterpretasi, mencon- software, mahasiswa dapat menganalisis hasil
tohkan, membandingkan, mengklasifikasi, eksperimennya lebih akurat, mereka dapat
menjelaskan, dan menyimpulkan) ternyata %N- menemukan dan mengembangkan konsep serta
gain pemahaman konsep paling tinggi pada memberi kesimpulan dari apa yang ditemukan.
topik Kinematika Partikel yang dicapai Selain itu, jika ditinjau dari soal yang
kelompok eksperimen terjadi pada aspek mengukur pemahaman konsep dalam aspek
menyimpulkan, termasuk dalam kategori tinggi menyimpulkan sangat berkaitan dengan hasil
dan pada topik Dinamika Partikel, peningkatan eksperimen mahasiswa berbasis video di kelas.
% N-gain pemahaman konsep paling tinggi Peningkatan yang paling rendah pada
terjadi pada aspek membandingkan dan topik Kinematika dan Dinamika Partikel,
terjadi pada aspek menginterpretasi. Hal ini dan tahapannya membantu peserta didik
dapat terjadi karena memang pekerjaan mengembangkan rangkaian hubungan kognitif.
menginterpretasi memiliki tingkat kesulitan Dengan mengumpulkan data dan informasi
yang lebih dibandingkan dengan mencontohkan, lebih banyak untuk menyelesaikan masalah,
membandingkan, mengklasifikasi, dan menje- peserta didik menerapkan kemampuan berpikir
laskan. Hal ini juga dipengaruhi dari soal yang analitis, seperti merepresentasikan,
mengukur pemahaman konsep dalam aspek membandingkan, mengklasifikasikan, dan
menginterpretasi, jika dianalisis lebih lanjut menyimpulkan.
masih bersifat umum, kurang berkaitan Hal ini didukung oleh Henderson dan
langsung dengan hasil eksperimen mahasiswa Kuo (2001) yang menyatakan bahwa dengan
di kelas. kemampuan memecahkan masalah, membim-
Pemahaman konsep fisika mahasiswa bing mahasiswa menyusun lingkungan belajar
dapat ditingkatkan dengan menerapkan dan memilih strategi untuk memperbaiki
pembelajaran pemecahan masalah melalui kinerja kognisi pada masa yang akan datang
eksperimen berbasis video karena: 1) Video dapat meningkatkan hasil belajar, khususnya
dapat digunakan untuk menyelidiki masalah daya ingat dan pemahaman.
situasi kehidupan nyata dengan menggunakan
konsep yang kontekstual; 2) Video dapat KESIMPULAN
menyajikan gerak benda dalam dua dimensi; 3) Berdasarkan hasil penelitian dan
Evaluasi dari kegiatan ini berpotensi untuk pembahasan di atas, maka dapat dikemukakan
memvisualisasikan, menyelidiki, menganalisis, kesimpulan bahwa melalui pendekatan
dan memahami berbagai topik dalam fisika; pembelajaran pemecahan masalah berbasis
dan 4) Video ini dapat diotak-atik dengan video mampu meningkatkan pemahaman
mudah sehingga dapat memenuhi keinginan konsep Fisika mahasiswa, yang ditandai dengan
mahasiswa untuk mengkonstruksi dan nilai gain yang dinormalisasi baik pada pada
mengembangkan pemahaman konsep mereka topik Kinematika dan Dinamika Partikel berada
(Teese, 2007; Wagner et al., 2006; dan pada kategori sedang.
Zollman, 2001).
Melalui proses pemecahan masalah, DAFTAR PUSTAKA
pemahaman konsep dapat ditingkatkan karena Anderson, L. W. and Krathwohl, D. R. (eds).
mahasiswa lebih mudah mengkonstruksi 2002. A Taxonomy for Learning
pengetahuan, menggali ide-ide yang berkaitan Teaching and Assessing. A Revision of
dengan konsep-konsep esensial, memperdalam Bloom’s Taxonomy of education
dan memahami konsep-konsep sehingga ide-ide Objectives. New York: Addisin Wesley.
yang muncul dapat dikembangkan. Hal ini Kuo, V. 2004. An explanatory model of physics
disebabkan karena dalam pembelajaran faculty conception about the problem
pemecahan masalah, membimbing mahasiswa solving process. University of Minnesota:
menyusun lingkungan belajar dan memilih Ph. D. Thesis.
strategi yang tepat, mahasiswa menjadi Gardner, H. 1999. The dicipline mind: What all
semakin percaya diri dan menjadi pebelajar students should understand. New
yang mandiri, menyadari bahwa mereka dapat York:Simon & Schuster Inc.
memenuhi kebutuhan intelektual sendiri, Hake and Richard, R. 2002. Relationship of
menemukan banyak informasi oleh tangan Individual Student Normalized Learning
mereka sendiri, dan menyadari bahwa disaat Gains in Mechanics with Gender, High-
mereka menghadapi masalah akan mencoba School Physics, and Pretest Scores on
mencari jalan keluar. Dengan penyajian Mathematics and Spatial Visualization.
masalah, maka rancangan pemecahan masalah