Anda di halaman 1dari 5

Tugas Pendidikan Agama Islam Pertemuan 2

Nama : Muhammad Aliif Nurrahman


Prodi : Informatika
NIM : 1944190052
Tanggal : Sabtu, 3 Oktober 2020

Soal
1. Jelaskan pengertian Agama menurut bahasa dan istilah
2. Jelaskan pengertian Islam menurut bahasa dan istilah
3. Jelaskan pengertian Agama Islam!
4. Jelaskan tentang ajaran Agama Islam yang terdapat dalam surat Al-Imran ayat 19!
5. Agama Islam berisi ajaran yang menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai
makhluk individu, anggota masyarakat maupun sebagai makhluk dunia. Sebutkan dan Jelaskan
secara garis besar ruang lingkup Agama Islam yang menyangkut 3 hal tersebut!
6. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahpahaman tentang Islam. Berikan
contoh kenyataan yang terjadi di dalam kehidupan Masyarakat Indonesia!
7. Bagaimana hubungan antara akidah, syariah, dan akhlak?

Jawaban

1. Agama menurut bahasa:


1) Dalam Alquran istilah agama disebut dalam dua kata.
Yang pertama “ad-din” yang diartikan sebagai agama yang berasal dari bahasa Arab ِ‫دِيِن‬
(diin) yang mempunyai banyak arti pokok. Keberhutangan, kepatuhan, kekuasaan bijaksana,
dan kecenderungan alami atau tendensi. Kata ini disebutkan di beberapa ayat dalam Alquran
seperti QS Al-Baqarah ayat 132 dan 256, QS Ali ‘Imron ayat 19 dan 83, serta QS At-Taubah ayat
11.
Yang kedua “al-millah”, yang berarti aturan-aturan tertentu yang ditetapkan dalam rangka
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan
makhluk lainnya. Al-millah disebutkan dalam Alquran seperti dalam QS Al-Baqarah ayat 30 dan
35, QS Ali-Imran ayat 95, QS An-Nisa ayat 125, QS Al-An’am ayat 161, QS Yusuf ayat 37 dan 38,
QS An-Nahl ayat 123, QS Al-Hajj ayat 78, dan QS Shod ayat 7.

2) Oxford Student Dictionary (1978) mendefinisikan agama (religion) dengan “the belief in the
existence of supranatural ruling power the creator and controller of universe” yaitu suatu
kepercayaan akan keberadaan suatu kekuatan pengatur supranatural. Yang menciptakan dan
mengembalikan alam semesta. Agama (religion) dalam pengartiannya yang paling umum
diartikan sebagai sistem orientasi dan objek pengabdian. Yang berarti dengan pengertian ini
semua orang adalah makhluk religius karena tak seorang pun dapat hidup tanpa suatu sistem
yang mengaturnya dan tetap dalam kondisi sehat.

3) Dalam bahasa sanskerta kata a (tidak) dan gama (kacau). Agama berarti tidak kacau (Tahur
Abdul Mu’in, 1972:8). Diartikan demikian karena agama mengatur kehidupan manusia dan
menetapkan hukum-hukum yang ditaati dalam kehidupan mereka. Karena itu agama dapat
mengantarkan manusia pada ketenteraman dalam kehidupan serta terlepas dari kekacauan
dan malapetaka.

4) Dalam dunia pesantren kata aqoma yang diambil dari kata Aqoma Ad-din yang berarti
melaksanakan dan menunaikan ajaran agama. Kata ini sangat akrab dengan lisan umat islam
seperti Aqoma Ash-sholata yang berarti mengerjakan dan menunaikan sholat. Karena
kebiasaan orang Arab membaca huruf “qof” dengan “g” terutama orang-orang Arab yang
berasal dari Arab selatan seperti Yaman dan Hadralmaut yang menyebarkan ke Indonesia maka
aqoma dibaca dan diucapkan dengan agama.

Agama menurut istilah:


a. Menurut Soerjono Soekanto pengertian agama ada tiga macam, yaitu:
1) Kepercayaan pada hal-hal yang spiritual.
2) Perangkat kepercayaan dan praktik-praktik spiritual yang dianggap sebagai tujuan
tersendiri
3) Ideologi mengenai hal-hal yang bersifat supranatural

b. Menurut Thomas F. O’dea yaitu agama adalah pendayagunaan sarana-sarana supra-empiris


untuk maksud-maksud non empiris atau supra-empiris.

c. Menurut Hendropuspito yaitu agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh
penganut-penganutnya yang berproses pada kekuatan-kekuatan non empiris yang
dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi mereka dan
masyarakat luas umumnya.

d. Menurut Endang Saefuddin Anshari yaitu agama, religi, atau diin adalah suatu sistem credo
(tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia dan satu
sistem ritus (tata peribadatan) manusia kepada yang dianggap mutlak, dan satu sistem norma
(tata kaidah) yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan
manusia dengan alam lain sesuai dengan tata keimanan dan tata peribadatannya.

2. Pengertian Islam secara bahasa berasal dari beberapa kata yang mempunyai arti yang berbeda-
beda, di antaranya Islam berasal dari kata Aslama yang merupakan turunan (deviasi) dari kata
assalamu dan assalamatu, yang berarti bersih dan selamat dari kecacatan lahir dan batin, yang
berarti Islam itu suci dan sempurna tanpa kecacatan. Islam juga dapat diambil dari kata assilmu
dan assalmu yang berarti perdamaian dan keselamatan. Karena itu kata assalamu’alaikum kepada
sesama muslim memiliki makna menebar kedamaian dan mendoakan sesamanya agar selalu
selamat. Dari kata assalamu, assalamatu, assilmu, dan assalamatu semua kata tersebut disusun
dari tiga huruf yaitu sin, lam dan mim (yang dibaca salima) yang berarti sejahtera, tidak tercela,
dan selamat.
Pengertian Islam secara istilah diungkapkan Ahmad Abdullah Almasdoosi (1962) bahwa Islam
adalah kaidah hidup yang diturunkan kepada manusia sejak manusia digelarkan ke muka bumi,
dan terbina dalam bentukannya yang terakhir dan sempurna dalam Alquran yang suci dan
diwahyukan Tuhan kepada nabi-Nya yang terakhir yakni Nabi Muhammad ibnu Abdullah. Satu
kaidah hidup yang memuat tuntunan yang jelas dan lengkap mengenai aspek hidup manusia baik
spiritual maupun material.

3. Islam adalah agama yang diturunkan Allah Ta’ala kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya, berisi
hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta'ala, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan alam semesta. Agama yang diturunkan Allah Ta'ala ke muka bumi sejak Nabi
Adam sampai Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam adalah agama Islam. Agama Islam
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu ‘Alaihi Wassalam adalah Islam yang
terakhir diturunkan Allah Ta'ala kepada manusia. karena itu tidak akan ada lagi rasul yang diutus
ke muka bumi. Kesempurnaan ajaran Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shollallahu
‘Alaihi Wassalam sesuai dengan tingkat budaya manusia yang telah mencapai puncaknya,
sehingga islam akan sesuai dengan budaya manusia sampai sejarah manusia berakhir pada hari
kiamat nanti.

4. QS Ali ‘Imran ayat 19:


ْ ْ ْ ً ْ ْ ْ ْ ْ ٰ ْ ْ ْ ْ ٰ ْ ْ
ََّّ‫ۗومن‬
َّ‫د َّما َّجاۤءهمَّ َّال ِعلمَّ َّبغي َّْۢا َّبينه َّم‬ ْۢ ‫ۗ َّوما َّاختلفَّ َّال ِذينَّ َّا َّْوتوا َّال ِكتبَّ َّ ِالا َّ ِم‬
َِّ ‫ن َّبع‬ ََّّ‫اّلل َّال ِا ْسلام‬
َِّ َّ َّ‫الدينَّ َّ ِعند‬
ِ َّ َّ‫ِان‬
ْ ٰ ٰ ٰ ْ
َّ ١٩َّ‫اب‬ ِ ََّّ‫اّللَّس ِر ْيع‬
َّ ِ ‫الحس‬ َّ ََّّ‫اّللَّف ِان‬ َّ ِ ‫رَّ ِبا ٰي‬
َِّ َّ‫ت‬ َّْ ‫يكف‬

(19) Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah
diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka.
Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebaik-baiknya agama dan satu-satunya agama yang berada
pada sisi Allah Ta'ala adalah agama Islam. Ayat tersebut juga menjelaskan dengan adanya kitab
Allah berupa Alquran maka manusia akan lebih tenteram dan teratur hidupnya. Ayat tersebut
memerintahkan kita sebagai umat manusia untuk menaati ayat-ayat Allah Ta'ala dan tidak
mengingkarinya. Allah Ta'ala selalu mencatat apa yang diperbuat manusia.

5. Ruang lingkup agama Islam menyangkut tiga hal pokok yaitu”


1) Aspek keyakinan yang disebut sebagai aqidah, keimanan terhadap Allah Ta'ala dan semua yang
difirmankannya untuk diyakini. Aqidah secara bahasa berarti ikatan atau sangkutan. Aqidah
secara istilah berarti keyakinan hidup atau iman. Aqidah adalah keyakinan yang harus dimiliki
oleh setiap muslim. Aqidah yang utama adalah rukun iman.
2) Aspek norma atau hukum yang disebut sebagai syariat. Aturan-aturan Allah Ta'ala yang
mengatur hubungan manusia dengan Allah Ta'ala, manusia lain, dan alam semesta. Syariah
secara bahasa berarti jalan. Syariah secara istilah berarti peraturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Peraturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan disebut ibadah. Peraturan Allah yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia disebut muamalah. Rukun Islam termasuk ke dalam
syariat.
3) Aspek perilaku yang disebut akhlak, yaitu sikap-sikap atau perilaku yang tampak dari
pelaksanaan aqidah dan syariah. Akhlak adalah berasal dari bahasa Arab jamak dari “khuluq”
yang artinya perangai atau tabiat. Sesuai dengan arti bahasa ini, maka akhlak adalah bagian
ajaran Islam yang mengatur tingkah laku perangai manusia. Ibnu Maskawaih mendefenisikan
akhlak dengan “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya melakukan perbuatan-perbuatan
tanpa melalui pertimbangan pikiran”. Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada tuhan,
kepada nabi dan rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada
sesama muslim, kepada non muslim. Dalam Islam selain akhlak dikenal juga istilah etika. Etika
harus dibiasakan sejak dini, seperti anak kecil ketika makan dan minum dibiasakan bagaimana
etika makan atau etika minum, pembiasaan etika makan dan minum sejak kecil akan
berdampak setelah dewasa.

Sebagai seorang individu, kita manusia wajib memiliki sebuah aqidah. Dengan aqidah kita
mempercayai Allah Ta'ala, menjalankan firman-Nya, menaati segala perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Kita manusia sebagai anggota masyarakat wajib menaati syariat. Dengan menaati
syariat kita menaati Allah Ta'ala dan menghormati orang-orang di sekitar kita. Hidup kita jadi
lebih teratur dan terarah dengan mengikuti syariah. Kita manusia sebagai makhluk dunia juga
harus memiliki akhlak yang merupakan penerapan dari aqidah dan syariat. Tanpa akhlak kita
tidak bisa dibilang menaati syariat. Kita juga tidak bisa dibilang menaati Allah tanpa akhlak. Tanpa
etika kita juga tidak menghormati orang-orang yang ada di sekitar kita, yang berarti bertolak
belakang dengan arti dan tujuan agama Islam itu sendiri.

6. Kesalahpahaman terhadap Islam tidak hanya terdapat di kalangan orang-orang non muslim, tetapi
juga di kalangan muslim sendiri yang belum memahami Islam secara menyeluruh.
Kesalahpahaman terhadap Islam terjadi karena pemikiran yang bersifat dikotomis, yaitu
memisahkan antara agama dan kehidupan. Agama hanya dipandang sebagai satu aspek hidup saja
yaitu kebutuhan manusia terhadap Yang Maha Kuasa, sedangkan pada aspek kehidupan lainnya
agama tidak bisa diperankan. Pemahaman tersebut menimbulkan sekulerisasi, yaitu hal-hal yang
membawa arah kehidupan yang tidak didasarkan pada ajaran agama. Contoh yang dapat diambil
di kehidupan bermasyarakat di Indonesia adalah:
1) Orang Indonesia kerap dianggap tidak ada rasa toleransi terhadap keyakinan lain karena
maraknya oknum muslim yang melakukan kekerasan dan penindasan terhadap non-muslim,
seperti pelarangan dan pembubaran untuk beribadat di perumahan dan lainnya.
2) Sesama muslim saling menghujat dan tidak membenarkan apa yang tidak sesuai
kepercayaannya, seperti konflik oknum Muhammadiyah dan Nahdatul ‘Ulama karena
perbedaan pengambilan keputusan yang diambil ulama, perbedaan cara pengucapan berbagai
doa (seperti permasalahan doa tahiyat dan doa qunut), perbedaan waktu awal puasa
Ramadhan dan Idul Fitri, dan permasalahan yang disebabkan perbedaan pengambilan
keputusan lainnya. Padahal Islam adalah satu kesatuan yang perbedaan seharusnya tidak
menjadi suatu masalah.
3) Beberapa orang yang ketika mendengarkan penjelasan yang mengaitkan suatu pembahasan
dengan dalil agama lalu membalas “Jangan terlalu kolot, apa-apa dihubungkan dengan dalil,
dikit-dikit agama, agama ya agama saja jangan dicampur dengan urusan ini” menjadi salah satu
contoh dari sekulerisme.

7. Aqidah, syariah, dan akhlak adalah ruang lingkup dalam agama Islam, ketiganya merupakan suatu
kesatuan yang tidak bisa dihilangkan salah satunya. Aqidah keimanan terhadap Allah Ta'ala dan
semua yang difirmankan-Nya untuk diyakini. Syariah adalah aturan-aturan Allah Ta'ala yang
mengatur hubungan manusia dan Allah Ta'ala, sesama manusia, dan alam semesta. Akhlak adalah
sikap-sikap atau perilaku yang tampak dari pelaksanaan aqidah dan syariah.

Jikalau tanpa aqidah, berarti seseorang tidak beriman kepada Allah Ta'ala, tanpa keimanan kepada
Allah Ta'ala syariat tidak dapat dilaksanakan dan akhlak tidak bisa diterapkan untuk Allah Ta'ala.

Jikalau tanpa syariat, manusia tidak memiliki norma untuk ditaati, sehingga tidak ada batasan
kelakuan antara manusia dan Allah Ta'ala, manusia lain, dan alam semesta. Akhlak pun tidak bisa
diterapkan karena tidak ada yang menjadi aturan jika syariat tidak ada.

Akhlak adalah penerapan dari aqidah dan syariah. Tanpa akhlak tidak ada yang menjadi patokan
dan jadi bukti penerapan bahwa seseorang tersebut beriman kepada Allah Ta'ala dan menaati
syariat yang ada.

Anda mungkin juga menyukai