Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Karies gigi atau gigi berlubang merupakan penyakit jaringan gigi akibat
pola makan dan mengkonsumsi makanan yang manis-manis seperti permen, gulali
dan makanan yang terlalu asam seperti cuka yang menempel pada gigi serta
menjalar ke bagian dentin dan meluas ke arah pulpa yang berisi saraf dan
pembuluh darah, akibatnya akan menjadi sumber infeksi dalam mulut yang
menyebabkan kerusakan gigi dan syaraf serta menimbulkan rasa sakit (Tarigan,
2016).
Anak usia sekolah merupakan anak yang berusia 6-12 tahun yang berada
pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak menjelang masa remaja (Potter
& Perry, 2009). Pada masa ini anak usia sekolah sangat rentan terhadap kesehatan
gigi dan mulut, karena pada usia tersebut anak mengalami pergantian gigi, yaitu
dari gigi susu ke gigi permanen. Masalah utama yang sering terjadi pada usia anak
kejadian karies pada anak usia sekolah sebesar 60-90%. Hasil penelitian di
1
2
usia sekolah rentang 5-9 tahun yang mengalami karies gigi di atas rata-rata yaitu
sebanyak 92,6% dan rentang usia 10-14 tahun dengan angka di bawah rata-rata
Dampak karies gigi pada anak yaitu gigi akan menjadi keropos, berlubang
dan patah, bahkan membuat anak mengalami kehilangan daya kunyah dan
(Sinaga, 2013). Dampak lainnya yaitu rasa sakit pada gigi dan mulut jelas
kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu bentuk perilaku kesehatan dan
faktor yang menyebabkan terjadinya karies gigi antara lain adalah faktor
keturunan, ras, jenis kelamin, umur, jenis makanan, frekuensi menyikat gigi yang
benar, kebiasaan jelek dan pentingnya kontrol ke dokter, faktor host yaitu
kekuatan dari permukaan gigi, adanya plak yang berisi bakteri, biasanya bakteri
satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies gigi. Mengubah perilaku
manusia bukanlah usaha yang mudah, hal ini disebabkan manusia merupakan
3
individu yang mempunyai sikap, kepribadian dan latar belakang sosial ekonomi
yang berbeda.
(2018) yaitu sebagian besar penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat mandi
maupun mandi sore 76,6% dan yang menyikat gigi dengan benar hanya 2,3%.
Persentase penduduk umur ≥10 tahun didaerah Jawa Barat yang menyikat gigi
setiap hari dan berperilaku benar menyikat gigi hanya mencapai 1,8%. Persentase
penduduk usia ≥10 tahun menyikat gigi pada saat mandi pagi dan sore sebesar
79,6%.
Data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun 2018 dari proporsi penduduk
dalam perilaku sikat gigi yang benar di Indonesia berdasarkan waktu sikat gigi
yang benar sebanyak 2,8%, sedangkan perilaku sikat gigi di Provinsi Riau
berdasarkan waktu sikat gigi yang benar di bawah rata-rata yaitu sebanyak 1,6%.
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik, cenderung terjadinya
karies yang besar. Maka pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang baik dan
benar yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur, perilaku konsumsi
makanan, dan kunjungan ke dokter gigi yaitu setiap 6 bulan sekali perlu dilakukan
(Sujipto, 2013).
penyebab tingginya prevalensi karies gigi pada anak usia 6-12 tahun
(Notoatmodjo, 2014).
usia sekolah (51,0%) sering konsumsi makanan kariogenik, anak usia sekolah
(55,2%) menggosok gigi tidak baik, serta anak usia sekolah yang perawatan gigi
Dampak dari perilaku sikat gigi yang tidak benar akan menimbulkan atau
mempercepat timbulnya karies gigi. Salah satu faktor resiko karies gigi adalah
makanan yang manis dan jarang membersihkannya, sehingga gigi geligi nya
dengan hasil observasi yang didapatkan oleh peneliti dari 10 siswa, didapatkan 7
orang yang menderita karies gigi dan 3 orang tidak mengalami karies gigi. Hasil
biasanya menggosok gigi ketika mandi pagi dan sore kemudian jarang memeriksa
gigi ke dokter gigi, suka makanan yang manis seperti permen, jajanan bakso bakar
bersaus pedas manis, cokelat, keju gorengan dan es krim. Kemudian 3 orang
mengatakan sering menggosok gigi sebelum tidur dan pernah memeriksa gigi ke
dokter gigi, tidak suka jajan dan lebih senang membawa bekal dari rumah. Dari 10
orang siswa hanya 5 orang yang mengetahui cara menyikat gigi yang benar.
Data Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2019, didapatkan data karies
gigi pada anak usia sekolah yang paling banyak terdapat di Puskesmas Sail
5
dengan jumlah kejadian karies gigi sebanyak 252 karies gigi yang dialami oleh
Masalah karies gigi merupakan masalah paling umum yang terjadi pada
anak usia sekolah. Karies gigi menjadi hal yang harus diperhatikan pada anak usia
sekolah karena pola makan, jajanan yang tidak sehat dan kurangnya motivasi
untuk menyikat gigi yang mengakibatkan masih tingginya angka kejadian karies
gigi, hal ini akan menjadi masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
sekolah dan akan berdampak terhadap perkembangan anak pada tahap berikutnya.
2. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian karies gigi pada anak usia sekolah
dan mulut.
karies gigi.
gigi dan mulut pada anak usia sekolah dengan variabel yang berbeda.
7
belakang masalah pada proposal ini. Berikut ini penelitian terdahulu yang
hubungan antara perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian
karies gigi. Pada anak SD 01 dengan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulutnya rendah dalam kategori baik. Dari hasil uji chi square didapatkan nilai
p= 0,005 (p<0,05) terhadap karies baik pada kategori def-t dan DMF-T.
menggosok gigi 2x sehari, (68,6%) responden yang praktek cara menggosok gigi
sebagian besar masih kurang baik yaitu sebanyak 35 siswa serta (72,5%) sebagian
besar responden mengalami karies gigi yaitu sebanyak 37 siswa Dan didapatkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara cara menggosok gigi terhadap
kejadian karies gigi pada anak usia sekolah (P value 0,005 < α (0,05)).
pada umur 11 tahun yaitu sebanyak 57 orang, (57,69%) berdasarkan jenis kelamin
8
yang berpengetahuan baik yaitu sebanyak 109 orang yang merupakan siswa-siswi
kelas VI, (79,48%) gambaran sikap siswa-siswi yang terbanyak adalah siswa-
siswi yang bersikap positif yaitu sebanyak 124 orang yang merupakan siswa-siswi
kelas VI.
yang bermakna antara konsumsi makanan kariogenik dengan kejadian karies gigi
pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan Kota Bengkulu, ada hubungan
yang bermakna antara menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada balita di
bermakna antara perawatan gigi ke dokter dengan kejadian karies gigi pada balita
di Wilayah Kerja Puskesmas Betungan Kota Bengkulu, tidak ada hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian karies gigi pada balita di Wilayah
makanan kariogenik, menyikat gigi dan perawatan gigi ke dokter dengan kejadian
karies gigi di Puskesma Betungan Bengkulu (p=0,000), dan tidak ada hubungan
antara jenis kelamin dan kejadian karies gigi di Puskesma Betungan Bengkulu
(p=0,540).