Anda di halaman 1dari 6

NAMA : WAHYU HADINING PUTRI

NIM : 06091381823040
KELAS : PALEMBANG
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Tunas Nusantara


Kelas / Semester : XI / Ganjil
Tema : Struktur dan Fungsi Jaringan pada Tumbuhan
Pembelajaran Ke :1
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran


3.3 Menganalisis keterkaitan antara 3.3.1 Mengidentifikasi jaringan penyusun
struktur sel pada jaringan organ tumbuhan
tumbuhan dengan fungsi organ 3.3.2 Menganalisis fungsi masing-masing
pada tumbuhan jaringan yang menyusun organ
tumbuhan
3.3.3 Menganalisis keterkaitan jaringan
penyusun organ dengan fungsi organ
pada tumbuhan
4.3 Menyajikan data hasil 4.3.1 Melakukan pengamatan struktur
pengamatan struktur jaringan dan anatomi tumbuhan
organ pada tumbuhan 4.3.2 Menyajikan data hasil pengamatan
mengenai jaringan penyusun organ
tumbuhan

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran Discovery learning peserta didik diharapkan dapat menganalisis
keterkaitan antara jaringan penyusun organ dan fungsi organ pada tumbuhan minimal 80%.
NAMA : WAHYU HADINING PUTRI
NIM : 06091381823040
KELAS : PALEMBANG

D. Materi Pembelajaran
a. Materi Fakta
 Struktur anatomi penyusun daun terdiri atas jaringan dermal (Epidermis), Jaringan
dasar (mesofil) dan jaringan pembuluh (Xilem dan Floem)
 Struktur anatomi penyusun batang terdiri atas jaringan dermal (Epidermis),
jaringan dasar (Parenkim, kolenkim dan sklerenkim) dan jaringan pembuluh
(Xilem dan Floem).
 Struktur anatomi penyusun akar terdiri atas jaringan dermal (Epidermis), Korteks,
endodermis dan stele.
b. Materi Konsep
Jaringan dermal
Sistem jaringan dermis (dermal tissue system) merupakan lapisan pelindung terluar
tumbuhan. Sistem ini menjadi barisan pertahanan pertama melawan kerusakan fisik dan
pathogen. Jaringan epidermis berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari luar dan
berperan sebagai pengatur pertukaran gas pada batang dan daun. Pada tumbuhan tak
berkayu, sistem jaringan ini merupakan jaringan tunggal yang disebut epidermis dengan
sel-sel selapis yang tersusun rapat. Permukaan jaringan epidermis tersusun atas lapisan
tebal berlilin atau disebut dengan kutikula. Lapisan tersebut melindungi sel pada
tumbuhan dari kehilangan air.
Jaringan dasar
1. Parenkim
Sel parenkim (Parenchima cell) merupakan jaringan dewasa yang memiliki
dinding primer yang relatif tipis dan fleksibel. Sebagian besar sel parenkim tidak
memiliki dinding sekunder. Sejumlah sel parenkim pada batang dan akar memiliki
plastida tak berwarna yang menyimpan pati. Sel parenkim berisi kloroplas dan
berfungsi sebagai sel penyimpan makanan cadangan.
2. Kolenkim
Sel kolenkim (collenchyma cells) merupakan sel dengan dinding primer yang
lebih tebal daripada sel-sel parenkim, namun dinding sel kolenkim menebal secara
tidak merata. Batang dan tangkai daun muda seringkali memiliki sel-sel kolenkim
tepat di bawah sel epidermisnya. Sel-sel kolenkim tidak memiliki dinding sekunder
dan tidak terdapat lignin pada dinding primernya, sehingga sel ini mendukung
tumbuhan secara fleksibel tanpa menghambat pertumbuhan suatu tumbuhan.
3. Sklerenkim
Sel-sel sklerenkim (sclerenchyma cells) merupakan sel penyokong yang bersifat
kaku dan memiliki dinding sekunder yang tebal serta diperkuat oleh lignin. Sel-sel
sklerenkim dewasa tidak dapat memanjang dan sel-sel tersebut terdapat di daerah-
daerah tumbuhan yang telah berhenti tumbuh memanjang.
Jaringan Pengangkut
a. Xilem
Jaringan xilem merupakan jaringan dewasa yang kompleks dan tersusun dari
berbagai macam sel. Pada umumnya, sel-sel penyusun xilem telah mati dengan
dinding sel yang tebal dan mengandung lignin. Xilem berfungsi mengangkut air dan
zat-zat mineral (hara) dari akar ke daun serta sebagai jaringan penguat. Xilem
disusun oleh trakeid, trakea, pembuluh xilem (pembuluh kayu), parenkim kayu, dan
sklerenkim kayu (serabut kayu). Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam
mineral dan dari dalam tanah menuju ke daun.
b. Floem
Floem berfungsi mengangkut dan mengedarkan zatzat makanan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Floem tersusun atas sel-sel yang masih aktif
atau hidup dan yang telah mati. Floem merupakan suatu jaringan dewasa yang
kompleks. Pelaksanaan fungsi floem didukung oleh sel-sel penyusunnya. Floem
disusun oleh sel ayakan atau tapis, pembuluh tapis, sel pengiring, sel parenkim kulit
kayu, dan serabut kulit kayu (sel sklerenkim). Floem berfungsi untuk mengangkut
zat-zat hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh.
NAMA : WAHYU HADINING PUTRI
NIM : 06091381823040
KELAS : PALEMBANG

Organ pada Tumbuhan


1. Akar
Fungsi Akar
Adapun fungsi akar secara umum sebagai berikut.
a. Sebagai tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena akar memiliki
kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah.
b. Menyerap garam mineral dan air melalui bulu-bulu akar.
c. Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan
cadangan, misalnya wortel dan ketela pohon.
d. Pada tanaman tertentu, seperti jenis tumbuhan bakau (Rhizopora sp.) akar
berperan untuk pernapasan.
Jaringan Penyusun Akar
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang dilindungi kaliptra
(tudung akar). Meristem apikal selalu membelah diri menghasilkan sel-sel baru. Sel-
sel baru terbentuk pada bagian tudung akar atau bagian dalam meristem apikal.
Pembelahan meristem apikal membentuk daerah pemanjangan, disebut zona
perpanjangan sel. Di belakangnya terdapat zona diferensiasi sel dan zona
pendewasaan sel. Pada zona diferensiasi sel, sel-sel akar berkembang menjadi
beberapa sel permanen. Misalnya beberapa sel terdiferensiasi menjadi xilem, floem,
parenkim, dan sklerenkim. Secara umum jaringan penyusun akar tumbuhan sebagai
berikut.
1) Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis
sehingga mudah ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan
hasil aktivitas sel dari belakang titik tumbuh. Rambut-rambut akar berfungsi
memperluas bidang penyerapan.
2) Korteks terdiri dari banyak sel dan tersusun berlapis-lapis, dinding selnya tipis
dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk pertukaran gas. Jaringan-jaringan
yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim, kolenkim, dan sklerenkim.
3) Endodermis terletak di sebelah dalam korteks. Endodermis berupa satu lapis sel
yang tersusun rapat tanpa ruang antarsel. Dinding selnya mengalami penebalan
gabus. Deretan sel-sel endodermis dengan penebalan gabusnya dinamakan pita
kaspari. Penebalan gabus ini tidak dapat ditembus oleh air, sehingga air harus
masuk ke silinder pusat melalui sel endodermis yang dindingnya tidak menebal,
yang disebut sel penerus air. Endodermis merupakan pemisah antara korteks
dengan stele.
4) Stele (silinder pusat) terletak di sebelah dalam endodermis. Berkas pengangkutan
terdapat di antara stele
2. Batang
Fungsi Batang Secara umum
1) Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar.
2) Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari.
3) Tempat tumbuhnya organ-organ generatif.
4) Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih.
5) Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan,
misalnya berupa umbi atau rimpang.
NAMA : WAHYU HADINING PUTRI
NIM : 06091381823040
KELAS : PALEMBANG
Struktur Jaringan Penyusun Batang
Secara umum struktur jaringan penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga
bagian, yaitu epidermis, korteks, dan stele.

3. Daun
Fungsi Daun
1) Membuat makanan melalui proses fotosintesis.
2) Sebagai tempat pengeluaran air melalui transpirasi dan gutasi.
3) Menyerap CO2 dari udara.
4) Respirasi.

Struktur Jaringan Penyusun Daun


1) Epidermis Epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami
penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis
terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada
yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya
terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula
yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan bawah). Tanaman Ficus
mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang
terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas.
2) Mesofil (Jaringan dasar) Mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun
renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dicotyledoneae,
mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim
spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang,
mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya
tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun
renggang.
3) Berkas Pengangkut Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi
sebagai alat transpor dan sebagai penguat daun.
4) Jaringan Tambahan Jaringan tambahan meliputi sel-sel khusus yang umumnya
terdapat pada mesofil daun, misalnya sel-sel kristal dan kelenjar
NAMA : WAHYU HADINING PUTRI
NIM : 06091381823040
KELAS : PALEMBANG
c. Materi Prinsip
Perbandingan penampang melintang struktur anatomi berbagai organ pada tumbuhan
d. Materi Prosedur
Langkah-langkah pengamatan preparat penyusun organ pada tumbuhan.
1. Sayat organ tumbuhan yang akan diamati setipis mungkin
2. Letakkan hasil sayatan diatas kaca objek
3. Beri sedikit air atau aquadest
4. Tutup dengan kaca penutup
5. Amati preparat di bawah mikroskop cahaya.

E. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
Orientasi
 Guru Memberikan salam untuk membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran
peserta didik.
Apersepsi
 Guru menanyakan pelajaran sebelumnya, misalnya materi tentang virus
 Guru menanyakan apakah virus dengan bakteri itu sama ?
 Guru menyampaikan topik pembelajaran saat ini adalah monera.
 Guru memberikan motivasi pada peserta didik.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru menyampaikan cakupan materi yaitu kingdom monera
 Guru menyampaikan pembelajaran dengan Model Problem Based Learning

2. Kegiatan Inti
Orientasi Peserta didik terhadap masalah
 Guru menjelaskan indikator pembelajaran kemudian memberikan konsep dasar,
petunjuk atau referensi yang diperlukan dalam pembelajaran.
 Melakukan brainstorming dimana peserta didik dihadapkan pada pengamatan
gambar/video/animasi macam-macam bakteri. Peserta didik menemukan berbagai
masalah dari hasil pengamatan gambar/video/animasi, misalnya menanya:
1) Mengapa bentuk bakteri berbeda-beda?
2) Apa nama bakteri yang bentuknya bulat?
3) Apa nama bakteri yang bentuknya sepertibatang?
4) Apa nama bakteri yang bentuknya sepertirantai?
5) Apa nama bakteri yang bentuknya spiral?
6) Dimanakah kita bisa menemukan bakteri?
Mengorganisasikan Peserta Didik
 Guru membantu peserta didik mendefinisikandan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah klasifikasi, ciri, dan struktur bakteri.
 Peserta didik dikelompokkan secara heterogen, masing-masing mengkaji lembar
kegiatan/aktivitas non-eksperimen.
 Peserta didik mendiskusikan hal-hal yang harus dikerjakan, konsep-konsep yang
harus didiskusikan dan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab untuk
memecahkan masalah
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompok mengumpulkan informasi untuk
menciptakandan membangun ide mereka sendiri dalam merumuskan masalah
terkait materi dalam lembar kegiatan/aktivitas belajar.
 Peserta didik mengidentifikasi alternatif solusi terkait masalah yang dirumuskan
 Guru membimbing dan memfasilitasi peserta didik dalam memecahkan masalah
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
NAMA : WAHYU HADINING PUTRI
NIM : 06091381823040
KELAS : PALEMBANG
 Peserta didik menjawab pertanyaan dalam lembar kegiatan/aktivitas belajar dan
menyajikannya dalam bentuk makalah laporan tertulis.
 Peserta didik mempresentasikan laporan pembahasan hasil temuan dan penarikan
kesimpulan
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
 Peserta didik dibimbing guru melakukan analisis terhadap pemecahan masalah
yang telah ditemukannya.
 Mendiskusikan hasil pengamatan dengan memperhatikan pertanyaan-pertanyaan
pada lembar kegiatan.
 Menyimpulkan:
✓Bakteri dapat dibedakan menjadi Archaebacteria dan Eubacteria
✓Ciri dan struktur bakteri yang meliputi ciri-ciri, bentuk, dan morfologi koloni
bakteri.
 Peserta didik membuat dan menyampaikan laporan dan kesimpulan hasil diskusi.
 Guru melakukan evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari
peserta didik
3. Kegiatan Akhir
 Melakukan umpan balik/refleksi dan review mengenai materi yang telah
dikembangkan.
 Peserta didik menjawab pertanyaan/kuis dan mengumpulkan hasil aktivitas
belajarnya.
 Guru memberikan penghargaan pada individu/kelompok peserta didik yang
berkinerja baik dan memberikan penugasan untuk mempelajari materi pertemuan
berikutnya, serta mengucapkan salam penutup.

F. Penilaian Pembelajaran
Teknik Penilaian Pengetahuan yaitu Tes Tertulis
Teknik Penilaian Keterampilan yaitu unjuk kerja /presentasi

Mengetahui, Palembang, 4 Oktober 2021


Kepala SMAN 1 Tunas Nusantara Guru Mata pelajaran

Dr. Adeng Slamet, M.Si Wahyu Hadining Putri

Anda mungkin juga menyukai