Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UJI KOMPETENSI 1

Mata Kuliah : Pembelajaran Kelas Rangkap


Kode MK : PDGK4302
Nama : CICI PEBRIANTI
Nim : 857110459
Pokjar : CIAMPEL - KARAWANG

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20
contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!
Skor Total 61

1. Di era digital ini perlu belajar bertahun-tahun, karena kemajuan teknologi saat ini dapat
mengatasi tantangan pembelajaran PKR, seperti keterbatasan sarpras, siswa atau guru. Namun,
guru perlu memiliki pengalaman dalam menerapkan metode pembelajaran aktif sebelum
diperkenalkan ke dalam model pembelajaran kelas rangkap. Sebagai contoh, Pemerintah
Kabupaten Probolinggo Jawabarat saat ini sedang melaksanakan percontohan rencana
pembelajaran kelas rangkap di 8 sekolah dasar di Kabupaten Sukapura. Metode ini sangat
penting, terutama di daerah terpencil yang jarang penduduknya, dan sekolah yang kekurangan
guru atau ruang kelas. Model ini juga berguna bagi guru yang ingin membedakan pembelajaran
bagi siswa dengan kemampuan yang berbeda.
2. Prinsip Umum
PKR memiliki prinsip umum, antara lain:
a. Guru harus memperhatikan perbedaan kemampuan individu siswa. Dalam hal ini, peran guru
adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu siswa sebagai pribadi yang unik, yang
perlu memperlakukan satu sama lain secara berbeda untuk mencapai perkembangan yang
maksimal. Misalnya, perilaku siswa di Kelas 1 pasti berbeda dengan perilaku siswa di Kelas
5, karena pada usia Kelas 1 proses berpikir spesifik lebih dominan, sedangkan siswa di Kelas
5 sudah mulai berpikir secara abstrak.
b. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa (motivasi
instrinsik) maupun yang datang dari luar diri siswa (motivasi instrumental). Oleh karena itu
pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa agar merasa butuh dan
mau belajar. Bila sudah tumbuh, motivasi tersebut perlu dipelihara dan malah ditingkatkan
melalui berbagai bentuk penguatan (reinforcement). (Skinner dalam Turney: 1977).
c. Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan, sikap,
dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat dipandang sebagai
suatu siklus proses pengalaman konkret (concrete experience), pengamatan mendalam
(reflective observation), pemikiran abstrak (abstract conseptualization), dan percobaan atau
penerapan secara aktif (active experimentation). (Kolb: 1986).
d. Belajar dari teman seusia (peer group) terutama mengenai sikap dan keterampilan sosial
dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
e. Pencapaian dampak instruksional (instuructional effects) dan dampak pengiring (nurturant
effect) menuntut lingkungan dan suasana belajar yangmemungkinkan sisswa dapat melakukan
kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya suasana belajar secara
kontekstual.
Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, PKR memiliki beberapa prinsip
khusus seperti berikut (Djalil dan Wardani: 1997, Rake Joni: 1998).
a. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam PKR, guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang sama. Oleh
karea itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan pembelajaran terjadi secara bersamaan atau
serempak.
Contohnya : Dalam PKR seorang guru dalam waktu yang bersamaan menangani
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas II dan PPKN kelas III. Pada saat itu siswa
kelas II dan kelas III dalam satu atau dua ruangan secara serempak belajar di bawah
bimbingan seorang guru. Dengan prinsip ini pemanfaatan sumber daya dalam hal ini guru
dan waktu yang tersedia dapat lebih optimal.
b. Kadar Tinggi Waktu Keaktifan Akademik (WKA)
Yang dimaksud dengan waktu keaktifan akademik (WKA) adalah waktu yang
benar-benar digunakan oleh siswa untuk belajar (membaca, menyimak, menulis, berlatih
keterampilan, berdiskusi).
Misalnya dalam dua jam pelajaran tersedia 2 x 40’ = 80’. Selama 15’ digunakan
oleh guru untuk mengabsen, mengatur kelompok, 65’ sisanya digunakan oleh siswa untuk
berbagai kegiatan belajar. Dalam 65’ itulah siswa benar-benar melakukan kegaitan belajar
atau sering disebut juga “on-task” (Flander:1972). Bila selama 65’ itu ternyata ada
sebagian waktu yang
digunakan untuk ‘ngobrol’ selain materi pelajaran atau mungkin melamun misalnya selama
10’ maka yang benar-benar dipakai belajar hanya 55’ on-task. Selama 10’ tersebut para
siswa tidak belajar atau sering sering disebut ‘off-task’ (Flander: 1972). Dengan menerapkan
PKR seorang guru dapat mengurangi lama waktu kosong karena dua kelas ditangani secara
serempak sehingga waktu keaktifan akademik menjadi semakin tinggi.

c. Kontak Psikologis Guru dan Murid yang Berkelanjutan

Dengan menerapkanPKR interaksi guru-murid baik yang berupa perhatian, pengarahan,


bimbingan pembelajaran, dan monitoring menjadi suatu proses akan berlangsung secara
bervariasi dan terus menerus terutama PKR dengan satu ruangan. Bila PKR diterapkan dalam
dua atau tiga ruangan memang ada sebagian perhatian misalnya kontak pandang guru-murid
yang terputus. Kontak psikologis guru-murid yang bervariasi ini sangat penting untuk
dibangun dan dipelihara, bila tidak maka pembinaan disiplin siswa akan berkurang.

d. Dalam PKR, Terjadi Pemanfaatan Sumber Secara Efisien

Kita menyadari bahwa di sekolah dasar terutama di pedesaan sumber belajar tertulis
dirasakan sangat kurang. Banyak sekali SD yang tidak memiliki perpustakaan sekolah. Malah
dalam beberapa kasus hanya terdapat satu eksemplar buku pelajaran untuk satu kelas. Dengan
menerapkan PKR sumber belajar tertulis yang jumlahnya terbatas dapat digunakan secara
bersama-sama.

3. PKR 221 : Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Satu Ruangan

Dalam Model PKR 221, Anda sebagai guru menghadapi dua kelas dalam hal ini kelas II
dan Kelas III, untuk mengajar mata pelajaran B.INDONESIA dengan topik Hidup rukun di
Kelas II, dan mata pelajaran PPKN dengan topik norma-norma dalam masyarakat di Kelas III.
Kedua topik ini memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam satu
ruangan. Model PKR 221 merupakan model PKR Murni karena prinsip keserempakan terpenuhi
tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis control guru terhadap kelas
dapat berlangsung terus-menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling
efektif diantara model PKR lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah
siswa tidak

Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas II dan kelas III,
dengan dua mata pelajaran B.Indonesia dan PPKN, dalam satu ruangan. Langkah-langkah
pembelajaran padamodel ini, dapat diperhatikan sebagi berikut ini.

Kegiatan/Waktu Kelas II (INDONESIA) Kelas III (PPKN)


Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan;
penjelasan skenario dan hasil belajar
Kegiatan Inti 1 (20’) Penjelasan Materi Tugas Individu
Kegiatan Inti 2 (20’) Tugas Individu Tanya Jawab
Kegiatan Inti 3 (20’) Ceramah Diskusi, Tanya jawab
Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Dalam menerapkan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.

1. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar
dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi
dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas II dan kelas III. Ikuti
langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan.
2. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai
dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan
pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar
mengajar yang sesuai.
3. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir , berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang baru
berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak
lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau
mungkin untuk hari berikutnya.

PKR 222 : Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Dua Ruangan


Pada Model PKR 222, sebagai guru anda menghadapi dua kelas dalam hal ini kelas II dan
kelas III, untuk mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia topik hidup rukun di Kelas III dan
mata pelajaran PPKN topik norma-norma dalam masyarakat dikelas III. Kedua topik tidak
memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam 2 ruangan berdekatan yang
terhubungkan dengan pintu. Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi, untuk kondisi
jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan
model ini mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis
Kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus-menerus karena masing-masing kelas
harus menunggu hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama
karena guru harus berpindah- pindah diantara dua ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang
dengan cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat belajar dengan
penuh perhatia
Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas 5
dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang
diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan
berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan
matrik berikut ini.

Kegiatan/Waktu Kelas II (B.INDONESIA) Kelas III (PPKN)


Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara
bersama dalam dua ruangan yang berhubungan,
penjelasan scenario dan hasil belajar

Kegiatan Inti 1 (15’) Penjelasan guru Kegiatan individual


Kegiatan Inti 2 (15’) Tanya jawab Kegiatan individual
Kegiatan Inti 3 (15’) Kerja individual Diskusi,Tanya jawab
Kegiatan Inti 4 (15’) Kerja individual Tanya jawab
Penutup (10’) Reviuw umum, pergantian, penguatan, tindak
lanjut, tugas. Pengantar jam pelajaran berikutnya.

Untuk menerapkan model ini Anda perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.

1. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas II dan
kelas III dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan
pengarahan umum seperti yang Anda lakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin
bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila tidak
mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing tetapi guru berada di pintu yang
menghubungkan antara dua kelas.
2. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai
untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai pada
saat Anda sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan
sehingga murid rebut. Atur kepindahan Anda dari ruang ke ruang secara seimbang,
artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana Anda harus
berdiri di pentu penghubung.
3. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai materi dan
kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan
keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas,
kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
4. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid
sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu
penghubung.

Anda mungkin juga menyukai