Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Valuta Vol.

3 No 2, Oktober 2017 ISSN : 2502-1419

PENGARUH PRICE DISCOUNT TERHADAP IMPULSE BUYING

Septian Wahyudi

septianwahyudi21@soc.uir.ac.id

Department of Administration Business Studies Program


Faculty of Social and Political Science
Islamic University Of Riau

ABSTRACT

In marketing products to be accepted in the target market, Azwa Perfume has


several strategies in the form of programs related to price discount among others, Member
Disc (10% discount for active members and recorded by Azwa Perfume). Partner Disc (10%
discount for other product / service members who have partnership with Azwa Perfume).
Member Birthday Disc (35% discount special for members who are birthday). Ladies Day
(Addition of 20% perfume every Thursday specifically for women consumers). Azwa Special
Kartini (Buy 2 free 1 applies to all products on 21 April) Anniversary Azwa Perfume (50%
All Item Discount during Azwa Perfume anniversary celebration every October 1-7).
Discount Rp 100.000, - special to customers who use Mandiri Card. 10% discount on
Culinary and Shopping Festival. Special Price (Discount) Year-End for some types of
perfume (24-31 December 2016). Price discount is a discount if the payment is made more
quickly than the credit term. The result of the regression calculation shows that the
hypothesis is accepted by indicating that the price discount has an effect on the impulse
buying in azwa parfume Pekanbaru.

Keywords : impulse buying, price discount

PENDAHULUAN Kasimin et al 2014:5). Potongan penjualan


adalah potongan terhadap harga penjualan
Latar Belakang yang telah disetujui apabila pembayaran
Masih banyak konsumen dunia dilakukan dalam jangka waktu yang lebih
yang menganggap bahwasannya potongan cepat daripada jangka waktu kredit atau
harga pada suatu produk sangat di potongan tunai apabila dilihat dari sudut
perlukan, karena kebutuhan akan barang penjual (Ismaya, dalam Kasimin et al
lainnya mempengaruhi suatu proses 2014:5).
pembelian, sehingga potongan harga masih Discoun atau potongan harga
di anggap sesuatu proses kegiatan dalam merupakan salah satu bentuk dari promosi
pemasaran, hal ini dikenal dengan istilah penjualan yang sering diterapkan oleh
price discount, Price discount atau pemasar yang lebih ditujukan kepada
potongan penjualan adalah potongan harga konsumen akhir. Konsumen menyukai
apabila pembayaran dilakukan lebih cepat discount karena konsumen mendapat
daripada jangka waktu kredit (Soemarso, pengurangan kerugian dari potongan harga
dalam Kasimin et al 2014:5). langsung dari suatu produk (Ben Lowe,
Discount(potongan penjualan) adalah dalam Asterrina et al 2011:3).
potongan tunai yang ditawarkan kepada Untuk memberikan gambaran
para pelanggan yang membeli barang- price discount dapat dilihat pada toko
barang secara kredit (Simamora, dalam parfume yang ada di Kota Pekanbaru,

276
Pengaruh Price Discount terhadap Impulse Buying
Septian Wahyudi

mengenai perkembangan bisnis parfum di mengaktualisasikan setiap harapan


Pekanbaru, berikut adalah beberapa konsumen menjadi suatu kepuasan atas
Outlet/Toko Parfum yang ada di kota pelayanan yang diberikan dimana hal
Pekanbaru, Juansha Perfume, Tivona tersebut merupakan kunci keberhasilan
Perfume, Salsha Perfume, Esal Parfum, yang menjadikannya berbeda dari usaha
Uchi Pefume, Villa Perfume, Faris sejenis semisal kegiatan potongan harga.
Parfum, Rani and Son Parfum Karena jika tidak demikian maka
Dengan perkembangan bisnis perusahaan akan ditinggalkan oleh
parfum yang begitu pesat di kota pelanggannya (Thomas Stefanus Kaihatu,
Pekanbaru, hal tersebutlah yang mendasari dalam Hendro Putra 2011:2).
Azwa Perfume membuka salah satu Tabel 1.
cabang nya di Kota Pekanbaru. Data Konsumen Bulanan Azwa
Dalam memasarkan produknya dan Perfume tahun 2016
untuk dapat diterima di pasar sasaran, Data Jumlah Konsumen Bulanan
Azwa Perfume memiliki beberapa strategi Tahun 2016
berupa program yang terkait dengan price
discount diantaranya: Bulan Jumlah Jumlah
1. Member Disc (Diskon 10% untuk Member
member yang aktif dan terdata oleh Januari 441 78
Azwa Perfume). Februari 351 83
2. Partner Disc (Diskon 10% untuk
Maret 415 72
member produk/jasa lain yang memiliki
partnership dengan Azwa Perfume). April 439 75

3. Member Birthday Disc (Diskon 35% Mei 379 73


khusus untuk member yang sedang Juni 497 74
berulang tahun). Juli 426 94
4. Ladies Day (Penambahan 20% parfum Agustus 305 79
setiap hari kamis khusus konsumen
September 425 64
perempuan).
5. Azwa Special Kartini (Beli 2 gratis 1 Oktober 1563 79
berlaku untuk semua produk pada November 267 78
tanggal 21 April) Desember 325 91
6. Anniversary Azwa Perfume (Diskon Total 5833 -
50% All Item selama perayaan ulang (Sumber data: Pengelola Azwa Perfume
tahun Azwa Perfume yaitu setiap 1-7 Pekanbaru)
Oktober). Dari data tersebut dapat dilihat
7. Potongan harga Rp 100.000,- khusus bahwa terjadi peningkatan jumlah
kepada konsumen yang menggunakan konsumen pada bulan oktober yaitu
Mandiri Card. sebesar ±300% dibandingkan bulan-bulan
8. Diskon 10% di Culinary dan Shopping lain. Dikarenakan pada bulan tersebut
Festival. Azwa Perfume melakukan price discount
9. Harga Khusus (Potongan Harga) Akhir sebesar 50% untuk semua produk. Price
Tahun untuk beberapa jenis parfum (24- discount dilakukan setiap bulannya untuk
31 Desember 2016) meningkatkan jumlah impulse buying,
Dengan mengetahui alasan yang berdasarkan hal tersebut maka dari itu
mendasari mengapa konsumen melakukan peneliti mengambil sampel dari data
pembelian, maka dapat diketahui strategi konsumen setiap bulannya.
yang tepat digunakan, perusahaan harus

277
Jurnal Valuta Vol. 3 No 2, Oktober 2017 ISSN : 2502-1419

Keputusan pembelian dapat beli. Hal ini naik 11 poin dari tahun 2003
didasari oleh factor individu konsumen yang presentasenya hanya 10% (Sukirno,
yang cendrung berperilakuafektif 2011dalam Prihastama. 2016:7).
(pleasure – arousal – dominance) (Darden Sebuah survey yang dilakukan AC
dan Grifin, dalam Hendro Putra 2011:2). Nielsen pada tahun 2006 di beberapa kota
Dimana pleasure mengacu pada tingkat besar di Indonesia seperti Bandung,
dimana individu merasakan baik, penuh Jakarta dan Surabaya menyebutkan bahwa
kegembiraan, bahagia, atau puas dalam sekitar 85% pembelanja kadang atau selalu
suatu situasi; arousal mengacu pada membeli dengan tidak direncanakan (lihat
tingkat dimana individu merasakan gambar 1), dan jumlah pembelanja yang
tertarik, siaga, atau aktif dalam situasi; dan melakukan pembelian sesuai dengan
dominance ditandai oleh perasaan yang rencana dan tidak terdorong membeli
direspons konsumen saat mengendalikan produk tambahan hanya berkisar 15%.
atau dikendalikan oleh lingkungan. Gambar 1
Pengetahuan tentang pelanggan
merupakan kunci dalam merencanakan
suatu strategi pemasaran yang baik.
Pelanggan dapat menjadi asset perusahaan
yang paling berharga, sehingga perusahaan
perlu untuk menciptakan sekaligus
menjaga ekuitas tersebut. Perusahaan
membutuhkan informasi pelanggan yang Mengutip pernyataan Associate
efektif dan mengembangkan menjadi Director Retailer Service Nielsen, Febby
stimulus terhadap perilaku pembelian Ramaun dalam wawancara dengan
produk secara umum.Perusahaan okezone.com pada juni 2011, menyatakan
membutuhkan informasi tersebut untuk bahwa saat ini pembelanja di Indonesia
menentukan efisiensi penggunaan menjadi semakin impulsif. Pada Hal
sumberdaya yang dirancang dalam tersebut dikenal dengan istilah impulse
menambah penjualan dan juga dapat buying. Impulse buying adalah suatu
mendeferensiasikan ruang sebagai salah proses pembelian suatu barang, dimana si
satu strategi bersaing terhadap pesaing pembeli tidak mempunyai niatan untuk
(Ambier, Bhattacharya, Edell, Keller, membeli sebelumnya, pembelian
Lemon, dan Mittal, dalam Hendro Putra dilakukan tanpa rencana atau secara
2011:2) spontan (Sumarwan, dalam Kasimin et al
Perilaku pembelian yang tidak 2014:3).Salah satu pemicu perilaku
direncanakan sebelumnya merupakan impulsive buying adalah pemasaran dan
sesuatu yang menarik bagi perusahaan, karakteristik produk yang dapat dilakukan
karena merupakan pangsa pasar terbesar melalui iklan dan bersifat sangat
dalam pasar modern. Konsumen sebagai sugetisbel. Konsumen yang tertarik secara
pengambil keputusan pembelian seringkali emosional (terutama untuk produk
tanpa ada rencana melakukan pembelian involvement) tidak lagi peduli untuk
terhadap suatu produk secara spontan melibatkan rasionalitas dalam proses
begitu mereka berbelanja di mall, pasar pengambilan keputusan pembelian.
swalayan, supermarket ataupun toko. Impulsive buying merupakan suatu
Potensi berbelanja di luar rencana jauh fenomena yang banyak melanda kehidupan
lebih besar akan dialami oleh konsumen masyarakat terutama yang tinggal di
yang tidak terbiasa membuat list belanja. perkotaan. Fenomena ini menarik untuk
Pembelanja sekarang lebih impulsif diteliti mengingat impulsive buying tidak
dengan 21% mengatakan, mereka tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa
pernah merencanakan apa yang mereka yang matang secara finansial, melainkan

278
Pengaruh Price Discount terhadap Impulse Buying
Septian Wahyudi

juga melanda kehidupan remaja yang daripada jangka waktu kredit atau
sebenarnya belum memiliki kemampuan potongan tunai apabila dilihat dari sudut
finansial untuk memenuhi kebutuhannya. penjual (Ismaya, dalam Kasimin et al
Hempel dan Lehman (dalam Magie, 2008) 2014:3).
mengemukakan bahwa konsumen berusia Berdasarkan hal-hal tersebut diatas,
remaja memiliki kebebasan yang maka penulis tertarik untuk mengetahui
signifikan untuk mengatur bagaimana pengaruh price discount
pengeluarannya. Di Amerika, pengeluaran terhadap impulse buying Azwa Perfume
konsumen usia remaja sekitar $175 miliar Pekanbaru.
pertahun. Klinefelter dan Tamminga
(dalam Magie, 2008) dalam surveynya 1.1 Rumusan Masalah
menemukan bahwa remaja Amerika Berdasarkan pada latar belakang masalah,
membelanjakan 40% uangnya untuk maka rumusan masalah dalam penelitian
membeli produk fashion. Remaja juga ini adalah sebagai berikut: Apakah price
menggunakan uang keluarga dan discount berpengaruh terhadap Impulse
mempengaruhi perilaku pembelian buying?
orangtuanya. Total belanja produk fashion
untuk remaja meningkat 35% pada tahun 1.2 Tujuan Penelitian
2006 jika dibandingkan dengan tahun Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui
2005. dan menganalisis pengaruh price discount
Jennie et al (dalam Sari et al terhadap Impulse buying.
2014:853) mengatakan bahwa bagi
perusahaan, keputusan pembelian yang 1.3 Manfaat Penelitian
dilakukan oleh konsumennya dapat Berdasarkan latar belakang masalah dan
dipengaruhi oleh alat pemasaran yang tujuan penelitian, maka diharapkan dapat
disebut dengan bauran pemasaran 4P. memberikan manfaat teoritis dan praktis
Christina (dalam Sari et al 2014:852) sebagai berikut:
menjelaskan bahwa salah satu penyebab Manfaat Teoritis
terjadinya pembelian impulsif ialah Manfaat teoritis yang berusaha
pengaruh stimulus dari tempat belanja diperoleh melalui penelitian ini adalah
tersebut, dan menurut Maymand & mendapatkan tambahan wawasan ilmu
Mostafa (dalam Sari et al 2014:852) bagi peneliti, dan para akademisi untuk
lingkungan stimulasi termasuk dalam mengembangkan ilmu di bidang
rangsangan eksternal dimana rangsangan pemasaran, khususnya pemasaran bisnis
eksternal pembelian impuls mengacu pada moderndan produk kreatif, juga sebagaai
rangsangan pemasaran yang dikontrol dan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.
dilakukan oleh pemasar melalui kegiatan Manfaat Praktis
price discount dan sales promotion. Manfaat praktis yang diharapkan dapat
Azwa Perfume Pekanbaru dalam diperoleh melalui penelitian ini adalah
upaya meningkatkan omzet penjualan dan berupa saran atau masukan yang berguna
sikap impulse buying konsumennya selalu bagi Azwa Perfume Pekanbaru dalam
menerapkan strategi pemberian price mengembangkan bisnisnya, dan
discount atas berbagai item produk yang diimplementasikan Penelitian ini juga
ditawarkannya. Price discount atau bermanfaat bagi peneliti sendiri secara
potongan penjualan adalah potongan khusus dan para pembaca secara
terhadap harga penjualan yang telah umumnya dalam mengembangkan
disetujui apabila pembayaran dilakukan karirnya dibidang usaha/bisnis yang
dalam jangka waktu yang lebih cepat bermanfaat bagi masyarakat luas

279
Jurnal Valuta Vol. 3 No 2, Oktober 2017 ISSN : 2502-1419

TINJAUAN PUSTAKA memberikan beberapa keuntungan


Price discount diantaranya: dapat memicu konsumen
Price discount tatau potongan untuk membeli dalam jumlah yang banyak,
penjualan adalah potongan harga apabila mengantisipasi promosi pesaing, dan
pembayaran dilakukan lebih cepat mendukung perdagangan dalam jumlah
daripada jangka waktu kredit (Soemarso, yang lebih besar.
dalam Kasimin et al 2014:5).Discount Discount tersebut merupakan harga
(potongan penjualan) adalah potongan yang popular karena merangsang langsung
tunai yang ditawarkan kepada para pembelian produk yang dipromosikan,
pelanggan yang membeli barang-barang sehingga terjadi peningkatanpenjualan
secara kredit (Simamora, dalam Kasimin et (Gendall et al,dalam Asterrina et al
al 2014:5).Potongan penjualan adalah 2011:3).Compo dan Yague (dalam
potongan terhadap harga penjualan yang Asterrina et al 2011:3) mendefinisikan
telah disetujui apabila pembayaran discountsebagaiberikut, discountadalah
dilakukan dalam jangka waktu yang lebih penurunan harga dari harga yang
cepat daripada jangka waktu kredit atau dipublikasikan, yang dapat
potongan tunai apabila dilihat dari sudut konsumenbandingkan dengan informasi
penjual (Ismaya, dalam Kasimin et al harga yang telah diketahui oleh
2014:5). konsumen.Menurut Kotler dan Keller
Discountatau potongan harga (dalam Asterrina et al 2011:4), umumnya
merupakan salah satu bentuk dari promosi perusahaan tidak memberi discount pada
penjualan yangsering diterapkan oleh semua produk. Pemberian discount
pemasar yang lebih ditujukan kepada disesuaikan dengan waktu maupun tipe
konsumen akhir. Konsumenmenyukai pembelian produknya. Misalnya pakaian
discountkarena konsumen mendapat kaftan diberi discountsetelah lewat masa
pengurangan kerugian dari potongan lebaran dan discount diberikan kepada
hargalangsung dari suatu produk (Ben pembeli karena membeli produk dalam
Lowe, dalam Asterrina et al 2011:3). jumlah yang besar.
Seperti yang dikemukakan oleh Konsumen memiliki persepsinya
Kotler (dalam Kasimin et al 2014:5), sendiri terhadap discount.Bagaimana
potongan penjualan antara lain terdiri dari konsumenmemandang harga (tinggi,
potongan kuantitas (quality discount) rendah, dan wajar) mempunyai pengaruh
berupa potongan non kumulatif dan yang kuat terhadap maksudmembeli dan
potongan kumulatif, potongan dagang kepuasan membeli. Produk yang diberikan
(rate discount) atau potongan fungsional, discountmenimbulkan peningkatanpersepsi
rabat kontan (cash discount), yaitu konsumen terhadap penghematan dan nilai
merupakan potongan harga yang diberikan yang didapat dari harga acuan
kepada pembeli, karena membayar kontan (Schiffmandan Kanuk, dalam Asterrina et
atau membayar dalam jadwal pelunasan al 2011:4).Dalam promosi penjualan
yang telah ditetapkan sebelumnya, terutama pemberian diskon, terdapat
potongan musiman (seasonal discount), isyarat semantik yaitususunan kata-kata
serta pencatatan maju (forward discount). khusus, mengenai ungkapan yang
Menurut Kotler (dalam digunakan untuk menyampaikan
Prihastama2016:20) price discount, informasiyang dapat mempengaruhi
merupakan penghematan yang ditawarkan persepsi konsumen mengenai harga yaitu :
pada konsumen dari harga normal akan 1. Pernyataan harga yang obyektif (contoh,
suatu produk, yang tertera di label atau save 35%), memberikan satu tingkat
kemasan produk tersebut. Belch & Belch discount tunggal.
(dalam Putri et al 2014:4) mengatakan 2. Pernyataan harga yang longgar (contoh,
bahwa promosi potongan harga save up to 70%), digunakan untuk

280
Pengaruh Price Discount terhadap Impulse Buying
Septian Wahyudi

mempromosikan serangkaian discount dan kemudian diganti dengan stokbaru,


harga untuk satu lini produk, seluruh pemasar mengkomunikasikan bahwa
departemen, hingga seluruh toko. produk yang lama masih pas
Reaksi konsumen terhadap digunakan.Sedangkan reaksi negatif lain
pernyataan harga yang longgar yang bisa timbul atas discount adalah
dipengaruhi oleh luasnya rentang discount. adanya anggapan cacat produk sehingga
Rentang discount yang lebih lebar, sulit terjual. Jika konsumen menggangap
pernyataan yang longgar dan menyatakan cacat produk bersifat prinsip,maka
tingkat penghematan yang maksimum perusahaan akan mengalami kesulitan.
memberi pengaruh yang lebih positif Pemberian discount bisa dianggap oleh
daripada pernyataanyang longgar dan konsumen sebagai indikator adanya
menyatakan tingkat minimum atau seluruh penurunan mutu (Sonni, dalam Asterrina et
rentang penghematan. Sedangkan untuk al 2011:5).
rentang discount yang lebih sempit, 1.4.2 Impulse buying
pernyataan yang longgar dan menyatakan Keputusan untuk melakukan
tingkat penghematan yang maksimum pembelian secara tiba-tiba atau spontan
kelihatannya tidak lebih efektif daripada tanpa direncanakan terlebih dahulu
pernyataan yang menyatakan tingkat sebelumnya sering disebut sebagai
minimum atau seluruh rentang pembelian impulsif (impulse purchasing
penghematan (Schiffman dan Kanuk, atau impulse buying) (Sumarwan, dalam
dalam Asterrina et al 2011:4). Kasimin et al 2014:6). Pembelian berdasar
Menurut Sonni (dalam Asterrina et impulse mungkin memiliki satu atau lebih
al 2011:4), pada saat akan melakukan karakteristik sebagai berikut: spontanitas,
discount yang harus diperhatikan adalah dorongan untuk membeli dengan segera,
reaksi yang akan timbul, khususnya dari kesenangan dan stimulasi serta
sisi konsumen. Discount bisa dipandang ketidakpedulian akan akibat.
sebagai kesempatan baik bagi konsumen Impulse buying merupakan aspek
untuk melakukan pembelian, bila perlu penting dalam perilaku konsumen dan
membeli dengan jumlah yang cukup besar. konsep yang vital bagi peritel (Abdolvand
Tetapi disisi lain, discount justru et.al, dalam Kasimin et al 2014:3).
menimbulkan tanda tanya yang ditanggapi Seringkali keputusan pembelian diambil
negatif oleh konsumen. Jika tiba-tiba suatu oleh konsumen merupakan pembelian
produk diberi discount, maka bisa timbul tanpa rencana sebelumnya, dimana
anggapan bahwa produk tersebut akan pembelian tersebut dilakukan secara
diganti oleh produk baru. spontan, karena konsumen tertarik dengan
Sebetulnya, anggapan negatif adanya price discount, sales promotion
seperti ini mempunyai derajat maupun penyajian barang yang menarik,
kekhawatiran yang tidak cukup sehingga menimbulkan minat konsumen
tinggi.Artinya, perusahaan tidak perlu untuk membeli (Hatane, dalam Kasimin et
terlalu cemas. Karena ada segolongan al 2014:3).
konsumen yang tidak mengalami masalah Khandai et al. (dalam Sari et al
untuk menggunakan produk yang akan 2014:852) menyatakan bahwa pembelian
mengalami keusangan atau produk yang impuls berkaitan dengan kemudahan
sudah tidak up date. Terutama untuk dalam pembelian suatu produk dan
konsumen pengekor (laggards) yang menurut Rook (dalam Sari et al 2014:852)
memang menunggu momentum seperti itu. melaporkan bahwa impulse buying pada
Jika tujuan pemasar melakukan umumnya terjadi karena datangnya
discount untuk menghabiskan stok lama motivasi yang kuat yang berubah menjadi

281
Jurnal Valuta Vol. 3 No 2, Oktober 2017 ISSN : 2502-1419

keinginan untuk membeli suatu komuditi seringkali diikuti oleh emosi seperti
tertentu. exciting, thrilling, atau wild.
Menurut Berman (dalam Kasimin d. Disregard for consequences,
et al 2014:6) impulse buying terjadi ketika keinginan untuk membeli dapat menjadi
konsumen membeli produk dan/atau merek tidak dapat ditolak sampai konsekuensi
yang tidak direncanakan sebelum masuk negatif yang mungkin terjadi diabaikan.
kedalam toko, membaca katalog Loudon & Bitta (dalam Prihastama
penawaran, melihat TV, online di WEB 2016:18) menyebutkan empat tipe
dan lain sebagainya. Dengan impulse pembelian impulsif (impulse buying)
buying, maka pembuatan keputusan sebagai berikut:
membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh a. Pure impulse, sebuah pembelian
peritel. Menurut Ma’ruf (dalam Kasimin et yang berlawanan dengan tipe pembelian
al 2014:7) pembelian impulsif terjadi pada normal.
barang-barang seperti pakaian dalam b. Suggestion impulse, seorang
wanita, pakaian pria, produk bakery, pembeli tidak mempunyai pengetahuan
perhiasan, dan barang-barang grocery sebelumnya tentang sebuah produk,
(food based). melihatnya untuk pertama kali, dan
Menurut Mowen & Minor (dalam merasakan kebutuhan akan produk
Prihastama2016:15) definisi pembelian tersebut.
impulsif (impulse buying) adalah tindakan c. Reminder impulse, seorang
membeli yang dilakukan tanpa memiliki pembeli melihat sebuah produk dan
masalah sebelumnya atau maksud/niat teringat bahwa persediaan produk tersebut
membeli yang terbentuk sebelum di rumah sudah berkurang, atau mengingat
memasuki toko. Sedangkan menurut sebuah iklan atau informasi lain tentang
Schiffman & Kanuk (dalam Prihastama sebuah produk dan keputusan pembelian
2016:15) impulse buying merupakan terdahulu.
keputusan yang emosional atau menurut d. Planned impulse, seorang
desakan hati. Hal senada diungkapkan juga pembeli memasuki toko dengan ekspektasi
oleh Shoham & Brencic dalam Ria dan tujuan untuk melakukanpembelian
Arifianti (dalam Prihastama2016:16) berdasarkan adanya harga spesial, kupon,
mengatakan bahwa impulse buying dan sejenisnya.
berkaitan dengan perilaku untuk membeli Menurut Rook & Fisher (dalam
berdasarkan emosi. Emosi ini berkaitan Putri et al2014:4) dalam Cahyorini &
dengan pemecahan masalah pembelian Rusfian (2011), Impulsive Buyingsebagai
yang terbatas atau spontan. Menurut Rook, kecenderungan konsumen untuk membeli
(dalam Prihastama2016:17) pembelian secara spontan, reflek, tiba-tiba dan
impulsif terdiri dari karakteristik berikut: otomatis. Pembelian impulsif terjadi
a. Spontanity (spontanitas), karena adanya dorongan perasaan yang
pembelian impulsif terjadi secara tidak kuat dimana keadaan afektif langsung
terduga dan memotivasi konsumen untuk menuju pada perilaku membeli, tanpa
membeli saat itu juga, seringkali karena harus membentuk suatu kepercayaan dan
respon terhadap stimuli visual point-of- berfikir keras untuk membeli suatu benda.
sale. Berdasarkan hasil riset yang
b. Power, compulsion, and dipublikasikan dalam journal of retailing,
intensity, adanya motivasi untuk Beatty dan Ferrel (dalam Asterrina et
mengesampingkan hal-hal lain dan al2011:5) menjelaskan tentang faktor-
bertindak secepatnya. faktor penentu impulse buying. Hasil riset
c. Excitement and simulation, yaitu tersebut menjadi skala pengukuran yang
keinginan membeli secara tiba-tiba yang mengukur skala impulse buying dalam 7
dimensi utama, yaitu :

282
Pengaruh Price Discount terhadap Impulse Buying
Septian Wahyudi

1. Desakan untuk Berbelanja (Urge to mengalami impulse buying yang


Purchase). Menurut Rook (1987), urge mendesak dalam Beatty dan Ferrel
to purchase merupakan suatu dorongan (1998).
atau hasrat yang dirasakan ketika 4. Kesenangan Berbelanja (Shopping
membeli sesuatu secara tiba-tiba atau Enjoyment). Menurut Beatty dan Ferrel
spontan. Menurut Gol-denson (1984), (1998) definisi shopping enjoyment
impulse buying terjadi ketika konsumen mengacu pada kesenangan yang
mengalami dorongan atau desakan didapatkan dari proses berbelanja,
secara mendadak, kuat dan gigih untuk dalam hal ini mengacu pada konteks
membeli beberapa hal segera. Dorongan berbelanja didalam mall atau pusat
kuat, kadang-kadang tak tertahankan perbelanjaan. Beberapa penelitian
atau sulit dihentikan, kecenderungan menunjukkan bahwa pembelian
untuk bertindak tiba-tiba tanpa impulsif dapat menjadi upaya seseorang
musyawarah (dalam rook 1987). untuk meringankan depresi atau untuk
Walaupun sangat kuat dan terkadang menghibur diri sendiri (Bellenger dan
tidak dapat ditolak namun tidak selalu Korgaonker, 1980).
dilakukan. Bahkan. orang-orang 5. Ketersediaan Waktu (Time Available).
menggunakan strategi yang sangat Menurut Beatty dan Ferrel (1998), time
banyak untuk mendapatkan kontrol available mengacu pada waktu yang
terhadap hasrat ini (Hoch dan tersedia bagi individu untuk berbelanja.
Loewenstein dalam Beatty dan Ferrel, Menurut Iyer (1989), tekanan waktu
1998). dapat mengurangi impulse buying,
2. Emosi Positif (Positive Affect). Menurut sebaliknya ketersediaan waktu secara
Jeon (1990), pengaruh positif individu positif terkait dengan melakukan
dipengaruhi oleh suasana hati yang aktivitas pencarian dalam lingkungan
sudah dirasakan sebelumnya, disposisi ritel dapat mengakibatkan impulse
afeksi, ditambah dengan reaksi terhadap buying. Individu dengan lebih banyak
pertemuan lingkungan toko tersebut waktu yang tersedia akan melakukan
(misalnya, barang-barang yang pencarian lagi.
diinginkan dan penjualan yang 6. Ketersediaan Uang (Money Available).
ditemui). Suasana hati yang positif Menurut Beatty dan Ferrel (1998),
(senang, gembira, dan antusias) money available mengacu pada jumlah
menyebabkan seseorang menjadi murah anggaran atau dana ekstra yang dimiliki
hati untuk menghargai diri mereka, oleh seseorang yang harus dikeluarkan
konsumen merasa seolah-olah memiliki pada saat berbelanja. Beatty dan Ferrel
lebih banyak kebebasan untuk menghubungkan variabel ketersediaan
bertindak, dan akan menghasilkan uang secara langsung dengan impulse
perilaku yang ditujukan untuk buying karena hal tersebut dinilai
mempertahankan perasaan yang positif. menjadi fasilitator untuk terjadinya
3. Melihat-lihat Toko (In-Store Browsing). pembelian terhadap suatu objek.
Menurut Jarboe and McDaniel sebagai 7. Kecenderungan pembelian impulsif
bentuk pencarian langsung, in-store (impulse buying tendency). Menurut
browsing merupakan komponen utama Beatty dan Ferrel (1998) definisi dari
dalam proses pembelian impulsif. Jika impulse buying tendency sebagai, (1)
konsumen menelusuri toko lebih lama, kecendrungan mengalami dorongan
konsumen akan cenderung menemukan yang secara tiba-tiba muncul untuk
lebih banyak rangsangan, yang akan melakukan pembelian on the spot (2)
cenderung meningkatkan kemungkinan desakan untuk bertindak atas dorongan

283
Jurnal Valuta Vol. 3 No 2, Oktober 2017 ISSN : 2502-1419

tersebut dengan hanya sedikit responden terpilih berisikan mengenai


pertimbangan atau evaluasi dari sikap pengunjung dalam berbelanja di
konsekuensi. Azwa Perfume Pekanbaru yang diolah
Kerangka Penelitian sesuai kebutuhan penelitian. Data ini
Impulse bersumber dari pengunjung dan juga
Price discount
buying konsumen Azwa Perfume Pekanbaru
(Y) b. Data Sekunder, yakni data yang
diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi
Definisi Operasional Variabel baik berupa laporan maupun informasi
Price discount adalah pengurangan dari pihak perusahaan ataupun pihak
terhadap harga yang ditetapkan karena lain yang terkait.
pembeli memenuhi syarat yang ditetapkan.
Solomon & Rabolt (2009) menyatakan Populasi dan Sampel
bahwa impulse buying adalah suatu c. Populasi
kondisi yang terjadi ketika individu Populasi penelitian, apakah itu populasi
mengalami perasaan terdesak secara tiba- subjek penelitian, ataukah populasi
tiba yang tidak dapat dilawan. responden penelitian, ada yang jumlah
Kecenderungan untuk membeli secara anggotanya bisa dan mudah dihitung, ada
spontan ini umumnya dapat menghasilkan yang tidak bisa atau tidak mudah
pembelian ketika konsumen percaya dihitung.Populasi dalam penelitian ini
bahwa tindakan tersebut adalah hal yang adalah semua konsumen yang berbelanja
wajar (Rook & Fisher 1995 dalam di Azwa Perfume Pekanbaru.
Solomon 2009).
Variabel Indikator d. Sampel
Price
1. Frekuensi Diskon Sampel adalah bagian dari populasi yang
2. Besaran Diskon kita ambil untuk mewakili populasi secara
discoun)
3. Waktu Pemberian Diskon
keseluruhan yang akan dijadikan
1. Spontanity (spontanitas) responden dalam suatu penelitian. Dalam
Impulse 2. Power, compulsion, and intensity pelaksanaan penelitian, prosedur
buying 3. Excitement and stimulation
4. Disregard for consequences
pengambilan sampel berdasarkan teknik
Purposive Sampling adalah pengambilan
sampel secara sengaja sesuai dengan
persyaratan sampel yang diperlukan
METODE PENELITIAN (Sugyono 2006:96).Dengan karakteristik
minimal 1 kali berbelanja di Azwa
Lokasi Penelitian Perfume Pekanbaru.
Lokasi penelitian dalam penelitian ini Pengambilan sampel dari jumlah
adalah Azwa Perfume Pekanbaru, yang konsumen pada bulan Oktober sebanyak
terletak di Jl. Teuku Umar, No. 79. Alasan 1563 orang karena pada bulan tersebut
penulis melakukan penelitian di Azwa Perfume mengadakan program Price
Outlet/Toko ini adalah karena Azwa Discount secara maksimal dengan
Perfume adalah salah satu bisnis di menggunakan rumus slovin (Sevila:1994)
Pekanbaru yang telah menerapkan yaitu:
management dan system penjualan juga n = __N__
pemasaran yang modern dan menjadi role 1+Ne2
model bagi beberapa bisnis sejenis lainnya. Jadi, n = 93,98 = 94
Jadi sampel yang digunakan dalam
Jenis dan Sumber Data penelitian ini adalah 94 responden dengan
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh karakteristik dan waktu yang telah
dari kuisioner yang disebarkan kepada ditetapkan sebelumnya.

284
Pengaruh Price Discount terhadap Impulse Buying
Septian Wahyudi

Teknik Pengumpulan Data Dimana : Y = Impulse Buying


X = price discount
Sehubungan dengan pelaksanaan a = Parameter konstanta
penelitian, pengumpulan data dilaksanakan b=Parameterkoefisien regresi
dengan menggunakan: (Sugiyono,2004)

n XY   X  Y 
e. Kuesioner, merupakan suatu
pengumpulan data dengan memberikan b
n X 2   X 
2
atau menyerahkan daftar pertanyaan-
pertanyaan kepada responden dengan
harapan memberikan respon atas dasar  Y   X    X  XY 
2

a
n  X   X 
2
pertanyaan tersebut. (Umar, 2008:49). 2

Peneliti menggunakan teknik ini untuk


mengumpulkan data karena untuk
mengetahui tanggapan konsumen
Uji instrumen
mengenai objek yang diteliti dibutuhkan
beberapa data yang didapat langsung dari  Uji Validitas
konsumen agar hasil penelitian ini valid Uji validitas merupakan pernyataan
dan agar didapat hasil bahwa Sales sejauh mana data yang dirampung pada
Promotion dan Price Discount yang suatu kuesioner dapat mengukur apa yang
diterapkan efektif untuk meningkatkan ingin diukur dan digunakan untuk
mengetahui kelayakan butir-butir dalam
Impulse Buying.
suatu daftar kuesioner dalam
f. Wawancara, yakni mengumpulkan data mendefinisikan suatu variabel. Menilai
melalui percakapan secara langsung kevalidan masing-masing butir pertanyaan
dengan pimpinan dan pengunjung Azwa dapat dilihat dari corrected item – total
Perfume Pekanbaru, guna masukan yang correlation masing-masing pertanyaan.
dapat menunjang pembahasan dalam Suatu pertanyaan dinyatakan valid jika r
penelitian ini. Teknik wawancara hitung > r tabel. Maka item pertanyaan
digunakan oleh peneliti karena tersebut valid (Riduwan & Sunarto,2007)
dibutuhkan respon langsung dari Dengan rumus :
konsumen mengenai proses n XY   X  Y
rxy 
pembeliannya di Azwa Perfume, agar
didapat hasil bahwa Sales Promotion dan
n X 2 2

  X  . n Y 2   Y 
2

Price Discount yang diterapkan efektif Keterangan :
untuk meningkatkan Impulse Buying. rxy = Nilai validitas atau koefisien
korelasi
Analisis Data X = skor pertanyaan tertentu
(variabel independent)
Analisis Regresi Linier Sederhana Y = skor pertanyaan total (variabel
dependent)
Dalam menganalisis data hasil n = jumlah responden untuk diuji
penelitian ini, maka pada tahap pertama (Umar, 2002)
peneliti melakukan pengujian kuesioner,
yaitu uji validitas dan reabilitas. Untuk  Uji Reabilitas Data
melihat pengaruh brand image terhadap Uji reliabilitas merupakan ukuran
loyalitas nasabah digunakan model regresi suatu kestabilan dan konsistensi responden
linier sederhana yaitu sebagai berikut: dalam menjawab hal yang berkaitan
Persamaan regresinya : Y= a+bX dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang

285
Jurnal Valuta Vol. 3 No 2, Oktober 2017 ISSN : 2502-1419

merupakan dimensi suatu variabel dan Ha: Ada pengaruh antara price
disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji discount dengan impulse buying.
reliabilitas dilakukan dengan uji cronbach Ho:Tidak ada pengaruh antara
alpha. Penentuan realibel atau tidaknya price discount dengan impulse
suatu instrument penelitian dapat dilihat buying
dari nilai alpha dan r tabel nya. Apabila  Uji determinasi (R2)
nilai cronbach alpha > r tabel maka Koefisien determinasi ) pada
instrument penelitian tersebut dikatakan intinya digunakan untuk mengukur
reliabel, artinya alat ukur yang digunakan seberapa jauh kemampuan model dalam
adalah benar. Atau realibilitas suatu menerangkan variabel terikat. Koefisien
konstruk variabel dikatakan baik jika determinasi ) mempunyai range antara
memiliki nilai cronbach alpha lebih besar 0 sampai (0 < < 1). Semakin besar nilai
dari 0,60 (Riduwan & Sunarto,2007). (mendekati 1) maka berarti pengaruh
Dengan Rumus : variabel bebas secara serentak dianggap
 2 k 2 kuat dan apabila ) mendekati nol (0)
 sx   s j 
k  j 1  maka pengaruh variabel bebas terhadap
   variabel terikat serentak adalah lemah.
k 1 2
sx
  Rumus :
 
Keterangan : bn XY    X  Y 
r2 
n  Y 2   Y 
s 2j = varians skor item ke-j dengan 2

j= 1,2,....,k
k = banyaknya item yang diujikan
s x2 = varians skor total keseluruhan HASIL DAN PEMBAHASAN
item
Analisis Regresi Linier Sederhana
Pengujian Hipotesis Koefisien Regresi
Pengujian hipotesis koefisien Untuk mengetahui pengaruh price
regresi bertujuan untuk memastikan discount terhadap impulse buying, maka
apakah variabel bebas yang terdapat dalam dilakukan dengan analisis regresi linier
persamaan regresi secara parsial dan sederhana antara variabel bebas faktor
simultan berpengaruh terhadap variabel intrinsik terhadap variabel terikatnya yaitu
terikat. impulse buying. Dari data yang diperoleh
 Uji Signifikasi Individu (uji t) melalui spss, persamaan regresi linear
Uji t ini dimaksudkan untuk sederhana :Y = a + b X
membuktikan kebenaran hipotesis
penelitian bahwa ada pengaruh yang No Variabel Koefisien t-
signifikan antara variabel X (Price Regresi hitung
Discount) dengan varabel Y (impulse 1 Konstanta 12,859 4,448
buying). 2 Price Discount 1.034 12,358
Adapun rumus hipotesis statistiknya R = 0,790
adalah : R2= 0,624
√ Adjusted R square = 0,620
√ Sumber : Data Olahan SPSS versi 17
(Husein Umar,2001)
Ha (alternatif) : t hitung> t tabel Dari hasil regresi linear sederhana didapat
Ho (nol) : t tabel> t hitung bilangan konstanta (a) sebesar 12,859 dan
Dimana : koefisien variabel price discount sebesar

286
Pengaruh Price Discount terhadap Impulse Buying
Septian Wahyudi

1.034.Dengan demikian dapat ditentukan Dengan demikian diketahui t hitung


persamaan regresinya adalah : (12,859) > t tabel (1,986) dan Sig. (0,000)
Y = a + bX < 0,05.
Kinerja Karyawan = 12,859 + 1,034 Artinya variabel impulse buying
Dari persamaan regresi diatas, maka berpengaruh signifikan terhadap impulse
interprestasi dari masing-masing koefisien buying pada Azwa Parfume Pekanbaru.
variabel adalah sebagai berikut :
1. Nilai konstanta (a) sebesar 12,859.
Artinya adalah apabila price discount KESIMPULAN DAN SARAN
diasumsikan nol (0), maka impulse
buying bernilai 12,859 Kesimpulan
2. Nilai koefisien regresi price Berdasarkan hasil penelitian yang
discount sebesar 1,034. Artinya adalah dilandasi dengan kajian teori dan
bahwa setiap peningkatan price discount perumusan masalah yang telah dibahas,
sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan selanjutnya dapat diambil kesimpulan
impulse buying sebesar 1,034. sabagai berikut :

Koefisien Determinasi (R2) 1) Dari tanggapan responden terhadap


pemberian price discountyang
Uji ini dilakukan untuk melihat dilakukan di azwa parfume Pekanbaru
seberapa besar persentase price discount sudah dilakukan dengan baik. Setiap
terhadap impulse buying. Pengukurannya kegiatan potongan harga yang
adalah dengan menghitung angka koefisien dilakukan sudah sampai pada target
determinasi (r2).Diketahui nilai R Square yang telah ditentukan karena jika tidak
sebesar 0,624. Artinya adalah bahwa maka hal tersebut akan tidak tepat
sumbangan pemberian price discount sasaran pada saat promosi, sehingga
terhadap impulse buying adalah sebesar kinerja promosi dapat dilakukan dengan
62,4 %, sedangkan sisanya sebesar 37,6 % baik jika sudah sampai pada konsumen
dipengaruhi oleh faktor lain seperti bauran akhir.
promosi, citra merek. 2) Dari tanggapan responden terhadap
indikator impulse buying di azwa
I. Uji Signifikasi Individu (uji t) parfume Pekanbaru cukup baik.
Uji t ini dimaksudkan untuk membuktikan Impulse buying masih dirasa kurang
kebenaran hipotesis penelitian bahwa ada menarik bagi konsumen karena
pengaruh yang signifikan antara variabel x kebanyakan konsumen sudah
(price discount) dengan variabel y menetapkan apa yang akan dibelinya
(impulse buying). Diketahui nilai t table dan apa yang akan digunakannya
pada taraf signifikansi 5 % (2-tailed) sehingga konsumen tidak membeli
denganPersamaanberikut: parfume karena tidak ada rencana untuk
Ttabel = 94–1 –1: 0,05/ 2 membeli parfume.
= 92 : 0,025
= 1,986 3) Hasil perhitungan regresi
Dengan ketentuan : memperlihatkan bahwa hipotesa
1. Jika nilai thitung> ttabel maka hipotesa diterima dengan menujukkan bahwa
yang dikemukakan dapat diterima. pemberian price discount berpengaruh
2. Jika nilai thitung< ttabel maka hipotesa terhadap impulse buying di azwa
yang dikemukakan dapat ditolak. parfume Pekanbaru. Pemberian price
discount dapat menjadi sumber kegiatan
287
Jurnal Valuta Vol. 3 No 2, Oktober 2017 ISSN : 2502-1419

promosi bagi perusahaan karena dapat Fandi Tjiptono. 2001. Strategi Bisnis dan
menimbulkan stimulus untuk konsumen Manajemen.Penerbit Andi Offset,
akhir membeli suatu produk sehingga Yogyakarta.
dapat menambah keuntungan bagi Husein Umar (2003). Metode Riset Bisnis.
perusahaan. Penerbit Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Saran Indrianto dan Supomo, 2002. Metode
Dari kesimpulan-kesimpulan Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
diatas, penulis mencoba memberikan saran BPFE.
yang mungkin dapat digunakan sebagai Kuncoro.2003. Metode Riset untuk Bisnis
sumbangan pemikiran bagi perusahaan dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
dimasa yang akan datang. Adapun saran Prasetijo dan Jhon, 2004.Perilaku
dari penulis berikan sebagai berikut : Konsumen. Yogyakarta.Andi.
1) Dalam pemberian price discount yang Sugiyono, 2006. Metode Penelitian
dilakukan di azwa Pekanbaru Administrasi. Alfabeta, Bandung.
diharapkan tetap dilaksanakan sehingga Kasimin; Dhiana, Patricia; Warso, Muh
dapat memenuhi kebutuhan konsumen, Mukery. 2014. “Effect Of
dan sistem pemberian impulse buying Discounts, Sales Promotion And
juga diharapkan dapat dirasakan oleh Merchandising On Impulse
tiap konsumen sehingga dapat Buying At Toko
memberikan motivasi impulse buying IntanPurwokerto” Fakultas
untuk membeli produk tersebut. Ekonomi: Universitas Pandanaran
2. Dengan kegiatan price discount yang Semarang.
baik maka akan dapat meningkatkan Sari, Dewa Ayu Taman; Alit Suryani.
penjualan pada suatu produk, kemudian 2013. “Pengaruh Merchandising,
pada tahap tertentu akan Promosi DanAtmosfir Toko Terhadap
membangkitkan stimulus pembeli jika Impulse Buying” Fakultas
mendapatkan potongan harga suatu Ekonomi dan Bisnis: Universitas
produk, namun pada hanya momen Udayana.
tertentu saja kegiatan promosi tersebut Prihastama, Brian Vicky. 2016.“Pengaruh
didapatkan sehingga program tersebut Price Discount Dan Bonus Pack
masih dirasa kurang oleh konsumen TerhadapImpulse Buying Pada
tahap akhir, sehigga banyak konsumen Pelanggan Minimarket” (Studi
masih meragukan kegiatan price pada Pelanggan Minimarket
discount tersebut. Indomaret Jl. Demangan Baru,
Depok, Sleman, Yogyakarta).
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Ekonomi: Universitas
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Negeri Yogyakarta.
Pemasaran. Jakarta; Rajawali Lestari, Rini. 2015. “Sales Promotion
Press. Sebagai Strategi Komunikasi
DH, Swastha dan Tulus TH dkk. 2004. Pemasaran Mobil Low Cost
Manajemen Pemasaran: Analisa Green Car Daihatsu Aylapada Pt.
dan Perilaku Konsumen. Astra Internasional Tbk Cabang
Yogyakarta; BPFE. Ciledugkota Tangerang” Fakultas
Amir, M. Taufiq. Manajemen Ritel. Ilmu Komunikasi: Universitas
Paduan Lengkap Pengelolaan Budi Luhur Jakarta.
Toko Modern. Jakarta; Putri, Yessica Tri Amanda ; Muhammad
Edisi Pertama, PT. Ikrar Edwar. 2014. “Pengaruh Bonus
Mandiriabadi. Pack Dan Price Discount
Terhadap Impulse Buying Pada

288
Pengaruh Price Discount terhadap Impulse Buying
Septian Wahyudi

Konsumen Giant Hypermarket


Diponegoro Surabaya”Fakultas
Ekonomi: Universitas Negeri
Surabaya.
Asterrina, Febrya: Hermiati, Tuti.
2011.“Pengaruh Discount
Terhadap Perilaku Impulse
Buying”(Studi Pada: Konsumen
Centro Department Store Di
Margo City) Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik. Universitas
Indonesia.
Anggraeni, Hapy: Mashariono.
2013.“Pengaruh Sales Promotion
Dan Advertising Terhadap
Volume Penjualan Pada PT.
Indonesia Wacoal Surabaya”.
Ilmu & Riset Manajemen:
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Indonesia.

Sumber internet:

http://www.landasanteori.com/2015/07/pe
ngertian-lokasi-definisi-tempat-
dalam.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Parfum

289

Anda mungkin juga menyukai