Askep Kasus
Askep Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Kasus
Pasien perempuan usia 20 tahun datang ke IGD RS Ibnu Sina Padang dengan
keluhan nyeri pada paha kiri sejak 2 jam sebelum masuk RS. Pasien mengalami
laserasi di bagian punggung kaki kiri dan masih mampu menjawab pertanyaan.
Wajah pasien terlihat pasien dan berkeringat. Terlihat bengkak pada paha
pasien.
2. Primary Survey
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah
actual/potensial dari kondisi life threatening (berdampak terhadap kemampuan
pasien untuk mempertahankan hidup). Pengkajian tetap berpedoman pada
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi jika hal tersebut memungkinkan.
A) Data Subjektif
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Mekanisme cedera
Kemampuan neurologi
Status neurologi
Kestabilan bergerak
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keadaan jantung dan pernapasan
Penyakit kronis
B) Data Objektif
A (Airway) = clear
B (breathing) = baik, 22 x/menit
C (Circulation)= baik, TD: 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit
D (disability)= alert, GCS 15
E (Exposure) = tampak bengkak pada femur sinistra
3. Secondary Survey
Survey sekunder merupakan pemeriksaan secara lengkap yang
dilakukan secara head to toe, dari depan hingga belakang. Secondary survey
hanya dilakukan setelah kondisi pasien mulai stabil, dalam artian tidak
mengalami syok atau tanda-tanda syok telah mulai membaik.
Anamnesis
Pemeriksaan data subyektif didapatkan dari anamnesis riwayat pasien yang
merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. Riwayat pasien meliputi :
Anamnesis juga harus meliputi riwayat AMPLE yang bisa didapat dari pasien
dan keluarga (Emergency Nursing Association, 2007):
A : Alergi ( Pasien tidak memiliki riwayat alergi ).
M : Medikasi/obat-obatan ( Pasien diberi obat untuk mengurangi nyeri).
P : Pertinent medical history ( Pasien tidak pernah mengalami penyakit
yang serius)
L : Last meal ( Pasien di beri asupan cairan melalui infus )
E : Events, ( Pasien mengalami fraktur femur karena adanya himpiyan
benda tumpul)
Akronim PQRST ini digunakan untuk mengkaji keluhan nyeri pada pasien yang
meliputi :
Provokes/palliates : Nyeri disebabkan oleh adanya himpitan yang cukup
lama dari bagian mobil pada paha. Pasien telah diberi penanganan cedera
dan diberi obat untuk mengurangi nyeri. Nyeri yang dirasakan pasien
membuat tidur pasien terganggu.
Quality : Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
Radiates: Nyeri menyebar.
Severity : Skala nyeri 7
Time : Nyeri menetap.
Keluhan utama : nyeri pada paha kiri sejak 2 jam sebelum masuk RS
History :
Awalnya pasien sedang naik mobil yang kemudian menabrak batu besar,
bagian depan mobil ringsek sehingga paha pasien terhimpit antara
dashboard dan bangku
Pasien sadar, sakit kepala (-), muntah (-)
Pasien merasa nyeri di paha kiri yang disertai bengkak
Pasien baru dapat dikeluarkan dari mobil ± 1 jam setelah kecelakaan dan
langsung di bawa ke puskesmas, kemudian dirujuk ke RS Ibnu Sina.
4. Pemeriksaan Fisik
a) Status generalis
Keadaan umum : Tampak Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis cooperatif
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 82 x/m
Suhu : 35 0 C
Pernafasan : 22x / menit
Kepala : dalam batas normal
Leher : JVP tidak meningkat
Thorax : Bentuk dan gerak simetris
Abdomen : supel, NT (-) dan NL (-)
Jantung : Bunyi jantung murni dan reguler
b) Status Lokalis
Femur Sinistra :
Inspeksi : kulit : abrasi (-), vulnus (-), hematome (-),
adanya pembengkakan / edema
palpasi : kulit : teraba hangat
Sensibilitas (+) baik
Pergerakan terbatas karena adanya nyeri
5. Diagnosis Medis
fraktur femur sinistra
6. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 11 g/dl
Leukosit : 7900/µL
Trombosit : 152.000/µL
Diagnosis pasti : close fraktur shaft femur sinistra 1/3 tengah transverse
displaced
7. Terapi Definitif
ORIF Brood Plate
3.2 Aplikasi nanda noc nic
Diagnosa Kasus
3. Administrasi Analgesik
Aktifitas:
tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi
cek riwayat alergi
pilih analgetik yang diperlukan atau kombinasi dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu
tentukan pilihan analgetik tergantung tipe dan beratnya nyeri
tentukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal
pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama
kali
berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala (efek samping)
hadir untuk menghibur kebutuhan dan kegiatan lain yang membantu
relaksasi untuk memfasilitasi respon terhadap analgesia
mengelola analgesic sekitar jam untuk mencegah puncak dan melalui
analgesia, terutama dengan sakit parah
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan selama ...x24 1. Promosi mekanika tubuh
fisik b/d kerusakan jam, kriteria hasil yang diharapkan : Aktivitas :
rangka neuromuskuler, Mobilitas fisik pasien tidak terganggu Tentukan komitmen pasien untuk belajar dan menggunakan postur tubuh
nyeri, terapi restriktif dengan kriteria hasil : yang benar
(imobilisasi) 1. Klien dapat Berkolaborasi dengan terapi fisik dalam mengembangkan rencana
meningkatkan/mempertahankan mekanika tubuh promosi , seperti yang ditunjukkan
mobilitas pada tingkat paling tinggi Tentukan pemahaman petient tentang mekanika tubuh dan olahraga
yang mungkin dapat ( misalnya demonstrasi teknik yang benar kembali ketika melakukan
mempertahankan posisi fungsional kegiatan / olahraga )
2. Meningkatkan kekuatan/fungsi Anjurkan pasien pada struktur dan fungsi tulang belakang dan postur
yang sakit dan mengkompensasi
bagian tubuh menunjukkan tekhnik optimal untuk bergerak dan menggunakan tubuh
yang memampukan melakukan Anjurkan pasien tentang kebutuhan untuk postur tubuh yang benar untuk
aktivitas mencegah kelelahan , ketegangan , starin , atau cedera
Anjurkan pasien bagaimana menggunakan pusture dan mekanika tubuh
untuk mencegah cedera saat melakukan kegiatan fisik
Tentukan kesadaran pasien kelainan muskuloskeletal sendiri dan dampak
potensial dari postur tubuh dan jaringan otot
Anjurkan untuk menggunakan hal-hal perusahaan / kursi atau bantal , jika
sesuai
Instruksikan untuk menghindari tidur rentan
Membantu untuk menunjukkan posisi tidur yang tepat
Membantu untuk menghindari duduk di posisi yang sama untuk waktu
yang lama
Menunjukkan bagaimana untuk menggeser berat badan dari satu kaki ke
kaki lain sambil berdiri
Anjurkan pasien untuk menggerakkan kaki pertama dan tubuh saat
berbalik untuk berjalan dari posisi berdiri
Gunakan prinsip-prinsip mekanika tubuh dengan meletakan penanganan
pasien yang aman dan bantu movment
Membantu pasien , keluarga untuk mengidentifikasi latihan postur yang
sesuai
Membantu pasien untuk memilih kegiatan pemanasan sebelum latihan
atau bekerja tidak dilakukan secara rutin mulai
Membantu pasien untuk melakukan latihan fleksi untuk memfasilitasi
kembali mobilitas , seperti yang ditunjukkan
Anjurkan pasien / keluarga tentang frekuensi dan jumlah pengulangan
untuk setiap latihan
Peningkatan Monitor dalam mekanika postur / body pasien
Memberikan informasi tentang penyebab posisi kemungkinan muccle atau
bergabung nyeri. Evaluasi kemampuan mobilisasi klien dan program
imobilisasi.
2. Manajemen Energi
Aktifitas:
Menilai status fisiologi pasien untuk mengurangi kelelahan sesuai umur
dan perkembangannya
Anjurkan mengungkapkan yang diraasakan tentang keterbatasan
Gunakan alat yang benar untuk tindakan kelelahan, bila perlu
Tentukan pasien/persepsi penting lainnya dari penyebab kelelahan
Periksa status kekurangan fisiologis (kemoterapi-untuk anemia) sebagai
prioritas utama
Pilih intervensi untuk menurunkan kelelahan menggunakan kombinasi
antara farmakologi dan kategori nonfarmakologi, untuk ketepatan\
Tentukan apa dan berapa banyak aktivitas yang diperlukan untuk
membangun ketahanan
Monitor intake nutrisi untuk memastikan sumber energi yang adekuat
Konsultasi dengan ahli diit tentang cara untuk menambah intake dari
makanan energi tinggi
Negosiasi keinginan waktu makan yang mungkin atau tidak mungkin tepat
dengan standar jadwal RS
Monitor pasien untuk menunjukkan fisik berlebihan dan kelelahan
emosional
Monitor respon aktivitas kardiorespiratori (takikardi, disritmia lainnya,
dispnea, diaphoresis, sianosis, TD, frekuensi pernapasan)
Anjurkan latihan aerobik sebagai pertahanan
Monitor/catat pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
Monitor lokasi dan dasar dari ketidaknyamanan atau nyeri selama
bergerak/aktivitas
3. Traksi / Perawatan Imobilisasi
Aktivitas :
Posisi tubuh dalam kesejajaran yang tepat
Pertahankan posisi yang tepat di tempat tidur untuk meningkatkan traksi
Pastikan berat badan yang diterapkan tepat
Pastikan tali dan katrol tergantung bebas
Pastikan bahwa tarikan tali dan berat tetap sepanjang sumbu tulang retak
Penjepit bobot traksi sementara memindahkan pasien
Menjaga traksi setiap saatPantau kemampuan perawatan diri saat berada
di traksi
Memantau perangkat fiksasi eksternal
Memonitor situs penyisipan pin
Pantau kulit dan tonjolan tulang untuk tanda-tanda kerusakan kulit
Sirkulasi Monitor, gerakan, dan sensasi ekstremitas yang terkena
Pantau komplikasi imobilitas
Lakukan pin perawatan situs penyisipan
Berikan perawatan kulit yang tepat pada titik-titik gesekan
Menyediakan trapeze untuk gerakan di tempat tidur , jika sesuai
Instruksikan di bracing perawatan perangkat , sesuai kebutuhan
Instruksikan pada perawatan perangkat fiksasi eksternal , sesuai
kebutuhan
Instruksikan pada perawatan situs pin , sesuai kebutuhan
Instruksikan pentingnya gizi yang cukup untuk penyembuhan tulang
3 Risiko infeksi b/d Setelah dilakukan tindakan selama ...x24 1. Perawatan Luka
ketidakadekuatan jam, kriteria hasil yang diharapkan : luka Aktivitas:
pertahanan primer klien tidak mengalami infeksi dengan Membuang balutan dan pita perekat
(kerusakan kulit, kriteria : Mencukur rambut di sekitar daerah yang terkena, sesuai kebutuhan
taruma jaringan lunak, 1. Klien menyatakan Memantau karakteristik luka, termasuk drainase, warna, ukuran dan bau
prosedur invasif/traksi ketidaknyamanan hilang Mengukur dasar luka, yang sesuai
tulang 2. menunjukkan perilaku tekhnik Membuang materi tertanam (misalnya, kutu, kaca, kerikil, logam), sesuai
untuk mencegah kerusakan kebutuhan
kulit/memudahkan penyembuhan Bersihkan dengan saline normal atau pembersih tidak beracun, yang
sesuai indikasi, sesuai
3. mencapai penyembuhan luka
Tempatkan daerah yang terkena dalam pusaran air mandi, yang sesuai
sesuai waktu/penyembuhan lesi
Berikan perawatan sayatan, sesuai kebutuhan
terjadi
Berikan perawatan ulkus kulit, sesuai kebutuhan
Gunakan salep yang sesuai dengan kulit / lesi, yang sesuai
Gunakan balutan, yang cocok untuk jenis luka
Memperkuat balutan, sesuai kebutuhan
Menjaga teknik pembalutan steril ketika melakukan perawatan luka, yang
sesuai
Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase
Periksa luka setiap mengganti balutan
Teratur membandingkan dan mencatat setiap perubahan luka
Posisikan untuk menghindari menempatkan ketegangan pada luka, yang
sesuai
Posisikan kembali pasien setidaknya setiap 2 jam, yang sesuai
Anjurkan cairan, yang sesuai
Perlihatkan pada tim medis luka ostonomy, yang sesuai
Perlihatkan pada ahli diet, yang sesuai
Terapkan TENS (stimulasi listrik saraf transkutan) Unit untuk
peningkatan penyembuhan luka, yang sesuai