Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA LUKA KAKI DIABETES

BERULANG PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI KLINIK


KITAMURA DAN RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

Ezy Alkendhy1,Sukarni2,Jaka Pradika3


1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura,
2
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Tanjungpura,
3
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Keperawan Muhammadiyah

ABSTRAK

Latar Belakang : Penderita diabetes melitus akan lebih beresiko terjadinya


komplikasi luka kaki diabetes. Beberapa faktor yang dapat dicurigai sebagai
penyebab terjadinya luka kaki diabetes adalah lamanya menderita DM, kadar gula
darah (HbA1c), obesitas, neuropati sensorik, kalus, pola diet, aktivitas fisik,
perawatan kaki dan aspek spiritual.
Tujuan : Mengidentifikasi faktor apa yang paling dominan terhadap kejadian luka
kaki diabetes berulang.
Metode : Penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian case control.
Teknik sampling yang digunakan adalah Non probability sampling dengan metode
consecutive sampling. Jumlah sampel 58 responden yang terdiri dari 29 responden
luka kaki diabetes pertama dan 29 responden luka kaki diabetes berulang.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pemeriksaan monofilament 10 g,
pemeriksaan laboratorim, pengukuran tinggi, berat badan dan wawancara. Uji
statistik menggunakan univariat, bivariat menggunakan uji chi square dan uji
alternatif uji fisher dan multivariat menggunakan logistic regresi berganda.
Hasil : Analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna pada
neuropati sensorik (p = 0,023) dan kalus (p = 0,007). Analisis mutivariat faktor yang
paling dominan memengaruhi terjadinya luka kaki diabetes adalah neuropati sensorik
dengan nilai OR 0,298.
Kesimpulan : Neuropati sensorik merupakan faktor yang paling dominan terhadap
kejadian luka kaki diabetes berulang.

Kata Kunci : Diabetes melitus, Luka Kaki Diabetes, Faktor-Faktor Luka Kaki
Referensi : 94 (2008-2018)

1
ANALYSIS OF FACTORS THE OCCURRENCE OF DIABETIC FOOT
ULCER RECURRENCE IN PATIENTS WITH DIABETES
MELLITUS IN KITAMURA CLINIC AND RSUD
DOCTOR SOEDARSO PONTIANAK

Ezy Alkendhy1,Sukarni2,Jaka Pradika3


1
Student of Nursing Study Program at Tanjungpura University,
2
Lecturer of Nursing Study Program at Tanjungpura University
3
Lecturer of Nursing Study Program at Muhammadiyah

ABSTRACT

Background: Patients with diabetes mellitus will be more at risk occurrence


complications of diabetic foot ulcer. Some of the factors that can be suspected as a
cause of diabetic foot ulcer are duration of diabetes, blood sugar (HbA1c), obesity,
sensory neuropathy, callus, diet, physical activity, foot care and spiritual aspect.
Objective: Identify factors are most dominant for the occurrence of diabetic foot
ulcer recurrence.
Method: Quantitative study using case control design. Sampling technique used is
Non probability sampling with consecutive sampling method. The sample size is 58
respondents consisting of 29 respondents diabetic foot ulcer first and 29 respondents
diabetic foot ulcer recurrence. The data collection is done with monofilament 10 g
examination, laboratory examination, measurement body height, measurement body
weight and interview. Statistical test using univariate, bivariate using chi square test
and alternative test of fisher and multivariate test using multiple regression logistic.
Result: Analysis of bivariate showed that there was a significant correlations in
sensory neuropathy (p = 0.023) and callus (p = 0.007). Multivariate analysis shows
the most dominant factors in the occurrence of diabetic foot ulcer is sensory
neuropathy with OR value of 0.298.
Conclusion: Sensory neuropathy is the most dominant factor in the occurrence of
diabetic foot ulcer recurrence.

Keywords: Diabetes Mellitus, Diabetic Foot Ulcer, Factors Diabetic Foot ulcer
Reference: 94 (2008-2018)

2
PENDAHULUAN mencegah timbulnya luka kaki
Diabetes Melitus telah menyerang diabetes berulang. Pentingnya
415 juta orang di dunia pada tahun mengetahui dan melakukan
2015 dan terjadi peningkatan pada identifikasi terhadap faktor risiko luka
tahun 2017 menjadi 425 juta. kaki diabetes dalam mencegah
Diperkirakan pada tahun 2045 akan terjadinya luka kaki diabetes
meningkat dengan jumlah 629 juta berulang.8 Faktor yang dicurigai
penderita DM.1 Indonesia berada sebagai penyebab terjadinya luka kaki
peringkat ke 7 dari 10 negara dengan diabetes berulang meliputi; lamanya
pasien DM terbesar di seluruh dunia.2 menderita DM, obesitas, pola diet,
Prevalensi DM tertinggi terdapat di perawatan kaki, kadar gula darah
provinsi D.I Yogyakarta 2,6% dan (HbA1c), aktivitas fisik, aspek
Kalimantan Barat 0,8 %.3 spiritual, neuropati sensorik, dan
Meningkatnya prevalensi kejadian DM kalus.9,10,11,12
berpotensi menyebabkan komplikasi Terlambatnya diagnostik awal
yaitu luka kaki diabetes.4,5 dapat meningkatkan resiko komplikasi
Menurut laporan International yang serius termasuk kecacatan dan
Diabetes Federation (IDF) bahwa amputasi.13 Dampak dari luka kaki
prevalensi terjadinya luka kaki diabetes menyebabkan amputasi
diabetes dengan kasus 9,1 juta hingga ektremitas bawah yakni 15-45 kali
26,1 juta penderita setiap tahunnya.6 lebih sering pada penderita DM.14
Di Indonesia luka kaki diabetes Pasien luka kaki diabetes pasca
merupakan penyebab perawatan amputasi sebanyak 14,3% akan
rumah sakit terbanyak yaitu 80%. meninggal dalam 1 tahun pasca
Prevalensi luka kaki diabetes di amputasi dan sebanyak 37% akan
Indonesia sekitar 15%, dengan angka meninggal 3 tahun pasca amputasi.15
amputasi 30%, dan angka mortalitas Dengan banyaknya fenomena
32%.7 diatas penulis tertarik melakukan
Berdasarkan hasil studi penelitian mengenai “faktor-faktor
pendahuluan dari bulan januari sampai yang dapat menyebabkan terjadinya
februari 2018 di Klinik kitamura luka kaki diabetes berulang pada
terdapat 119 orang yang mengalami pasien diabetes melitus”
luka kaki diabetes (77 orang Penelitian ini bertujuan untuk
mengalami luka kaki diabetes berulang menganalisis faktor-faktor terjadinya
dan 42 orang mengalami luka kaki luka kaki diabetes berulang pada
diabetes pertama), sedangkan di pasien diabetes melitus.
RSUD Dr. Soedarso terdapat 36 orang
(rawat inap 18 orang dan rawat jalan METODE PENELITIAN
18 orang) yang mengalami luka kaki Jenis penelitian ini adalah metode
diabetes (10 orang mengalami luka kuantitatif. Desain penelitian yang
kaki diabetes berulang dan 26 orang digunakan adalah analitik
mengalami luka kaki diabetes observasional dengan desain case
pertama). control. Teknik pengambilan sampel
Tingginya epidemiologi penderita dalam penelitian ini dengan non
luka kaki diabetes, perawat probability sampling dengan
mempunyai peran penting dalam consecutive sampling. Populasi dalam

3
penelitian ini adalah semua pasien spiritual, neuropati sensorik, dan
yang mengalami luka kaki diabetes di kalus. Sedangkan Variabel dependen
klinik kitamura dan RSUD Dr. adalah luka kaki diabetes pertama dan
Soedarso Pontianak. Jumlah sampel luka kaki diabetes berulang.
untuk penelitian ini adalah 58 orang Instrumen penelitian yang
yang terdiri dari 29 responden luka digunakan terdiri dari alat dan lembar
kaki diabetes pertama dan 29 pemeriksaan fisik, 10 g monofilament
responden luka kaki diabetes berulang. test, lembar kuisioner, alat untuk
Penelitian dilakukan pada 5 juni – 9 pemeriksaan laboratorium, serta
juli 2018. lembar data demografi. Analisis
Variabel independen dalam statistik dilakukan secara univariat,
penelitian ini adalah lamanya bivariat dengan menggunakan uji
menderita, obesitas, pola diet, statistik chi square dan uji alternatif
perawatan kaki, kadar gula darah Fisher dan multivariat menggunakan
(HbA1c), aktivitas fisik, aspek uji statistik regresi logistik berganda.

HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat

Tabel 1.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pekerjaan dan
Pendidikan Pasien Luka Kaki Diabetes (n = 58)

Karakteristik Responden n (%)

Jenis Kelamin
Perempuan 34 58,6
Pria 24 41,4
Usia
36 - 45 8 13,8
46 - 55 18 31,0
56 - 65 17 29,3
>65 15 25,9
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 32 55,2
Swasta 7 12,1
PNS 7 12,1
Pensiunan 8 13,8
Petani 4 6,9
Pendidikan
SD 29 50
SMP 7 12,1
SMA 14 24,1
Perguruan Tinggi 8 13,8
Sumber : Data Primer (2018) Telah Diolah

Karakteristik berdasarkan tabel 1.1 (58,3%). Responden yang mengalami


menunjukkan sebagian besar luka kaki diabetes sebagian besar
responden berjenis kelamin berusia 46 – 55 tahun sebanyak 18
perempuan sebanyak 34 orang orang (31%) Responden yang

4
mengalami luka kaki diabetes sebagian (55.2%). Responden yang menglami
besar responden yang mengalami luka luka kaki diabetes sebagian besar
kaki diabetes bekerja sebagai ibu memiliki riwayat pendidikan Sekolah
rumah tangga sebanyak 32 orang Dasar sebanyak 29 orang (50%).

Analisa Bivariat
Tabel 1.2
Analisis Hubungan Lama Menderita, Kadar Gula Darah (Hba1c), Obesitas, Neuropati Sensorik,
Kalus, Pola Diet, Aktivitas Fisik, Perawatan Kaki dan Aspek
Spiritual dengan Kejadian Luka Kaki Diabetes

Kejadian Luka Kaki Diabetes OR P


Variabel Pertama Berulang 95%CI
n % n %
Lama < 10 17 51,5 16 48,5 0,8869 0,791
Menderita ≥ 10 12 48 13 52 (0,307-2,458)
HbA1c Terkontrol 3 50 3 50 1,000 1,000
Tidak terkontrol 26 50 26 50 (0,184 – 5.420)
Obesitas Tidak Obesitas 13 44,8 16 55,2 1,515 0,431
Obesitas 16 55,2 13 44,8 (0,538-4,264)
Neuropati Normal 13 72,2 5 27,8 0,256 0,023
sensorik Tidak normal 16 40 24 60 (0,076-0,860)
Kalus Tidak Ada 16 72,2 6 27,3 0,212 0,007
Ada 13 36,1 23 63,9 (0,067-0,675)
Pola Diet Baik 19 61,3 12 38,7 0,372 0,065
Tidak Baik 10 37 17 63 (0,128-1,077)
Aktivitas Baik 26 54,2 22 45,8 0,363 0,164
Fisik Tidak Baik 3 30 7 70 (0,084-1,572)
Perawatan Baik 24 55,8 19 44,2 ,369 0,134
Kaki Tidak Baik 5 33,3 10 66,7 (0,116-1,355)
Aspek Baik 10 55,6 8 44,4 0,724 0,570
Spiritual Tidak baik 19 47,5 21 52,5 (0,237-2,213)
Sumber : Uji Chi Square dan Uji Fisher

Berdasarkan tabel 1.2 (p=0,164), perawatan kaki (p=0,134)


menunjukkan terdapat hubungan yang dan aspek spiritual (p=0,570) terhadap
bermakna pada neuropati sensorik (p = kejadian luka kaki diabetes.
0,023) dan kalus (p = 0,007) terhadap
kejadian luka kaki diabetes. Analisa Multivariat
Sedangkan tidak terdapat hubungan Dalam analisa multivariat semua
yang bermakna pada lama menderita variabel diseleksi bivariat terlebih
(p=0,791), kadar gula darah (HbA1c) dahulu. Hasil analisa seleksi
(p=1,000), obesitas (p=0,431), pola mulivariat dengan komputerisasi
diet (p=0,065), aktivitas fisik disajikan oleh tabel berikut :

5
Tabel 1.3
Kandidat Pemodelan Seleksi Multivariat Regresi Logistik
Variabel P Value Keterangan
Lama menderita 0,791 Bukan Kandidat
HbA1c 1,000 Bukan Kandidat
Obesitas 0,430 Bukan Kandidat
Neuropati Sensorik 0,021 Kandidat
Kalus 0,006 Kandidat
Pola diet 0,064 Kandidat
Aktivitas fisik 0,159 Kandidat
Perawatan kaki 0,131 Kandidat
Aspek spiritual 0,570 Bukan kandidat
Sumber : Uji Regresi Logistik Sederhana

Berdasarkan tabel 1.3 terdapat 5 aktivitas fisik dan perawatan kaki.


variabel yang dapat dijadikan kandidat Sedangkan variabel lama menderita,
dalam pemodelan multivariat yaitu kadar gula darah (HbA1c), obesitas,
neuropati sensorik, kalus, pola diet, aspek spiritual.
Tabel 1.4
Hasil Akhir Pemodelan Multivariat Regresi Logistik Berganda
Variabel β P OR 95 % Kl
Lower Upper
Kalus -1,390 0,032 0,249 0,70 0,887
Neuropati Sensorik -1,210 0,083 0,298 0,076 1.171
Pola diet -1,256 0,044 0,285 0,084 0,965
Konstan 6,173
Sumber : Uji Regresi Logistik Berganda

Berdasarkan tabel 1.4 pasien DM estrogen dan progesteron sehingga


dengan neuropati sensorik lebih mengalami gangguan kadar gula.
beresiko 0,298 mengalami perlukaan Adanya gangguan tersebut akan
luka kaki diabetes dibanding pasien mempermudah terjadinya luka
yang tidak mengalami luka kaki kaki diabetes. Hasil ini sejalan
diabetes. dengan penelitian yang dilakukan
oleh Purwanti (2013), Purwanti &
PEMBAHASAN Maghfirah (2016), dan Fitria, Nur,
1. Karaktertik Responden Marissa, dan Ramadhan (2017)
1) Jenis Kelamin didapatkan hasil perempuan lebih
Berdasarkan hasil penelitian, tinggi terkena luka kaki
responden mengalami luka kaki diabetes.15,16,17
diabetes berjenis kelamin 2) Usia
perempuan. Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil penelitian,
wawancara yang mengalami luka responden yang mengalami luka
kaki diabetes berjenis kelamin kaki diabetes sebagian besar
perempuan. Ketika perempuan berusia 46 – 55 tahun. Semakin
mengalami masa menopause, akan seiring bertambahnya usia
adanya penurunan hormon semakin menurun sistem

6
imunitas tubuh seseorang. Akibatnya akan mudah
Terkait dengan bertambahnya terjadinya luka kaki diabetes.
usia membuat beberapa gejala Hasil ini sejalan dengan
penyakit lebih sulit untuk penelitian Mustafa, Purnomo dan
dikenali. Bertambahnya usia akan Chatarina (2016) & Amilia,
terjadi penurunan fungsi pankreas Sarawati, Umiroh & Udiyono
akibatnya fungsi pankreas untuk (2018) didapatkan sebagian besar
bereaksi terhadap insulin menurun yang menderita luka kaki diabetes
sehingga gangguan kadar gula bekerja sebagai ibu rumah
darah. Hal ini akan mengakibatkan tangga.18,19
terjadinya luka kaki diabetes. 4) Pendidikan
Hasil ini sejalan dengan Berdasarkan hasil penelitian,
penelitian yang dilakukan oleh komposisi responden yang
Astrada (2014) & Mustafa, mengalami luka kaki diabetes
Purnomo dan Chatarina (2016) sebagian besar memiliki riwayat
didapatkan hasil usia di atas > 50 pendidikan Sekolah Dasar (SD).
tahun beresiko terkena luka kaki Berdasarkan hasil wawancara
diabetes.9,18 Penelitian yg pendidikan yang rendah akan
dilakukan oleh Nurhanifah (2017), mempengaruh cara pola pikir
didapatkan hasil orang yang seseorang, karena kurangnya
beriko terkena luka kaki diabetes terpapar informasi. Kurangnya
> 40 tahun.11 informasi akan mempengaruhi
3) Pekerjaan seseorang dalam melakukan
Berdasarkan hasil penelitian, pemeriksaan kesehatan secara
responden yang mengalami luka rutin kepada pelayanan kesehatan.
kaki diabetes sebagian besar Pendidikan yang rendah,
bekerja sebagai ibu rumah tangga. membuat pasien juga jarang
Berdasarkan hasil wawancara melakukan pemanfaatan sarana
sebagian responden mengatakan dan prasara pelayanan kesehatan
jarang berolahraga dengan alasan ketika mereka sakit. Pasien masih
malas untuk berolahraga, keluhan malas pergi ke pelayanan
fisik yang melemah, kesibukan kesehatan dan suka berobat sendiri
pekerjaan, serta anggapan bahwa dirumah. Hasil ini sejalan dengan
kesibukan sehari-hari sudah cukup penelitian oleh Karolina, Finalita
dikategorikan sebagai bentuk & Victor (2017), kebanyakan
olahraga seperti menyapu. orang menderita luka kaki diabetes
Hal ini berhubungan berpendidikan Sekolah Dasar.20
dengan data pengendalian kadar 2. Analisis Faktor Penyebab
gula darah yang tidak terkontrol 1) Lama Menderita DM
sebesar 55,8% pada pekerjaan Analisis hubungan lama
ibu rumah tangga karena orang menderita DM dengan kejadian
yang bekerja sebagai ibu rumah luka kaki diabetes menghasilkan
tangga mungkin kurangnya nilai p = 0,791, artinya tidak ada
mendapatkan informasi dan hubungan antara kedua variabel
partisipasi untuk melakukan tersebut. Berdasarkan wawancara
pengontrolan kadar gula darah. semakin lama responden

7
menderita diabetes melitus akan Adanya gangguan arteri di kaki
berisiko terjadinya luka kaki dapat mempengaruhi kerja dari
diabetes. Orang yang menderita otot-otot kaki. Berkurangnya
diabetes melitus akan mengalami suplai darah, kesemutan, rasa
kadar gula darah yang tidak tidak nyaman di area kaki dalam
terkontrol, akibatnya akan jangka lama dapat mengakibatkan
berpotensi terjadinya komplikasi kematian jaringan. Pada keadaan
seperti luka kaki diabetes. Peneliti ini akan mengakibatkan
juga mendapatkan hasil ada penyumbatan vaskular dan
responden yang sudah menderita gangren pada ekstremitas,
diabetes selama 20 tahun bahkan sehingga menyebabkan luka kaki
45 tahun, terkena luka kaki diabetes.22 Hasil ini sejalan dengan
diabetes. penelitian yang dilakukan oleh
Hasil ini sejalan dengan Kibachio, Omolo, ,Muriuki, Juma,
Istiqomah dan Effendi (2014), Karugu, & Ng’ang’a di Africa,
lama menderita DM hasil 2013; Abolfotouh, Alfaifi, dan
terbanyak pada kelompok Al-Gannas di Arab Saudi, 2011;
menderita DM <10 tahun yaitu Dubsky, dkk, 2012 didapatkan
sebanyak 42 orang (77.8%) dan tidak terdapat hubungan antara
penelitian yang dilakukan Amilia, kadar gula darah (HbA1c)
Sarawati, Umiroh & Udiyono terhadap kejadian luka kaki
(2018), didapatkan hasil tidak diabetes.
terdapat hubungan antara lama 3) Obesitas
menderita diabetes <10 tahun Analisis hubungan antara
terhadap kejadian luka kaki obesitas dengan kejadian luka kaki
diabetes (p = 0,717). diabetes menghasilkan nilai p =
2) Kadar Gula Darah (HbA1c) 0,431, artinya tidak ada hubungan
Analisis hubungan antara kadar antara kedua variabel tersebut.
gula darah (HbA1c) dengan Berdasarkan hasil wawancara
kejadian luka kaki diabetes orang yang obesitas mengatakan
menghasilkan nilai p = 1, artinya menggunakan alas kaki yang
tidak ada hubungan antara kedua sempit, jarang menjaga pola
variabel tersebut. Berdasarkan makannya dan jarang melakukan
hasil pemeriksaan sampel darah olahraga. Orang yang obesitas
didapatkan kebanyakan responden cenderung mengalami diabetes,
memiliki kadar gula darah yang hal ini terjadi karena terjadi
tidak terkontrol. Kadar gula darah penurunan sensitivitas terhadap
yang tidak terkontrol dikarenakan insulin (resistensi insulin) atau
responden tidak menjaga pola akibat penurunan produksi insulin.
makannya dan kurang melakukan Keterbatasan kemampuan sel beta
aktivitas fisik. Keadaan pulau langerhans memproduksi
hiperglikemia akan meningkatkan insulin secara kuantitas maupun
metabolisme glukosa melalui jalur kualitasnya mengakibatkan
sorbitol. Keadaan ini akan peningkatan gula darah pada
menyebabkan arteroskeloris di golongan orang dengan obesitas.21
area kaki.22

8
Keadaan ini dapat terdapat hubungan antara
menyebabkan aterosklerosis neuropati sensorik terhadap
yang berdampak pada kejadian luka kaki diabetes (p
vaskulopati, sehingga terjadi =0,001) dan neuropati sensorik
gangguan sirkulasi darah mempunyai kemungkinan 6,525
sedang/besar pada tungkai yang kali terjadi ulkus dibandingkan
menyebabkan tungkai akan responden yang tidak mengalami
mudah terjadi ulkus/gangren neuropati sensorik.16 Hasil ini
diabetika.26 Hasil ini sejalan juga sejalan dengan penelitian
dengan penelitian yang dilakukan Roza, Afriant & Edward (2015),
oleh khalifa di Mesir 2017; didapatkan hasil terdapat
Abolfotouh, Alfaifi, dan Al- hubungan terhadap penurunan
Gannas di Central Saudi Arabia, sensasi terhadap kejadian luka
2011; Yazdanpanah, dkk di Iran kaki diabetes (p = 0,016).
2018 didapatkan hasil tidak 5) Kalus
terdapat hubungan antara obesitas Analisis hubungan antara kalus
dengan kejadian luka kaki dengan kejadian luka kaki diabetes
diabetes. menghasilkan nilai p = 0,007
4) Neuropati Sensorik artinya ada hubungan antara kedua
Analisis hubunagn antara variabel tersebut. Berdasarkan
neuropati sensorik dengan hasil pemeriksaan, kalus
kejadian luka kaki diabetes merupakan faktor terjadinya luka
menghasilkan nilai p = 0,023, kaki diabetes. Kalus terjadi karena
artinya ada hubungan antara kedua penebalan kulit dan pengerasan
variabel tersebut. Berdasarkan pada bantalan telapak kaki. Klien
hasil pemeriksaan neuropati takut untuk menanganinya sendiri.
sensorik sebagai faktor terjadinya Ketika tidak ditangani kalus akan
luka kaki diabetes. Dalam menebal. Penekanan terus
pemeriksaan sensitivitas, menerus di kaki yang terdapat
responden sebagian besar kalus sehingga menyebabkan
mengeluhkan tidak dapat mudah terjadinya luka kaki.
merasakan sensasi (rasa kebas) di Kemudian kebanyakan responden
kaki dan tidak dapat membedakan tidak menggunakan alas kaki atau
rasa nyeri. Responden juga menggunakan alas kaki yang
mengatakan rasa kebas membuat sempit ketika berjalan.
pasien tidak berhati-hati ketika Salah dalam menggunakan alas
beraktivitas. kaki, akan menyebabkan mudah
Rasa kebas di area kaki terjadinya luka. Kalus dapat
mengakibatkan aliran sirkulasi ke dilakukan dengan cara ditipiskan,
kaki juga tergaggu sehingga ketika tidak di tipiskan akan
mengakibatkan mudah terjadinya beresiko terjadinya luka kaki
trauma / luka tanpa pasien sadari. diabetes. Hasil ini sejalan dengan
Trauma di area kaki akan penelitian yang dilakukan oleh
mempengaruhi terjadinya luka Nurhanifah (2017) dari 11
kaki diabetes. Penelitian ini responden yang mengalami
sejalan dengan Purwanti (2013), deformitas kaki, 6 diantaranya

9
terdapat kalus di area kaki.11 mempertahankan kadar gula darah
Sejalan dengan peneltian yang agar mendekati normal.
dilakukan oleh Kibachio, Omolo, 7) Aktivitas Fisik
Muriuki, Juma, Karugu., & Analisis hubungan antara
Ng’ang’a (2013) di Africa terdapat aktivitas fisik dengan kejadian
hubungan antara kalus di kaki luka kaki diabetes menghasilkan
terhadap kejadian luka kaki nilai p = 0,164 artinya tidak ada
diabetes. hubungan antara kedua variabel
6) Pola Diet tersebut. Berdasarkan hasil
Analisis bivariat antara pola diet wawancara menunjukkan hampir
dengan kejadian luka kaki diabetes seluruh responden mengatakan
menghasilkan nilai p = 0,065 jarang berolahraga dengan alasan
artinya tidak ada hubungan antara malas untuk berolahraga, keluhan
kedua variabel tersebut. fisik yang melemah, kesibukan
Berdasarkan hasil wawancara ada pekerjaan, serta anggapan bahwa
sebagian responden masih jarang kesibukan sehari-hari sudah cukup
mengkonsusmi buah-buahan dan dikategorikan sebagai bentuk
sayur-sayuran. Responden jarang olahraga seperti menyapu,
mengkonsumsi buah-buahan mengepel dan lain-lain.
karena kurang mengetahui buah Padahal berolahraga secara aktif
apa saja yang boleh dimakan oleh dan teratur terbukti dapat
penderita diabetes melitus. memperbaiki aktivitas insulin dan
Responden juga mengatakan kontrol glikemik, mencegah
masih sering makan-makanan dislipidemia, tekanan darah tinggi,
yang mengandung tinggi nekrosis jaringan, kesemutan dan
karbohidrat. asterosklerosis.18,29 Hal ini sejalan
Penelitian ini sejalan dengan dengan penelitian yang dilakukan
penelitian yang dilakukan oleh oleh Astrada (2014), tidak terdapat
Astrada (2014), tidak terdapat hubungan antara olahraga fisik
hubungan antara poa diet terhadap terhadap kejadian luka kaki
kejadian luka kaki diabetes. Hasil diabetes.
penelitian ini tidak sejalan dengan 8) Perawatan Kaki
penelitian Mustafa, Purnomo & Analisis hubungan antara
Chatarina (2016), terdapat perawatan kaki dengan kejadian
hubungan antara pola diet luka kaki diabetes menghasilkan
terhadap kejadian luka kaki nilai p = 0,078, artinya tidak ada
diabetes (p= 0,023). Berdasarkan hubungan antara kedua variabel
data, walalupun tidak terdapat tersebut. Hasil wawancara
hubungan, tetapi pola diet akan mengungkapkan seluruh pasien
mempengaruhi terjadinya luka sering melakukan perawatan kaki
kaki diabetes. Kepatuhan pola diet seperti memeriksa kaki,
adalah kunci untuk pencegahan menggunakan alas kaki, mencuci
terjadinya komplikasi pasien kaki, dan memotong kuku.
diabetes melitus. Pola diet yang Perawatan kaki harus dilakukan
baik pada penderita DM dapat secara rutin dan benar agar dapat
mencegah terjadinya luka kaki

10
diabetes. Perawatan kaki yang siaran-siaran televisi yang religi,
dapat dilakukan untuk mencegah jarang membaca kitab suci dan
terjadinya ulkus diabetikum yaitu lebih memilih sholat dirumah
melakukan pemeriksaan kaki daripada di masjid terdekat.
setiap hari untuk mengetahui Tingkat spiritual yang baik dapat
apakah terdapat tanda kemerahan, mengurangi dampak negatif yang
memar, luka, infeksi jamur disebabkan oleh luka kronik.
ataupun iritasi pada kaki,mencuci Spiritualitas dapat meningkatkan
kaki setiap hari menggunakan air rasa penerimaan pada pasien,
dan sabun, menggunting kuku menjaga ketahanan pasien
menyesuaikan dengan bentuk terhadap penyakitnya,
kuku dan tidak memotong kuku memberikan ketenangan,
terlalu dekat dengan daging atau meningkatkan kepercayaan diri,
terlalu pendek; melembabkan dan menjadikan gambaran diri
bagian kaki yang kering menjadi positif.30 Hal ini sejalan
menggunakan lotion, menjaga dengan penelitian yang dilakukan
14
kaki agar selalu bersih. oleh Astrada (2014), tidak terdapat
Perlunya edukasi terhadap hubungan antara aspek spiritual
perawatan kaki agar klien sadar terhadap kejadian luka kaki
bahwa perawatan kaki itu penting diabtes. Hal ini juga didukung
untuk dilakukan. Edukasi tentang sebuah review artikel oleh Koeing
perawatan kaki untuk (2012) yang menunjukkan terdapat
meningkatkan pengetahuan banyak hasil penelitian yang
seseorang mengenai langkah- menunjukkan besarnya implikasi
langkah perawatan kaki dengan aspek spiritual terhadap kesehatan
benar. Perawatan kaki yang tidak mental maupun fisik individu.
rutin dan tidak benar akan
menyebabkan lebih mudah 3. Pemodelan Faktor Resiko
terjadinya luka kaki diabetes. Analisa multivariat menunjukkan
Hasil ini sejalan dengan penelitian bahwa neuropati sensorik memiliki
yang dilakukan oleh Astrada , pengaruh terbesar sebagai faktor
2014; Purwanti dan Mugfiroh, penyebab terjadinya luka kaki
2014 & Roza, Afriant dan Edward, diabetes. Orang mengalami neuropati
2015 didapatkan hasil tidak sensorik 0,298 lebih resiko terjadinya
terdapat hubungan perawatan kaki luka kaki diabetes daripada orang
terhadap luka kaki diabetes. yang tidak mengalami neuropati
9) Aspek Spiritual sensorik.
Analisis hubungan antara Neuropati merupakan salah satu
perawatan kaki dengan kejadian faktor kejadian ulkus. Sekitar 45 -
luka kaki diabetes berulang 60% semua penderita ulkus kaki
menghasilkan nilai p = 0,570, diabetik murni karena neuropati,
artinya tidak ada hubungan antara sedangkan 45% akibat neuropati dan
kedua variabel tersebut. Hasil iskemia.16 Kehilangan sensasi pada
wawancara didapatkan klien bagian perifer memperberat
sebagian klien sering melakukan perkembangan ulkus. Defisiensi
beribadah, jarang menonton sensori meliputi kehilangan persepsi

11
nyeri, temperatur, sentuhan ringan dan berbasis bukti dan diterapkan seperti
tekanan.Walaupun beberapa pasien memberikan informasi terkait hasil
memiliki gejala parestesia proteksinya. penelitian kepada masyarakat. Hasil
Saat trauma terjadi pada daerah yang penelitian diharapkan agar tenaga
terpengaruh tersebut, pasien sering kesehatan khususnya keperawatan
tidak dapat mendeteksi kerusakan yang dapat mendorong pasien yang
terjadi pada ekstremitas bawahnya.11 menderita diabetes melitus untuk tetap
Akibatnya banyak luka yang tidak menjaga kadar gula darahnya agar
diketahui dan berkembang menjadi tetap terkontrol, selalu memberikan
lebih parah karena mengalami edukasi kepada pasien DM dan
penekanan dan pergesekan berulang- keluarga agar menjaga pola makan,
ulang dari proses ambulasi dan berat badan, selalu melakukan olahraga
pembebanan tubuh.11 Gangguan dan perawatan kaki secara rutin dan
sensorik disadari saat pasien diharapkan dapat menurunkan angka
mengeluhkan kaki kehilangan sensasi kejadian luka kaki diabetes dan
atau merasa kebas. Rasa kebas mencegah terjadinya kematian dan
menyebabkan trauma yang terjadi pada amputasi. Bagi penderita diabetes
pasien penyakit DM sering kali tidak melitus lebih aktif mencari informasi
diketahui.32 mengenai faktor-faktor terjadinya luka
kaki diabetes dan khususnya kepada
PENUTUP keluarga diharapakan selalu
Kesimpulan memberikan apresiasi dan dukungan
Berdasarkan hasil penelitian kepada pasien dalam melakukan
didapatkan hasil karakteristik pemeriksaan secara ruitn. Kemudian
responden luka kaki diabetes berjenis Penelitian selanjutnya diharapkan
kelamin perempuan, berusia 45-55 dapat dikembangkan dengan
tahun, berpendidikan sekolah dasar dan menggunakan variabel yang berbeda
pekerjaannya ibu rumah tangga. dari penelitian sebelumnya seperti
Kemudian terdapat hubungan neuropati stres, penggunaan alas kaki, gangguan
sensorik dan kalus terhadap terjadinya sirkulasi, merokok, deformitas kaki,
luka kaki diabetes berulang pada hipertensi dan jumlah responden yang
diabetes melitus dan tidak terdapat lebih besar.
hubungan lamanya menderita, obesitas,
kadar gula darah (HbA1c), pola diet, Daftar Pustaka
aktivitas fisik, perawatan kaki dan 1. International Diabetes Federation.
aspek spiritual terhadap terjadinya luka Diabetes Atlas Seventh Edition,
kaki diabetes berulang pada diabetes 2015. Diunduh pada 22 Februari
melitus di klinik kitamura dan RSUD 2018 dalam http://www.diab
Dr. Soedarso Pontianak. Faktor yang etesatlas.org
dominan terjadinya luka kaki diabetes 2. International Diabetes Federation.
adalah neuropati sensorik. Diabetes Atlas Eighth Edition,
2017. Diunduh pada 22 Februari
Saran 2018 dalam http://www.diabetes
Hasil Penelitian ini dapat dijadikan atlas.org
bahan untuk menambah referensi 3. Kemenkes RI. Riset Kesehatan
pembelajaran, sebagai informasi Dasar 2013, 2013. Jakarta.

12
Diunduh pada 05 Februari 2018 12. Khalifa, W. A. Risk factors for
dalam www.depkes.go.id diabetic foot ulcer recurrence: a
4. Corwin, E. J. Buku Saku prospective 2-years follow-up
Patofisiologi Ed. 3. Jakarta; EGC, study in Egypt. The Foot.Elsevier,
2009. 2017.
5. Harrison. Buku Saku Harrison 13. Hijriana, I., Suza, D. E., & Ariani,
Endokrinologi dan Metabolisme. Y. Pengaruh latihan pergerakan
Tangerang Selatan : KARISMA sendi ekstremitas bawah terhadap
Publishing Groub, 2013. nilai Ankle Brachial Index (ABI)
6. Armstrong, D. G., Boulton, A. J., & pada Pasien DM Tipe 2. Idea
Bus, S. A. Diabetic foot ulcers and Nursing Journal, 7(2), 32-39, 2017.
their recurrence. New England 14. Christia, S., Yuwono, A., &
Journal of Medicine, 376(24), Fakhrurrazy, F. Kejadian Neuropati
2367-2375, 2017. Dan Vaskulopati Pada Pasien
7. Sulistyowati, D. A. Efektivitas Ulkus Diabetik Di Poliklinik Kaki
Elevasi Ekstremitas Bawah Diabetik. Berkala
Terhadap Proses Penyembuhan Kedokteran, 11(1), 25-32, 2015.
Ulkus Diabetik Di Ruang Melati I 15. Purwanti, L. E., & Maghfirah, S.
Rsud Dr. Moewardi Tahun Faktor Risiko Komplikasi Kronis
2014. Jurnal Ilmu Kesehatan (Kaki Diabetik) Dalam Diabetes
Kosala, 3(1), 2015. Mellitus Tipe 2. The Indonesian
8. Handayani, L. T. Studi Meta Journal of Health Science, 7(1),
Analisis Perawatan Luka Kaki 2017.
Diabetes Dengan Modern 16. Purwanti, O S. Analisis Faktor-
Dressing. The Indonesian Journal faktor Risiko Terjadinya Luka Kaki
of Health Science, 6(2), 2016. Diabetes Pada pasien Diabetes
9. Astrada,A. Faktor-faktor yang Mellitus DI RSUD DR. Moewardi.
Mempengaruhi Terjadinya Luka Depok : Universitas Indonesia.
Kaki Diabetes tipe 2 Pada pasien Tesis, 2013.
Diabetes Mellitus di Balai 17. Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., &
Pengobatan dan Spesialis Ramadhan, N. Karakteristik Ulkus
Perawatan Luka, Stoma , dan Diabetikum pada Penderita
Inkontinenisia “Kitamura” Diabetes Mellitus di RSUD dr.
Pontianak pada Tahun 2014. Zainal Abidin dan RSUD Meuraxa
Pontianak : Universitas Banda Aceh. Buletin Penelitian
Tanjungpura. Skripsi, 2014. Kesehatan, 45(3), 153-160, 2017.
10. Marissa, N., & Ramadhan, N. 18. Mustafa,I. A. H., Purnomo, W dan
Kejadian Ulkus berulang pada Chatarina, U. W. Determinan
pasien diabetes mellitus. Sel Jurnal Epidemiologis Kejadian Ulkus
Penelitian Kesehatan, 4(2), 92-101, Kaki Diabetik Pada Penderita
2017. Diabetes Mellitus Di Rsud Dr.
11. Nurhanifah, D. Faktor-Faktor Yang Chasan Boesoirie Dan Diabetes
Berhubungan Dengan Ulkus Kaki Center Ternate. Diunduh pada 5
Diabetik Di Poliklinik Kaki April 2017 . Jurnal Wiyata, Vol. 3
Diabetik. HealthyMuJournal, 1(1), No. 1, 2016.
32-41, 2017.

13
19. Amilia, Y., Saraswati, L. D., subgroup. International wound
Muniroh, M., & Udiyono, A. journal, 10(5), 555-561, 2013.
Hubungan Pengetahuan, Dukungan 26. Lestari, M. A. Gambaran Distribusi
Keluarga Serta Perilaku Penderita Faktor Risiko Pada Penderita Ulkus
Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap Diabetika Di Klinik Kitamura PKU
Kejadian Ulkus Kaki Muhammadiyah Pontianak. Jurnal
Diabetes. Jurnal Kesehatan Mahasiswa PSPD FK Universitas
Masyarakat (e-Journal), 6(1), 349- Tanjungpura, 3(1), 2013.
356, 2018. 27. Yazdanpanah, L., dkk. Incidence
20. Karolina,M.E., Finalita,F & and Risk Factors of Diabetic Foot
Eliezer, V. Perbandingan Skor Ulcer: A Population-Based
Depresi Antara Pasien Diabetes Diabetic Foot Cohort (ADFC
Melitus Dengan Pasien Kaki Study)—Two-Year Follow-Up
Diabetikum Di Rsud Raden Study. International journal of
Mattaher Jambi Tahun 2016. endocrinology, 2018.
Jurnal Psikologi Jambi , 2(2), 28. Roza, R. L., Afriant, R., & Edward,
2017. Z. Faktor risiko terjadinya ulkus
21. Istiqomah, I., & Efendi, A. A. diabetikum pada pasien diabetes
Faktor Resiko Yang Berhubungan mellitus yang dirawat jalan dan
Dengan Kejadian Ulkus Kaki inap di RSUP Dr. M. Djamil dan
Deabetik Pada Pasien Diabetes RSI Ibnu Sina Padang. Jurnal
Mellitus Di Rsu Anutapura Kesehatan Andalas, 4(1), 2015.
Palu. Medika Tadulako: Jurnal 29. Mina, S. Z., Widayati, N., &
Ilmiah Kedokteran Fakultas Hakam, M. Pengaruh Therapeutic
Kedokteran dan Ilmu Exercise Walking terhadap Risiko
Kesehatan, 1(2), 1-16, 2014 Ulkus Kaki Diabetik pada Klien
22. Price S, A, & Wilson L, M. Diabetes Melitus Tipe 2 di
Patofisiologi: Konsep Klinis Kelurahan Gebang Kecamatan
Proses-Proses Penyakit. Jakarta: Patrang Kabupaten Jember.
EGC, 2012. Pustaka Kesehatan, 5(1), 84-90,
23. Kibachio, J. M., Omolo, J., 2017.
Muriuki, Z., Juma, R., Karugu, L., 30. Salome, G., Pereira, V., & Ferreira,
& Ng’ang’a, Z. Risk factors for L. Spirituality and Subjective
diabetic foot ulcers in type 2 Wellbeing in Patients with Lower-
diabetes: A case control study, Limb Ulceration. Journal of Wound
Nyeri, Kenya. African Journal of Care.
Diabetes Medicine, 21(1), 2013. 31. Koenig, H. G. (2012). Religion,
24. Abolfotouh, M. A., Alfaifi, S. A., spirituality, and health: The
& Al-Gannas, A. S. Risk factors of research and clinical
diabetic foot in central Saudi implications. ISRN psychiatry,
Arabia. Saudi medical 2013.
journal, 32(7), 708-713, 2011. 32. Muhartono, M., & Sari, I. R. N.
25. Dubský, M., dkk. Risk factors for Ulkus Kaki Diabetik Kanan dengan
recurrence of diabetic foot ulcers: Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal
prospective follow‐up analysis in Agromedicine, 4(1), 133-139, 2017.
the Eurodiale

14

Anda mungkin juga menyukai