Anda di halaman 1dari 13

2.

1 Keanekaragaman Makhluk Hidup


Keanekaragaman makhluk hidup menurut beberapa ahli: (1) Aristoteles (384 – 322 SM),
mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan hewan. Tumbuhan
dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon. Sedangkan hewan digolongkan menjadi
vertebrata dan avertebrata. (2) John Ray (1627 – 1708), merintis pengelompokkan makhluk
hidup kearah grup-grup kecil. Ia telah melahirkan konsep tentang jenis dan spesies. (3) Carolus
Linnaeus (1707 – 1778), mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan pada kesamaan struktur.
Ia juga mengenalkan pada system tata nama makhluk hidup yang dikenal dengan binomial
nomenklatur. Karena itu Carolus linneaus dikenal sebagai bapak Taksonomi dunia. (4) R.H
Whittaker pada tahun 1969 mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom /
kerajaan, yaitu : Monera, Protista, Fungi, Plantae dan Animalia

Terjadinya keanekaragaman makhluk hidup ditentukan oleh berbagai hal, antara lain
sebagai berikut: (1) Proses Perkembangan Makhluk Hidup (Evolusi) : Dalam masa kehidupan
suatu jenis makhluk hidup terjadi proses perkembangan dari bentuk yang sederhana ke bentuk
yang lebih sempurna. Perubahan tersebut terjadi secara perlahan-lahan dan dalam waktu yang
lama sekali (2) Seleksi Alam: Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup oleh
alam sehingga yang tetap tinggal hanyalah makhluk hidup yang mampu menyesuaikan diri. (3)
Penyesuaian Diri Terhadap Lingkungan (Adaptasi): Jika suatu makhluk hidup ingin tetap tinggal
hidup maka dia harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai
contoh, kucing di daerah tropis memiliki bulu yang lebih tipis diban ding kucing yang hidup di
daerah beriklim dingin. Makhluk tersebut dapat dikatakan telah beradaptasi dengan
lingkungannya masing-masing.
Beranekaragamnya makhluk hidup beserta penyebarannya masing-masing sesungguhnya
bersifat saling melengkapi, membentuk suatu rangkaian ekosistem yang luas sehingga bila salah
satu unsurnya terganggu maka terganggulah keseluruhannya. Sifat gangguan tersebut dapat
berupa bencana alam dan berupa perusakan oleh manusia. Bencana alam yang dapat merusak
lingkungan antara lain banjir, letusan gunung api, gempa, topan, kemarau, dan lain-lain. Pada
kenyataannya kerusakan terbesar sering datang dari ulah manusia, baik disadari maupun tak di
sadari seperti perusakan hutan, terusirnya suatu kelompok hewan karena tempatnya semula
dihuni manusia, dan lain sebagainya sehingga karena ulah manusia pula timbul bencana alam
yang pada akhirnya hanya mendatangkan kerugian bagi manusia sendiri. Kita sebagai manusia
yang memiliki kelebihan dari makhluk hidup yang lain wajib ikut menjaga kelestarian alam dan
lingkungan hidup kita sendiri.
Dari sekian makhluk hidup yang ada di muka bumi ini tak ada satupun yang persis sama.
Perbedaan-perbedaan selalu saja terdapat dalam diri makhluk hidup itu sendiri. Ambillah contoh
antara tanaman jagung dengan mangga, walaupun antara tanaman jagung dan mangga memiliki
persamaan seperti; sama-sama memiliki daun, sama-sama akarnya dibawah tanah batangnya
diatas tanah dan sama-sama dapat melaksanakan fotosintesis namun keduanya tetap memiliki
perbedaan-perbadaan yang mendasar. Variasi/Keanekaragaman Makhluk Hidup itu dapat dibagi
menjadi : (1) Keanekaragaman Individu: Kata Individu berasal dari bahasa Latin : in = tidak +
dividus = dapat dibagi. Di bumi ini tidak ada dua individu makhluk hidup apa pun yang benar-
benar sama segala-galanya. Setiap individu makhluk hidup memiiki ciri-ciri antara individu
makhluk tersebut. Ciri-ciri khusus yang dimiliki makhluk hidup itu merupakan “faktor pembeda”
antara individu-individu makhluk hidup lain. Keanekaragaman Populasi: Kata Populasi
berasal dari bahasa Latin : populus = rakyat, penduduk .Populasi itu suatu kelompok individu
sejenis atau se-spesies. Di dunia ini terdapat banyak sekali populasi makhluk hidup yang
bervariasi (beranekaragam) jenis atau spesiesnya. (3) Keanekaragaman Ekosistem: suatu
interaksi antara komunitas dan lingkungan abiotiknya pada suatu tempat dan waktu tertentu
Jadi, populasi makhluk hidup selalu menyangkut tentang nama jenis individu, waktu dan
tempat. Dalam keanekaragaman makhluk hidup terdapat kurva bentuk bel (Genta) atau disebut
Kurva Normal, adalah suatu kurva yang menggambarkan (menunjukkan) wilayah distribusi
frekuensi variasi (keanekaragaman) dalam suatu populasi. Melihat bentuknya yang demikian itu,
maka kita dapat menarik kesimpulan  bahwa nilai variabel di ujung-ujung kurva
distribusi,memperoleh frekuensi yang paling rendah (sedikit). Sedang nilai variabel yang
ditengah-tengah kurva distribusi, memperoleh frekuensi yang tinggi (banyak).
Dengan sangat beranekaragamnya makhluk hidup di di bumi,maka menuntut manusia
untuk mengelompokkan satu dengan yang lainnya sehingga lebih mudah untuk mengenal.
Kelompok atau unit yang terbentuk dalam mengklasifikasikan makhluk hidup disebut pula
takson dan dari istilah tersebut dijabarkan kata Taksonomi yang merupakan nama lain untuk
Sistematik yang sekarang lebih banyak digunakan oleh ahli-ahli biologi (Taksonomi dari bahasa
Yunani Taxonomi : taxon = kelompok, unit + nomos = hukum). Sehingga Taksonomi
didefinisikan sebagai cabang biologi yang bertugas untuk mengadakan identifikasi semua
makhluk hidup, baik yang sekarang masih ada maupun yang dahulu pernah ada.
Pengelompokan makhluk hidup ini baru mencapai keseragaman setelah Carolus Linnaeus
seorang tokoh klasifikasi memperkenalkan sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan
persamaan dan perbedaan struktur tubuh makhluk hidup itu dalam sebuah buku yang berjudul
“Species Plantarum” yang terbit pada 1 Mei 1753 dan “Systema Naturae” edisi X tahun 1758.
Dari cara ini akan melahirkan konsep semakin banyak persamaan yang dimiliki makhluk hidup
dengan makhluk lainnya, maka akan semakin dekat kekerabatannya ataupun sebaliknya.
Secara garis besar ikthisar urutan klasifikasi dari yang terbesar ke yang terkecil adalah
sebagai berikut :
Untuk Tumbuhan Untuk Hewan Dalam Bahasa Indonesia
Regnum Kingdom Dunia/Kerajaan
Divisio Phylum Divisi/Filum
Classis Classis Kelas
Ordo Ordo Bangsa
Familia Familia Suku
Genus Genus Marga
Spesies Spesies Jenis
Tabel 1. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Keanekaragaman makhluk hidup terjadi antara lain karena pengaruh lingkungan dalam
waktu tertentu. Keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi pada manusia, hewan maupun
tumbuhan. Bila kita melihat alam sekitar akan terlihat betapa banyak macam makhluk hidup
yang menempati habitat tersebut, namun diantara banyak hewan maupun tumbuhan tersebut
tidak ada yang sama.
Keanekaragaman makhluk hidup disebabkan adanya ciri yang khas. Perbedaan pada
makhluk hidup dapat dilihat dari bentuk, ukuran, struktur dan warna. Setiap makhluk hidup
memerlukan lingkungan yang sesuai. Dengan adanya makhluk hidup lain maka akan
menyebabkan terjadinya kompetisi dalam mepertahankan hidupnya. Akibatnya adanya
kompetisi, yaitu : (1) Makhluk hidup yang menang akan tinggal dilingkungan tersebut (2)  
Makhluk hidup yang kalah bersaing, maka akan menyerah pada alam atau melakukan migrasi
ketempat lain.
Odum (1993) juga menyatakan bahwa keanekaragaman jenis penyusun komunitas
tumbuhan pada suatu tempat merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor. Faktor pertama
adalah waktu, kenekaragaman jenis dalam suatu komunitas tumbuhan merupakan hasil dari
evolusi. Keanekaragaman jenis pada daerah tropika lebih cepat terbentuk jika dibandingkan
dengan daerah iklim sedang dan kutub. Faktor kedua adalah adanya heterogenitas ruang,
komunitas tumbuhan yang terbentuk sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada. Sehingga
semakin heterogen dan kompleks suatu lingkungan maka keanekaragaman jenis penyusun
komunitas semakin meningkat. Faktor yang ketiga adalah adanya persaingan di antara individu
dalam suatu komunitas yang merupakan salah satu bagian dari seleksi alam. Faktor yang
keempat adalah predasi, adanya jenis tertentu yang dimakan oleh herbivora berarti mengurangi
persaingan. Faktor kelima adalah stabilitas lingkungan, pada lingkungan yang stabil akan
menghasilkan jenis yang lebih banyak, oleh karena itu pada daerah tropis yang mempunyai iklim
yang lebih stabil mempunyai keanekaragaman jenis yang lebih tinggi dari pada daerah yang
beriklim sedang dan kutub. Faktor yang terakhir adalah produktivitas, faktor ini berhubungan
dengan stabilitas iklim. Pada daerah beriklim stabil mempunyai produktivitas yang tinggi
dengan keanekaragaman yang tinggi pula.
Proses adaptasi dengan lingkungan dalam waktu yang lama disebut evolusi. Bukti adanya
evolusi yang mendukung teori evolusi Darwin, yaitu: (a) adanya variasi individu (b) homologi
{organ-organ yang punya asal sama tapi fungsi beda} (c) Embriologi perbandingan (4) Fosil (5)
Organ tubuh tersisa (6) Substansi genetik.
2.2 Penyebaran dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
Odum (1998) dalam (Maisyarah E: 2010) menyatakan bahwa penyebaran spesies
merupakan hasil/akibat dari berbagai sebab, yaitu akibat dari pengumpulan individu-individu
yang ada untuk mendapatkan nutrisi dan ruang, akibat dari reaksi individu dalam menanggapi
perubahan cuaca harian dan musiman, dan akibat dari menanggapi perubahan cuaca harian dan
musiman, dan akibat dari menanggapi perbedaan habitat setempat. Menurut Ewusie (1990)
dalam (Maisyarah E: 2010) menjelaskan bahwa pengelompokan yang terjadi pada suatu
komunitas dapat diakibatkan karena nilai ketahanan hidup kelompok terhadap beberapa kondisi.
Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk hidup; (1) Faktor Lingkungan (Iklim :
Iklim berpengaruh besar terhadap kehidupan) Unsur-unsur iklim sebagai berikut {a}  Suhu:
Kodisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan, karena jenis
spesies tertentu memiliki persyaratan suhu lingkungan yang ideal atau suhu optimum bagi
kehidupannya, serta batas suhu maksimum dan minimum untuk tumbuh yang dinamakan
tolerensi spesies terhadap suhu. Suhu bagi tumbuh-tumbuhan merupakan faktor pengontrol bagi
persebarannya sesuai dengan letak lintang, ketinggian dan sebagainya. Penamaan habitat
tumbuhan biasanya sama dengan nama-nama wilayah berdasarkan lintang buminya, seperti
vegetasi hutan tropik, vegetasi lintang sedang, dan sebagainya {b} Kelembaban udara:
kelembaban berpengaruh langsung terhadap kehidupan tumbuhan. Ada tumbuhan yang sangat
cocok hidup di daerah kering, daerah lembab bahkan ada yang dapat hidup di daerah yang sangat
basah {c} Angin membantu proses penyerbukan atau pembuahan beberapa jenis tumbuhan,
sehingga proses regenerasi tumbuhan dapat berlangsung.. Contohnya, ilalang atau sejenis
rumput-rumputan {d} Curah hujan Untuk memenuhi kebutuhan akan air, tumbuh-tumbuhan
sangat tergantung pada curah hujan dan kelembaban udara. Banyak sedikitnya jumlah curah
hujan di suatu tempat akan membentuk karakter yang khas bagi formasi-formasi vegetasi di
muka bumi. Kekhasan jenis-jenis vegetasi, dapat mengakibatkan adanya hewan-hewan yang
khas pada lingkungan vegetasi tertentu. (2) Faktor Sejarah Geologi: Kira-kira 200  juta tahun
yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu dalam superbenua
(supercontinent) yang disebut Pangaea. Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan Jerman.
Alfred Weneger pada tahun 1915 bahwa pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai
pergerakan/pergeseran benua (continental drift) berhasil ditemukan. Benua-benua yang
tergabung dalam Pangea mulai memisah secara bertahap. Terbukanya laut Atlantik Selatan
dimulai kira-kira 125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika  Selatan bersatu secara
langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat dan keduanya
dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat
“jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika
Selatan, termasuk  Oposum  dan  Armadillo  bermigrasi ke Amerika Barat. Pada saat yang
bersamaan beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan
beruang bermigrasi ke Amerika Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun
kecil berpengaruh besar dalam pola distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini.
Contoh lain adalah burung-burung yang tidak dapat terbang, misalnya ostriks, rhea, emu, kasuari
dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan sangat awal dalam perjalanan evolusi dari
semua kelompok burung lainnya. Akibatnya terjadilah subspesies tadi. Australia adalah contoh
yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua memengaruhi sifat dan distribusi
organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia dihubungkan dengan Antartika. Hewan
khas Australi, yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski sedikit di Amerika
Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.(3) 
Faktor Penghambat Fisik: Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi
atau barrier (isolasi geografi) seperti daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan
penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah: gunung yang tinggi, padang pasir, sungai
atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah
terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di
kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal
dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat
keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya.
Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan.(4) Persebaran tumbuhan dan hewan:
Garis lintang bumi (lattude) menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis,
subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan
perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan
ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi (altitude) juga
menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke
dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda.

Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di


bumi, daerah persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan
persamaan fauna, yaitu: 1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya,
Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah Utara, 2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara,
3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah, 4) Oriental meliputi Asia dan
Himalaya bagian Selatan; 5) Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika, dan 6) Australia (australian)
meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.

Dalam hal penyebaran makhluk hidup, pada masing-masing lapisan biosfer pun terdapat
perbedaan. Bagi kehidupan di darat penyebaran makhluk hidup dipengaruhi oleh iklim,
kesuburan tanah, bentuk permukaan bumi, ketersediaan air, dan lain-lain. Sebagai contoh,
manusia memiliki kecenderungan untuk menempati suatu daerah yang memiliki kondisi alam
yang menguntungkan baginya sehingga terjadilah pengelompokan penduduk di daerah-daerah
yang subur dengan persediaan air yang cukup.
Berdasarkan Sejarah melalui penelitian Geologi (Penelitian tentang lapisan kulit bumi)
,berjuta juta tahun yang lalu dijelaskan perkembangan makhluk hidup dan lingkungannya ,dari
awal terbentuknya permukaan bumi , munculnya makhluk makhluk kecil (microorganism)seperti
protozoa yang kemudian berkembang menjadi makhluk yang lebih komplek, dan kemudian
munculah makhluk makhluk raksasa, dan muncul makhluk lainnya seperti serangga, reptile,
ikan, mamalia dan sebagainya.
Perkembangan makhluk hidup diBumi dapat dijelaskan dengan “Pembagian Jaman
Berdasarkan Geologi” :
(1) Zaman Arkaekum / Azoikum (Zaman Tertua): Zaman Arkaekum ± 2500 juta tahun, bumi
masih berbentuk bola pijar berputar pada porosnya, suhu udara panas, iklim dan cuaca tidak
stabil, dan belum ada tanda tanda kehidupan.
(2) Zaman Paleozoikum (Zaman Kehidupan Tua) : Zaman paleozoikum ±340 juta tahun, iklim
dan cuaca masih berubah rubah, curah hujan sangat tinggi, keadaan lingkungan di bumi belum
stabil. Hujan yang terus menerus membanjiri permukaan bumi yang panas, mendinginkan, dan
membentuk genangan air. Pada Zaman ini mulai muncul tanda tanda kehidupan dengan
munculnya makhluk pertama di bumi “makhluk bersel satu (microorganisme) seperti protozoa,
dan berkembang hewan yang tidak bertulang punggung seperti jenis ikan dan jenis ganggang
atau rumput rumputan sebagai bukti ditemukannya “fosil” hewan dan tumbuhan yang berusia
berjuta juta tahun, Zaman ini merupakan zaman pertama
(3) Zaman Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan) : Zaman Mesozoikum ±140 juta
tahun , keadaan iklim dan cuaca berangsur angsur membaik, makhluk hidup yang muncul pada
zaman ini adalah binatang binatang reptile yang mempunyai ukuran badan sangat besar. Zaman
mesozoikum disebut juga zaman reptile atau zaman kedua
(4) Zaman Neozoikum / Kaenozoikum: Zaman Neozoikum ±60 juta tahun, kedaan bumi semakin
membaik , cuaca dan iklim semakin stabil dan kehidupan semakin berkembang dengan pesat.
Zaman Neozoikum dibedakan menjadi dua,yaitu
a. Zaman Tersier merupakan zaman ketiga: Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis
kehidupan seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar yang
menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan, moluska dan echinodermata
sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman
Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar,
tumbuhan merambat dan rumput
b. Zaman Kuarter merupakan zaman keempat: Pada zaman ini munculah tanda tanda
kehidupan manusia purba, zaman ini dibedakan menjadi:

1) Kala Pleistosen (Diluvium) : Zaman ini dinamakan juga zaman Es atau zaman Glasial.
Keadaan permukaan bumi semakin membaik ,daerah yang jauh dari Kutup terjadi hujan
lebat yang terus menerus sepanjang tahun . Es dari kutup Utara mencair hingga
menutupi sebagian Eropa Utara,Asia Utara, dan Amerika. Manusia purba jawa (Homo
erectus yang dulu disebut Pithecanthropus erectus) muncul pada Kala Plistosen.
Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora
dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang
hidup sekarang
2) Kala Holosen (Alluvium): Sebagian Es di kutub Utara sudah mencair mengakibatkan
permukaan air laut naik. Muncul pulau pulau di Nusantara dan dataran rendah di
paparan Sunda dan paparan Sahul tergenang air dan menjadi laut Transgresi. Pada
Zaman ini mulai hidup jenis manusia Homo Sapiens yaitu jenis manusia seperti
sekarang.

Klasifikasi makhluk hidup adalah mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan atau
unit-unit tertentu berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya. Tujuan klasifikasi makhluk hidup
ialah untuk mempermudah dalam mengenal, mempelajari, dan mengetahui hubungan antar makhluk
hidup.

Proses klasifikasi makhluk hidup dimulai dengan mengelompokkan beberapa individu yang memiliki
persamaan ciri ke dalam satu kelompok. Kelompok-kelompok yang terbentuk dari hasil
pengklasifikasian makhluk hidup tersebut disebut takson. Takson pada tingkat yang lebih rendah
memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih banyak, sedangkan takson pada tingkat yang lebih tinggi
memiliki persamaan sifat dan ciri yang lebih sedikit. Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi
makhluk hidup ialah taksonomi.

Sistem Binomial Nomenclature


Berikut adalah cara pemberian nama ilmiah berdasarkan sistem binomial
nomenclature :
A.Nama Jenis (Spesies)
Berikut adalah cara pemberian nama ilmiah pada tingkat spesies :

1. Menggunakan bahasa latin atau bahasa lain yang dilatinkan


2. Nama jenis terdiri dari dua kata. Kata pertama merupakan nama genus yang
huruf awalnya ditulis dengan menggunakan huruf kapital. Sedangkan kata kedua
merupakan nama penunjuk spesies yang huruf awalnya ditulis menggunakan huruf
kecil.
3. Nama jenis dicetak miring jika menggunakan komputer, atau dapat digaris
bawahi secara terpisah jika menggunakan tulisan tangan. 
4. Nama penemu boleh dicantumkan di belakang spesies. Contoh : Oryza sativaL.
(Padi) L menunjukan singkatan dari nama penemunya (L = Carolus Linnaeus)
5. Jika nama spesies belum diketahui maka dapat menggunakan "sp." (zoologi) atau
"spec." (botani). Contoh : Canis sp.
Contoh nama jenis (spesies) :

 Nama ilmiah padi adalah Oryza sativa (Tulisan komputer)


atau Oryzasativa (Tulisan tangan). Oryza merupakan nama genus,
sedangkan sativa  merupakan nama jenis. 
 Nama ilmiah kelapa adalah Cocos nucifera (Tulisan komputer)
atau Cocos nucifera (Tulisan Tangan). Cocos merupakan nama genus,
sedangkan nucifera merupakan nama jenis

B.Nama Marga (Genus)


Nama Marga hanya terdiri dari satu kata saja. Nama marga ditulis dengan cetak miring
dan huruf awalnya menggunakan huruf besar. Contoh : Felis (Kucing)

C.Nama Suku (Famili)


Nama suku diambil dari nama salah satu marga anggota famili. Terdapat perbedaan
tata cara penamaan pada nama suku antara hewan dengan tumbuhan. Pada hewan
nama suku ditulis dengan menggunakan nama marga dan dibelakangnya ditambah
dengan idae (Nama marga + idae). Sedangkan pada tumbuhan, nama suku ditulis
dengan menggunakan nama marga dan dibelakangnya ditambah dengan aceae (Nama
marga + aceae).

Contoh nama suku (famili) :

 Felis menjadi Felidae (Felis + idae)
 Solanum menjadi Solanaceae (Solanum + aceae)

D.Nama Bangsa (Ordo)


Hanya berlaku pada tumbuhan, nama bangsa diambil dari salah satu nama suku dengan
mengubah akhiran aceae menjadi ales. Contoh : Zingiberales (Zingiber + ales)
E.Nama Kelas (Classis)
Nama Kelas diambil dari nama suku + nae. Atau juga dapat diambil dari ciri khas suatu
organisme tersebut. Contoh : Chlorophyta, Rhodophyta, dll.

F.Nama Divisi (Filum)


Nama Divisi pada tumbuhan, akhirannya diberikan pyhta atau mycota.
Contoh : Antophyta, Eumycota.

Pengertian Kunci Determinasi

Kunci determinasi atau dikenal juga dengan istilah kunci dikotom merupakan langkah atau
cara untuk mengenali dan mengelompokkan organisme pada takson mahkluk hidup.
Umumnya, kunci dikotomis berisi diskripsi dari ciri-ciri organisme yang disajikan dalam
karakter berlawanan.
Selain itu, kunci dikotomis tersusun atas sederetan pernyataan yang terdiri atas dua baris
dengan ciri utama yaitu berlawanan.
Selain itu, kunci determinasi atau kunci dikotom juga didefinisikan sebagai cara untuk
mencari nama tumbuhan atau hewan yang belum diketaui atau dikenali.
Ciri kunci determinasi yang baik adalah mudah untuk dikenali, mudah untuk digunakan,
cepat untuk digunakan, dan hasil yang diperoleh atau didapatkan memiliki akurasi yang
tepat.
Sedangkan secara umum, kunci determinasi dikenal sebagai suatu cara atau langkah
mengenali organisme dan mengelompokkannya atau menggolongkan mahkluk hidup.
Disusun secara menggarpu atau dikotomi dan memuat ciri yang bertentangan antara satu
dengan lainnya. Sehingga apabila suatu organisme memiliki ciri-ciri yang satu, maka ciri
yang lainnya pasti akan gugur.

Petunjuk Dalam Membuat Kunci Determinasi


Berikut beberapa petunjuk dalam pembuatan kunci determiasi yang wajib kita ketahui

 Pilihlah ciri-ciri yang khas, dapat berupa ciri kontras dari specimen yang akan kita
bandingkan dan bersifat tetap serta mudah dilihat secara makroskopik.
 Siapkan tabel perbandingan
 Di setiap pasang pernyataan, gunakan istilah yang bersifat komparatif dan pararel.
Usakan untuk menghindari atau tidak menggunakan kalimat yang bersifat negatif.
 Hindari terjadinya pengukuran overlapping atau tumpang tindih.
Macam-Macam Kunci Determinasi
Hingga saat ini, terdapat dua macam kunci determinasi. Kedua macam kunci determinasi
tersebut yaitu Bracketed Key atau kunci determinasi pararel dan Idented Key atau kunci
determinasi bertakik.

 Kunci Determinasi Pararel atau Bracketed Key


Berikut contoh determinasi pararel
1.a. Daun berhadapan…………………………………………………..    2
1.b. Daun berseling…………………………………………………..    3
2.a. Kepala putik Satu…………………………………………..    Althemanthera
2.b. Kepala putik bercabang dua ……………………………..   Gomphrena
3.a. Buah berbiji banyak …………………………………………..   Celosia
3.b. Buah berbiji tunggal …………………………………………………..    4
4.a. Bunga biseksual…………………………………………………..    Allmania
4.b. Bunga uniseksual……………………………………………..    Amaranthus

 Kunci Determinasi Bertakik atau Idented Key


Berikut contoh determinasi bertakik
1. Daun berseling
2. Buah berbiji tunggal
3. Bunga biseksual ……………………………………………………    Allmania
4. Bunga uniseksual ………………………………………………    Amaranthus
5. Buah berbiji banyak ………………………………………………     Celosia
6. Daun berhadapan
7. Kepala putik satu ……………………………………….    Althemanthera
8. Kepala putik bercabang dua ……………………………………Gomphrena
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Biosfer adalah lapisan tempat hidup (habitat) makhluk hidup. Makhluk hidup jika
memiliki ciri-ciri: melakukan pertukaran zat atau metabolisme, tumbuh, melakukan
reproduksi atau berkembang biak, memiliki irritabilitas, beradaptasi
2. Ada beberapa teori tentang asal-usul kehidupan di bumi: teori Cosmozoa, teori Pfluger,
teori Moore, teori Allen, teori Transendental , dan Teori Modern (Biogenesis,
Abiogenesis)
3. Terjadinya keanekaragaman makhluk hidup ditentukan oleh berbagai hal, antara lain
sebagai berikut: evolusi, seleksi alam, adaptasi

Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Makhluk hidup; Faktor Lingkungan, Faktor Sejarah
Geologi, Faktor Penghambat Fisik. Sejarah perkembangan makhluk hidup dimulai dari
Arkaekum / Azoikum, Paleozoikum, Mesozoikum, Neozoikum / Kaenozoikum

Anda mungkin juga menyukai