Anda di halaman 1dari 11

Nama:Tiara Astika Loka

Kelas:Xll.A

Mata pelajaran: Sejarah Indonesia


1. ERA DEMOKRASI LIBERAL

Era Demokrasi Liberal (1950–1959) yang dikenal pula dengan Era Demokrasi
Parlementer adalah era ketika Presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung dari 17
Agustus 1950 (sejak pembubaran Republik Indonesia Serikat) sampai 5 Juli 1959 (keluarnya
Dekret Presiden). Pada masa ini terjadi sejumlah peristiwa penting, seperti Konferensi Asia–
Afrika di Bandung, pemilihan umum pertama di Indonesia dan pemilihan Konstituante, serta
periode ketidakstabilan politik yang berkepanjangan, dengan tidak ada kabinet yang bertahan
selama dua tahun.Adapun kabinet-kabinet pada masa demokrasi parlementer sebagai berikut.

A. KABINET NATSIR

Adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran negara Republik Indonesia
Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak
tanggal 6 September 1950 hingga 20 Maret 1951.Pada masa kabinet ini, terjadi pemberontakan
hampir di seluruh wilayah Indonesia dan masalah keamanan di dalam negeri, seperti Gerakan
DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, dan Gerakan RMS. Perundingan masalah Irian
Barat juga mulai dirintis, tetapi mengalami jalan buntu. Pada tanggal 22 Januari 1951, parlemen
menyampaikan mosi tidak percaya dan mendapat kemenangan sehingga pada tanggal 21 Maret
1951, Perdana Menteri Natsir mengembalikan mandatnya kepada Presiden. Penyebab lainnya
adalah diterimanya mosi Hadikusumo yang mengusulkan dibubarkannya seluruh DPRD yang
telah terbentuk. Menurut pemerintah, mosi tersebut tidak mungkin dilaksanakan karena alasan
yuridis formil.

 Dibentuk:6 September 1950

 Diselesaikan:27 April 1951

 Struktur pemerintahan

1. Kepala negara:Soekarno&Mohammad Hatta (Wakil)

2. Kepala pemerintahan:Mohammad Natsir

3. Wakil kepala pemerintahan:Hamengku Buwono IX

4. Jumlah menteri:18

B. KABINET SUKIMAN-SUWIRJO

Merupakan kabinet kedua setelah pembubaran negara Republik Indonesia Serikat. Kabinet ini
bertugas pada masa bakti 27 April 1951 hingga 3 April 1952, tetapi kabinet ini sebenarnya telah
didemisionerkan pada tanggal 23 Februari 1952.
 Dibentuk:27 April 1951

 Diselesaikan:23 Februari 1952

 Struktur pemerintahan

1. Kepala negara:Soekarno&Mohammad Hatta (Wakil)

2. Kepala pemerintahan:Sukiman Wirjosandjojo

3. Wakil kepala pemerintahan:Suwirjo

4. Jumlah menteri:18

Program Kabinet

 Menjalankan tindakan-tindakan yang tegas sebagai negara hukum untuk menjamin


keamanan dan ketenteraman serta menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan
negara.

 Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional dalam jangka pendek untuk
meningkatkan kehidupan sosial dan perekonomian rakyat serta memperbaharui hukum
agraria sesuai dengan kepentingan petani

 Mempercepat usaha penempatan mantan pejuang dalam lapangan pembangunan

C. KABINET WILOPO

Adalah kabinet ketiga setelah pembubaran negara Republik Indonesia Serikat yang bertugas
pada masa bakti 3 April 1952 hingga 30 Juli 1953. Kabinet Wilopo didemisionerkan berdasarkan
Keputusan Presiden RI Nomor 99 Tahun 1953 tertanggal 3 Juni 1953.Kabinet ini termasuk
kabinet zaken yang artinya kabinet yang jajarannya diisi oleh para tokoh ahli di dalam bidangnya
dan bukan merupakan representatif dari partai politik tertentu.

 Dibentuk:3 April 1952

 Diselesaikan:3 Juni 1953

 Struktur pemerintahan

1. Kepala negara:Soekarno

2. Kepala pemerintahan:Wilopo

3. Jumlah menteri:17
Program Kerja

Organisasi Negara

 Menyiapkan pelaksanaan pemilihan umum untuk dewan konstituante dan dewan-dewan


daerah

 Menyelesaikan penyelenggaraan dan mengisi otonomi daerah

 Menyederhanakan organisasi pemerintah pusat

Kemakmuran

 Memajukan tingkat penghidupan rakyat dengan meningkatkan produksi nasional,


termasuk bahan makanan rakyat

 Melanjutkan usaha perubahan agrarian

Keamanan

Menjalankan berbagai kebijakan untuk mengatasi masalah keamanan dengan kebijaksanaan


sebagai negara hukum dan menyempurnakan organisasi alat-alat kekuasaan negara serta
mengembangkan tenaga masyarakat untuk menjamin keamanan dan ketenteraman

Perburuhan

Memperlengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk meninggikan derajat kaum buruh


guna menjamin proses perekonomian nasional

Pendidikan

Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan dan pengajaran

Luar Negeri

 Mengisi politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan aktivitas yang sesuai dengan
kewajiban bangsa Indonesia dalam kekeluargaan bangsa-bangsa dan sesuai dengan
kepentingan nasional menuju perdamaian dunia

 Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda yang sebelumnya


berdasarkan asas unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan perjanjian internasional
biasa, mempercepat peninjauan kembali persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar, serta
meniadakan perjanjian-perjanjian yang pada kenyataannya merugikan rakyat dan negara

 Memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik Indonesia dalam waktu
sesingkat-singkatnya.
D. KABINET ALI SASTROAMIDJOJO I

Kabinet pertama Ali Sastroamidjojo l sering disebut juga sebagai Kabinet Ali Sastroamidjojo-
Wongsonegoro atau Kabinet Ali Sastroamidjojo-Wongsonegoro-Zainul Arifin, adalah kabinet
keempat setelah pembubaran negara Republik Indonesia Serikat yang memerintah pada masa
bakti 31 Juli 1953 hingga 24 Juli 1955, sesuai dengan Keputusan Presiden RI Nomor 132 Tahun
1953 tertanggal 31 Juli 1953.

 Dibentuk:1 Agustus 1953

 Diselesaikan:24 Juli 1955

 Struktur pemerintahan

1. Kepala negara:Soekarno

2. Kepala pemerintahan:Ali Sastroamidjojo

3. Jumlah menteri:18

Program Kabinet

Dalam Negeri

Keamanan

1. Memperbaharui tatanan politik untuk mengembalikan keamanan dan ketenteraman,


sehingga memungkinkan tindakan-tindakan yang tegas serta membangkitkan tenaga
rakyat

2. Menyempurnakan hubungan antar alat-alat kekuasaan Negara

Pemilihan Umum

Segera melaksanakan pemilihan umum untuk dewan konstituante dan Dewan Perwakilan Rakyat

Kemakmuran dan Keuangan

 Menitikberatkan politik pembangunan dengan berbagai usaha untuk kepentingan rakyat


jelata

 Memperbaharui perundang-undangan agraria sesuai dengan kepentingan petani dan


rakyat kota

 Mempercepat usaha penempatan bekas pejuang dan kaum pengangguran terlantar untuk
terlibat dalam lapangan pembangunan
 Memperbaiki pengawasan penggunaan uang negara

Organisasi Negara

 Memperbaharui politik desentralisasi dengan cara menyempurnakan perundang-


undangan dan mengusahakan pembentukan daerah otonomi menuju tingkatan terbawah

 Menyusun aparatur pemerintahan yang efisien serta pembagian tenaga yang rasionil
dengan mengusahakan perbaikan taraf penghidupan pegawai

 Memberantas korupsi dari birokrasi

Perburuhan

Melengkapkan perundang-undangan perburuhan untuk mencapai kembali ketenagakerjaan


sebesar-besarnya.

Perundang-undangan Sunting

Mempercepat terbentuknya perundang-undangan nasional terutama dalam bidang keamanan,


kemakmuran, keuangan dan kewarganegaraan

Politik Luar Negeri

 Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif untuk menuju perdamaian dunia

 Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda yang sebelumnya


berdasarkan asas unie-statuut menjadi hubungan berdasarkan perjanjian internasional
biasa, mempercepat peninjauan kembali persetujuan hasil Konferensi Meja Bundar, serta
meniadakan perjanjian-perjanjian yang pada kenyataannya merugikan rakyat dan negara

 Memperjuangkan dan mengusahakan kembali integrasi Irian Barat ke dalam kekuasaan


wilayah Republik Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya

Kebijaksanaan Pemerintah

Mengusahakan penyelesaian terhadap berbagai perselisihan politik yang tidak dapat diselesaikan
dalam kabinet dengan menyerahkan keputusannya kepada parlemen.
E. KABINET BURHANUDDIN HARAHAP

Merupakan kabinet koalisi yang terdiri dari beberapa partai dan hampir merupakan kabinet
Nasional, karena jumlah partai yang tergabung dalam koalisi kabinet ini semua berjumlah 13
partai. Kabinet ini didominasi oleh partai Masyumi walaupun terdapat banyak partai dalam
kabinet ini, tetapi seakan-akan hanya menjadi pelengkap saja. Selain itu, ada pihak yang
menyebut kabinet ini sebagai kabinet Masyumi karena Masyum yang mendominasi kabinet ini.
PNI tidak duduk kabinet ini, tetapi PNI bersama-sama PIR Wongsonegoro, SKI, PKI dan
Progresif bertindak sebagai oposisi. Seakan-akan kabinet ini sebagai ganti kabinet Ali-Wongso-
Arifin, karena pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I sebagai partai yang besar Masyumi untuk
pertama kali tidak duduk dalam kabinet tersebut dan bertindak sebagai oposisi. Kabinet ini
bertugas pada tanggal 12 Agustus 1955 sampai 24 Maret 1956. Pada tanggal 1 Maret 1956,
Perdana Menteri Burhanuddin Harahap selaku formatur kabinet menyerahkan mandatnya kepada
Presiden Soekarno sehingga kabinet ini resmi dinyatakan demisioner.

 Dibentuk:12 Agustus 1955

 Diselesaikan:3 Maret 1956

 Struktur pemerintahan

1. Kepala negara:Soekarno

2. Kepala pemerintahan:Burhanuddin Harahap

3. Jumlah menteri:23

Program Kabinet

 Mengembalikan kewibawaan (gezag) moril Pemerintah i.c. kepercayaan Angkatan Darat


dan masyarakat kepada Pemerintah.

 Melaksanakan Pemilihan Umum menurut rencana yang sudah ditetapkan dan


menyelenggarakan terbentuknya Parlemen yang baru...

 Menyelesaikan perundang-undangan desentralisasi sedapat-dapatnya dalam tahun 1955


ini juga.

 Menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan inflasi.

 Memberantas korupsi.

 Meneruskan perjuangan mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan


Republik Indonesia.
 Memperkembangkan politik kerja sama Asia-Afrika, berdasarkan politik bebas dan aktif
menuju perdamaian.

F. KABINET ALI SASTROAMIDJOJO ll

Kabinet ini sering pula disebut Kabinet Ali-Roem-Idham, bertugas pada periode 24 Maret
1956–14 Maret 1957. Kabinet Ali kembali diserahi mandat pada tanggal 20 Maret 1956 yang
merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU. Pada tanggal 14 Maret 1957 Kabinet Ali
Sastroamidjojo II menyerahkan mandatnya kepada presiden. Akhirnya kabinet ini jatuh dan
presiden menunjuk dirinya menjadi pembentuk kabinet yang bernama kabinet Karya dan
Djuanda sebagai perdana menteri.

 Dibentuk:24 Maret 1956

 Diselesaikan:14 Maret 1957

 Struktur pemerintahan

1. Kepala negara:Soekarno

2. Kepala pemerintahan:Ali Sastroamidjojo

3. Jumlah menteri:27

Program Kabinet

Pembatalan KMB

Menyelesaikan pembatalan seluruh perjanjian KMB, secara unilateral, baik formil maupun
materiil dan mengadakan tindakan-tindakan untuk menampung akibat-akibatnya.

Irian Barat

 Meneruskan perjuangan untuk mewujudkan kekuasaan de facto Republik Indonesia atas


Irian Barat bersandarkan kekuatan rakyat dan kekuatan-kekuatan anti kolonialisme di
dunia internasional.

 Membentuk Propinsi Irian Barat.

Keamanan

 Memulihkan dan menjaga keamanan dalam negeri yang dikacaukan oleh gerombolan-
gerombolan illegal yang memberontak terhadap negara dengan nama apapun juga mereka
menamakan dirinya.
 Menyempurnakan koordinasi antara alat-alat kekuasaan negara, terutama dalam tindakan-
tindakan pemulihan keamanan.

Perekonomian

 Memulai membangun secara teratur dan menurut rencana berjangka waktu tertentu (5
tahun) yang ditetapkan dengan undang-undang dengan menitik beratkan pada dasar
keputusan rakyat.

 Berusaha untuk mewujudkan pergantian ekonomi kolonial bersandarkan kepentingan


rakyat jelata, dengan mengutamakan kebutuhan-kebutuhannya yang primer.

Keuangan

 Menyehatkan keuangan negara hingga tercapai imbangan anggaran belanja biasa yang
baik dan yang memberi kemungkinan untuk melanjutkan pembangunan.

 Dalam usaha penyempurnaan keuangan negara, penambahan sumber keuangan baru


harus diutamakan.

 Memperbaiki pengawasan atas pemakaian uang negara.

 Perkreditan pemerintah yang tepat dan lancar untuk melindungi usaha ekonomi nasional
terhadap persaingan asing.

Perindustrian

 Memajukan berdirinya industri nasionalsupaya selekas mungkin Republik Indonesia


dapat menjamin kebutuhannya sendiri, dan melindungi industri nasional terhadap
persaingan asing.

Pertanian

 Mempertinggi tingkat hidup petani dengan jalan:

 Memperbanyak produksi hasil bumi, terutama bahan-bahan makanan rakyat dengan


memperluas tanah penanamannya di seluruh wilayah Republik Indonesia, terutama di
daerah luar pulau Jawa, baik secara intensif maupun secara ekstensif.

 Mempergiat tumbuhnya koperasi-koperasi tani dan bank-bank tani.

 Memajukan kesehatan, pendidikan dan pengajaran tani.

 Memajukan transmisi,Luar Negeri, Pertahanan, dan Perburuhan.


Politik Luar Negeri

 Menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif berdasarkan kepentingan rakyat dan
menuju ke perdamaian dunia.

 Melaksanakan keputusan-keputusan konferensi Asia-Afrika, pertama di Bandung.

Pertahanan

 Melancarkan tercapainya stabilisasi kekuatan negara.

 Mengadakan kewajiban milisi bagi semua warga negara, menurut syarat-syarat yang
ditentukan dengan undang-undang.

 Memperbaiki nilai-nilai teknis pendidikan rohani dan jasmani militer daripada angkatan
perang Republik Indonesia, sehingga nilai perjuangannya dipertinggi.

Perburuhan

 Mewujudkan usaha pemerintah ke arah perbaikan nasib dan kedudukan hukum kaum
buruh dan pegawai negeri serta hubungannya dengan pimpinan perusahaan atau jawatan
sehingga berkesempatan memperkembangkan bakat dan sifat-sifatnya yang baik untuk
kepentingan masyarakat.

 Melengkapkan perundang-undangan perburuhan dan pegawai mengatur penyelesaian


perselisihan perburuhan melalui prosedur yang lebih demokratis, sambil menuju ke arah
peradilan perburuhan yang lengkap.

 Memberikan segala bantuan dan stimulans bagi konsolidasi dan pertumbuhan organisasi-
organisasi kaum buruh dan pegawai yang sehat.

Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan

 Memperluas dan mempertinggi mutu pendidikan rakyat disekolah dan di luar sekolah,
baik jasmani maupun rohani atas dasar kepentingan nasional sekarang

 Menyiapkan berlakunya wajib belajar dalam tempo yang tertentu.

 Memperluas pendidikan teknik dan ekonomi yang praktis dan umumnya pendidikan
kejuruan, sesuai dengan kepentingan pembangunan sekarang.

 Menyelesaikan perundang-undangan pendidikan nasional hingga tercapai dasar yang


sama dan koordinasi yang baik diseluruh lapangan pendidikan dari sekolah rendah
sampai sekolah tinggi.
 Menyelenggarakan usaha-usaha yang pokok dan merata untuk memberi dasar yang kuat
dalam pertumbuhan kebudayaan nasional.

G. KABINET DJUANDA

Kabinet Djuanda, disebut juga Kabinet Karya, memerintah pada periode 9 April 1957 hingga
10 Juli 1959. Kabinet ini merupakan salah satu kabinet zaken.

 Dibentuk:9 April 1957

 Diselesaikan:6 Juli 1959

 Struktur pemerintahan

1. Kepala negara:Soekarno

2. Kepala pemerintahan:Djuanda Kartawidjaja

3. Jumlah menteri:28

Program Kabinet

1. Membentuk Dewan Nasional.

2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia

3. Melanjutkan pembatalan Konferensi Meja Bundar.

4. Memperjuangkan Irian Barat.

5. Mempercepat pembangunan.

Anda mungkin juga menyukai