Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cerita pendek adalah salah satu jenis karya sastra yang tergolong kedalam fiksi.
Sebagai fiksionaris. Kisah dalam cerpen hanya ada dalam hayalan. Namun, ia dapat beranjak
dari dunia nyata semisal pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain, kejadian alam,
dan segala hal yang tertangkap pada panca indra. Dalam makalah ini kami ingin mengajak
para pembaca untuk lebih mengenal cerpen lebih dalam, karena cerpen banyak mengandung
nilai moral atau moril yang tinggi seperti cerpen "Pohon Keramat" ini mengajarkan kita
untuk selalu sopan dan taat beribadah.
Dalam makalah ini akan membahas tentang unsur intrinsik cerpen, menggunakan teori
dari Nurgiyantoro (2009:23) yaitu tema, penokohan, alur/plot setting, sudut pandang gaya
bahasa, dan amanat. Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra berasal dari
dalam karya itu sendiri. Pada cerpen unsur intrinsik itu berupa, tema, plot, penokohan, latar,
sudut pandang, dan amanat berikut ulasan unsur-unsur intrinsik cerpen.

B. Rumusan Masalah
1. Mengindentifikasi unsur intrinsik cerpen "Pohon Keramat" karya Yus R.Ismail
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan unsur intrinsik cerpen "Pohon Keramat" karya Yus R.Ismail

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DASAR TEORI
1. Pengertian Cerpen

Cerpen adalah cerita pendek, jenis karya sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita
tentang manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan pendek. Atau definisi cerpen yang
lainnya yaitu merupakan karangan fiktif yang isinya sebagian kehidupan seseorang atau juga
kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh aja. Maksud dari
cerita pendek disini ialah ceritanya kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata atau kurang dari 10
(sepuluh) halaman. Selain itu, cerpen hanya memberikan kesan tunggal yang demikian dan
memusatkan diri pada satu tokoh dan satu situasi saja. Adapun pengertian cerpen menurut
para ahli

 Purba, H.B. Jassin (2010),H.B Jassin dalam bukunya Tifa Pengair and His Region,
mengemukakan bahwa cerpen adalah cerpen (1977). Lebih lanjut Jassi menyatakan bahwa
dalam cerita pendek orang bisa bertarung, tetapi cerita yang panjangnya seratus halaman
tentu tidak disebut cerita pendek dan memang tidak ada cerita panjang seperti itu. Cerita
yang panjangnya sepuluh atau dua puluh halaman masih bisa disebut cerita pendek tetapi
ada juga cerita pendek yang panjangnya hanya satu halaman.
 Sumardjo (1983),Cerpen adalah cerita yang membatasi diri dalam membahas salah satu
unsur fiksi dalam aspek terkecilnya. Kependekan dari sebuah cerpen bukan disebabkan
dari bentuknya yang jauh lebih pendek dibandingkan novel, namun sebab aspek
masalahnya juga yang sangat dibatasi.
 Priyatni (2010),Cerita pendek meneurut Priyanti yaitu salah satu bentuk karya fiksi. Sesuai
dengan namanya, cerpen ini memperlihatkan sifat yang serba pendek, baik itu peristiwa
yang diungkapkan, jumlah pelaku yang terdapat pada ceritanya, isi cerita, dan jumlah kata
yang dipakai. Perbandingan ini berkaitan dengan bentuk prosa lain, yakni novel
 Suyanto (2012),Sesuai dengan namanya, cerita pendek disini bisa diartikan sebagai cerita
yang memiliki bentuk prosa yang pendek. Ukuran pendek di sini sifatnya relatif.
 Tarigan (1984),Cerpen menurut pendapat dari taringan yaitu cerita rekaan yang
masalahnya singkat, jelas dan juga padat serta terkonsentras
 Suharianto (1982),Cerita pendek menurut pendaoat daru suharianto cerita fiksi yang
bentuknya pendek serta ruang lingkup permasalahannya yang disuguhkan sebagian kecil

2
saja oleh kehidupan tokoh yang menarik perhatian pengarang atau penulis, serta
keseluruhan cerita yang memberi kesan tunggal.
 Poe dalam Burhan (2012),Cerpen ialah sebuah cerita yang mana dapat selesai dibaca
dalam sekali duduk, yang mana berkisan antara setengah jam – dua jam, suatu hal yang
sekiranya tidak dapat dilakukan pada sebuah novel.
 Jacob (2001),Cerpen menurut jacob ialah cerita fiksi pendek dan selesai dibaca dalam
keadaan “sekali duduk”. Cerita pendek hanya mempunyai satu arti, satu krisis serta satu
efek untuk pembacanya. Pengarang cerpen disini hanya ingin mengemukakan suatu hal
secara lebih tajam.
 Stanton (2012),Menurut Staton cerpen disini harus berbentuk padat, di dalamnya
pengarang yang menciptakan karakter-karakter, semesta mereka, serta tindakan-
tindakannya ini sekaligus secara bersamaan dan tajam.
 Edgar Allan Poe (dalam Nurgiyantoro, 2007),Cerpen menurut pendapatnya yaitu sebuah
cerita yang mana selesai dibaca dalam keadaan sekali duduk, kira-kira berkisar antara
setengah sampai dua jam-suatu hal yang kiranya tak bisa dilakukan pada sebuah novel.
Latar pada cerpen tidak harus di jelaskan secara rinci. Baik menyangkut keadaan tempat
dan sosial. Kepaduan yang terdapat pada cerpen haruslah bersifat padu/unity. Sehingga
cerita tersebut harus mendukung tema utama. Cerpen hanya menceritakan sisi kecil dari
pengalaman Kehidupan saja.
 Nurgiyantoro (2009) yaitu Tema, Penokohan, Alur/plot Setting, Sudut Pandang, dan
amanat unsur intrinsik merupakan unsur pembangun karya sastra berasal dari dalam karya
itu sendiri. Pada cerpen unsur intrinsik itu berupa tema,plot, Penokohan,latar,sudut
pandang dan amanat. Unsur unsur intrinsik sebagai berikut :
1. Tema adalah unsur intrinsik cerpen yang menjadi dasar cerita. Unsur intrinsik cerpen
tema sering disamakan dengan ide atau tujuan utama cerita. Tema merupakan unsur
intrinsik cerpen yang menjadi sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa
seperti novel. Tema bisa disebut ide utama dalam membuat cerita, karena tema adalah
penentu latar belakang dari cerita tersebut. Tema dalam unsur intrinsik cerpen
berisikan gambaran luas tentang kisah yang akan diangkat sebagai cerita dalam
cerpen sehingga sangat penting memikirkan tema sebelum menulis cerpen.
2. Alur/plot. Unsur intrinsik cerpen yang kedua adalah alur atau plot. Alur dalam cerpen
adalah jalan cerita. Cerpen harus memiliki jalan cerita yang jelas. Alur sebagai unsur
intrinsik cerpen biasanya memiliki beberapa tahapan mulai dari perkenalan,

3
penanjakan, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian. Alur unsur intrinsik cerpen
dibagi menjadi tiga, yaitu:
 Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan
waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
 Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan
urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
 Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
3. Tokoh merupakan unsur intrinsik cerpen yang sangat penting. Unsur intrinsik cerpen
seperti tokoh adalah meliputi orang atau karakter yang ditampilkan dalam cerita.
Tokoh sebagai unsur intrinsik cerpen ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang
dilakukan dari tindakan yang diceritakan. Tokoh dalam unsur intrinsik cerpen dibagi
menjadi tiga karakter, yaitu:
 Tokoh Protagonis: tokoh utama pada cerita.
 Tokoh Antagonis: tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama.
 Tokoh Tritagonis: penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan.
 Tokoh figuran, yaitu tokoh dalam cerpen yang menjadi tokoh pembantu dan
memberi warna pada cerita.
4. Penokohan Istilah penokohan lebih luas dari pada tokoh dan perwatakan. Penokohan
dalam unsur intrinsik cerpen mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana
perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita
sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan
dalam unsur intrinsik cerpen merupakan penentuan watak atau karakter dari tokoh
tersebut. Penokohan ini bisa digambarkan dalam sebuah ucapan, pemikiran dan
pandangan saat menyelesaikan suatu masalah. Begitu juga melalui penjelasan narasi
atau penggambaran fisik tokoh tersebut.
5. Latar Unsur intrinsik cerpen selanjutnya adalah latar. Unsur ini mengacu pada latar
waktu, suasana, dan tempat terjadinya cerita. Latar dalam unsur intrinsik cerpen bisa
membuat pembaca cerpen lebih paham tentang kapan, dimana dan sedang apa tokoh
yang diceritakan.
6. Sudut Pandang adalah arah pandang dari unsur intrinsik cerpen seorang penulis dalam
menyampaikan sebuah cerita. Sudut pandang menjadi cara atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan
berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

4
Sudut pandang sebagai unsur intrinsik cerpen memiliki beberapa macam jenis seperti
sudut pandang orang pertama, kedua, atau ketiga. Ada juga sudut pandang dari
penulis yang berasal dari sudut pandang orang yang berada di luar cerita.
7. Amanat adalah unsur intrinsik cerpen berupa pesan moral yang ditulis oleh penulis
cerita. Amanat bisa dipetik oleh pembacanya, setelah membaca karya tersebut.
Amanat atau pesan moral sebagai unsur intrinsik cerpen biasanya tidak ditulis secara
langsung, melainkan tersirat. Namun, amanat dalam cerpen juga bisa ditulis langsung
oleh penulis atau secara tersurat. Pembaca yang menyimpulkan sendiri apa pesan
yang bisa diambil dari cerpen tersebut.

B. ANALISIS DATA
1. DATA

Judul Cerpen : Pohon Keramat

Nama Pengarang : Yus R. Ismail

Penerbit : Erlangga

Cerpen yang berjudul “Pohon Keramat” karya Yus R. Ismail menceritakan tentang sebuah
gunung yang menyerupai bukit karena areanya begitu kecil dan pendudukan menyebut
dengan Gunung Beser. Pada saat kependudukan Belanda, ada seorang tokoh yang melawan
Belanda dengan berjuang sendiri tanpa ada pasukan, yang bernama Jayasakti. Jayasakti
merupakan tokoh yang menjadi incaran para Belanda untuk ditangkap lalu dipenjarakan.
Jayasakti pun kabur menuju Gunung Beser dan bersembunyi dari Belanda. Bertahun-tahun
pasukan Belanda dengan para centeng demang melacak Jayasakti ke dalam gunung. Namun,
tidak ada seorang pun yang selamat saat melacak ke gunung. Ada orang pintar yang
mengatakan bahwa Jayasakti bersemedi dan tubuhnya menjadi pohon harum yang baunya
dibawa angina sekitar angina gunung.

Cerita tersebut pun dipercaya oleh warga sekitar, sehingga tidak seorang pun berani
masuk ke kelabatan Gunung Beser. Karena wara menghormati perjuangan yang dilakukan
oleh Mbah Jayasakti. Warga pun juga takut masuk ke dalam gunung karena dahulu pernah

5
ada warga pencari kayu bakar nekat masuk dan dia pun tidak bisa kembali. Jadi oara pencari
kayu dan penyabit rumput hanya berani sampai di kaki gunung saja. Pada tiap malam
tertentu, dari Gunung Beser keluar cahaya yang begitu menyejukkan sehingga Gunung Beser
terlihat kharismanya. Cahaya tersebut hanya dapat dilihat oleh orang tertentu dengan mata
batinnya.

Setiap subuh Kakek selalu membangunkan tokoh saya untuk mengajak pergi ke
masjid kecil di pinggir sawah. Setiap keluar rumah saya merasa takjub melihat Gunung Beser
berdiri kukuh. Saya selalu berharap ketika turun dari rumah bisa melihat gunung itu
bercahaya. Selesai salat saya selalu ikut Kakek ke sawah untuk mengontrol air. Mata air yang
ada di kaki gunung mengalir di sungai yang lumayan besar. Bila panen tiba setiap petani yang
mempunyai sawah luas mengadakan syukuran.

Mengundang para tetangga, menangkap ikan atau menyembelih ayam. Saya senang
selalu diajak Kakek ke tempat syukuran. Setiap sore banyak anak mandi di pancuran kecuali
hari jumat, karena anak-anak belajar mengaji di masjid. Kakek dulu juga mengajar mengaji di
masjid, tetapi sekarang sudah digantikan oleh Kang Hasim.

Saya merasa Kakek merupakan orang yang begitu dihormati oleh penduduk kampung.
Siapa pun akan menggangguk hormat apabila bertemu kakek. Dan jika di sawah, Kakek
menjadi tempat bertanya apabila ada masalah. Kakek juga sering diminta mengobati orang-
orang yang sakit. Apalagi jika karena makhluk halus yang merasuki. Saya tidak tahu
bagaimana Kakek mengobatinya, mungkin hanya memakai doa-doa tetapi tidak jarang Kakek
malah membawa si sakit ke rumah Pak Mantri.

Kedamaian kampung saya dengan dunia luar, kebutuhan hidup yang semakin
meningkat. Kampung saya semakin sibuk, ngobrol-ngobrol santai di sawah atau di masjid
sehabis salat jarang dilakukan para orang tua. Dan saat panen tiba undangan syukuran
semakin jarang, panen hanya dilakukan segelintir orang tidak lagi melakukan pesta kampung.
Para lulusan sekolah dari kota merencanakan membuta pertanian terpadu di kaki gunung
dengan melibatkan seluruh penduduk. Pembangunan pabrik air mineral dan tekstil mulai
dibuat orang kota. Perselisihan antarpenduduk mulai terasa saat pembangunan dari kota
merencakan untuk membuta sebagian Gunung Beser, untuk perluasan lahan pertanian dan
kebutuhan pabrik.

Semakin banyak penduduk yang mendukung pembukaan Gunung Beser, dan sebagian
masih menghormati kharisma Gunung Beser datang ke rumah Kakek untuk meminta

6
pendapat. Dan keesokan harinya panitia pembangunan pun datang kerumah Kakek karena
tahu jika Kakek adalah kunci dari masalah ini. Penduduk yang tidak setuju pun diberi arahan
oleh Kakek. Keesokan harinya saya tahu jika Kakeh menyetujui pembukaan sebagian
Gunung Beser. Pembukaan Gunung Beser dilakukan dengan bergotong royong. Bantuan
tenaga dan dana besar dari pihak pabrik disambut masyarakat. Kejadian yang semakin langka
ditandai dengan syukuran kampung yang dipimpin oleh pak bupati. Tidak ada tanda-tanda
aneh selama pembukaan kaki gunung.

Kakek meninggal tidak lama kemudian,kematian Kakek tidak mendapatkan perhatian


besar dari penduduk. Saya cemburu kepada penggerak pembangunan yang sudah mencuri
perhatian penduduk dari Kakek. Keberhasilan pertanian dan pabrik memberi kemewahan
tersendiri bagi kampung saya. Kepercayaan bahwa keangkeran Gunung Beser itu tidak ada,
mendorong penduduk untuk membuka Gunung beser lebih jauh lagi. Kekeringan di musim
kemarau dan banjir-banjir kecil di musim hujan tidak asing lagi. Pohon memang keramat,
tanpa pohon bencana akan lebih sering menimpa kita. Mbah Jayasakti berubah menjadi
kesadaran ilmu.

2. Analisis Data
a. Tokoh
1. Penduduk desa
2. Kakek
3. Mbah Jayasakti
4. Penduduk kota
5. Pasukan Belanda dan centeng-centeng demang
6. Para penggerak pembangunan
B. Penokohan
1. Penduduk desa : jahiliyah/percaya pada hal-hal mistis
2. Kakek : sukar, rajin beribadah dan rajin berkebun, suka menolong, orang yang
dihormati.
3. Mbah jayasakti : Pemberani dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
4. Penduduk kota : pemalas.
5. Pasukan Belanda dan centeng-centeng demang : tidak mudah menyerah.
6. Para penggerak bangunan : pintar tapi sebenarnya bodoh

7
C. Tema

Kepercayaan yang tergerus oleh modernisasi

D. Latar(Tempat,Waktu, dan Suasana)

•Latar Tempat :

1.gunung

2.kampung

3.rumah Kakek

4.masjid kecil sawah

5.kaki gunung

6.kolam

7.pasar

8.rumah Pak Mantri

9.jalan besar.

•Latar Waktu :

Malam hari, Pagi hari, Sore hari, dan Waktu panen

•Latar Suasana :

1.menyenangkan.

2.menegangkan.

3.mengkhawatirkan.

E. Sudut Pandang

Orang pertama Pelaku utama (Aku)

F. Alur/plot

Alur dalam cerpen ini menggunakan alur maju. Kutipan cerpen: “pohon keramat
menceritakan mengenai sejarah gunung beser. Masa kecil tokoh (saya). Pembukaan
hutan gunung beser. Hingga bencana yang melanda warga kaki bukit gunung beser”

8
G. Amanat :

Sebaiknya manusia selalu menjaga lingkungan dengan tidak merusak lingkungan


sekitar, agar tidak terjadi bencana. Sebagai orang yang hidup diera modernisasi,
sebaiknya bijak dalam memutuskan hal serta masih dapat menjaga hubungan .
Bersosial yang baik dengan orang lain.

9
BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Keagamaan,Kesopanan,Keindahan Alam,Kemanusiaan, itulah yang dapat dipetik


pelajaran dari cerpen yang berjudul Pohon Keramat karya Yus R. Ismail dalam kehidupan
kita sebuah pelajaran keagamaan dan kesopanan meupakan bagian terpenting umtuk
kehidupan manusia.

Ada orang pintar yang mengatakan bahwa Jayasakti bersemedi dan tubuhnya menjadi
pohon harum yang baunya dibawa angina sekitar angina gunung. Disinalah sebenarnya inti
dari cerita pendek ini, yaitu keagamaan, kesopanan, kemanusiaan. Kita tidak boleh
menyekutukan Allah SWT. Atau percaya dengan hal-hal yang berbau mistis dan banyak
orang yang merasa pintar namun tidak sehingga bencana sering terjadi. Seharusnya manusia
lebih bersahabat dengan alam. Tapi sayangnya banyak manusia yang hanya memikirkan
kemajuan tanpa memikirkan keindahan dan pentingnya alam.

B. SARAN

Cerpen ini sangat baik untuk pembelajaran. Dalam cerpen tersebut memuat unsur-
unsur keagamaan, kebersihan, kesopanan, keindahan alam. Akan tetapi pembaca juga harus
tetap memperhatikan kekurangan yang ada dalam cerpen tersebut. Intinya ambillah segala hal
positif dan buanglah segala hal negatif yang terdapat dari cerpen "Pohon Keramat".

10
DAFTAR PUSTAKA

Edgar, Allan Poe. 1842, The Oval Portrait, Amerika Serikat; Majalah Graham

Sumardjo, Jacob. 2004, Seluk-beluk & Petunjuk Menulis Cerita Pendek, Bandung; Pustaka
Latifa

Nurgiyantoro, Burhan. 1995, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta; Gadjah Mada University
Press

Jassin, H.B. Purba. 1977, Tifa Penyair dan daerahnya, Jakarta; Gunung Agung

Priyanti, Endah Tri. 2010, Ancangan Literasi Krisis, Jakarta; PT. Bumi Aksara

Burhan, Bungin. 2012, Penelitian Kualitatif Komunikasi Ekonomi Kebijakaan Publik dan
Ilmu Sosial Lainnya; Jakarta, Kencana

Suharyanto. 1982, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta; Media Wacana.

http://purwagumilar.blogspot.com/2016/05/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?
m=1

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2021/10/pengertian-cerpen-menurut-para-
ahli.html#1_Dalam_Purba_HB_Jassin_201048

http://unsplash.com/Lily

https://m.liputan6.com/hot/read/4480545/8-unsur-intrinsik-cerpen-simak-ciri-ciri-dan-
contohnya?utm_source=Mobile&utm_medium=copylink&utm_campaign=copylink

11

Anda mungkin juga menyukai