Anda di halaman 1dari 61

USULAN PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN THE ROYAL


BEACH SEMINYAK BALI HOTEL UNTUK
MENINGKATKAN TINGKAT HUNIAN KAMAR
DI MASA PANDEMI COVID-19

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat


untuk Menyusun skripsi S1 Program Studi Manajemen pada
Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia
(STIMI) Handayani Denpasar

Diajukan Oleh:
Nama : Desak Siwi Made Reva Aprilia
NIM : 19.21.1.12007

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INDONESIA


STIMI HANDAYANI DENPASAR
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Paper yang berjudul “Analisis Strategi

Strategi Pemasaran The Royal Beach Seminyak Bali Hotel untuk Meningkatkan

Tingkat Hunian Kamar di Masa Pandemi Covid-19” dapat terselesaikan tepat

waktu sesuai dengan batas yang ditentukan. Penulisan paper ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat mengikuti Seminar Pariwisata dan sebagai topik skripsi

untuk kedepannya pada jurusan S1 Manajemen konsetrasi Bisnis Pariwisata, Sekolah

Tinggi Ilmu Manajemen Handayani Denpasar. Penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam Paper Seminar Pariwisata ini, akhir kata dengan segala puji syukur

dan kerendahan hati, mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyajian yang

masih jauh dari sempurna ini. Penulis akan sangat menghargai apabila ada kritik dan

saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan-

penulisan selanjutnya. Semoga Paper seminar pariwisata ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi para pembaca.

Terselesaikannya Paper pariwisata ini tidak lepas dari peran serta dan bantuan

dari berbagai pihak mulai dari pengumpulan data serta pada tahap penyusunan. Untuk

itu pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. I.B. Gede Udiyana, SE, M.Si, Ak selaku ketua Stimi Handayani

Denpasar Bali.

ii
2. Wayan Arya Paramarta, SE, MM selaku Ketua Jurusan Prodi Manajemen

sekaligus Pembimbing Akademi.

3. Dra. Ni Nyoman Menuh, M.Par Selaku Pembimbing, yang telah banyak

membimbing dalam menyelesaikan Paper Seminar Pariwisata.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Prodi Manajemen STIMI Handayani Denpasar

atas segala didikan, wawasan, serta pengetahuan yang telah diberikan.

5. Teristimewa keluarga tercinta, Ayahanda Dewa Ketut Teken dan Ibunda Jero

Putu Suci selaku orang tua, yang telah banyak memberikan semangat,

dorongan, baik moril maupun materi, dan doa restu, serta bantuan-bantuan

yang tiada ternilai dalam penyusunan Paper pariwisata.

6. Yang terkasih Gede Widia Agustana yang telah memotivasi dan selalu

memberikan dukungan untuk menyelesaikan Paper ini.

Badung, 18 November 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI

PRAKATA ...............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................ii

DAFTAR BAGAN .................................................................................iii

DAFTAR TABEL ..................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................7

D. Manfaat Penelitian .....................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................10

A. Landasan Teori .........................................................................10

B. Penelitian Sebelumnya..............................................................26

C. Kerangka Pemikiran..................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................31

A. Objek dan Subjek Penelitian ....................................................31

B. Definisi Opersional Variabel.....................................................31

C. Jenis dan Sumber Data .............................................................35

D.Teknik Pengumpulan Data ........................................................36

E. Teknik Analisis Data ................................................................37

iv
DAFTAR BAGAN

Bagan C. Kerangka Pemikiran................................................................30

v
DAFTAR TABEL

Tabel A. Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali 2020 ..........................2

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata yang sering disebut sebagai perjalanan wisata muncul setelah

adanya sejarah perjalanan yang dilakukan sejak jaman dahulu kala yang

perkembangannya diartikan sebagai perjalanan wisata (Swabawa Putu, 2011). Bali

merupakan salah satu pulau kecil di Indonesia yang terkenal sebagai destinasi wisata.

Keindahan alam dan keunikan budaya masyarakatnya sudah tidak asing lagi di mata

dunia. Hal tersebut menjadikan Bali sebagai pulau pariwisata terbaik di dunia dan

menerima berbagai penghargaan bertaraf nasional dan internasional. Dengan

demikian, tidak mengherankan bila Bali sering dicatat sebagai destinasi wisata favorit

bahkan wajib untuk dikunjungi.

Perkembangan pariwisata yang semakin pesat sangat mempengaruhi laju

ekonomi di Indonesia. Bahkan, yang sebelumnya industri pariwisata di Indonesia

menempati urutan ke- 4 dalam hal penyumbang devisa setelah komoditi minyak dan

gas bumi serta minyak kelapa sawit dengan pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 13%

(BPS, 2016; Kemenpar, 2017), Saat ini sektor pariwisata telah ditetapkan sebagai

sektor unggulan penyumbang ekonomi bangsa oleh pemerintah melampaui CPO

(minyak sawit mentah) (Kemenparekraf, 2019). Hal ini membuktikan bahwa

pariwisata sangat berperan penting untuk meningkatkan pendapatan nasional dan

penerimaan pajak. Pariwisata juga berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan

1
mengurangi pengangguran karena pariwisata merupakan kegiatan mata rantai yang

sangat panjang sehingga disinyalir tidak akan hilang. Pendapatan dapat

diakumulasikan dari pendapatan masyarakat dengan cara menjual barang dan jasa

wisata, jasa wisata ini meliputi hotel, restaurant, biro perjalanan, dan barang-barang

cindera mata.

Namun pada awal tahun 2020, Bali sudah tidak eksis lagi dengan

pariwisatanya, statistik kunjugan wisata mancanegara semakin menurun, dilihat dari

data statistik persentase kunjungan wisatawan di Bali sepanjang tahun 2020.

Tabel 1. 1 Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali 2020


BULAN KUNJUNGAN TINGKAT HUNIAN
WISATAWAN KAMAR
JANUARY -4,26 % 59,29%
FEBRUARY -31,19 % 45,98 %
MARET -56,89 % 25,41 %
MEI -99,79 % 3,22 %
JUNI -11,11 % 2,06 %
JULY 46,88 % 2,57 %
AGUSTUS -53,19% 3,68 %
SEPTEMBER 27,27 % 5,28 %
OKTOBER -30,12% 9,53%
NOVEMBER 12,07 % 9,32 %
DESEMBER 183,02% 19,00%
Sumber : (website bali.bps.go.id, 2020)
Sebelumnya tercatat jumlah kunjungan wisatawan asing yang masuk ke Bali tahun

2019 dalam keseharian bisa mencapai angka 17.192 orang, sedangkan persentase

penghuni kamar di Bali mencapai angka sekitar 60% (Bali.bps.go.id, 2020). Hingga

Agustus 2019, pajak yang diterima pemerintah di Bali dari unsur hotel dan restaurant

jumlahnya cukup tinggi. Kabupaten Badung, misalnya, merupakan penerima Pajak

2
Hotel dan Restoran (PHR) terbesar di Bali dengan nilai Rp. 1, 488 triliun, sementara

di posisi kedua ada Gianyar dengan jumlah Rp. 215,995 miliar, sedangkan Kota

Denpasar adalah Rp. 169,257 miliar dan Karangasem sebesar Rp. 20,944 miliar.

Adapun Buleleng angkanya Rp. 20,384 miliar, Klungkung Rp. 15,902 miliar,

Kabupaten Tabanan Rp. 11,356 miliar dan Jembrana Rp. 2,601 miliar serta Bangli

Rp. 784,022 juta (Bali.bisnis.com, 2020).

Hal ini disebabkan karena virus yang menyebar dengan cepat ke seluruh

negara di dunia termasuk Inodnesia. Penyakit ini disebut Covid-19, virus ini berasal

dari negara China tepatnya di kota Wuhan. Ditambah lagi, Pada tanggal 11 Maret

2020, (World Health Organization, 2020) mengumumkan Covid-19 sebagai

pandemic global. Setelah pengumuman ini, beberapa negara melarang orang asing

untuk berkunjung ke negaranya, termasuk pemerintah Indonesia melarang warga

negara asing berkunjung ke Indonesia. Pemerintah Provinsi Bali mengeluarkan Surat

Edaran nomor: 7194 tahun 2020 mengenai panduan tindak lanjut penyebaran Covid-

19 Pemprov Bali, surat edaran ini bertuliskan kegiatan keramaian tempat hiburan

ditiadakan dan dibatasi serta penutupan sementara kegiatan operasional industry

pariwisata termasuk pembatasan kegiatan sosial dan budaya, pembatasan kegiatan di

tempat atau fasilitas umum dan pembatasan moda transportasi darat, laut dan udara.

Penutupan sementara ini telah berdampak pada penurunan pendapatan bisnis

tempat, hiburan wisata dan khususnya bidang perhotelan yang terkena dampak paling

signifikan. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia mencatat saat ini sudah ada

1.642 hotel di seluruh Indonesia yang terpaksa tutup karena wabah Covid-19. Ketua

3
Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi Sukamdani

menyebutkan bahwa dari 1.642 hotel tersebut, hotel yang paling banyak tutup ada di

Jawa Barat sebanyak 501 hotel, disusul oleh Bali sebanyak 281 hotel, dan Jakarta 100

hotel. Dengan adanya penutupan hotel-hotel tersebut, industri pariwisata berpotensi

kehilangan pendapatan hingga puluhan triliun. “Dari wisatawan asing potential loss-

nya bisa sampai Rp 60 triliun, sementara dari wisatawan asing yang datang ke hotel

bisa sampai Rp 30 triliun,” ujarnya melalui konferensi video, (Ekonomi.bisnis.com,

2020). Tidak hanya hotel, restaurant dan tempat hiburan wisata, tercatatnya jumlah

karyawan yang terkena dampak pandemi Covid-19 di Bali telah mencapai 73.397

orang karyawan yang dirumahkan, sedangkan yang di PHK sebanyak 2.625 orang,

Sebagian besar karyawan berasal dari peruhasaan yang bergerak dibidang pariwisata

seperti hotel, restaurant, destinasi dan objek pariwisata. (Nusabali.com,2020).

Salah satu jasa wisata penunjang industri pariwisata yang sangat mendasar

adalah sektor perhotelan yang merupakan salah satu elemen paling vital. Bisnis

perhotelan adalah salah satu usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi sebagai

bentuk sarana dalam upaya memenuhi kebutuhan wisatawan. Hotel merupakan salah

satu hal penting dan juga berkaitan dengan sektor pariwisata, menurut Spillane (1994:30) ada

3 peranan utama dalam industri pariwisata. Mereka yang mencari kepuasan atau

kesejahteraan lewat perjalanan mereka (wisatawan atau tamu). Mereka yang tinggal dan

berdomisil dalam masyarakat yang menjadi alat pariwisata (tuan rumah atau penduduk

setempat). Mereka yang mempromosikan dan menjadi perantaranya (bisnis pariwisata atau

perantara). Hotel juga dapat diartikan sebagai bentuk akomodasi yang dikelola secara

komersial yang disediakan kepada orang yang membutuhkannya untuk mendapatkan

4
layanan penginapan, makanan, dan minuman (SK. Menhub. RI. No. PM 10 / PW. 391

/ phb – 77). Akomodasi merupakan faktor penting dalam unsur – unsur pokok

pariwisata karena sebagai tempat tinggal sementara di mana wisatawan membutuhkan

layanan yang baik serta menyenangkan.

Pandemi Covid-19 bagai mimpi buruk dalam sektor ekonomi negara, khususnya pada

sektor pariwisata, tidak akan ada yang bisa menafsirkan kapan dan bagaimana pandemi

Covid-19 akan berakhir dengan kehidupan normal seperti sediakala, namun pada dasarnya

pemerintah Indonesia telah menetapkan kehidupan New Normal per Juni 2020 pasca pandemi

Covid-19, sehingga kondisi kegiatan masyarakat dan perusahaan berangsur – angsur

membaik, pusat perbelanjaan sudah mulai beroperasi dan hotel – hotel di Bali sudah mulai

re-opening kembali walaupun hotel – hotel tersebut belum sepenuhnya beroperasi 100%,

tidak banyak hotel yang mencoba kembali bangkit dengan kondisi pasca pandemi, terlebih

lagi pihak manajemen kewalahan dengan biaya operasional gedung, listrik dan perawatan

yang angkanya tidak sedikit.

The Royal Beach Seminyak Bali Hotel adalah salah satu hotel bintang 5 yang

bernaung di bawah manajemen Accor Company International. The Royal Beach Seminyak

Bali Hotel didirikan pada tahun 1993 di bawah manajemen Imperial Tokyo, tahun 2003 hotel

ini mengganti manajemennya menjadi Sofitel, dan perubahan nama terakhir adalah The

Royal Beach Seminyak Bali Hotel di tahun 2010, The Royal Beach Seminyak Bali Hotel

memiliki 128 kamar dan 17 villa dengan private swimming pool. Keistimewaan hotel ini

memiliki kemewahan traditional interior dan terletak pada kebun seluas 4,5 hectar yang indah

dengan memiliki akses langsung ke pantai seminyak. The Royal Beach Seminyak Hotel juga

5
sangat menitikberatkan pada konsep Tri Hita Karana dengan mendapat banyak piagam

penghargaan “Super Platinum Tri Hita Karana Award”.

Semenjak adanya pandemi Covid 19, The Royal Beach Seminyak Bali Hotel

mengalami penurunan drastis pada tingkat hunian kamar dan juga pada revenue hotel, hotel

ini sempat tutup selama 2 bulan karena himbauan dari pemerintah, Juni 2020 mereka mulai

mencoba beroperasi kembali. Pada dasarnya kesulitan yang dihadapi hotel berbintang 5 di

Bali adalah harga kamar yang akan kalah bersaing dengan hotel bisnis atau boutique hotel

yang lebih terjangkau, termasuk hotel ini dengan sasaran pasar tamu yang 60% berasal dari

Australia, 30% Eropa, dan sisanya tamu Asia, sehingga adanya Covid-19 menjadi tantangan

yang berat bagi The Royal Beach Seminyak Hotel untuk tetap beroperasi dengan mengubah

pangsa pasar ke domestik, permasalahan muncul saat hotel ini mulai beroperasi Kembali,

dengan biaya operasional yang tidak sedikit, gaji karyawan dan beban operasional akibat

pemeliharaan gedung pun mulai dipikirkan oleh pihak manajemen terkait. The Royal Beach

Seminyak Hotel mencoba bertahan dengan mencari strategi – strategi baru yang kreatif agar

tetap dapat beroprasi dengan baik dan mampu menambah revenue hotel sepanjang tahun

2020. Strategi yang paling penting adalah pemasaran dan strategi bertahan dibawah tekanan

pandemi Covid-19.

Fenomena tersebut menjadi salah satu dasar kuat untuk melakukan penelitian

dengan menganalisis lebih dalam lagi tentang strategi pemasaran dan strategi bertahan The

Royal Beach Seminyak Bali Hotel di masa pandemi Covid-19. Penting dan mendesaknya

penelitian tentang Anilisis Stategi Pemasaran The Royal Beach Seminyak Bali Hotel

di masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan tingkat hunian kamar dapat dilihat

dari sisi perjuangan hotel di Bali yang tetap bangkit demi mempertahankan pariwisata

6
sebagai devisa negara dengan melihat sisi kontras tentang betapa kerasnya dampak

pandemi Covid-19 pada hotel – hotel di Bali.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagamaina strategi pemasaran di The Royal Beach Seminyak Bali Hotel

untuk meningkatkan revenue dan tingkat hunian kamar di masa pandemi

Covid -19?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian terkait pembuatan laporan ini adalah:

Untuk mengetahui strategi pemasaran di The Royal Beach Seminyak Bali

Hotel untuk meningkatkan revenue dan tingkat hunian kamar di masa

pandemi Covid -19

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bisa dilihat dari dua sisi, yaitu manfaat secara teoritis dan

manfaat secara praktis

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini berkontribusi dalam memperdalam

dan menambah khasanah keilmuan khususnya di manajemen pemasaran.

Secara lebih spesifik, hasil penelitian ini memperdalam pemahaman di bidang

Strategi pemasaran serta strategi bertahan The Royal Beach Seminyak Bali

7
Hotel dan kaitannya dengan pandemi Covid 19 yang berdampak pada sektor

pariwisata.

a. Bagi Penulis

Proses dan hasil penelitian ini memberikan manfaat dalam menambah

pengetahuan, keterampilam, dan pengalaman dalam melakukan penelitian

mandiri kerja perhotelan terutama dalam bidang Manajemen Pemasaran.

Lebih jauh, kegiatan penelitian dan penulisan proposal memberikan

kesempatan untuk mempraktekkan ilmu yang telah didapatkan penulis

selama di bangku kuliah dan pengalaman di lingkungan kerja yang

sesungguhnya terutama tentang masalah yang berhubungan dengan

manajemen pemasaran dalam masa terpuruk yang disebabkan oleh

pandemi di salah satu hotel berbintang 5.

2. Manfaat Praktis

Bagi The Royal Beach Seminyak Bali Hotel

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau referensi bagi

pembaca sehingga dapat menambah pengetahuan pembaca tentang dunia

perhotelan khususnya pada bidang manajemen pemasaran, serta

memberikan informasi – informasi yang aktual tentang perkembangan

operasional hotel tertentu yang tidak pernah diketahui sebelumnya.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bisnis Pariwisata dan Manajemen

9
Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari

bahasa sansekerta yang terdiri atas dua suku kata yaitu "pari” dan "wisata". Pari

berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau

bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang

ulang atau ”Musanef, 1996 : 8”. Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara

etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli diantaranya:

Hunziker dan Krapf “Bapak Ilmu Pariwisata” Pariwisata adalah sejumlah

hubungan dan gejala yang dihasilkan dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan

tinggalnya mereka itu tidak menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-

usaha yang bersifat sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh

“Musanef, 1996: 11”.

Hans Buchi, Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan

mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari

perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata “Musanef, 1996:

11”.

Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta Pariwisata adalah gabungan gejala

dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta

masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini

serta penunjang lainnya “Musanef, 1996: 11”. Menurut Undang-Undang Nomor

9 Tahun 1990 Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha- usaha yang terkait di

bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu:

a. Unsur manusia (wisatawan)

10
b. Unsur kegiatan (perjalanan)

c. Unsur motivasi (menikmati)

d. Unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata)

e. Unsur usaha (Musanef, 1996: 13).

Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu :

a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.

c. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan dengan

bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi wisata.

d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah di

tempat/daerah yang dikunjungi dan semata mata sebagai konsumen di tempat

tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12).

Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi

pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling,

bisnis perhotelan, souvenir, transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia

perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya

industri pariwisata ini adalah terserapnya tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis

pariwisata cukup memberikan angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih

pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan devisa melalui pajak

dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal

dari penerimaan pajak.

Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan bilamana sektor riil, termasuk

bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan jika sebagian besar

11
roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam bisnis Anda bisa

mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestik dan mancanegara,

memberi diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya,

keramahan, pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka

bukan hanya pelanggan akan datang melainkan juga tidak sabar memberi tahu

teman mereka betapa bagusnya kepribadian, lingkungan, batin dan pesona bisnis

pariwisata Indonesia.

Bisnis pariwisata, memperlukan manajemen yang baik. Unsur keputusan

yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen sering berperan membantu

perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahan lama. Tampaknya tak

ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin

keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata

memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing.

Pelaku bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat

bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan

menarik wisatawan lebih banyak.

2.Pandemi Corona Virus 19

Pandemi mengakibatkan krisis total pada industri pariwisata Bali. Ini bukan

pertama kali pariwisata Bali ditimpa krisis, karena sebelumnya Bali dilanda

SARS, serangan terorisme, gunung meletus, namun harus diakui bahwa pandemi

Covid-19 yang paling parah. Sebagai krisis baru, belum ada penelitian dampak

12
pandemi Covid-19 terhadap industri perhotelan di Bali. Berita tentang dampak

ini hanya memenuhi wacana publik di media massa. Meskipun demikian, secara

umum, kajian tentang kaitan krisis dengan pariwisata sudah banyak dilakukan

para ahli.

Tiga kajian kajian awal tentang pariwisata dan pandemi dipublikasikan oleh

Gossling et al. (2020), Quiki et al. (2020) dan Jamal et al. (2020). Gossling et al.

(2020) memberikan paparan tentang dampak virus corona yang telah menjadi

lawan dunia, karena tidak adanya vaksin dan kapasitas medis yang terbatas untuk

mengobati penyakit, maka usaha non medis menjadi jalan utama dalam

mengatasi pandemi. Salah satunya dengan jalan pembatasan perjalanan global

dan anjuran tinggal di rumah yang berakibat pertumbuhan ekonomi paling parah

sejak Perang Dunia II, sehingga mempengaruhi lebih dari 90% populasi dunia

untuk tidak melakukan pertemuan publik dan mobilitas masyarakat serta aktivitas

pariwisata yang sebagian besar berhenti pada Maret 2020. Ada temuan unik dari

Qiu et al. (2020), bahwa selama pandemi berlangsung ada usaha unik dari

masyarakat lokal yakni mendorong kontribusi lebih bagi penduduk yang lebih

muda untuk berkontribusi dalam membiayai pengurangan risiko, sebab mereka

lebih mengerti secara digital dan lebih sering terhubung ke internet dari pada

penduduk yang lebih tua.

Generasi muda lebih memungkinkan untuk mengakses informasi terbaru

tentang krisis pandemi secara real time. Dengan demikian, selama wabah Covid-

19 berlangsung, pemerintah daerah dan organisasi pariwisata harus melibatkan

generasi muda yang cenderung lebih termotivasi dan berpengetahuan, dalam

13
tindakan pemulihan krisis setelah pandemi. Menurut Jamal et al. (2020),

fenomena wabah Covid-19 sejak Desember 2019 yang bermula di Wuhan Cina

dan belum berakhir hingga kini, seharusnya dapat menjadi pembelajaran penting

bagi masyarakat dunia, sebab wabah penyakit dan sebuah pandemic yang lainnya

akan menjadi sesuatu yang semakin sering terjadi. Penyebabnya adalah karena

peningkatan jumlah perjalanan dan adanya kemudahan akses ke tujuan wisata di

seluruh dunia.

Kembali diingatkan, dalam kajiannya atas wabah SARS di Korea, Samuel et

al. (2006) mengungkapkan bahwa adanya wabah tersebut telah berdampak buruk

pada industri perhotelan di Korea, sehingga selama enam bulan industri hotel di

sana berusaha untuk meminimalkan biaya operasi dan menawarkan program

pendidikan karyawan mengenai kesadaran kesehatan, pelatihan dan

pengoperasian peralatan kebersihan. Dengan demikian sistem manajemen krisis

dan rencana aksi untuk implementasinya harus dipersiapkan dan selalu waspada

serta siap bertindak, sehingga tim khusus yang menangani krisis juga harus

dilatih dengan lebih baik untuk membuat keputusan yang inovatif dan efektif

dalam hal apa pun situasi atau keadaan krisis.

Lebih lanjut Lo et al. (2006), menjelaskan bahwa SARS berdampak negatif

pada industri perhotelan di Hong Kong, sehingga diambil langkah-langkah yang

diambil oleh hotel dari berbagai segmen dalam menangani SARS. Agar hotel

dapat bertahan di masa-masa sulit, selain memotong biaya dan menjelajahi pasar

baru, mereka juga mempertahankan moral karyawan melalui komunikasi yang

14
efektif. Ringkasnya, kewirausahaan dan inovasi adalah elemen kunci

keberhasilan dalam menangani krisis di industri perhotelan selama krisis.

3. Manajemen Strategi

Strategi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “strategic”. Arti kata dari

strategi adalah “strategy” yang mempunyai beberapa “entries”, diantaranya

adalah “seni dan ilmu untuk merencanakan dan pengarahan dari operasi militer

dalam skala besar (art and science of planning and divecting large scale military

operations) (Suyadi, 2014:3). Operasi militer yang dimaksudkan bertujuan untuk

memenangkan peperangan atau mengalahkan lawan. Setiap perusahaan

memerlukan strategi untuk bersaing dengan antar perusahaan. Sehingga setiap

perusahaan harus siap untuk mengalahkan pesaingnya. Apabila suatu perusahaan

tidak mampu bersaing dengan perusahaan lainnya maka perusahaan tersebut akan

kalah dengan perusahaan lainnya. (Suyadi, 2014:3).

Manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial

yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang yang meliputi

pengamatan lingkungan, perumusan strategik (perencanaan strategik atau

perencanaan jangka panjang), implementasi strategik dan evaluasi serta

pengendalian. Sehingga manajemen strategik lebih menekankan pada

pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat

kekuatan dan kelemahan perusahaan (Wheelen dan Hunger, 2001). Menurut

(Kuncoro, 2005) terdapat beberapa manfaat manajemen strategik untuk sebuah

organisasi.

15
1) Manajemen strategik sebagai formulasi strategik untuk meningkatkan

kemampuan perusahaan dalam mencegah masalah organisasi.

2) Manajemen strategik akan menghasilkan keputusan yang lebih baik

karena interaksi kelompok dalam perusahaan menghasilkan fariasi

strategi yang lebih banyak.

3) Dengan dilibatkanya karyawan dalam formulasi strategik akan

meningkatkan pemahaman mereka mengenai hubungan produktivitas dan

bonus dalam setiap rencana strategik, dan pada giliranya meningkatkan

motivasi karyawan.

4) Manajemen strategik dapat mengurangi penolakan atas perubahaan yang

dapat memberikan dampak positif pada organisasi.

Terdapat beberapa konsep dasar yang selalu muncul dalam manajemen strategik

dalam mendukung kinerja organisasi (Kuncoro, 2005).

1) Strategic competitive. Dimana organisasi memformulasikan dan

mengimplementasikan suatu strategi yang dapat menciptakan “nilai” (valu-

creating-strategy) untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Strategik. Merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk

mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan

peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan organisasi.

3) Sustained competetive advantage. Pengembangan strategi organisasi dimana

para pesaing tidak mengimplementasikanya secara bersamaan, melainkan

16
melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada pesaing lain, atau melakukan

sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pesaing lain.

4) Above average returns. Merupakan keuntungan organisasi yang diperoleh

melebihi apa yang diharapakan investor hal tersebut diperoleh melalui

investasi dengan resiko yang sama

Dengan demikian adanya strategi- strategi manajemen akan memperkuat system dan

memperthankan bisnis serta seluruh kegiatan operasional di Hotel maupun

perusahaan, hal lain yang dapat mendukung bertahannya sebuah hotel karena ada

system promosi pada bidang pemasaran yang kuat pula.

4. Strategi Pemasaran

a. Strategi Manajemen Pemasaran

Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008, p5), pemasaran adalah

sebuah proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan

membangun hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk

menciptakan nilai keuntungan dari konsumen. Menurut Kurtz (2008, p7),

pemasaran adalah fungsi organisasi dan sebuah proses untuk menciptakan,

mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai untuk konsumen dan mengatur

hubungan dengan konsumen sebagai cara menguntungkan perusahaan dan

juga pihak berkepentingan.

Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang

ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasayang memuaskan kebutuhan, baik kepada

17
pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Sedangkan manajemen

pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas

program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk dan

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran

dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan.

Berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai strategi

pemasaran. Menurut Kurtz (2008, p42), strategi pemasaran adalah sebuah

keseluruhan, program perusahaan untuk menentukan target pasar dan

memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari bauran

pemasaran,yaitu produk, distribusi, promosi, dan harga. Menurut Kotler &

Amstrong (2008), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana unit

bisnis berharap untuk menciptakan nilai dan mendapatkan keuntungan dari

hubungannya dengan konsumen.

Pada umumnya setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau

filosofi pemsaran, yaitu anggapan yang diyakini perusahaan sebagai dasar

dari setiap kegiatannya dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Ada beberapa konsep yang ada dalam pemasaran, hal ini

dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya nilai-nilai visi manajemen,

lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Perkembangan konsep

pemasaran meliputi. Konsep Produksi Pemasar yang berpegang pada konsep

ini berorientasi pada proses produksi (internal). Asumsi yang diyakini adalah

bahwa konsumen hanya akan membeli produk-produk yang murah dan

gampang diperoleh.

18
Dengan demikian, kegiatan organisasi harus difokuskan pada efisiensi

biaya (produksi) dan ketersediaan produk (distribusi), agar perusahaan dapat

meraih keuntungan. Konsep Produk Dalam konsep ini, pemasar beranggapan

bahwa konsumen lebih menghendaki produk-produk yang memiliki kualitas,

kinerja, fitur atau penampilan superior. Konsekuensinya, pencapaian tujuan

bisnis perusahaan dilakukan melalui inovasi produk, riset, pengembangan,

dan pengendalian kualitas secara berkesinambungan. Konsep Penjualan

Konsep ini merupakan konsep yang berorientasi pada tingkat penjualan

(internal), dimana pemasar beranggapan bahwa konsumen harus dipengaruhi

(bilamana perlu dibujuk) agar penjualan dapat meningkat, sehingga tercapai

laba maksimum sebagaimana menjadi tujuan perusahaan.

Fokus kegiatan pemasaran adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-

teknik penjualan dan kegiatan promosi secara insentif dan agresif agar

mampu mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli. Konsep

Pemasaran, konsep pemasaran berorientasi pada pelanggan (lingkungan

eksternal), dengan anggapan bahwa konsumen hanya akan bersedia membeli

produk-produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya serta

memberikan kepuasan. Implikasinya, fokus pemasaran aktivitas pemasaran

dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan adalah berusaha memuaskan

pelanggan melalui perilaku konsumen secara menyeluruh yang dijabarkan

dalam kegiatan pemasaran yang mengintegrasikan kegiatankegiatan

fungsional lainnya.

19
Konsep Pemasaran Sosial, konsep ini beranggapan bahwa konsumen

hanya bersedia membeli produk-produk yang mampu memuaskan kebutuhan

dan keinginannya serta berkontribusi pada kesejahteraan lingkungan sosial

konsumen. Tujuan aktivitas pemasran adaah berusaha memenuhi kebutuhan

masyarakat, sekaligus memperbaiki hubungan antara produsen dan

masyarakat demi peningkatan kesejahteraan pihak-pihak terkait

b. Analisa SWOT

Menurut Kotler & Amstrong (2008) analisa SWOT adalah evaluasi

secara keseluruhan terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman

yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus menganalisa kekuatan

perusahaan dan mengidentifikasi kelemahan perusahaan. Selain itu,

perusahaan juga menganalisa pasar dan lingkungan pemasaran untuk mencari

kesempatan yang atraktif dan mengidentifikasi ancaman. Tujuannya adalah

untuk mencocokan kekuatan perusahaan dengan kesempatan yang ada dalam

lingkungan disamping mengurangi kelemahan dan meminimalisasi ancaman

yang datang.

a. Strength adalah daya kekuatan atau kemampuan perusahaan yang tidak

dimiliki oleh pesaing. Kekuatan dapat digunakan sebagai dasar

perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetisi. Contoh strength

antara lain :

a) Hak paten

b) Aset fisik yang berharga

c) Keahlian sumber daya manusia

20
d) Brandname yang kuat

e) Memiliki akses eksklusif sumber daya alam

b. Weakness adalah suatu hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan.

Contoh weakness antara lain :

a) Reputasi buruk

b) Kurang akses sumber daya alam

c) Tidak memiliki aset yang memadai.

c. Opportunities adalah faktor eksternal dimana kondisi-kondisi tersebut

dapat membuka kesempatan baru yang dapat menciptakan keuntungan

bagi perusahaan. Contoh opportunities adalah:

a) Masuknya teknologi baru

b) Terbukanya target pasar baru

c) Kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi.

d. Threats adalah kondisi lingkungan eksternal dimana kondisi tersebut

menjadi sesuatu yang dapat mengganggu kesejahteraan perusahaan.

Contoh ancaman antara lain:

a) Masuknya perusahaan pesaing baru

b) Regulasi baru

c) Barang pengganti.

Internal Analysis Dalam analisis internal akan menghasilkan data-data mengenai

kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) didalam perusahaan. Untuk

mendapatkan data-data tersebut dapat menggunakan key performance indicators

(KPIs). Ukuran-ukuran yang digunakan diantaranya:

21
a) Pertanyaan atau saran

b) Penjualan

c) Marketplace

d) Pendapatan online atau kontribusi pelayanan

Strengths And Weaknesses Dalam suatu analisis biasanya terdapat analisis kekuatan

dan kelemahan. Untuk itu dapat menggunakan analisis SWOT. External Analysis

Analisis eksternal termasuk analisa pelanggan, pesaing, peluang dan ancaman.

Strategi bertahan dan pemasaran penuh dengan peluang-peluang baru dan ancaman.

Analisis SWOT akan sangat membantu untuk menganalisa faktor-faktor eksternal

perusahaan.

a. Marketing Mix (Bauran Pemasaran) pada Perusahaan Jasa

Setelah memutuskan target pasarnya, perusahaan memutuskan rencana

detail untuk bauran pemasaran. Menurut Kotler & Amstrong (2008, p48), bauran

pemasaran adalah seperangkat taktik pemasaran yang dapat dikontrol meliputi

produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan perusahaan untuk

menciptakan respon dari target pasarnya.

Perusahaan jasa meliputi : perbankan, hotel/pariwisata, rumah sakit, biro

jasa komputer, notaris dan sebagainya, dalam perusahaan jasa memiliki 4

karakteristik yaitu : tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, tidak tahan lama,

aneka ragam. Seperti yang telah diketahui konsep pemasaran berorientasi kepada

kepentingan serta kepuasan pembeli tanpa melupakan tujuan perusahaan untuk

mendapat laba jangka Panjang. Keputusan dalam pemasaran jasa dapat

dikelompokkan ke dalam 4 strategi yaitu :

22
a) Strategi Produk

Penjualan jasa berbeda dengan penjualan produk, perbedaan itu terletak

pada kenyataan bahwa produk dengan ciri fisik dan penampilannya dapat

dilihat diraba dan dievaluasi, sedangkan jasa tidak demikian, pelayanan

jasa sering kali diidentifikasikan dalam pengertian kriteria tidak terwujud.

b) Strategi Harga

Dapat dikatakan bahwa, harga dibidang pelayanan jasa selalu “standar”

atau tetap.

c) Strategi Promosi

Mempromosikan pelayanan jasa tidaklah semudah memilih media

promosi untuk produk. Hal yang dapat ditempuh untuk mempromosikan

pelayanan jasa adalah iklan melalui press, hubungan masyarakat, pos

langsung.

d) Strategi Distribusi

Saluran distribusi strategi distribusi jasa juga sama dengan sasaran

distribusi produk, dengan fungsi memindahkan produk atau jasa dari

produsen ke konsumen.

5. Tingkat Hunian Kamar/ Occupancy

Menurut Endar Sugiarto (2000:55), tingkat hunian adalah suatu keadaan

sampai sejauh mana jumlah kamar yang terjual jika dibandingkan dengan seluruh

jumlah kamar yang mampu untuk dijual. Tingkat hunian kamar yang tinggi

sebuah hotel maka akan dapat memberikan keuntungan dan penghasilan yang

23
tinggi bagi hotel tersebut. Hal ini dikarenakan kamar sebagai sebagai produk

utama yang memberikan profit margin yang paling tinggi dibandingkan dengan

produk – produk hotel lainnya seperti laundry, bar, restaurant, room service, dan

lain sebagainya.

Metode perhitungan tingkat hunian kamar pada sebuah hotel umumnya

diukur secara presentase yaitu membandingkan jumlah kamar yang terisi dengan

jumlah kamar yang tersedia pada periode tertentu, misalnya: harian, bulanan,

bahkan tahunan. Meningkatnya tingkat hunian kamar tidak hanya tergantung

pada tamu yang datang dan menginap di hotel tersebut, tetapi juga dapat dicapai

melalui

sistem pelayanan yang mengusahakan kepuasan tamu secara maksimal untuk

memperpanjang waktu tinggalnya sehingga menghabiskan malamnya lebih lama

di hotel tersebut. Dari tingkat hunian kamar ini, dapat dilihat maju mundurnya

usaha hotel tersebut dalam bulan – bulan apa saja hotel berada dalam keadaan

low season dan high season. Di dalam penelitian ini, tingkat hunian kamar yang

digunakan adalah tahunan.

a. Pentingnya Tingkat Hunian Kamar

Menurut Sugiarto (2002:10) tingkat hunian adalah tolak ukur keberhasilan

sebuah hotel. Sementara itu, Sulastiyono (2008:269) menuliskan bahwa hotel

yang berhasil akan terlihat dari tingkat hunian kamarnya. Maka dapat

disimpulkan bahwa dengan tingginya tingkat hunian kamar sebuah hotel,

secara tidak langsung akan mempengaruhi penghasilan dan keuntungan hotel

tersebut. Menurut prakteknya, hal ini di karenakan pendapatan yang

24
diperoleh dari hasil penjualan kamar hampir setengah dari pendapatan hotel

rata – rata.

b. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Hunian Kamar

Foster (Yoeti, 2003:55) menuliskan bahwa harga, kompetisi, dan permintaan

sangat mempengaruhi penjualan kamar. Sedangkan menurut Suarthana

(2006:5), faktor – faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan

tingkat hunian kamar antara lain adalah lokasi hotel, fasilitas hotel,

pelayanan kamar, harga kamar dan promosi. Berikut ini penjelasan tentang

faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat hunian kamar, yaitu :

a) Lokasi Hotel

Lokasi ini berperan sangat besar dalam keberhasilan menarik minat

tamu yang datang. Lokasi hotel sangat strategis sangat memberikan

keuntungan bagi pihak hotel karena pada umumnya tamu mencari

tempat untuk menginap yang berlokasi di kawasan wisata, pusat

perbelanjaan, pusat kota, pusat hiburan, dan memiliki aksesbilitas yang

tinggi dengan tempat – tempat seperti bandara. Lokasi yang strategis

dapat memberikan keuntungan berupa posisi tawar yang lebih baik

dalam menetapkan harga kamarnya sehingga lokasi yang strategis

membuat tamu menjadi lebih lama tinggal. Hal ini dapat memberikan

kontribusi yang besar bagi tingkat hunian kamar pada hotel tertentu.

b. Pelayanan Hotel

Baik hotel ataupun villa menetapkan standar pelayanan kepada tamu

yang datang sehingga tamu merasa diperhatikan dan mendapat pelayanan

25
yang istimewa. Standar pelayanan harus bersifat unik dan khas sehingga

dapat memberikan sentuhan yang mengesankan bagi para tamu yang

menginap.

c. Harga Kamar

Pada dasarnya penetapan harga kamar adalah untuk memperoleh

keuntungan yang maksimal. Namun sebagai perusahaan yang bergerak di

bidang jasa maka dalam penetapan harga kamar harus diimbangi dengan

pemberian pelayanan yang berkualitas dan fasilitas yang memadai

sehingga dapat memberikan kepuasaan bagi dapat memberikan kepuasan

bagi tamu yang menginap.

d. Promosi

Promosi pada dasarnya bertujuan untuk menginformasikan kepada

banyak orang bahwa ada produk yang ditawarkan untuk dijual.

Pernyataan ini dapat dimengerti bahwa promosi sangat penting artinya

dalam menetukan keberhasilan menjual kamar dari sebuah hotel, villa

atau pun resort melalui media – media promosi agar calon tamu dapat

melihat kelebihan dan kekurangan dari produk yang ditawarkan.

6. Penelitian Sebelumnya

Dalam melaksanakan penelitian mengenai Strategi Bertahan dan Strategi

Pemasaran, diperlukan referensi – referensi berupa hasil penelitian terdahulu

sebagai acuan dalam melaksankan penelitian. Berikut beberapa referensi yang

terkait tentang Strategi Bertahan dan Strategi Pemasaran.

26
Penelitian oleh Soehardi, Lina Purnamaasih, dan Diana Rapitasari dari

jurnal yang berjudul ‘Dampak Pandemik Covid-19 Terhadap Kunjungan Turis

Asing dan Domestik serta Tingkat Hunian Kamar Hotel Bintang di Indonesia di

tahun 2020, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana dampak

pandemic Covid-19 kepada tingkat hunian kamar hotel Bintang di Inonesia.

Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa adanya pengaruh pandemi terhadap

touris asing dan domestic di Indonesia, karena semakin panjang pandemi yang

terjadi di Indonesia maka semakin menunda para wisatawan untuk datang.

Indikator pandemi covid-19 yang paling dominan adalah semakin meningkatnya

penduduk Indonesia yang terinfeksi covid 19 dikhawatirkan dapat menyebarkan

covid 19 kepada turis asing dan domestic.

Penelitian oleh Putu Eka Wirawan dari jurnal yang berjudul ‘Strategi

Bertahan Hotel di Bali Saat Pandemi Covid-19 di tahun 2020, dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana menganalisis strategi bertahan hotel-

hotel di Bali di masa pandemi. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa

terdapat enam strategi bertahan yang dilakukan oleh ketiga hotel dalam kajian

ini, hampir semua hotel di Bali juga melakukan hal saya sama berikut. Pertama,

memberhentikan karyawan sementara waktu tanpa batas yang jelas kapan mereka

dipekerjakan kembali. Kedua, membatasi penggunaan fasilitas hotel untuk

menekan biasa operasi. Ketiga, efesiensi pengeluaran hotel. Keempat, penjualan

produk nonkamar secara online kepada kenalan dan mantan pengguna kamar

semakin hotel. Kelima, melakukan dengan model “pay now stay later”. Keenam,

27
melakukan penolakan pengembalian uang booking dengan mengganti rescedule

kunjungan.

Penelitian oleh Anwari Masatip dari jurnal yang berjudul ‘Marketing

Strategy Analysis of the Inna Parapat Hotel in a Covid-19 Pandemic Situation di

tahun 2020, dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi

pemasaran di Inna Parapat Hotel selama pandemi Covid-19. Penelitian ini

menghasilkan temuan bahwa strategi pemasaran yang di lakukan oleh Hotel Inna

Parapat dalam situasi Pandemi Covid 19 adalah dengan memanfaatkan SDM dan

fasilitas Hotel untuk berkeasi dan berinovasi dalam pandemi Covid-19.

7. Grafik Kartesius IFAS & EFAS

28
B. Kerangka Pemikiran

Manajemen Strategi untuk


meningkatkan tingkat hunian
kamar

Pandemi Covid-19

ANALISIS SWOT

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

Strategi Pemasaran di The Royal


Beach Seminyak Bali Hotel

1.3 Gambar Kerangka Pemikiran Strategi Bertahan dan Strategi Pemasaran

Dilihat dari kerangka berfikir di atas penelitian ini dilakukan dengan

menganalisa Manajemen Strategi Pemasaran di The Royal Beach Seminyak Bali

29
Hotel , dengan melihat kasus pandemi Covid-19 di tahun 2020 sebagai hambatan

berkembangnya pariwisata di Bali dan menurunnya tingkat hunian kamar hotel

berbintang. Oleh sebab itu perlu adanya analisis SWOT dalam menentukan strategi

pemasaran. Dimana analisis ini terdiri dari 2 variabel analisis, yaitu faktor internal

yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan, dan faktor eksternal yang terdiri dari

peluang dan ancaman. Analisis yang dilakukan ini memungkinkan untuk mengetahui

upaya dalam meningkatkan tingakat hunian kamar The Royal Beach Seminyak Bali

Hotel di masa pandemi Covid-19.

30
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek dan Subyek Penelitian

1. Obyek Penelitian

Adapun yang dimaksud objek penelitian, adalah hal yang menjadi sasaran

penelitian (Kamus Bahasa Indonersia; 1989:622), obyek penelitian ini adalah

Strategi Pemasaran dan Strategi Bertahan di Masa Pandemi Covid-19

2. Subyek Penelitian

Adapun yang dimaksud dengan subjek penelitian, adalah orang, tempat, atau

benda yang diamati dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran (Kamus

Bahasa Indonesia, 1989: 862). Adapun subjek penelitian dalam tulisan ini,

adalah Pihak Manajemen The Royal Beach Seminyak Bali Hotel khususnya

pada section Front Office department dan Sales Marketing Department .

Subjek penelitian yang dimaksud yaitu Room Division Manager, Front Office

Manager, Director of Sales serta para staff petugas hotel yang memiliki

wewenang memberikan data yang bersangkutan dalam penelitian ini.

31
B. Definisi Operasional Variabel

1. Manajemen Strategi dalam Mempertahankan Bisnis

Strategi berasal dari kata dalam bahasa Inggris “strategic”. Arti kata

dari strategi adalah “strategy” yang mempunyai beberapa “entries”,

diantaranya adalah “seni dan ilmu untuk merencanakan dan pengarahan dari

operasi militer dalam skala besar (art and science of planning and divecting

large scale military operations) (Suyadi, 2014:3).

Terdapat beberapa konsep dasar yang selalu muncul dalam manajemen

strategik dalam mendukung kinerja organisasi (Kuncoro, 2005).

1) Strategic competitive. Dimana organisasi memformulasikan dan

mengimplementasikan suatu strategi yang dapat menciptakan “nilai”

(valu-creating-strategy) untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Strategik. Merupakan sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk

mencapai tujuan (goal) dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan

peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan organisasi.

3) Sustained competetive advantage. Pengembangan strategi organisasi

dimana para pesaing tidak mengimplementasikanya secara bersamaan,

melainkan melakukan sesuatu yang lebih baik dari pada pesaing lain, atau

melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pesaing lain.

4) Above average returns. Merupakan keuntungan organisasi yang diperoleh

melebihi apa yang diharapakan investor hal tersebut diperoleh melalui

investasi dengan resiko yang sama

32
Dengan demikian adanya strategi- strategi manajemen akan memperkuat

system dan memperthankan bisnis serta seluruh kegiatan operasional di Hotel

maupun perusahaan, hal lain yang dapat mendukung bertahannya sebuah hotel

karena ada system promosi pada bidang pemasaran yang kuat pula.

2. Strategi Pemasaran

Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008, p5), pemasaran

adalah sebuah proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya

dan membangun hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk

menciptakan nilai keuntungan dari konsumen. Fokus kegiatan pemasaran

adalah usaha-usaha memperbaiki teknik-teknik penjualan dan kegiatan

promosi secara insentif dan agresif agar mampu mempengaruhi dan

membujuk konsumen untuk membeli.

Analisa SWOT

Menurut Kotler & Amstrong (2008) analisa SWOT adalah evaluasi

secara keseluruhan terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman

yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan harus menganalisa kekuatan

perusahaan dan mengidentifikasi kelemahan perusahaan. Selain itu,

perusahaan juga menganalisa pasar dan lingkungan pemasaran untuk mencari

kesempatan yang atraktif dan mengidentifikasi ancaman. Tujuannya adalah

untuk mencocokan kekuatan perusahaan dengan kesempatan yang ada dalam

33
lingkungan disamping mengurangi kelemahan dan meminimalisasi ancaman

yang datang.

1) Strength adalah daya kekuatan atau kemampuan perusahaan yang tidak

dimiliki oleh pesaing. Kekuatan dapat digunakan sebagai dasar

perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetisi.

2) Weakness adalah suatu hal yang menjadi kelemahan atau kekurangan.

3) Opportunities adalah faktor eksternal dimana kondisi-kondisi tersebut

dapat membuka kesempatan baru yang dapat menciptakan keuntungan

bagi perusahaan.

4) Threats adalah kondisi lingkungan eksternal dimana kondisi tersebut

menjadi sesuatu yang dapat mengganggu kesejahteraan perusahaan.

3. Tingkat Hunian Kamar/ Occupancy

Menurut Endar Sugiarto (2000:55), tingkat hunian adalah suatu keadaan

sampai sejauh mana jumlah kamar yang terjual jika dibandingkan dengan seluruh

jumlah kamar yang mampu untuk dijual. Tingkat hunian kamar yang tinggi

sebuah hotel maka akan dapat memberikan keuntungan dan penghasilan yang

tinggi bagi hotel tersebut. Hal ini dikarenakan kamar sebagai sebagai produk

utama yang memberikan profit margin yang paling tinggi dibandingkan dengan

produk – produk hotel lainnya seperti laundry, bar, restaurant, room service, dan

lain sebagainya.

34
Metode perhitungan tingkat hunian kamar pada sebuah hotel umumnya

diukur secara presentase yaitu membandingkan jumlah kamar yang terisi dengan

jumlah kamar yang tersedia pada periode tertentu, misalnya: harian, bulanan,

bahkan tahunan. Meningkatnya tingkat hunian kamar tidak hanya tergantung

pada tamu yang datang dan menginap di hotel tersebut, tetapi juga dapat dicapai

melalui

sistem pelayanan yang mengusahakan kepuasan tamu secara maksimal untuk

memperpanjang waktu tinggalnya sehingga menghabiskan malamnya lebih lama

di hotel tersebut. Dari tingkat hunian kamar ini, dapat dilihat maju mundurnya

usaha hotel tersebut dalam bulan – bulan apa saja hotel berada dalam keadaan

low season dan high season. Di dalam penelitian ini, tingkat hunian kamar yang

digunakan adalah tahunan.

Pentingnya Tingkat Hunian Kamar Menurut Sugiarto (2002:10) tingkat

hunian adalah tolak ukur keberhasilan sebuah hotel. Sementara itu, Sulastiyono

(2008:269) menuliskan bahwa hotel yang berhasil akan terlihat dari tingkat

hunian kamarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan tingginya tingkat

hunian kamar sebuah hotel, secara tidak langsung akan mempengaruhi

penghasilan dan keuntungan hotel tersebut. Menurut prakteknya, hal ini di

karenakan pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan kamar hampir

setengah dari pendapatan hotel rata – rata.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

35
Jenis data digunakan dalam penelitian ini adalah data jenis data Kualitatif dan
Kuantitatif dikumpulkan dalam penelitian ini adalah struktur organisasi dan
dokumen lain yang diperlukan.
a). Data Kualitatif

Data kualitatif atau disebut juga data naratif, adalah data dalam penelitian
yang menjelaskan suatu fenomena berdasarkan hal-hal yang umumnya tidak
dapat dihitung. Oleh karena itu, data ini disebut data kualitatif karena
berdasarkan kualitas dari suatu objek atau fenomena.

b). Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah jenis data dalam penelitian yang dapat diukur,
dihitung, serta dapat dideskripsikan dengan menggunakan angka. Umumnya,
data seperti ini digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang jelas
dan sudah ada instrumen ukurnya. Biasanya data kuantitatif diperoleh ketika
melakukan penelitian yang bersifat statistik.

2. Sumber Data

1) Sumber Data Primer

Yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung dari subjek

penelitian yang bersumber dari hasil observasi dan wawancara secara

mendalam pada Manajemen khususnya dari beberapa section yaitu Room

Division, Front Office dan Sales di The Royal Beach Seminyak Bali

Hotel yang pada saat bekerja baik itu berupa laporan – laporan dan hasil

wawancara.

2) Sumber Data Sekunder

36
Yaitu cara pengumpulan data tertulis yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan dokumen, foto–foto, catatan yang didapat, buku–buku

pariwisata perhotelan dan internet mengenai masalah yang berhubungan

dengan kondisi hotel di masa pandemi Covid-19.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dan instrumen untuk

membantu peneliti dalam menemukan jawaban atas permasalahan yang diteliti,

yaitu

1. Observasi

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung selama 2 Tahun

pada objek penelitian. Dalam hal ini dilakukan observasi atau pengamatan

langsung, yang kemudian dicatat pada buku catatan yang atau diary

digunakan untuk menulis hal–hal yang didapat pada saat mengamati kegiatan

tersebut.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung

dengan responden dalam hal ini adalah pihak Manajemen dan para staff yang

berwenang terhadap permasalahan terkait dengan penelitian yang dilakukan.

Tujuan dari metode ini digunakan untuk mendapat jawaban langsung dari

pihak terkait sehingga peneliti mendapatkan jawaban yang akurat. Dalam

melakukan wawancara diperlukan adanya pedoman wawancara dan buku

catatan, pedoman wawancara ini berfungsi untuk meluruskan percakapan

37
ketika melakukan wawancara agar hal yang dibahas tidak jauh melebar dari

materi, sedangkan buku catatan berfungsi untuk mencatat semua data yang di

dapat oleh para narasumber, dan memudahkan pengolahan data

3. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dokumen dan data

seperti daily report, foto - foto, dan fakta–fakta yang ditemukan sebagai

acuan dalam penyelesaian penelitian ini. Dalam hal ini digunakan kamera

untuk mendapatkan gambar yang berkaitan dengan penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif kualitatif dengan menguraikan data yang diteliti dengan cara

melakukan wawancara dan observasi. Tujuannya untuk membuat deskripsi atau

suatu fenomena sosial atau alam sistematik, faktual, dan akurat (Burhan Burhin,

2007). Dengan deskripsi kualitatif penulis dapat menguraikan dan

mendeskripsikan hasil penelitian tentang Strategi Pemasaran di The Royal Beach

Seminyak Bali Hotel pada masa Pandemi Covid-19 . Adapun metode penyajian

hasil penelitian adalah berupa narasi yang merupakan urain dan interpretasi dari

hasil wawancara, observasi, dan dengan menggunakan canva IFAS / EFAS dalam

analisisnya.

38
BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. SEJARAH PERUSAHAAN

The Royal Beach Seminyak Bali berawal hanya dibangunnya 10


bungalow tradisional Bali yang berada ditepi laut dan dikelilingi oleh
tropis liar yang luas. Dimiliki oleh keluarga Bali yang terkenal
“Kompyang Suwirya”, properti ini disebut Putri Tanjung Sari, dalam
bahasa Inggris "Beautifull Palace" dan sebutan itu menjadi nama
ballroom kami saat ini.

Pada tahun 1993, hotel ini yang terlihat seperti kekaisaran bali yang.
Dengan Gaya art deco dari lobi dan bangunan utama yang mengesankan
terinspirasi oleh desain arsitek dan desainer terkenal Frank Wright. Seni
dan budaya Bali dirayakan di seluruh resort hotel. Ukiran batu Bali
sebagai seni lokal dan kerajinan tangan yang elegan menonjolkan lebih

39
dari 4,5 hektar taman tropis yang hijau, yang dirancang oleh arsitek
lanskap terkenal, “Bill Bensley”.

Pada tahun 2003, grup AccorHotels mulai mengelola resort ini di bawah
pimpinan Sofitel Seminyak dan pada tahun 2010 berganti nama menjadi
MGallery, dengan koleksi hotel unik yang berkesan oleh AccorHotels.

MGallery – The Royal Beach Seminyak Bali didedikasikan untuk


wisatawan kelas atas yang mewah dan terletak tepat di Pantai Seminyak
yang megah. Menampilkan 128 kamar dan 17 vila terpencil dengan kolam
renang pribadi atau Jacuzzi, resort ini menawarkan pemandangan taman
tropis yang luar biasa dan matahari terbenam yang menakjubkan. Bersama
dengan dua kolam renang yang luar biasa, satu tepat di pantai dan satu lagi
terselip di area taman yang didedikasikan untuk orang dewasa saja. Berada
dalam jarak berjalan kaki ke desa seminyak, rumah bagi beberapa bar,
restoran, dan toko paling trendi di bali yang memungkinkan para tamu
untuk menjelajahi daerah tersebut dengan mudah.

Resort ini menerapkan konsep keyakinan orang di Bali prinsip itu adalah
keseimbangan harmoni yang dikenal sebagai Tri Hita Karana yang berarti
keseimbangan hubungan antara manusia dan pencipta, antara manusia dan
sesama dan antara manusia dan lingkungan. Resort ini telah mendapat
penghargaan yaitu “Super Platinum Tri Hita Karana Award”, penghargaan
tertinggi yang diberikan properti yang berhasil menerapkan konsep Tri
Hira Karana. Oleh karena itu , The Royal Beach Seminyak membantu
melestarikan kehidupan liar yang tinggal di hotel dengan berjalan melalui
taman yang rimbun, tamu dapat melihat berbagai jenis burung liar di
sekitar kolam terutama di pagi hari, tupai melompat dari pohon kelapa ke
pohon lain dan yang paling unik dan istimewa adalah biawak menjadi
daya tarik tersendiri bagi para tamu.

Selain desain taman tropis yang luar biasa, hotel ini telah menanam lebih
dari tiga puluh pohon yang dinyatakan sebagai tanaman langka dan punah
oleh pemerintah bali. Tanaman tropis yang dipilih dengan cermat dan
dirancang secara profesional menjadi seni di taman tropis yang unik dan
telah menciptakan setiap suasana khusus dan mengubahnya menjadi hal
yang luar biasa di jantung daerah Seminyak. Selaras dengan desain taman
tropis, sepanjang taman dibuat dari batu palimanan; Batu alam yang kami
pilih karena karakteristiknya yang indah dan dikirim langsung dari Bukit
Palimanan, Jawa Barat.

40
B. STRUKTUR ORGANISASI

41
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Strategi Pemasaran The Royal Beach Seminyak Bali Hotel di Masa Pandemi

Covid-19

Dalam menghadapi masa krisis bisnis, The Royal Beach Seminyak

Hotel mencoba bertahan dan Menyusun urgensi strategi-strategi yang

dapat membantu meningkatkan revenue hotel, maka itu manajemen

menyiasati strategi pemasaran yang berbeda dari sebelumnya. Sales dan

42
marketing telah Menyusun berbagai teknik promosi yang dimulai dari

promosi kamar hingga promosi restaurant dan memanfaatkan fasilitas

hotel sebagai penjualan sementara. Dengan tidak hanya mengandalkan

okupansi kamar dan restaurant, pihak manajemen mulai memberikan

terobosan baru yaitu:

1. Strategi Produk

Penerapan strategi produk yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan

fasilitas villa yang dimiliki dan juga dengan memanfaatkan kolam

berenang dengan promosi yang sangat menarik. Jadi para tamu yang akan

menginap hanya membayar harga yang sangat rendah yang kemudian

mendapat free upgrade ke ocean villa. Juga banyak paket promosi di

restaurant.

‘’Swimcation Package” Fun-tastic day pas dengan harga Rp

178.000nett/4 orang dengan fasilitas dapat berenang dengan fasilitas hotel

kecuali kamar dan mendapatkan 4 botol bir dan satu Loyang pizza. Family

Day Pas Rp 208.000 nett/4 orang (2 dewasa dan 2 anak) mendapatkan 1

kali makan siang untuk 4 orang. Single Day Pass Rp 88.000nett/orang

sudah mendapatkan 1 bir dan 1 makanan ringan.

“All Day Happy Hours” dari pukul 11.00 am -09.00 pm dengan harga Rp

79.000nett mendapatkan makanan ringan (free pool access) dan 30%

diskon untuk minuman.

“Pit Stop Breakfast” dengan harga Rp 79.000nett / orang sudah mendapat

makan pagi one set.

43
2. Strategi Harga

Strategi harga yang dipakai adalah penyesuaian dengan kapasitas

kemampuan masyarakat lokal, The Royal Beach Seminyak Bali Hotel

menawarkan harga yang sangat rendah namun mendapatkan fasilitas

bintang 5, seperti harga sarapan pagi dengan harga Rp 79.000nett, harga

normal Rp 245.000nett perorang, Breakfast di The Royal Beach Seminyak

Bali Hotel adalah breakfast yang sangat menjadi primadona dikarenakan

sudah mendapatkan reward sebagai juara ke 2 breakfast terbaik se Asia

Tenggara oleh Accor Company. Harga day pass untuk normal Rp

290.000nett/orang. Selain itu harga kamar yang sebelumnya seharga Rp

2.500.000nett untuk superior room menjadi Rp 1.350.000nett dengan

upgrade ke ocean villa. Dengan harga villa normal adalah Rp

6.000.000nett – 15.000.000nett untuk 1 bedroom – 3 bedroom villa.

3. Strategi Promosi

Promosi yang dilakukan adalah melalui iklan media sosial dan aplikasi

percakapan Whatsapp dengan mekanisme PO (Purchase Order), selain itu,

pihak hotel juga melakukan sistem promosi “pay now stay later”, yakni

dengan cara menjual voucher kepada calon wisatawan dengan sistem

bayar sekarang, menginap belakangan setelah pandemi Covid-19 berakhir

dengan Batasan periode hingga 2021 dengan harga spesial dibawah harga

standarnya dimulai dari RP 350.000nett/kamar.

IFAS/EFAS STRENGHTS (S) WEAKNESS (W)

44
  Branding produk yang di
Standar hotel bintang 5, akses

langsung ke pantai seminyak, bernaung pada accor

memiliki 100++ kamar dan company menyebabkan

17 private villa, kebun yang harga yang cukup mahal

luas dan sejuk 4,5 hektar dari hotel berbintang

luasnya. pada umumnya.

  Gedung hotel The Royal


Lokasi yang strategis, berada

di jantung seminyak dan Beach Seminyak Bali

dekat dengan pusat hiburan Hotel yang terkesan tua.

dan perbelanjaan.  Berfokus pada tamu

 Memiliki Ruang Rapat untuk elite.

kegiatan MICE

 Banyak spot foto karena

lokasi dan suasana resort

yang sangat mewah namun

tetap mengandung tradisional

bali.

 Wifi di area hotel serta

lapangan parkir yang luas

 Bagian dari Accor company

manajemen, sehingga The

Royal Beach Seminyak Hotel

45
bertaraf international.

 Promosi produk yang

ditawarkan berbagai macam.

 Adanya member accor untuk

tamu yang loyal sehingga

keuntungan yang didapat

lebih banyak dan spesial.


OPPORTUNIES STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)

(O)   Mengoptimalkan
Pemasaran dari mouth to

 Penurunan harga mouth. marketing dengan tidak

kamar  Promosi lewat media sosial hanya


dengan berfokus pada

special promosi dan aplikasi chat whatsapps elite member,

upgrade ke villa. dengan menawarkan ‘’pay memberikan promosi

 menawarkan now stay later’’, flash sale, paket yang terjangkau.

berbagai macam invited member for special

paket promosi rate and free stayed for 1

yang terjangkau night..

untuk  Bekerja sama dengan pihak


menarik

pelanggan agent travel untuk promosi

kamar.

 Menjangkau kegiatan

promosi seluas-luasnya

melalui media sosial

46
advertisement.
THREATHS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
 Menambah variasi pada
 Munculnya 
Menjalin hubungan yang erat
promosi produk dan
saingan dari pihak dengan para tamu dengan
menawarkan paket harga
lain yang mencoba memberikan even yang terjangkau
agar dapat menjangkau
menawarkan kepercayaan yang tinggi
pasar domestic dan
harga lebih dengan memberikan harga
mancanegara.
 Melakukan
terjangkau dengan special maupun keuntungan renovasi

mendapatkan lainnya agar mereka bisa untuk mengurangi kesan


tua bangunan Hotel The
fasilitas hotel menjadi loyal guest.
Royal Seminyak.
berbintang.  Melakukan protokol

kesehatan sehingga membuat

orang nyaman berinteraksi

dengan Tim The Royal Beach

Hotel.
2. Strategi Bertahan The Royal Beach Seminyak Bali Hotel Menghadapi Pandemi

Covid-19

Dalam situasi Covid-19 yang menyebabkan turunnya pendapatan dan

bertampak sangat buruk bagi seluruh pelaku dalam sektor pariwisata,

maka dari itu The Royal Beach Seminyak Bali menyususn strategi –

strategi manajemen agar mampu bertahan dalam masa krisis seperti ini.

Dimulai dari manning staff, bagian operasional, hingga cara

mempertahankan pendapatan yang telah di dapat sebelumnya.

47
a. Pengelolaan Karyawan

Dalam proses mengatur karyawannya, pihak manajemen merancang

Indikator Kompensasi upah atau gaji karyawan pada saat covid-19 ditinjau

dari segi Planning, Organizing, Actuatig, Controling, maka dapat

disimpulkan bahwa perencancaan kompensasi karyawan 50% pada saat

covid-19 berlaku terhadap GM hingga karyawan dan sudah dilaksanakan

sesuai dengan perencanaan serta pengawasan yang dilakukan oleh pihak

management terutama human resources department. Pengawasan oleh

pihak manajemen dilakukan langsung oleh supervisor di departemen yang

bersangkutan dengan aturan kerja 11 kali perbulan dengan waktu 8 jam

sehari. Adanya pemberhentian hubungan kerja oleg pihak hotel kepada

karyawan kontrak, training, maupun daily worker hal ini juga dilihat dari

situasi yang tidak memungkinkan memberikan upah kepada pekerja

sehingga Sebagian karyawan diberhentikan untuk sementara.

b. Pembentukan Team All Safe Manajemen

All Safe adalah adalah tim yang dibentuk The Royal Beach Seminyak Bali

yang bertugas dan bertanggung jawab dalam Kesehatan, kenyamanan, dan

kontroling segala hal yang berkaitan dengan covid-19 agar karyawan dan

para tamu yang menginap merasa sudah aman untuk berkunjung dengan

berfokus pada protocol Kesehatan hotel area. memang sulit untuk

diperhatikan, namun untuk protokol kesehatan memang harus dipatuhi.

Pengawasan yang dilakukan oleh tim All Safe Manajemen agar dapat

menjaga kualitas kerja dari karyawan, selain itu untuk menjaga agar

48
karyawan tetap disiplin dalam menjalankan protokol Covid-19 dalam

bekerja, perlu diadakan pelatihan yng berkaitan dengan standar protokol

Covid-19 di industry perhotelan. Dengan adanya pelatihan tentunya

karyawan akan semakin mengerti dan disiplin dalam bekerja. Adapaun

tugas dan tanggung jawab dari All Safe Team :

1. Memberikan training tentang pentingnya protocol kesehtan pada masa

pandemic Covid-19.

2. Menyiapkan seluruh amenitis protokol kesehatan untuk seluruh karyawan

dan tamu, seperti masker, baju Hamzat, Hand Sanitizer dll.

3. Menyiapkan seluruh poster kesehatan dan lingkungan kerja setiap

department agar selalu sesuai standar setiap hari dan selalu melaksanakan

audit 2 minggu sekali ke setiap department untuk menjaga kedisiplinan

kerja.

4. Menjadi penanganan pertama (garda terdepan) saat ada kasus suspect

dengan menyiapkan beberapa kamar isolasi sementara hingga menunggu

tenaga medis menjemput.

c. Urgensi Kepemimpinan Tim Manajemen

Revolusi industri keempat adalah fenomena yang tidak mungkin dihindari

lagi. Persahaan perlu memiliki strategi yang mampu melaksanakan

transformasi serta inovasi guna menghadapinya. Ini agar persahaan dan

organisasi bsinis yang telah dibangun tidak tergilas oleh persaingan global

49
dan terhambat perkembangannya karena terlambat mengantisipasi (Asbari,

2015; Goestjahjanti et al., 2020; Hutagalung, Asbari, et al., 2020;

Sudiyono et al., 2020; Yuwono, Novitasari, et al., 2020). Persahaan perlu

mempunyai sebuah road map yang integral sehingga arah pengembangan

bsinis bias terlihat dengan jelas.

Kesuksesan dari The Royal Beach Seminyak Hotel karena memiliki tim

manajemen yang kuat dan hebat, dalam kondisi pandemi Covid-19 team

manajemen membentuk beberapa grup discussing yang bersifat

demokratis yang mengikutsertakan seluruh perwakilan manajer hingga

supervisor dan seluruh anggota SPM (Serikat Pekerja Mandiri), dengan

hasil pencapaiannya

1. Dengan pengurangan karyawan yang cukup banyak jumlahnya maka

manajemen memutuskan untuk menjadikan seluruh manajer dan staff

lebih multitasking, pihak front office department agar membantu seluruh

kegiatan houskeeping di public area dan juga garden. Seluruh department

bergantian menjadi security hotel. Hal ini sudah di implementasikan

selama Covid-19, hingga mengurangi beban department masing- masing

yang kekurangan staff sementara.

2. Untuk menguragi cost yang sangat besar maka pihak manajemen

mengurangi pemakaian listrik di seluruh kamar dan hanya membuka villa

untuk umum, agar dapat mengurangi cost operasional yang tinggi dan

tetap menjaga pysical distancing karena jarak villa yang lebih private

dibandingkan kamar.

50
3. melakukan permohonan restrukturisasi kredit dengan surat rekomendasi;

dan mendaftar ke jalur penerimaan bantuan yang tersedia Heartist fund,

Kartu Pra-Kerja, BLT melalui BPJS atau PHRI.

4. Selain itu, manajemen hotel juga sudah menyiapkan strategi bertahan

selama pandemik. Dari wisatawan yang membatalkan sewa kamar,

mereka tetap keep in touch atau berkomunikasi agar para konsumen yang

sudah membayarkan sejumlah uang sewa, ada yang ingin dikembalikan

secara penuh dan ada juga yang masih tetap ingin untuk menyewa apabila

pandemi ini berakhir. Tentunya dengan penawaran yang lebih

menguntungkan bagi konsumen.

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari penelitian di atas dapat disimpulan beberapa hasil wawancara oleh pihak

manajemen The Royal Beach Seminyak Bali.

1. Strategi bertahan yang dilakukan oleh pihak hotel dengan mengelola

karyawan (manning staff ) dengan memberi upah 50 % dan pemberhentian

hubungan kerja karyawan kontrak untuk menutupi biaya operasional

selama pandemic Covid-19, Membentu beberapa team dengan tugas dan

tanggung jawab yang berbeda, adanya Team All Safe yang bertugas

mengkoordinasikan dan mengontrol seluruh kegiatan di hotel baik

51
karyawan maupun tamu sesuai dengan standar protokol kesehatan, serta

pembentukan team urgensi seluruh pemimpin dalam pelaksanaan dan

mengontrol jalannya seluruh operasional yang ada di The Royal Beach

Seminyak Bali Hotel.

2. Stretegi pemasaran pada The Royal Beach Seminyak Bali Hotel dapat di

analisis dengan sistem IFAS/EFAS, dengan seluruh perubahan harga dan

paket promosi yang lebih terjangkau guna menarik tamu agar lebih

menguntungkan bagi para tamu yang datang.

B. SARAN

Beberapa Saran yang berkaitan dengan Analisis Strategi Bertahan

dan Pemasaran The Royal Beach Seminyak Bali Hotel pada masa

pandemi covid-19. Pada masa krisis bisnis yang tidak pernah

terbayangkan sebelumnya, travel warning sebagai penghancur bisnis

pariwisata ini. Maka penting adanya rencana yang matang dari pihak

manajemen untuk menyiasati krisis bisnis seperti ini kedepannya. Karena

hal ini baru terjadi pertama kali maka rancangan urgensi pemulihan

operasional dan pengelolaan karyawan kurang di tanggulangi secara

matang, yang mengakibatkan membutuhkan proses yang lama untuk

menyusun kegiatan-kegiatan operasional di masa pandemi Covid-19.

52
Begitu juga di bidang pemasaran, dengan lebih mempertimbangkan

promosi-promosi yang tidak hanya berfokus pada tamu elite mancanegara,

tetapi juga agar memberikan promosi yang dapat menarik tamu domestic.

53
DAFTAR PUSTAKA

Asbari, M. (2015). Fokus Satu Hebat. Penerbit Dapur Buku

Diayudha,lanang.2020.Industri Perhotelan Di Indonesia Pada Masa Pandemi Covid-


19: Analisis Deskriptif. Skripsi pada Program Studi Program Studi Manajemen,
Universitas Bunda Mulia
Devita, Riandra. 2020. Surat Edaran Pencegahan Covid-19 diakses dari website
https://www.balipost.com/news/2020/03/16/109864/Gubernur-Keluarkan-Edaran-
tentang-Pencegahan...html diunduh pada tanggal 10 November 2020
Gossling, Stefan, Daniel Scott, and C. Michael Hall. (2020). “Pandemics, Tourism
and Global Change: a Rapid Assessment of COVID-19”. Journal of Sustainable
Tourism, https://doi.org/10.1080/09669582.2020 .1758708, pp 1-20. Diunduh
pada tanggal 11 November 2020
Hunger, D.J., Dan Wheelen, L. Thomas. Manajemen Strategis, Yogyakarta: Andi
Yogyakarta, 2001.

Hunger, D.J., Dan Wheelen, L. Thomas. Strategic Management And Business Policy,
Thirteenth Edition. United States Of America: Pearson, 2012.

Kim, Samuel Seongseop, Hejin Chun, and Heesung Lee. (2005). “The Effects of
SARS on the Korean Hotel Industry and Measures to Overcome the Crisis: A
Case Study of Six Korean Five-Star Hotels.” Asia Pacific Journal of Tourism
Research, Vol. 10, No. 4, pp 369-377.
Kuncoro, M. 2005. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetetif. Jakarta:
Erlangga.
Lo, Ada, Catherine Cheung, and Rob Law. (2006). “The Survival of Hotels During
Disaster: A Case Study of Hong Kong in 2003”. Asia Pacific Journal of Tourism
Research, Vol. 11, No. 1, pp 65-79.
Masatip,Anwari. 2020. Marketing Strategy Analysis of the Inna Parapat Hotel in a
Covid-19 Pandemic Situation. Jurnal Akademi Pariwisata Medan ISSN 2656-
0992 (Online), ISSN 1858 – 2842 (Print), Juli – Desember 2020, Vol. 8 No.2
Nuruddin., Rahmawati ,Ni Nyoman., Wirawan ,Putu Eka., Pujiastuti ,Sri. 2020.
Strategi Bertahan Bali Di Masa Pandemi Covid-19 Journal of Bali Studies p-
ISSN 2088-4443 # e-ISSN 2580-0698 Volume 10, Nomor 02, Oktober 2020
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kajianbali

1
Nv. 2020. Data karyawan dirumahkan dan d PHK tanpa gaji diakses dari website
https://www.nusabali.com/berita/75674/13772-karyawan-di-denpasar-phk-dan-
dirumahkan-tanpa-gaji diunduh pada tanggal 10 November 2020
Sakti, Guntur. 2019. “Siaran Pers Pariwisata diproyeksikan jadi penyumbang devisa
terbesar lima tahun kedepan” diakses dari website
https://www.kemenparekraf.go.id/post/siaran-pers-pariwisata-diproyeksikan-jadi-
penyumbang-devisa-terbesar-lima-tahun-ke-depan diunduh pada tanggal 10
November 2020.
Sudiyono, R. N., Goestjahjanti, F. S., Asbari, M., Fayzhall, M., Yani, A., Winanti,
Yuwono, T., Nurasiah, Yulia, Y., Singgih, E., & Chidir, G. (2020). Meningkatkan
Komitmen dan Kinerja Dosen : Apa Peran Manajemen Perguruan Tinggi ?
EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 337–352.
https://ummaspul.ejournal.id/Edupsycouns/article/view/489/283
Sugiari, Luh Putu. 2020. Data Hotel yang tutup di Bali diakses dari website
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200402/12/1221662/wah-puluhan-hotel-di-bali-
tutup-operasional- diunduh pada tanggal 9 November 2020.
Sumarni, Murti. 2014. Pengantar Bisnis Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan
Yogyakarta:Liberti Yogyakarta
Soehardi. Purnamaasih,Lina., Rapitasari, Diana 2020. Dampak Pandemik Covid-19
Terhadap Kunjungan Turis Asing dan Domestik serta Tingkat Hunian Kamar
Hotel Bintang di Indonesia. Jurnal Kajian Ilmiah (JKI) e-ISSN: 2597-792X,
ISSN: 1410-9794 Vol. 20 No. 3 (September 2020), Halaman: 291 – 308
Solihin, I., (2012), Manajemen Strategik, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta. Thee
Kian Wie., (1994) Industrialisasi di Indonesia Beberapa Kajian, Cetakan Pertama,
Penerbit LP3ES, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai