Anda di halaman 1dari 15

Tugas Makalah

Tentang
Langkah-Langkan Menyusun Penelitian Tindakan Kelas di
Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah

Makalah Ini Di Susun Sebagai


Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

Disusun Oleh:
Alma Sairoha Rambe

Semester : VIII

Dosen Pengampu:
Syahrul Hasibuan, M.Pd.I

Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAI) Rokan Bagan Batu


Kampus Manggala Lintas
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan TaufikNya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan
Makalah Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Metode dan Prosedur
Penelitian Tindakan Kelas” ini dengan tepat waktu.

Tak lupa shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah
yang telah mencucurkan keringat jihad sebanyak-banyaknya dalam
menda’wahkan kebenaran dan mengamalkan kebajikan.

Dalam kamian makalah ini kami tidak sendirian. Setiap kata demi kata
dalam makalah ini merupakan hasil kerja keras kami serta bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu kami patut menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak dan teman-teman di kampus yang selalu memberi dukungan
dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kami
secara pribadi. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk perbaikan dimakalah-makalah selanjutnya.

Terimakasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

      
Manggala,  Juli 2021

Penulis,

Alma Sairoha Rambe

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A.Latar Belakang ............................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah........................................................................................... 1
C.Tujuan.............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2


A.Pengertian Penelitian Tindakan Kelas............................................................. 2
B.Tujuan Penelitian Tindakan Kelas................................................................... 3
C.Prinsip Penelitian Tindakan Kelas................................................................... 3
D.Model Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah.............................................. 4
E.Persayaratan PTK Oleh Guru Madrasah.......................................................... 6
F.Sasaran Atau Objek Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah......................... 6
G.Cara Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah............... 7
H.Langkah Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah........ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10


A.Kesimpulan ..................................................................................................... 10
B.Saran ............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas mengajar sebagai guru pasti pernah dihadapkan
pada berbagai permasalahan baik yang terjadi dalam proses pembelajaran maupun di
luar proses pembelajaran tetapi masih dalam konteks pendidikan di sekolah. Masalah
pembelajaran misalnya; siswa tidak mau memperhatikan pelajaran (minat belajar
rendah atau motivasi belajar rendah), siswa pasif, tidak berani bertanya, prestasi
belajar yang rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat non-pembelajaran
misalnya perkembangan personal siswa tidak optimal, efektivitas hubungan guru dan
siswa yang kurang baik dan sebagainya. Selain permasalah di atas, sarana prasarana
pendukung pembelajaran yang tidak optimal, dibutuhkan inovasi dari para guru.
Permasalahan-permasalahan seperti itu dapat di kategorikan penyakit yang
kalau tidak segera disembuhkan akan berdampak sistemik pada proses alamiah pada
tubuh manusia. Oleh karena itu hal di atas menuntut segera diatasi agar tidak berlarut-
larut dan berdampak sistemik pada proses pembelajaran selanjutnya. Peningkatan
kualitas pembelajaran harus selalu diupayakan semaksimal mungkin oleh semua
komponen pelaku-pelaku pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki tanggung
jawab yang paling besar dalam pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas sudah muncul sekitar belasan tahun yang lalu,Istilah
dalam bahasa inggris adalah classroom Actions Research (CAR).yaitu sebuah
penelitian yang dilakukan di kelas. PTK sangat mendukung program peningkatan
kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya adalah peningkatan kualitas
pendidikan. Hal ini, karena dalam proses pembelajaran, guru adalah praktisi dan
teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran, merupakan
tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat. Perkembangan Ipteks mengisyaratkan penyesuaian dan peningkatan proses
pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga berdampak positif terhadap
peningkatan kualitas lulusan dan keberadaan sekolah tempat guru itu mengajar.

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2. Apa prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Bagaimana Model Penelitian Tindakan Kelas?
4. Bagaimana  Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru?
5. Apa Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas?
6. Bagaimana Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas?

C.  Tujuan
Adapun tujuan pembahasan pada makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Model Penelitian Tindakan Kelas.
4. Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru.
5. Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas.
6. Bagaimana Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.

14
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Penelitian Tindakan Kelas


Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berkembang dari istilah
penelitian tindakan (action research) . Oleh karena itu, untuk memahami
pengertian PTK perlu ditelusuri pengertian penelitian tindakan terlebih dahulu.
Penelitian tindakan mulai berkembang di Amerika dan berbagai negara di Eropa,
khususnya dikembangkan oleh mereka yang bergerak di bidang ilmu sosial dan
humaniora . Orang-orang yang bergerak di bidang itu dituntut untuk terjun
mempraktikkan suatu tindakan atau perlakuan di lapangan. Mereka berarti
langsung mempraktikkan tindakan yang telah direncanakan dan mengukur
kelayakan tindakan yang diberikan tersebut. Menurut Kemmis (1988), penelitian
tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan
peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka
(Sanjaya, hal. 24). Dalam hal ini, penelitian tindakan memiliki kawasan yang
lebih luas daripada PTK. Penelitian tindakan diterapkan di berbagai bidang ilmu
di luar pendidikan, misalnya dalam kegiatan praktik bidang kedokteran,
manajemen, dan industri (Basrowi & Suwandi, hal. 25). Bila penelitian tindakan
yang berkaitan pada bidang pendidikan dilaksanakan dalam kawasan sebuah
kelas, maka penelitian tindakan tindakan ini disebut PTK.[1]
Tindakan ini di kalangan pendidikan dapat diterapkan pada sebuah kelas
sehingga sering disebut Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut,maka ada tiga
pengertian yang dapat diterangkan:
1. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara-cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh
data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan--- menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
3. Kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan ‘kelas' adalah sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru
yang sama pula. [2]
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1)
penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwa penelitian
tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa. Kesalahan umum yang terdapat dalam penelitian
tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukannya sendiri, misalnya
guru memberikan tugas kelompok kepada siswa. Pengutaraan kalimat seperti itu
kurang pas. Seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh
[1] Wikipedia.org/wiki/Penelitian_Tindakan_Kelas
[2] Prof Arikunto,Suharsimi,dkk.Penelitian tindakan kelas,(Jakarta:Bumi Aksara,2007), hal 2
52
siswa, misalnya siswa mengamati proses mencair es yang ditempatkan di panci
tertutup dan panci terbuka, atau di dalam gelas. Siswa juga diminta
membandingkan dan mencatat hasilnya.[3] Dengan kata lain, guru melaporkan
berlangsungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya, perhatian
mereka pada proses yang terjadi, dan sebagainya.
B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Dewasa ini perkembangan masyarakat berlangsung dengan cepat, tuntutan
akan pendidikan yang berkualitas pun semakin meningkat oleh karena itu kita
sebagai guru yang dengan kata lain merupakan praktisi lapangan di dunia
pendidikan dituntut dapat lebih cepat untuk memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut
dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Oleh karena itu guru sebagai
praktisi lapangan dituntut untuk terus- menerus mencari dan mencoba hal-hal baru
yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui penelitian tindakan kelas,
pendidik dapat meningkatkan dan memperbaiki layananan pendidikan yang dalam
hal ini adalah segala yang terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas. Dalam
hal ini dapat dikatakan bahwa tujuan utama PTK  adalah untuk perbaikan dan
peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar di
dalam kelas. Tujuan itu dapat dicapai dengan melaukakan tindakan alternatif
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Fokus penelitian ini terdapat pada
tindakan yang direncanakan oleh guru, yang selanjutnya akan diterapkan pada
peserta didik, kemudian dievaluasi apakah berhasil atau tidak.
C.  Prinsip Penelitian Tindakan Kelas
 Agar peneliti memperoleh informasi atau kejelasan yang lebih baik tentang
penelitian tindakan, perlu kiranya difahami bersama prinsip-prinsip yang harus
dipenuhi apabila sedang melakukan penelitian tindakan kelas.Dengan memahami
prinsip-prinsip dan mampu menerapkannya,kiranya apa yang dilakukan dapat
berhasil dengan baik. Adapun prinsip-prinsip dimaksud adalah sebagai
berikut. [4]
1. Kegiatan nyata dalam situasi rutin
Penelitian tindakan dilakukan oleh peneliti tanpa mengubah situasi rutin.
Mengapa? Jika penelitian dilakukan dalam situasi lain, hasilnya tidak dapat
dijamin akan dapat dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya. Oleh karena itu
penelitian tindakan tidak perlu mengadakan waktu khusus, tidak mengubah jadwal
yang sudah ada.
2. Adanya kesadaran untuk memperbaiki diri
Penelitian tindakan didasarkan atas sebuah filosofi bahwa setiap manusia tidak
suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik.
Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus-menerus sampai
tujuan tercapai, tetapi sifatnya hanya sementara, karena dilanjutkan lagi dengan
keinginan untuk lebih baik yang datang susul menyusul. Dengan kata lain,
penelitian tindakan dilakukan bukan karena ada paksanaan atau permintaan dari
pihak lain, tetapi harus atas dasar sukarela, dengan senang hati, karena menunggu
hasilnya yang diharapkan lebih baik dari hasil yang lalu, yang dirasakan belum
memuaskan dan perlu ditingkatkan.
[3] Prof Arikunto,Suharsimi,dkk.Penelitian tindakan kelas,(Jakarta:Bumi Aksara,2007), hal 4
[4] Ibid, hal 6

63
3. SWOT sebagai dasar berpijak
Penelitian tindakan harus dimulai dari melakukan analisis SWOT, terdiri dari
unsur-unsur S (Strength) - kekuatan, W (Weaknesses) - kelemahan, O
(Opportunity) - kesempatan, dan T (Threat) - ancaman. Empat hal tersebut dilihat
dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan
berpijak pada hal-hal yang disebutkan, penelitian tindakan dapat dilaksanakan
hanya apabila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada
siswa. Tentu saja pekerjaan guru sebelum menentukan jenis tindakan yang akan
dicobakan, memerlukan pemikiran yang matang.
4. Upaya empirik dan sistemik
Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. Dengan telah
dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian
tindakan, sudah mengikuti prinsip empirik (terkait dengan pengalaman) dan
sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang
terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan cara mengajar
baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung dan hal-hal yang terkait
dengan cara baru tersebut.
5. Ikuti SMART dalam perencanaan
SMART adalah kata bahasa Inggris artinya cerdas, akan tetapi dalam proses
perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna.
• S - Specific, khusus, tidak terlalu umum
• M- Managable, dapat dikelola, dilaksanakan
• A - Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau
- Achievable, dapat dicapai, dijangkau
• R - Realistic, operasional, tidak di luar jangkauan dan
• T - Time-bound, diikat oleh waktu, terencana
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal- hal yang
disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus khusus, tidak
sulit dilakukan, dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan dan lingkungan,
nyata bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang dikenai tindakan. Selain itu yang
sangat penting adalah bahwa tindakan tersebut sudah tertentu jangka waktunya.
Penelitian tindakan dapat direncanakan dalam waktu satu bulan, satu semester,
atau satu tahun.

D. Model Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah


Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan, namun
secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model
dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.[5]
Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan yang ideal
sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan
dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Cara ini dikatakan ideal
karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu
kecermatan amatan yang dilakukan. Dengan mudah dapat diterima bahwa
[5] Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas.Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.
74
pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding
dengan pengamatan yang dilakukan terhadap hal-hal yang berada di luar diri,
karena adanya unsur subjektivitas yang berpengaruh, yaitu cenderung
mengunggulkan dirinya.
Tahap 2: Pelaksanaan Tindakan
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan, yaitu implementasi atau
penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam tahap 2 ini pelaksana guru harus ingat
dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus
pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam reflekasi, keterkaitan antara
pelaksanaan dengan perenca- naan perlu diperhatikan.
Tahap 3: Pengamatan
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Sebutan tahap 2 diberikan untuk memberikan peluang kepada guru pelaksana
yang berstatus juga sebagai pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan
tindakan, karena hatinya menyatu dengan kegiatan, tentu tidak sempat
menganalisis peristiwanya ketika sedang terjadi. Oleh karena itu kepada guru
pelaksana yang berstatus sebagai pengamat ini untuk melakukan "pengamatan
balik" terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan
pengamatan balik ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang
terjadi.
Tahap 4: Refleksi
Tahap ke-4 ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Istilah "refleksi" dari kata bahasa Inggris reflection, yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan. Kegiatan refleksi ini
sebetulnya lebih tepat dikenakan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan
tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan. Istilah refleksi di sini sama dengan "memantul-
seperti halnya memancar dan menatap kena kaca", yang dlam hal ini guru
pelaksana sedang memantulkan pengalamannya pada peneliti yang baru saja
mengamati kegiatannya dalam tindakan. Inilah inti dari penelitian tindakan, yaitu
ketika guru pelaku tindakan mengatakan kepada peneliti pengamat tentang hal-hal
yang dirasakan sudah berjalan baik dn bagian mana yang belum. Apabila guru
pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, maka refleksi dilakukan terhadap diri
sendiri. Dengan kata lain guru tersebut melihat dirinya kembali, melakukan
"dialog" untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena
sudah sesuai dengan rancangan dan mengenali hal-hal yang masih perlu
diperbaiki.
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk
sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, dari tahap penyusunan
rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Apabila
dikaitkan dengan "bentuk tindakan" sebagaimana disebutkan dalam uraian ini,
maka yang dimaksud dengan bentuk tindakan adalah siklus tersebut. Jadi bentuk

85
penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa
rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.

E.  Persyaratan Penelitian Tindakan Kelas Oleh Guru di Madrasah


Beberapa hal di bawah ini antara lain merupakan persyaratan untuk
diterimanya laporan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru.
1. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di
dalam pembelajaran, dan berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan secara
terus-menerus, objektif, dan sistematis, artinya dicatat atau direkam dengan
baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh
peneliti serta penyimpangan yang terjadi; hasil pencermatan tersebut akan
menetukan tindak lanjut yang harus diambil segera oleh peneliti.
3. Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang- kurangnya dalam dua siklus
tindakan yang berurutan; informasi dari siklus yang terdahulu sangat
menentukan bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu siklus yang kedua,
ketiga dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi.
Hasil refleksi harus tampak digunakan sebagai bahan masukan untuk
perencanaan siklus berikutnya.
4. Penelitian tindakan kelas terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang
sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku. Tindakan
yang dilakukan tidak boleh merugikan siswa, baik yang dikenai atau siswa lain.
Makna darim kalimat ini adalah bahwa tindakan yang dilakukan guru tidak
hanya memilih anak-anak tertentu, tetapi harus semua siswa dalam kelas.
5. Penelitian tindakan kelas disadari betul oleh pelakunya, sehingga yang
bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan, baik
mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan peristiwa, hal-
hal yang dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan
rencana yang sudah dibuat sebelumnya.[6]

F.  Sasaran Atau Objek Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah


Hal-hal yang dapat diamati sehubungan dengan setiap unsur pembelajaran
tersebut antara lain adalah sebagaimana disajikan dalam bagian berikut. Sesuai
dengan prinsip bahwa ada tindakan dirancang sebelumnya maka objek penelitian
tindakan kelas harus merupakan sesuatu yang aktif dan dapat dikenai aktivitas,
bukan objek yang sedang diam dan tanpa gerak.
1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang
asyik mengikuti proses pembelajaran di kelas/lapangan/ laboratorium atau
bengkel, maupun ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di dalam
hati, atau ketika mereka sedang mengikuti kerja bhakti di luar sekolah.
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar di
kelas, sedang membimbing siswa-siswa yang sedang berdarmawisata., atau
ketika guru sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati urutan matri tersebut ketika disajikan
kepada siswa, meliputi pengorganisasiannya, cara penyajiannya, atau
pengaturannya.
[6] Amat Jaedun. 2008. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan. Makalah Pelatihan PTK Bagi Guru,
Lembaga Penelitian UNY. 2008.

96
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki
oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun
peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas.
5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik
tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat
pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus
ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain.
6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang
melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan
untuk dilakukan camput tangan, tetapi digunakan sebagai pertimbangan dan
bahan untuk pembahasan.
7. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah
diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai
kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru
memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa,
penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.[7]

G. Cara Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah


Selanjutnya apabila guru pelaksana penelitian tindakan kelas sudah merasa
puas dengan siklus-siklus itu, tentu saja langkah berikutnya tidak lain adalah
menyusun laporan kegiatannya. Proses penyusunan laporan ini tidak akan
dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang
sudah ia lakukan.
Menulis karya tulis ilmiah laporan penelitian sebetulnya akan jauh lebih
mudah dibandingkan dengan menulis artikel, karena lahan tulisan akan sudah
dipenuhi dengan penjelasan tentang alasan, tujuan, manfaat dan isi penelitian,
kemudian cerita tentang tindakan dengan siklus-siklusnya. Pada akhir tulisan
tinggal disampaikan hasil penelitian, yaitu keberhasilan yang diperoleh dan
hambatan atau kesulitan dalam pelaksanaan, ditutup dengan rekomendasi atau
saran.
Sistematika laporan penelitian tidak jauh berbeda dengan laporan penelitian
yang lain. Satu hal yang sangat dicermati oleh penilai adalah bagaimana siklus
dilaksanakan, dan penjelasan tentang proses yang berlangsung. Kesalahan umum
yang terjadi, guru hanya menyebutkan sangat sedikit tentang tindakan yang
dilakukan, dan langsung menunjukkan data yang dikumpulkan melalui tes. Hasil
tes antar siklus dibandingkan dengan atau tapa rumus, kemudian disimpulkan.
Dalam penelitian tindakan ini guru tidak diharuskan menonjolkan analisis data,
tetapi seperti sudah dikemukakan di depan, sangat menekankan proses.[8]

[7] Prof Arikunto,Suharsimi,dkk.Penelitian tindakan kelas,(Jakarta:Bumi Aksara,2007), hal 26


[8] Ibid, hal 27-28

7
10
H. Langkah-Langkah Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah
(1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah;
Masalah dalam PTK terkait dengan proses pembelajaran yang pada gilirannya
menghasilkan perubahan pada perilaku guru, mitra peneliti  dan siswa. Contoh
permasalahan yang di-PTK-kan:
 metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode
penemuan;
 strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran
daripada satu gaya belajar mengajar;
 prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian
kontinyu/otentik;
 penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong
timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan;
 pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan
mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah
kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri;
 pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi
perilaku;
 administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah
(Cohen dan Manion, 1980: 181).
Kriteria dalam penentuan masalah:
 Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus
signifikan dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program;
 Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai
memilih masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para
penelitinya dan waktunya terlalu lama;
 Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi
fundamental mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat
dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini daripada berdasarkan fenomena
dangkal
 Contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus penelitian tindakan:
 rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis pada Siswa Kelas
IX;
 rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris;
 rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa;
 rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan
mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut;
Rumusan Masalah Penelitian
Inti suatu masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang
diinginkan. Oleh karena itu rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang
kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan.

(2) menganalisis masalah;


Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui demensi-dimensi masalah
yang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya dan untuk

11

8
memberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan beberapa
jenis kegiatan, bergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan
masalahnya; analisis sebab dan akibat tentang kesulitan yang dihadapi,
pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data penelitian yang tersedia,
atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk
mengubah perspektif orang-orang yang terlibat dalam penelitian tentang
masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi di antara para
peserta penelitian dan fasilitatornya, juga kajian pustaka yang berhubungan.

(3) merumuskan hipotesis tindakan;


Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau
hubungan,melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat
tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan.
Contoh hipotesis tindakan akan diberikan di sini. Situasinya adalah kelas yang
siswa-siswanya sangat lamban dalam memahami bacaan. Berdasarkan analisis
masalahnya peneliti menyimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki
kebiasaan membaca yang salah dalam memahami makna bahan bacaannya, dan
bahwa ‘kesiapan pengalaman’ untuk memahami konteks perlu ditingkatkan. Maka
hipotesis tindakannya sebagai berikut: “Bila kebiasaan membaca yang salah
dibetulkan lewat teknik-teknik perbaikan yang tepat dan ‘kesiapan pengalaman’
untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, maka para siswa akan meningkat
kecepatan membacanya.”

(4) membuat rencana tindakan dan pemantauannya;


(5) melaksanakan tindakan dan mengamatinya;
(6) mengolah dan menafsirkan data; dan
(7) melaporkan.

Contoh susunan laporan PTK


A.   JUDUL PENELITIAN
B.   BIDANG KAJIAN
C.   PENDAHULUAN
D.   PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
E.    KAJIAN PUSTAKA
F.    RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
G.   JADWAL PENELITIAN
H.   BIAYA PENELITIAN
I.     PERSONALIA PENELITIAN
J. LAMPIRAN-LAMPIRAN

12
BAB III
PENUTUP 9

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penelitan tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan
berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas yang
dilaksanakan untuk memecahka permasalahan-permasalahan yang terjadi guna
meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.
2. Metode penelitian PTK adalah suatu cara atau prosedur yang didilakukan oleh
peneliti untuk mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut.
3. Metode penelitian terdiri atas: 1)setting penelitian; tempat penelitian, waktu
penelitian, siklus ptk, 2)persiapan ptk, 3)subjek penelitian, 4)sumber data; siswa,
guru, teman sejawat dan kolaborator, 5)teknik pengumpulan data; teknik
pengumpulan data ptk, alat pengumpul data ptk, 6)indikator kerja; siswa, guru,
7)analisis data, 8)siklus penelitian; siklus 1, siklus 2, siklus 3, 9)personalia
penelitian, 10)rencana pembiayaan, 11)rencana kerja.
4. Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, langkah-langkah/prosedur umum
yang dapat dilakukan meliputi: Pengembangan/penetapan fokus masalah
penelitian, Perencanaan tindaan perbaikan, Pelaksanaan tindakan perbaikan,
observasi dan interpretasi, Analisis dan refleksi, Perencanaan tindak lanjut.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa. Tujuan utama PTK  adalah untuk perbaikan dan
peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar di dalam
kelas.

B.  Saran

13
Demikianlah makalah yang dapat saya susun, semoga bermanfaat untuk kita
semua dan pastinya makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya mohon
partisipasinya untuk memberi saran dalam menelaah makalah ini lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA

10
Prof Arikunto,Suharsimi,dkk.Penelitian tindakan kelas,(Jakarta:Bumi
Aksara,2007),hal 2
http/Wikipedia.org/wiki/Penelitian_Tindakan_Kelas
Amat Jaedun. 2008. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan.  Makalah Pelatihan PTK
Bagi Guru Di Propinsi DIY. Lembaga Penelitian UNY. 2008.
Ani Widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

Edi Prajitno. 2008. Metode Penelitian Dalam Penelitian Tindakan Kelas. Makalah


Pelatihan PTK Bagi Guru Di Propinsi DIY. Lembaga Penelitian UNY.
2008.

Rochiati Wiriatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosda


Karya

Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian


Tindakan Kelas.  Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1.
Tahun 2008.
Tim Pelatih proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Jakarta: DIKTI

14
15

Anda mungkin juga menyukai