Tentang
Langkah-Langkan Menyusun Penelitian Tindakan Kelas di
Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah
Disusun Oleh:
Alma Sairoha Rambe
Semester : VIII
Dosen Pengampu:
Syahrul Hasibuan, M.Pd.I
1
KATA PENGANTAR
Tak lupa shalawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah
yang telah mencucurkan keringat jihad sebanyak-banyaknya dalam
menda’wahkan kebenaran dan mengamalkan kebajikan.
Dalam kamian makalah ini kami tidak sendirian. Setiap kata demi kata
dalam makalah ini merupakan hasil kerja keras kami serta bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu kami patut menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak dan teman-teman di kampus yang selalu memberi dukungan
dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kami
secara pribadi. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca untuk perbaikan dimakalah-makalah selanjutnya.
Terimakasih
Manggala, Juli 2021
Penulis,
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melaksanakan tugas mengajar sebagai guru pasti pernah dihadapkan
pada berbagai permasalahan baik yang terjadi dalam proses pembelajaran maupun di
luar proses pembelajaran tetapi masih dalam konteks pendidikan di sekolah. Masalah
pembelajaran misalnya; siswa tidak mau memperhatikan pelajaran (minat belajar
rendah atau motivasi belajar rendah), siswa pasif, tidak berani bertanya, prestasi
belajar yang rendah, dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat non-pembelajaran
misalnya perkembangan personal siswa tidak optimal, efektivitas hubungan guru dan
siswa yang kurang baik dan sebagainya. Selain permasalah di atas, sarana prasarana
pendukung pembelajaran yang tidak optimal, dibutuhkan inovasi dari para guru.
Permasalahan-permasalahan seperti itu dapat di kategorikan penyakit yang
kalau tidak segera disembuhkan akan berdampak sistemik pada proses alamiah pada
tubuh manusia. Oleh karena itu hal di atas menuntut segera diatasi agar tidak berlarut-
larut dan berdampak sistemik pada proses pembelajaran selanjutnya. Peningkatan
kualitas pembelajaran harus selalu diupayakan semaksimal mungkin oleh semua
komponen pelaku-pelaku pendidikan, terutama oleh guru yang memiliki tanggung
jawab yang paling besar dalam pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas sudah muncul sekitar belasan tahun yang lalu,Istilah
dalam bahasa inggris adalah classroom Actions Research (CAR).yaitu sebuah
penelitian yang dilakukan di kelas. PTK sangat mendukung program peningkatan
kualitas pembelajaran di sekolah yang muaranya adalah peningkatan kualitas
pendidikan. Hal ini, karena dalam proses pembelajaran, guru adalah praktisi dan
teoretisi yang sangat menentukan. Peningkatan kualitas pembelajaran, merupakan
tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat. Perkembangan Ipteks mengisyaratkan penyesuaian dan peningkatan proses
pembelajaran secara berkesinambungan, sehingga berdampak positif terhadap
peningkatan kualitas lulusan dan keberadaan sekolah tempat guru itu mengajar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2. Apa prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Bagaimana Model Penelitian Tindakan Kelas?
4. Bagaimana Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru?
5. Apa Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas?
6. Bagaimana Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan pada makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3. Model Penelitian Tindakan Kelas.
4. Persyaratan Penelitian Tindakan oleh Guru.
5. Sasaran atau objek penelitian tindakan kelas.
6. Bagaimana Penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.
14
BAB II
PEMBAHASAN
63
3. SWOT sebagai dasar berpijak
Penelitian tindakan harus dimulai dari melakukan analisis SWOT, terdiri dari
unsur-unsur S (Strength) - kekuatan, W (Weaknesses) - kelemahan, O
(Opportunity) - kesempatan, dan T (Threat) - ancaman. Empat hal tersebut dilihat
dari sudut guru yang melaksanakan maupun siswa yang dikenai tindakan. Dengan
berpijak pada hal-hal yang disebutkan, penelitian tindakan dapat dilaksanakan
hanya apabila ada kesejalanan antara kondisi yang ada pada guru dan juga pada
siswa. Tentu saja pekerjaan guru sebelum menentukan jenis tindakan yang akan
dicobakan, memerlukan pemikiran yang matang.
4. Upaya empirik dan sistemik
Prinsip keempat ini merupakan penerapan dari prinsip ketiga. Dengan telah
dilakukannya analisis SWOT, tentu saja apabila guru melakukan penelitian
tindakan, sudah mengikuti prinsip empirik (terkait dengan pengalaman) dan
sistemik, berpijak pada unsur-unsur yang terkait dengan keseluruhan sistem yang
terkait dengan objek yang sedang digarap. Jika guru mengupayakan cara mengajar
baru, harus juga memikirkan tentang sarana pendukung dan hal-hal yang terkait
dengan cara baru tersebut.
5. Ikuti SMART dalam perencanaan
SMART adalah kata bahasa Inggris artinya cerdas, akan tetapi dalam proses
perencanaan kegiatan merupakan singkatan dari lima huruf bermakna.
• S - Specific, khusus, tidak terlalu umum
• M- Managable, dapat dikelola, dilaksanakan
• A - Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau
- Achievable, dapat dicapai, dijangkau
• R - Realistic, operasional, tidak di luar jangkauan dan
• T - Time-bound, diikat oleh waktu, terencana
Ketika guru menyusun rencana tindakan, harus mengingat hal- hal yang
disebutkan dalam SMART. Tindakan yang dipilih peneliti harus khusus, tidak
sulit dilakukan, dapat diterima oleh subjek yang dikenai tindakan dan lingkungan,
nyata bermanfaat bagi dirinya dan subjek yang dikenai tindakan. Selain itu yang
sangat penting adalah bahwa tindakan tersebut sudah tertentu jangka waktunya.
Penelitian tindakan dapat direncanakan dalam waktu satu bulan, satu semester,
atau satu tahun.
85
penelitian tindakan tidak pernah merupakan kegiatan tunggal tetapi selalu berupa
rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal, yaitu dalam bentuk siklus.
96
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan, meliputi peralatan, baik yang dimiliki
oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, ataupun
peralatan yang disediakan dan digunakan di kelas.
5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik
tujuan yang harus di capai melalui pembelajaran, baik susunan maupun tingkat
pencapaian. Oleh karena hasil belajar merupakan produk yang harus
ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain.
6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang
melingkungi siswa dirumahnya. Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan
untuk dilakukan camput tangan, tetapi digunakan sebagai pertimbangan dan
bahan untuk pembahasan.
7. Unsur pengelolaan, yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah
diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Yang digolongkan sebagai
kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru
memberikan tugas, pengaturan urutan jadwal, pengaturan, tempat duduk siswa,
penempatan papan tulis, penataan peralatan milik siswa dan sebagainya.[7]
7
10
H. Langkah-Langkah Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah
(1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah;
Masalah dalam PTK terkait dengan proses pembelajaran yang pada gilirannya
menghasilkan perubahan pada perilaku guru, mitra peneliti dan siswa. Contoh
permasalahan yang di-PTK-kan:
metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode
penemuan;
strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran
daripada satu gaya belajar mengajar;
prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian
kontinyu/otentik;
penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong
timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan;
pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan
mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah
kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri;
pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi
perilaku;
administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah
(Cohen dan Manion, 1980: 181).
Kriteria dalam penentuan masalah:
Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus
signifikan dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program;
Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai
memilih masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para
penelitinya dan waktunya terlalu lama;
Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi
fundamental mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat
dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini daripada berdasarkan fenomena
dangkal
Contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus penelitian tindakan:
rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis pada Siswa Kelas
IX;
rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris;
rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa;
rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan
mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut;
Rumusan Masalah Penelitian
Inti suatu masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang
diinginkan. Oleh karena itu rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang
kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan.
11
8
memberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan beberapa
jenis kegiatan, bergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan
masalahnya; analisis sebab dan akibat tentang kesulitan yang dihadapi,
pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data penelitian yang tersedia,
atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk
mengubah perspektif orang-orang yang terlibat dalam penelitian tentang
masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi di antara para
peserta penelitian dan fasilitatornya, juga kajian pustaka yang berhubungan.
12
BAB III
PENUTUP 9
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penelitan tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat kasuistik dan
berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada didalam kelas yang
dilaksanakan untuk memecahka permasalahan-permasalahan yang terjadi guna
meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.
2. Metode penelitian PTK adalah suatu cara atau prosedur yang didilakukan oleh
peneliti untuk mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut.
3. Metode penelitian terdiri atas: 1)setting penelitian; tempat penelitian, waktu
penelitian, siklus ptk, 2)persiapan ptk, 3)subjek penelitian, 4)sumber data; siswa,
guru, teman sejawat dan kolaborator, 5)teknik pengumpulan data; teknik
pengumpulan data ptk, alat pengumpul data ptk, 6)indikator kerja; siswa, guru,
7)analisis data, 8)siklus penelitian; siklus 1, siklus 2, siklus 3, 9)personalia
penelitian, 10)rencana pembiayaan, 11)rencana kerja.
4. Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, langkah-langkah/prosedur umum
yang dapat dilakukan meliputi: Pengembangan/penetapan fokus masalah
penelitian, Perencanaan tindaan perbaikan, Pelaksanaan tindakan perbaikan,
observasi dan interpretasi, Analisis dan refleksi, Perencanaan tindak lanjut.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa. Tujuan utama PTK adalah untuk perbaikan dan
peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar di dalam
kelas.
B. Saran
13
Demikianlah makalah yang dapat saya susun, semoga bermanfaat untuk kita
semua dan pastinya makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya mohon
partisipasinya untuk memberi saran dalam menelaah makalah ini lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA
10
Prof Arikunto,Suharsimi,dkk.Penelitian tindakan kelas,(Jakarta:Bumi
Aksara,2007),hal 2
http/Wikipedia.org/wiki/Penelitian_Tindakan_Kelas
Amat Jaedun. 2008. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan. Makalah Pelatihan PTK
Bagi Guru Di Propinsi DIY. Lembaga Penelitian UNY. 2008.
Ani Widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.
14
15