Anda di halaman 1dari 3

KISAH PEMILIK KAMBING DAN PEMILIK KEBUN

Penulis naskah: Amaria ifada

Kisah ini disebutkan di Al-qur’an. Surat al-anbiaya ayat 78 yg berbunyi:

‫وداود وسليمن اذكيكمن فى الحرث اذ نفشت فيه غنم القوم وكنالحكمهم‬


‫شهدين‬

Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Daut dab sulaiman, ketika keduanya memberikan keputusan mengenai
ladang, karena (ladang itu) dirusak oleh kambing-kambing milik kaumnya. Dan kami menyaksikan
keputusan (yang diberikan) oleh mereka itu.”

Peristiwa ini terjadi pada masa pemerintahan nabi daut AS, dalam kisah ini diceritakan bahwa anak
nabi daut yaitu sulaiman membatu sang ayah dalam menyelesaikan persoalan, antara pemilik
kambing dan pemilik kebun

Sepeninggal tolu nabi daut diberi amanah untuk menggantikan nya menjadi raja bani israil. Allah
swt mengangkat beliau menjadi nabi dan rasul

Nabi daut adalah seorang raja yang adil dan bijaksana, semua rakyat hormat kepadanya. Jika ada
persoalan yang tidak bisa diselesaikan oleh kaumnya tak jarang mereka menemui nabi daut agar
diberi solusi

Pada suatu malam segerombolan kami merusak kebun anggur milik seorang petani, keesokan hari
nya sipemilik kambing mencari kemana perginya hewan peliharaan nya yang tak kunjung pulang,
ternyata didapati kambingnya disebuah kebun anggur

“Astagfirullah halazim kambing-kambingku apa yang telah kalian lakukan pada kebun anggur ini,
kenapa kalian menghancurkan nya jadi seperti ini aduhhhh”

Tak lama kemudian datanglah sipemilik kebun, ia terkejut melihat penampakan kebunnya yang
hancur

“Ya allah apa yang terjadi pada kebunku, aaaa kebunku, wahai tuan benarkah ini semua ulah
kambing-kambingmu?, padahal hari ini aku berniat untuk melakukan panen”

“Maaf sekali tuan, aku juga tidak menyangka kambing-kambingku akan memakan hasil panenmu,
biasanya mereka mencari makan ditempat lain”

Sipemilik kambing merasa bersalah kepada pemilik kebun karna ulah kambing-kambingnya

“Wahai tuan pemilik kambing, aku akan memaafkan mu, jika kau menyerahkan kambing-kambingmu
sebagai ganti rugi atas kerusakan kebunku”

“Hmmmm maaf tuan kurasa ini sedikit tidak adil bagiku, bagaimana jika kita meminta pendapat dari
raja, aku yakin beliau bisa berlaku adil dalam penyelesaian persoalan ini”

“Baiklah aku setuju”


Kemudian keduanya berangkat menuju istana nabi daut, tampak disana nabi daut dan sulaiman
sedang bercengkrama, saat itu sulaiman masih sangat muda dan belum diangakat menjadi nabi oleh
Allah.

“Wahai kaumku apa gerangan yang membuat kalian datang keistana sepagi ini”

“Wahai raja, tepat nya tadi malam kambing-kambing milik tuan ini merusak kebun anggur milikku,
tidak hanya itu kambing-kambing milik tuan ini juga memakan buahnya akibatnya keluarga kami
gagal panen hari ini”

“Benarkah yang dikatan tuan pemilik kebun itu wahai tuan pemilik kambing?

“Benar wahai raja, ini kali pertama terjadi , biasanya kambing-kambing itu tidak pernah mencari
makan dikebun orang”

“Saya telah meminta ganti rugi kepada tuan ini, namun dia merasa keberatan”

“Akhirnya kami kemutuskan untuk menemui mu tuan, kami yakin tuan dapat berlaku adil dalam
menyikapi persoalan ini wahai raja”

Nabi daut mendengarkan penjelasan dari kedua orang ini dengan seksama begitu juga dengan
sulaiman yang menyimak percakapan mereka sedari tadi

“Hmmmm setelah aku mendengarkan penjelasan kalian, aku memutuskan bahwa tuan pemilik
kambing harus menyerahkan kambing-kambingnya sebagi ganti atas kerusakan kebun dan hasil
panen milik tuan ini”

“Benarkah apa kataku tadi”

Mendengarkan keputusan dari nabi daut sipemilik kambing sangat sedih

“Ya allah aku tidak ingin kehilangan kambing-kambingku hartaku hanya kambing-kambing itu”

“Hmmm wahai ayah bolehkah aku berpendapat mengenai persoalan ini”

“Silahkan wahai sulaiman, katakan pendapat mu”

“Menururku, bagaimana jika tuan pemilik kambing ini mengganti tanaman yang rusak dengan
tanaman yang baru sampai hasil panen berikutnyaa, jadi kambing-kambing milik tuan ini hanya
diserahkan sementara ke tuan pemilik kebun, nah sembari menunggu taun pemilik kebun
diperbolehkan untuk mengambil manfaat dari kambing-kambing milik tuan ini seperti susu dan
bulunya”

Nabi daut tersenyum melihat kebijaksanaan anaknya

“Ya aku setuju dengan usul itu, engkau sungguh cerdas dan bijaksana wahai sulaiman”

“Terimakasih wahai ayah, sesungguhnya semuaa ilmu yang aku memilik adalah karunia dari Allah”

“Subahanallah maha suci Allah”

“Jadi seperti yang kaliam dengar dari sulaiman barusan keputusanku, bagaimana tuan-tuan?, apakah
kalian dapat menerimanya?”

“Iya, sama menerimanya wahai raja”

“Alhamdulillah, terimakasih wahai raja dan sulaiman”


Demikianlah akhir kisah pemilik kambing dan pemilik kebun pada zaman nabi daut

Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah ini, yaitu:

Hendaknya kita membiasakan diri untuk bersikap adil dalam segala persoalan dan kita jangan mudah
berbangga diri atas ilmu yang kita miliki

Wallahualam bisowab

Anda mungkin juga menyukai