Anda di halaman 1dari 32

KEBUTUHAN

AKTIVITAS
DAN LATIHAN
Ns. Suci Ratna Estria, M.Kep
Tulang

Otot &
Sendi
Tendon

Sistem
Ligament
syaraf

Sistem tubuh yang berperan dalam


Kebutuhan Aktivitas
Tulang merupakan organ yang memiliki
berbagai fungsi, yaitu :

Fungsi mekanika untuk membentuk rangka


dan tempat melekatnya otot.

Sebagai tempat penyimpanan mineral


khususnya kalsium yang bisa
dilepaskan setiap saat sesuai kebutuhan

Fungsi tempat sumsum tulang dalam


membentuk sel darah

Fungsi pelindung organ-organ dalam

Tulang
Otot &
Tendon
Otot memiliki kemampuan
berkontraksi yang memungkinkan
tubuh bergerak sesuai dgn
keinginan.
Ligamen
Ligamen merupakan bagian yang
meghubungkan tulang dengan tulang
Sistem
Syaraf
Setiap syaraf memiliki bagian syaraf
somatis (memiliki fungsi sensorik &
motorik) & otonom
Sendi
Merupakan tempat dua atau
lebih ujung tulang bertemu.
Merupakan kemampuan individu
untuk bergerak secara bebas, mudah
Mobilitas dan teratur dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya.
1. Mobilitas Penuh
2.Mobilitas Sebagian

Jenis Mobilitas
Merupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak
secara bebas penuh sehingga
dpt melakukan interaksi
sosial.

Mobilitas penuh ini


merupakan fungsi saraf
motorik & sensorik u/
mengotrol area tubuh

Mobilitas Penuh
Merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas
karena dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik.

Mobilitas Mobilitas sebagian ini terbagia dlm :


1. Mobilitas sebagian temporer :

Sedang Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara.
2. Mobilitas sebagian permanen :
Merupakan kemampuan individu untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap, hal tersebut diakibatkan
oleh kerusakan sistem syaraf yang sifatnya menetap.
Faktor yang mempengaruhi mobilitas
Gaya hidup

Usia & status Proses


perkembangan penyakit/cedera

Tingkat energi Kebudayaan


Immobilitas
Merupakan keadaan dimana seseorang
tidak dapat bergerak secara bebas
karena kondisi yang mengganggu
pergerakan (aktivitas).
Jenis Immobilitas
• Merupakan pembatasan untuk
bergerak secara fisik
• Tujuan menegah terjadinya
gangguan komplikasi
pergerakan
Immobilitas intelektual

• Merupakan keadaan ketika seseorang


mengalami keterbatasan daya fikir.
• Cth : pd pasien yang mengalami
kerusakan otak akibat suatu penyakit.
Immobilitas
Emosional

Keadaan ketika seseorang mengalami


pembatasan secara emosional karena
adanya perubahan secara tiba-tiba dalam
menyesuaikan diri.
Cth : seseorang stress berat akibat bedah
amputasi.
Imobilitas Sosial
Keadaan individu yang mengalami hambatan dalam
melakukan interaksi sosial karena keadaan penyakitnya
sehingga dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan
sosial.
Perubahan Sistem tubuh akibat Imobilitas

Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilitas mengganggu
metabolisme secara normal. Hal
tersebut dapat dijumpai pada
menurunnya Basal Metabolisme Rate
(BMR) yang menyebabkan
berkurangnya energi untuk perbaikan
sel-sel tubuh, sehigga dapat
mempengaruhi gangguan oksigenisasi
sel.
Ketidakseimbangan Cairan dan
Elektrolit

Ketidakseimbangan cairan & elektrolit


mengakibatkan persediaan protein
menurun dan konsentrasi protein serum
berkurang
Berkurangnya perpidahan cairan dari
intravaskuler ke interstisial dapat
menyebabkan edema.
Gangguan Perubahan
Zat Gizi Terjadinya ggn zat gizi yg
disebabkan oleh
menurunnya pemasukan
protein dan kalori dapat
megakibatkan
pengubahan zat-zat
makanan pada tingkat sel
menurun, dimana sel
tidak lagi menerima zat
makanan dalam jumlah yg
cukup untuk
melaksanakan
aktivitasnya.
Gangguan Fungsi
Gastroitestinal

Imobilitas dapat menurunkan hasil makanan yang


dicerna, mengakibatkan menurunnya jumlah masukan
cukup, menimbulkan gejala : kembung, mual, nyeri
lambung dan gangguan eliminasi.
Perubahan Sistem
Pernafasan

Akibat imobilitas kadar hemoglobin menurun dan


menurunnya aliran oksigen dari alveoli ke jaringan
Ekpansi paru menurun dapat terjadi akibat tekanan yg
meningkat oleh permukaan paru.
Perubahan musculoskeletal

1). Gangguan Muskular


Menurunnya massa otot menyebabkan turunnya kekuatan otot. Berkuragnya Perubahan Kardiovaskular
massa otot dapat menyebabkan atropi pada otot.
Terjadi hipotensi ortostatik dpt disebabkan oleh menurunnya
2). Gangguan Skeletal : kemampuan syaraf otonom.
Kontraktur sendi → kondisi yang abnormal dgn kriteria adanya fleksi dan
fiksasi yang disebabkan atropi / memendeknya otot Pada posisi yang tetap dan lama refleks neuromuskuler akan
Osteoporosis → ↑ reabsorbsi tulang, & ↓ jumlah kalsium dalam darah karena menurun dan menebabkan kontriksi pada pembuluh darah.
banyak yang keluar melalui urine
Gangguan Sistem
Integumen

• Yang terjadi berupa menurunnya elastisitas


kulit karena menurunnya sirkulasi darah.

• Terjadinya iskemia serta nekrosis jaringan


superfisial dengan adanya luka dekubitus sebagai
akibat tekanan yang kuat da penurunan sirkulasi
dijaringan
Perubahan Eliminasi

• Menurunnya jumlah urine yang mungkin


disebabakan oleh kurangnya asupan dan
penurunan curah jantung sehingga aliran
darah renal dan urine berkurang.
Perubahan Perilaku

Akibat imobilitas timbul rasa bermusuhan,


bingung, cemas, emosional tinggi, depresi,
perubahan siklus tidur dan menurunnya
koping mekanisme.
Asuhan
Keperawatan
Anestesi
Pengkajian Meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi keluhan/ggn ,
spt : adanya nyeri, kelemahan otot, kelelahan, tingkat mobilitas
Riwayat Kesehatan Sekarang dan imobilitas

Daerah terganggunya mobilitas dan imobilitas

Lamanya terjadi gangguan.


Next Pengkajian…
Penyakit
Neurologis : Penyakit
Kardiovaskuler :
Trauma kepala, ↑ IMA, gagal
tek intrakranial,
jantung dll.
dll.

Riwayat Keperawatan
Penyakit yg pernah
diderita
Penyakit
Penyakit
Muskuloskeletal
Pernafasan :
: Osteoporosis,
PPOM,
fraktur, Artritis,
Pneumonia, dll.
dll.
Derajat 5 Kekuatan normal dimana seluruh gerakan
dapat dilakukan otot dengan tahanan maksimal
dari proses yang dilakukan berulang-ulang tanpa
menimbulkan kelelahan.
Kemampuan Fungsi
Motorik
Derajat 4 Dapat melakukan Range of Motion (ROM) secara
penuh dan dapat melawan tahanan ringan
Pengkajiannya meliputi : tangan dan kaki Derajat 3 Dapat melakukan ROM secara penuh dengan melawan
bagian kiri dan kanan dinilai apakah ada / gaya berat (gravitasi) tetapi tidak dapat melawan
tahanan.
tidaknya kelemahan, kekuatan dan spasme.
Derajat 2 Dengan bantuan atau menyangga sensi dapat
melakukan ROM secara penuh
Untuk mengetahui kekuatan dan
kemampuan fungsi motorik perlu diperiksa
tentang kemampuan otot dan perlu Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot
dilakukan pemeriksaan derajat kekuatan otot
yang dibuat ke dalam enam derajat (0-5).
bersangkutan tanpa menimbulkan gerakan

Derajat 0 Tidak ada kontraksi otot sama sekali


Minta pasien melakukan fleksi pada lengandan beri tahanan
Cara untuk memeriksa Pemeriksaan Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi lengan, lalu beri tahanan.
kekuatan otot dengan kekuatan otot bahu Nilai kekuatan otot dengan menggunakan skala 0-5
menggunakan derajat kekuatan
otot tersebut sebagai berikut

Minta pasien melakukan gerakan fleksi pada siku dan beri tahanan
Pemeriksaan Lakukan prosedur yang sama untuk gerakan ekstensi siku, lalu beri tahanan.
kekuatan otot siku Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5

Periksa kekuatan otot


ekstremitas atas

Pemeriksaan Minta pasien meletakan lengan bawahnya diatas meja dengan telapak tangan menghadap keatas
kekuatan otot Minta pasien melakukan gerakan fleksi pada telapak tangan dengan melawan tahanan
pergelangan tangan Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5

Pemeriksaan Minta pasien meregangkan jari-jari dengan melawan tahan


kekuatan otot jari- Nilai kekuatan otot dengan mengguankan skala 0-5
jari tangan
Materi Bersambung….

Anda mungkin juga menyukai