Anda di halaman 1dari 6

NAMA : TRI SUCI MANDASARI

NIM : 855853088

MATA KULIAH : Evaluasi Pembelajaran di SD

TUGAS TUTORIAL 3

1. Jelaskan manfaat pelaksanaan pre-test - posi-test dalam proses pembelajaran?

2. Post-test dan tes sumatif sama-sama dilakukan pada akhir program pembelajaran. Dimanakah

letak perbedaan keduanya? jelaskan!

3. Berikan minimal 3 contoh penggunaan penilaian non-test!

4. Pendekatan penilaian manakah yang tepat digunakan untuk mengolah hasil penilaian formatif?

jelaskan!

5. Jika dari hasil pre-test diketahui bahwa siswa telah menguasai konsep mengembun maka

konsep tersebut tidak perlu anda sampaikan dalam pembelajaran. Mengapa? berikan pendapat

anda!
JAWABAN

1. Adapun manfaat dari diadakannya pree test adalah untuk mengetahui kemampuan awal

peserta mengenai pelajaran yang disampaikan.

Manfaat dari diadakannya post test ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang

kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian pelajaran

Pre test diberikan dengan maksud untuk mengetahui apakah ada diantara peserta yang

sudah mengetahui mengenai materi yang akan diajarkan. Pre test juga bisa di artikan

sebagai kegiatan menguji tingkatan pengetahuan peserta terhadap materi yang akan

disampaikan, kegiatan pre test dilakukan sebelum kegiatan pengajaran diberikan. Adapun

manfaat dari diadakannya pree test adalah untuk mengetahui kemampuan awal peserta

mengenai pelajaran yang disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal peserta ini,

fasilitator akan dapat menentukan cara penyampaian pelajaran yang akan di tempuhnya

nanti.

Post test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah pelajaran/materi telah

disampaikan. Singkatnya, post test adalah evalausi akhir saat materi yang di ajarkan pada

hari itu telah diberikan yang mana seorang fasilitator memberikan post test dengan

maksud apakah peserta sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang baru saja

diberikan pada hari itu. Manfaat dari diadakannya post test ini adalah untuk memperoleh

gambaran tentang kemampuan yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian pelajaran.

Hasil post test ini dibandingkan dengan hasil pre test yang telah dilakukan sehingga akan
diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah dilakukan,

disamping sekaligus dapat diketahui bagian bagian mana dari bahan pengajaran yang

masih belum dipahami oleh sebagian besar peserta.

2. Pos tes dan tes sumatif sama-sama dilakukan pada akhir program pembelajaran.
Perbedaannya adalah :

a. Pos Tes

Bentuk pertanyaan yang diberikan setelah pelajaran/materi telah disampaikan.

b. Tes Sumatif

Bentuk tes yang diberikan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai
diberikan.

*Pengertian

● Pos Test atau Tes Akhir adalah evaluasi akhir ketika materi yang telah di ajarkan pada
hari itu dan materi yang sudah diberikan. Seorang guru memberikan post test dengan
tujuan apakah murid mengerti dan memahami tentang materi pada hari itu yang baru saja
diberikan.
● Test Sumatif adalah tes dilakukan setelah berakhirnya pemberian kumpulan program
pengajaran maupun sebuah program pengajaran yang lebih besar.

* Tujuan

a. Post Test

Untuk mendapatkan gambaran tentang kemampuan yang telah dicapai sesudah berakhirnya
penyampaian materi pelajaran.

b. Test Sumatif

Untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik sesudah


menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu

*Bentuk Post Test dan Test Sumatif

a. Post Test
Isi atau materi tes akhir adalah bahan-bahan pelajaran penting, yang telah diajarkan kepada
peserta didik dan biasanya naskah untuk tes akhir dibuat sama dengan naskah tes awal.

b. Tes Sumatif

Di sekolah lebih dikenal dengan istilah “Ulangan Umum” atau “EBTA” (Evaluasi Belajar
Tahap Akhir), hasilnya akan digunakan untuk mengisi nilai dalam rapor atau untuk mengisi
nialai ijazah (STTB).

Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, supaya semua siswa mendapatkan soal yang sama.
Tes Sumatif untuk menentukan :

● Kedudukan dari masing – masing para peserta didik di tengah-tengah kelompoknya;


● Dapat atau tidaknya para peserta didik untuk mengikuti pengajaran ke jenjang
berikutnya (yang lebih tinggi),
● Kemajuan para peserta didik, untuk diinformasikan kepada orang tua mereka,
kepada petugas bimbingan dan konseling, kepada lembaga-lembaga pendidikan lainnya
ataupun pasar kerja,dalam bentuk Rapor atau STTB (Surat Tanda Tamat Belajar).

3. Teknik penilaian non-tes dapat digunakan untuk mengetahui proses dan produk dari hasil

belajar peserta didik, misalnya berkaitan dengan kompetensi sikap. Berikut ini beberapa

jenis teknik penilaian non-tes:

a) Observasi
Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan

menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan

pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan diamati

(Rosana, 2014).

b) Wawancara
Teknik wawancara pada satu segi mempunyai kesamaan arti dengan tes

lisan yang telah diuraikan di atas. Teknik wawancara ini diperlukan pendidik

untuk tujuan mengungkapkan atau menanyakan lebih lanjut hal-hal yang


kurang jelas informasinya. Teknik wawancara ini dapat pula digunakan

sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang dialami peserta didik tanpa ada

maksud untuk menilai.

Wawancara terdiri dari dua jenis yaitu wawancara langsung dan tidak langsung.

Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara

pewawancaraatau guru dengan orang yang diwawancara atau peserta didik tanpa

melalui perantara. Wawancara tidak langsung adalah pewawancara tau guru

menanyakan sesuatu kepada peserta didik melaui perantaraan orang lain atau

media.

c) Penugasan
Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik

melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan

dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok. Penugasan ada yang

berupa pekerjaan rumah atau berupa proyek. Pekerjaan rumah adalah tugas yang

harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas, misalnya menyelesaikan

soal-soal dan melakukan latihan. Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan

kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan

dalam waktu tertentu dan umumnya menggunakan data lapangan.

4. Strategi penilaian tersebut dalam penilaian formatif bisa berupa observasi, diskusi siswa,

umpan balik, self assessment dan peer assessment.

Self assessment merupakan hal penting yang dilakukan siswa dalam upaya menyadari adanya

gap. Guru berperan untuk mengkomunikasikan tujuan pembelajaran dan mendorong siswa untuk

melakukan self assessment dalam upaya mencapai tujuan. Umpan balik perlu dilakukan di dalam
kelas oleh guru dan siswa secara timbal balik. Pemberian umpan balik dapat memotivasi siswa

untuk belajar, mendorong siswa untuk tertarik pada pembelajaran, meningkatkan hasil belajar,

menimbulkan optimisme, self regulating learning, dan mengembangkan potensi metakognisi.

Keberhasilan penggunaan penilaian formatif sangat tergantung kemampuan guru mengorganisasi

siswa dalam pembelajaran. Terdapat lima faktor kunci yang dapat meningkatkan pembelajaran

melalui penilaian formatif4. Kelima faktor kunci tersebut adalah: (a) menyediakan umpan balik

yang efektif untuk siswa, (b) secara aktif melibatkan siswa dalam pembelajaran, (c) mengatur

pembelajaran yang memungkinkan siswa memperoleh nilai baik ketika dilakukan penilaian, (d)

memperkenalkan pengaruh besar penilaian terhadap motivasi, dan (e) mempertimbangkan

kebutuhan siswa untuk menilaidirinya sendiri dan untuk memahami bagaimana cara

meningkatkan hasil belajarnya.

5. Karena, siswa tersebut sudah memahami materi yang diberikan, maka guru tidak perlu adanya

pengulangan materi yang sama, guru bisa melanjutkan penyampaian materi yang berikutnya

kepada siswa.

Anda mungkin juga menyukai