PUSKESMAS MEDANG
Kategori : Kesehatan
Ringkasan Proposal
Keberadaan penerita gangguan jiwa atau Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGI)
masih dianggap sebelah mata. Bahkan tidak sedikit yang menaggapnya sebagai
masyarakat kelas 2 (dua). Kondisi ini menjadikan upaya penyembuhan terhadap
penderita gangguan jiwa terhambat. Anggapan negatif masyarakat umum terhadap
penderita gangguan jiwa bisa menambah bebas psikologis penderitanya. Masih
dijumpai dalam penanganan penderita gangguan jiwa, penderita diasingkan bahkan
adapula yang dipasung. Perlakuan semacam ini tidak efektif.
Melihat kondisi tersebut UPTD Puskesmas Medang melaksanakan pelayanan
langsung ke lokasi pasien ODGJ, selanjutnya disebut JEMPOL ODGJ. Kegiatan ini
merupakan pendampingan, penanganan pasien ODGJ/ ODMK di wilayah kerja
Puskesmas Medang..
Kegiatan Jemput Bola Orang Dengan Gangguan Jiwa (JEMPOL ODGJ) melalui
survei, kunjungan, penanganan, pendampingan yang dilaksanakan langsung
ditempat tinggal atau tempat ODGJ berada dengan harapan besar mampu
menurunkan kasus ODGJ . Melalui kegiatan ini penderita gangguan jiwa dapat
memperoleh penanganan terjangkau dan mudah didapat.
Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan berbagai pihak seperti UPTD Puskesmas
Medang sebagai penangungjawab inovasi dan pendanaan kegiatan serta
masyarakat. Hasil evaluasi yang dilakukan, kinerja kegiata JEMPOL ODGJ
menunjukkan hasil yang baik hal ini ditunjukkan pada Tahuun 2019 sebelum
diterapkan inovasi baru tertangani 15 Orang, Pada 2020 setelah diterapkan inovasi
tertangani 85 Pasien ODGJ, dan 2021 sampai dengan bulan April tertangani 108
Pasien ODGJ.
Kesesuaian Kategori
EMPOL ODGJ (Jemput Bola Orang Dengan Gangguan Jiwa) merupakan sebuah
inovasi yang efektif dalam penanganan penderita gangguan jiwa serta pemahaman
kepada masyarakat tentang penanganan penderita gangguan jiwa sebagai upaya
pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa, berdasarkan survei lapangan penderita gangguan jiwa mendapat stigma
negatif dalam yang diwujudkan dalam bentuk perlakuan terhadap penderita
gangguan jiwa meliputi: penolakan, pengucilan, kekerasan yang dilatarbelakangi
anggapan masyarat yang merasa terancam dan timbul rasa takut terhadap
keberadaan penderita gangguan jiwa dilingkunganya, dengan harapan besar
dengan diterapkan inovasi ini diharapkan mampu mewujudkan derajad kesehatan
jiwa yang optimal bagi setiap individu, keluarga dan masyarakat.
Deskripsi Inovasi
JEMPOL ODGJ (Jemput Bola Orang Dengan Gangguan Jiwa) Sebagai
implementasi kegiatan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan ODGJ
masyarakat dalam pencapaiam SDGs tentang Kesehatan Jiwa yaitu:
1. Survey bersama kader dalam kegiatan SMD (Survey Mawas diri)
2. Kunjungan hasil survey pada kasus ODGJ/ODMK yang baru
3. Mendampingi Rujukan pada ODGJ/ODMK yang baru
4. Pemantauan minum Obat pada penderita ODGJ
5. Penanganan amuk dan kekerasan pada kasus ODGJ termasuk melepas pasung
6. Sarasehan keluarga ODGJ
7. Penyuluhan kesehatan ODGJ
8. Pendampingan Rujukan Kasus ODGJ ke RS pada kasus lama
9. Self repairing question npire(RSQ) pada kasus PTM
10. Rekomendasi lewat WA/SMS pada kader atau keluarga ODGJ dalam
pemberitahuan/kunjungan ulang/jadwal kontrol.
JEMPOL ODGJ (Jemput Bola Orang Dengan Gangguan Jiwa) merupakan kegiatan
dalam memberikan terobosan dan solusi dalam meningkatkan cakupan pelayanan
kepada pasien dengan ODMK dan ODGJ di masyarakat. Pendekatan dalam
pemecahan masalah Kesehatan Jiwa tidak hanya dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja melainkan juga dari pendekatan lain yaitu
pendekatan dan dukungan lintas sektoral. Peran lintas sektoral terhadap program
inovasi ini adalah : Ikut menggalang komitmen lintas sektoral dalam memberikan
dukungan kegiatan. Membuat kebijakan di tingkat kecamatan maupun desa
berkaitan dengan program kesehatan khususnya melawan stigma masyarakat
tentang ODGJ.
Sumber daya
Sejalan dengan Tata Nilai Puskesmas Medang yaitu PRIMA : Profesional, Ramah,
Inovatif, Maju, Akuntable segenap karyawan dan karyawati puskesmas dituntut
dapat mengeksplorasi hasil pemikirannya dalam bentuk kegiatan inovasi untuk maju
dalam berkarya sehingga dapat lebih bermanfaat dalam pengabdian kepada
masyarakat.
Kreatifitas dan Inovasi ini juga melibatkan berbagai pihak dalam mencari terobosan
model kegiatan baru. Harapannya kreatifitas yang dituangkan dalam bentuk inovasi
kegiatan tersebut mampu mengatasi masalah dan memberikan dampak positif
terhadap masyarakat. Kegiatan inovasi adalah JEMPOL ODGJ (Jemput Bola Orang
Dengan Gangguan Jiwa) adalah bentuk inovasi kegiatan dalam memberikan
terobosan dan solusi dalam meningkatkan cakupan pelayanan kepada pasien
dengan ODMK dan ODGJ di masyarakat guna mensukseskan pencapaian program
SDGs (Kesehatan Jiwa).
Pihak-pihak yang terlibat dalam melaksanakan Inovasi ini adalah seluruh karyawan.
Pendekatan dalam pemecahan masalah Kesehatan Jiwa tidak hanya dilakukan
dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja melainkan juga dari
pendekatan lain yaitu pendekatan dan dukungan lintas sektoral. Lintas sektoral
terdiri dari Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam), Kepala Desa
dan perangkatnya, Kader Kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan unsur
lain yang ada di masyarakat Ikut menggalang komitmen lintas sektoral dalam
memberikan dukungan kegiatan. Membuat kebijakan di tingkat kecamatan maupun
desa berkaitan dengan program kesehatan khususnya melawan stigma masyarakat
tentang ODGJ.
Strategi Keberlanjutan
Guna menjamin keberlangsungan Pelaksanaan JEMPOL ODGJ oleh UPTD
Puskesmas medang yang diawali 22 Oktober 2019 yang dijadikan materi Rakor
Lintas Sektor pada wilayah kerja Puskesmas Medang, pada tanggal 2 Januari 2020
JEMPOL ODGJ ditetapkan menjadi program inovasi puskesmas yang tertuang
dalam Keputusan Kepala Puskesmas Medang Nomor 800/001/I/2020 sebagai
tindaklanjut Peraturan Bupati Nomor 29 tahun 2018 tentang Germas, dimana dalam
salah satu poin kebijakan mengatur tentang aktivitas pencegahan dan deteksi dini
penyakit.
Melalui kordinasi yang baik dengan lintas sektor yang terdiri pihak internal dan
kerjasama baik dengan pihak eksternal yang meliputi: Dinas Kesehatan, Dinas
Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kecamatan, Polsek
Blora, Desa dan seluruh elemen masyarakat wlayah kerja Puskesmas medang
sampai hari ini masih berjalan dan akan terus dijaga keberlangsungannya mengingat
penanganan masalah kesehatan jiwa tidak hanya dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja melainkan melalui pendekatan sosiologis,
psikologis, religi yang membutuhkan peran aktif keluarga dan masyarakat.
Upaya penjaminan mutu pelaksanaan inovasi sebagai bagian dari implementasi
janji dan motto pelayaan dituangkan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)
JEMPOL ODGJ dengan prosedur sebagai berikut: Laporan Warga, Kunjungan
Pasien, Konsultasi Dokter, Rujukan Pasien, Kunjungan pasien pasca rujuk,
pemantauan minum obat, kontrol Puskesmas dan pemantuan melalui keluarga.
Evaluasi
A. Evaluasi internal dan eksternal
Evaluasi implementasi JEMPOL ODGJ melibatkan berbagai pihak antara
lain : Dinas Kesehatan Blora, Dinas Sosial Pemberdayaan Perenpuan dan
Perlindungan Anak, Kecamatan Blora, Desa yang termasuk wilayah kerja
Puskesmas medang. Hasil evaluasi tersebut berbanding lurus dengan
peningkatan pelayanan khususnya upaya preventif penderita gangguan jiwa
dapat dilihat pada Tahun 2019 jumlah kasus 15 yang dirujuk 0 yang terkontrol
15, pada tahun 2020 jumlah kasus 85 tang terkontrol 85 yang dirujuk 6. Tahun
2021 sampai dengan april jumlah kasus 108 terkontrol 108 dirujuk 5.
B. Metode pelaksanaan evaluasi
Teknik evaluasi yang digunakan dalam penanganan Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) dan melalui JEMPOL ODGJ adalah dengan menilai
jumlah masyarakat yang menderita gangguan jiwa dibandingkan dengan
berapa persen dari jumlah kasus tertangani dengan program JEMPOL ODGJ.
Evaluasi dilakukan secara bulanan yang berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan, Kecamatan maupun pemerintah desa.
Adapun indikator keberhasilan dari implementasi inovasi JEMPOL ODGJ ini
adalah tertanganinya seluruh kasus laporan terkait masyarakat yang menjadi
penderita gangguan jiwa dengan terpenuhinya standar nilai kesehatan jiwa.
C. Hasil Evaluasi
sebelum adanya JEMPOL ODGJ penderita gangguan jiwa banyak yang tidak
tertangani secara medis, penderita atau keluarga enggan melakukan
pemeriksaan karena malu, tindakan keluarga/ masyarakat dengan
keterbatasan pengetahuan tentang penanganan penderita gangguan jiwa
membawa masyarakat dan keluarga penderita pada tindakan yang tidak
teapat baik dengan dikurung, dipasung atau diikat dengan tujuan penderita
tidak bisa kemana-mana. Namun saat ini penanganan lebih optimal dan
paradigma masyarakat tentang ODGJ sudah lebih baik dan lebih berempati.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan bersama pemerintah desa
maupun Dinas Kesehatan Blora menunjukkan hasil yang baik maka kegiatan
ini wajib dilaksanakan dengan pengembangan terhadap peningkatan
kesehatan jiwa masyarakat.
D. Penyesuaian layanan yang dilakukan guna merespons pandemi COVID-19
Dimasa pandemi COVID-19 perekonomian dimana perekonomian terpuruk
yang menyebabkan pendapatan masyarakat berkurang serta pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi menjadi ancaman nyata bagi
kesehatan jiwa dan cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat tahun 2019
jumlah Kasus 15 tertangani 15, Tahun 2020 jumlah Kasus 85 tertangani 85,
Tahun 2021 sd bulan april jumlah 108 tertangani 108.
Sebelum pandemi Covid-19, masyarakat/ warga yang keluarganya menderita
gangguan jiwa melaporkan kepada perangkat desa/ bidang desa selanjutnya
bidan desa melaporkan kasus tersebut dengan sebelumnya melaksanakan
pemeriksaan dirumah dengan pasien melalui pengisian kuesioner SRQ.
Selanjutnya hasil identifikasi awal dilaporkan kepada Tim JEMPOL ODGJ
untuk dilaksanakan tindakan penanganan lanjutan.
Pada masa Pandemi ini penanganan pasien langsung ditangani Tim JEMPOL
ODGJ dengan menggunakan APD lengkap serta melakukan Tes Rapid
Antibody atau Antygen pada penderita gangguan jiwa, khususnya tahapan
Pemantauan melalui Keluarga/ Kader/ Masyarakat dilaksanan melalui media
sosial/ telp guna memutus rantai covid-19 sehingga protokol kesehatan
terpenuhi. Selain itu penerapan JEMPOL ODGJ di masa pandemi ini dapat
berjalan dengan baik dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Keterlibatan pemangku kepentingan
Pihak yang terlibat dalam inovasi JEMPOLODGJ adalah Puskesmas, Bidan Desa,
Dinas Kesehatan Blora, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, Pemerintah Desa, Lembaga Kemasyarakatan. Polsek Blora, Bhabinsa
Dalam pengembangan inovasi ini Puskesmas Medang selaku motor utama yang
menyusun proses dan tatalaksana dari inovasi yang dibuat dan Dinas Kesehatan
Kabupaten Blora melakukan Quality Control atas inovasi JEMPOL ODGJ apakah
sudah sesuai dengan standar WHO atau belum, Kecamatan Blora memberikan
dorongan dan komitmen dalam penurunan angka ODGJ, Pemerintah Desa
bersama Bidan desa sebagai unsur terdekat yang berhubungan langsung dengan
masyarakat/ warga yang menderita gangguan jiwa sebagai motor utama dalam
upaya preventif dan penyuluhan pada penangangan penderita gangguan jiwa
masyarakat Sedangkan Lintas Sektor yang lain seperti POLSEK, BHABINSA,
DINSOSP3A memfasilitasi dan mensuport pelaksanaan penanganan penderita
kelaian jiwa pada wilayah dan tugas masing-masing dengan mempertahankan
sinergitas antar pemangku kepentingan dengan pelaksanaan minilokakarya lintas
sektotal sebagai upaya membangun komitmen dan komunikasi bersama dalam
mendukung dan mensukseskan program JEMPOL ODGJ.
Faktor Penentu
Keberhasilan inovasi JEMPOL ODGJ khususnya di masa pandemi ini ditentukan
oleh dukungan lintas sektor, khususnya pemerintah Blora. Para pemangku
kepentingan tersebut diharapkan menjadikan JEMPOL ODGJ sebagai upaya
penanganan ODGJ dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan,
khususnya sikap simpati dan empati masyarakat terhadap penderita gangguan jiwa.
Adapun kendala dalam pengembangan inovasi JEMPOL ODGJ adalah keterbatasan
tenaga medis/ tenaga medis yang mendapatkan pelatihan kesehatan jiwa serta
anggaran sedangkan pada masa pandemi ini cenderung meningkat.
TERCURAH DOA (Terupdate Cukup Dari Rumah Data Objek Administrasi
Kependudukan)
KECAMATAN BOGOREJO
Kategori : Tata Kelola Pemerintahan
Ringkasan Proposal
Data administrasi kependudukan merupakan hal yang penting bagi masyarakat yaitu
sebagai bukti pengakuan negara bagi warganya, sebagai identitas diri, serta sebagai
sarana pendukung akses pelayanan publik. Namun, di Kecamatan Bogorejo masih
terdapat permasalahah, antara lain, kondisi geografis di Kecamatan Bogorejo, yang
didominasi oleh pegunungan, membuat jarak tempuh dengan pusat layanan menjadi
jauh sehingga hal ini memicu pemohon menjadi kurang berantusias untuk mengurus
berkas administrasi kependudukan. Selain itu masih banyaknya Biodata Penduduk
yang belum sesuai dengan kenyataannya diantaranya yaitu Status Pendidikan,
Status Perkawinan, Jenis Pekerjaan dan Golongan Darah.
Menindaklanjuti masalah tersebut, Kecamatan Bogorejo menemukan inovasi
layanan “Tercurah Doa”. Membuat Data Kependudukan di wilayah Kecamatan
Bogorejo yang Up To Date,memudahkan masyarakat dalam memvalidasi data
kependudukan di Kartu Keluarga, efisiensi biaya dan waktu.
Hasilnya, dengan kemudahanan pelayanan administrasi kependudukan layanan
“Tercurah Doa” di Kecamatan Bogorejo,dan sudah menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK), maka dapat menghasilkan data
kependudukan yang dinamis dan mutakhir.
Kesesuaian Kategori
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokorasi
Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik di Lingkungan
K/L, Pemda, BUMN, dan BUMD terdapat 10 kategori penilaian yang salah satunya
adalah tata kelola pemerintahan. Berdasarkan hal tersebut, Kecamatan Bogorejo
yang menurut Undang-Undang adalah salah satu pemberi pelayanan publik
mengangkat tema inovasi tata kelola pemerintahan yang diaktualisasikan dengan
penyederhanaan sistem kepelayanan kependudukan melalui inovasi “Tercurah
Doa”.
Deskripsi Inovasi
Layanan “Tercurah Doa” adalah bentuk layanan di Kecamatan Bogorejo guna
mempermudah update data administrasi kependudukan. Inovasi ini terinspirasi
layanan pesan antar (drive-thru) yang saat ini sedang viral. Dengan banyak
kemudahan yang ditawarkan oleh layanan ini, sehingga masyarakat (pemohon)
akan lebih berantusias untuk memperbaiki data administrasi kependudukan yang
belum sesuai dengan kenyataannya.
Cara kerja layanan Tercurah Doa yaitu pemohon melakukan pengajuan pada
layanan WA online, kemudian jika berkas tidak lengkap maka operator akan
menghubungi pemohon untuk segera melengkapi berkas-berkas tersebut,
selanjutnya setelah berkas lengkap Operator memberikan balasan dan memproses
dokumen yang diajukan. Dokumen sudah siap untuk dicetak, kemudian
pemohon diberi informasi bahwa dokumen sudah jadi, dan pihak
kecamatan memberikan pilihan apakah akan diambil pemohon, atau dititipkan
kepada perangkat desa terkait. Ketika KK baru sudah siap didistribusikan
maka KK yang lama akan ditarik kembali oleh pihak operator kecamatan.
Sumber daya
Dalam rangka pelaksanaan inovasi Tercurah Doa tentunya tidak luput dari dukungan
Sumber Daya yang ada termasuk Sumber Daya Manusia serta sarana dan
prasarana penunjang komunikasi. Terkait dengan SDM yang terlibat dalam inovasi
ini adalah Operator Kecamatan dan Perangkat Desa.
Dalam rangka mengoptimalisasi keberhasilan dari inovasi ini, optimalisasi dari
pasrtisipasi perangkat desa ini sangat mutlak diperlukan karena perangkat desa
sebagai penjembatan antara pelanggan(masyarakat dan operator tingkat
kecamatan)
Suatu inovasi tentunya akan digunakan dan dilaksanakan secara keberlanjutan.
Dalam menjamin inovasi Tercurah doa ini eksis untuk menyelesaikan masalah-
masalah administrasi kependudukan diperlukan legalitas, Kerjasama, dan SOP
yang jelas. Untuk hal tersebut Kecamatan Bogorejo selaku innovator telah membuat
SOP, MoU dengan para Kepala Desa dan Surat Keputusan tentang keabsahan
inovasi Tercurah Doa.
Strategi Keberlanjutan
Suatu keniscayaan jikalau suatu program dapat berjalan sesuai dengan rencana,
demikian juga inovasi ini. Untuk menjamin keberlanjutan, keberlangsungan,
Tercurah Doa maka strategi yang diambil oleh Kecamatan Bogorejo selaku
inovator adalah :
1. Sosialisasi yang Masif melalui kanal komunikasi publik yang tersedia baik
melalui media sosial yang dimiliki oleh Kecamatan Bogorejo maupun alat
peraga komunikasi yang di miliki (pemasangan banner ditempat-tempat yang
strategis).
2. Koordinasi yang efektif dengan stake holder yang ada dalam hal ini Kepala
Desa dalam rangka penyatuan persepsi terkait sistem pelaksanaan layanan
Tercurah Doa.
3. Peningkatan kapasitas SDM baik dari internal dalam hal ini operator dan
stake holder yang bertujuan untuk memaksimalkan budaya pelayanan.
Evaluasi
A. Evaluasi Internal dan Eksternal
Evaluasi Internal senantiasa dilaksanakan dengan pola
membandingkan SOP yang sudah disusun dengan pelaksanaan
inovasi ini oleh Camat Bogorejo selaku penanggung jawab inovator.
Faktor Penentu
Suksesi dari suatu inovasi adalah keadaan yang semua dalam kategori ideal. Tentu
ada faktor yang menjadi penentu keberhasilan suatu inovasi maka dapat
diidentifikasi:
1. Sarana dan prasarana komunikasi yang memadai
2. Sumber Daya Manusia baik masyarakat dan operator.
3. Adanya dukungan yang kuat dari semua stakeholder.
PENDAPA JIWA (Pendampingan Pasien Jiwa)
PUSKESMAS BANJAREJO
Kategori : Kesehatan
Ringkasan Proposal
Visi pembangunan kesehatan Indonesia antara lain menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat, meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan yang berkualitas, meningkatkan surveyor, monitoring dan
informasi kesehatan serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Kesehatan
jiwa merupakan salah satu arah dari visi kesehatan tersebut. Masalah kesehatan
jiwa terutama gangguan jiwa secara tidak langsung dapat menurunkan produktifitas,
apalagi jika onset gangguan jiwa dimulai pada usia produktif, sehingga gangguan
jiwa merupakan masalah kesehatan yang harus diperhatikan dalam masyarakat.
Kondisi kesehatan mental (jiwa) kini tak lagi dianggap remeh. Kesehatan jiwa sama
pentingnya dengan kesehatan fisik dan penyakit atau kecacatan lain yang timbul
pada tubuh. Di Indonesia kesehatan jiwa menjadi salah satu isu yang
dikesampingkan. Padahal secara jumlah penderita gangguan jiwa setiap tahunnya
terus meningkat.
Untuk itu melalui program inovatif Puskesmas Banjarejo membentuk suatu kegiatan
PENDAPA JIWA (pendampingan pasien jiwa) guna pendampingan secara langsung
pasien, keluarga, dam masyarakat lingkungan untuk mendukung proses terapi
pasien jiwa, pengobatan dan perawatan sehingga pasien menjadi stabil dan lebih
produktif.
Kegiatan ini terbukti efektif untuk menangani pasien baru maupun pasien putus obat
gangguan jiwa. selama pendampingan pasien dan keluarga menjadi senang karena
lebih di perhatikan. keluarga menjadi lebih semangat karena mendapat dukungan
dari petugas dan lingkungan sekitar apalagi keluarga tidak perlu menegeluarkan
uang sama sekali karena semua kegitan ini di tanggung oleh dana BOK puskesmas.
Kesesuaian Kategori
Kegiatan ini sangat relevan dengan kategori bidang kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat. Dalam bidang kesehatan kegiatan ini meningkatkan akses pelayanan
kesehatan bagi pasien gangguan jiwa. Dalam bidang pemberdayaan Masyarakat
kegiatan ini dapat meningkatkan peran masyarakat dalam penanganan pasien
gangguan jiwa.
Deskripsi Inovasi
Kegiatan PENDAPA JIWA dilakukan kepada pasien baru dan pasien lama, kepada
pasien baru/ terduga gangguan jiwa maka akan dilakukan screning atau
pemeriksaan awal kemudian dokter akan mendiagnosa dan menentukan terapi yang
tepat untuk pasien tersebut, setelah mendapatkan terapi maka petugas Pendapa
Jiwa akan melakukan pemantauan dan pendampingan kepada pasien, keluarga,
dan lingkungan sampai kondisi pasien stabil. Sedangkan untuk pasien lama, maka
akan kita lihat kunjungan pasien, apabila didapatkan pasien yang lebih dari 3 bulan
tidak melakukan kontrol kepuskesmas maka petugas gangguan jiwa akan
melakukan klarifikasi kepada bidan desa dan keder kesehatan untuk mengecek
kondisi umum pasien, jika di dapatkan ada perburukan kondisi maka Petugas
Pendapa Jiwa akan melakukan screning kemudian mendiagnosa dan menentukan
terapi yang tepat kemudian dilakukan pendampingan kepada pasien ,keluarga dan
lingkungan sampai pasien stabil.
Kegiatan Pendapa Jiwa ini di mulai awal 2019 dan telah berhasil meningkatkan
angka cakupan pelayanan dan akses pelayanan pasien gangguan jiwa diwilayah
kecamatan Banjarejo.
Sumber daya
Sumber daya kegiatan ini didanai oleh APBD Melalui dana BOK, dilaksanakan Oleh
Dokter dan perawat yang terlatih, dengan metode kunjungan / pendampingan
langsung ke pasien dan keluarga.
Strategi Keberlanjutan
Agar Kegiatan Pendapa Jiwa ini terus berkelanjutan maka kepala UPTD Puskesmas
Banjarejo telah membuat Surat keputusan SK nomor : 002B/KAPUS/I/2020 Tentang
Penetapan Kegiatan Pendapa Jiwa sebagai Inovasi Puskesmas, dan telah di buat
SOP tentang pelaksanaan kegiatan Pendapa jiwa dengan nomor SOP
078/SOP/I/2020. Dan kegiatan pendapa jiwa telah di anggarkan di anggaran APBD
dalam BOK Puskesmas.
Dalam Pelaksanaan kegiatan Pendapa jiwa melibatkan komitmen dan kerja nyata
lintas sektoral, terutama pihak kepolisian dan TNI yang bertugas mengamankan
pasien gangguan jiwa ngamuk yang mengancam keselamatan orang lain, kemudian
pihak Perangkat desa dan kader kesehatan yang ikut dalam pendampingan dan
pengawasan pasien jiwa.
Evaluasi
A. Evaluasi Internal dan Eksternal
Evaluasi PENDAPA JIWA melibatkan berbagai pihak antara lain : Dinas
Kesehatan Blora dan Pemerintah Desa Banjarejo. Dalam evaluasi tersebut
didapatkan bahwa telah berhasil meningkatkan angka cakupan pelayanan
dan akses pelayanan pasien gangguan jiwa diwilayah kecamatan Banjarejo.
B. Metode Evaluasi
Kegiatan Pendapa Jiwa adalah kegiatan pendampingan secara langsung
pasien, keluarga, dam masyarakat lingkungan untuk mendukung proses
terapi pasien jiwa, pengobatan dan perawatan sehingga pasien menjadi stabil
dan lebih produktif.
C. Hasil Evaluasi
Kegiatan ini terbukti efektif untuk menangani pasien baru maupun pasien
putus obat gangguan jiwa. selama pendampingan pasien dan keluarga
menjadi senang karena lebih di perhatikan. keluarga menjadi lebih semangat
karena mendapat dukungan dari petugas dan lingkungan sekitar apalagi
keluarga tidak perlu menegeluarkan uang sama sekali karena semua kegitan
ini di tanggung oleh dana BOK puskesmas.
D. Respon Pandemi
Pada masa Pandemi ini penanganan pasien langsung ditangani dengan
dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat yaitu menggunakan APD
lengkap serta melakukan Tes Rapid Antibody atau Antygen pada penderita
gangguan jiwa, khususnya tahapan Pemantauan melalui Keluarga/ Kader/
Masyarakat dilaksanan melalui media sosial/ telp guna memutus rantai covid-
19 sehingga protokol kesehatan terpenuhi.
Faktor Penentu
Kegiatan Pendapa Jiwa dapat berjalan dan memberikan hasil yang maksimal jika
mendapat dukungan yang utama yaitu dari keluarga, kemudian lingkungan sekitar,
dan lintas sektor baik dinas sosial, kepala desa, kepolisian.
Hambatan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah kurangnya
dukungan dari keluarga, masalah ekonomi, kepercayaan dan sosial.
LAKON LKPM (LAYANAN KONSULTASI LKPM)
Sebagai fasilitator pelayanan LKPM dalam bentuk Klinik Konsultasi LKPM dan
LKPM keliling bagi Pelaku Usaha
DPMPTSP
Kategori : Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja
Ringkasan Proposal
Dibutuhkan suatu media yang mampu menjawab ekspektasi pengguna layanan
Pelaporan LKPM bagi Pelaku Usaha dan masyarakat akan sebuah layanan yang
cepat, mudah, transparan dan responsive untuk Pelaporan LKPM. Dan yang paling
tepat untuk menjawab kebutuhan tersebut diatas adalah dengan pemanfaatan suatu
tempat yang disebut Klinik Konsultasi LKPM dan LKPM Keliling.
Klinik Konsultasi LKPM dan LKPM Keliling dibangun sebagai Sarana Pelayanan
pelaporan perkembangan investasi berbasis online dan pembangunannya
didasarkan pada Standar Operasional Prosedur yang telah ditetapkan di DPMPTSP.
Klinik LKPM menjadi ajang konsultasi dan bimbingan cara pengisian LKPM yang
efektif. Klinik LKPM adalah klinik laporan kegiatan penanaman modal dimana
disediakan sebuah wadah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan dalam penyampaian laporannya. Di Klinik ini nantinya kita sediakan
ruangan khusus di komplek Mal Pelayanan Publik dan klinik ini juga dilakukan
secara mobile (jemput bola). Artinya petugas pengendalian penanaman modal
disamping menunggu para perusahaan yang harus melaporkan kegiatan
penanaman modal untuk didampingi di MPP, petugas juga akan melakukan
layanan prioritas dengan mengunjungi perusahaan dan melakukan pendampingan.
Dengan adanya Klinik Konsultasi LKPM diharapkan sasaran yang ingin dicapai yaitu
pengumpulan data realisasi penanaman modal yang lebih akurat. Contoh,
Memperoleh data perkembangan realisasi penanaman modal serta informasi
masalah dan hambatan yang dihadapi perusahaan, membimbing dan memfasilitasi
penyelesaian masalah dan hambatan yang dihadapi perusahaan, mengawasi
pelaksanaan kegiatan proyek penanaman modal sesuai ketentuan yang berlaku.
Termasuk pula mengawasi penggunaan fasilitas fiskal serta melakukan koreksi
terhadap penyimpangan yang dilakukan perusahaan.
Kesesuaian Kategori
Klinik Konsultasi LKPM termasuk kategori Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan
Kerja karena dengan adanya Klinik Konsultasi LKPM diharapkan realisasi investasi
akan meningkat yang secara otomatis dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dan kesempatan kerja.
Deskripsi Inovasi
Klinik Konsultasi Pelaporan LKPM memiliki SOP dan mekanisme sebagai berikut:
Dengan adanya Klinik LKPM terjadi peningkatan dalam pelaporan LKPM bagi
Pelaku usaha. Berdasarkan data BKPM RI Pelaporan LKPM pada tahun 2019 untuk
jumlah proyek yang melaporkan LKPM sebanyak 33 perusahaan dengan nilai
investasi Rp. 25.000.000.000,- dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 265, dengan
adanya Klinik Konsultasi LKPM pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebanyak
75% yaitu yang melaporkan LKPM sebanyak 51 perusahaan dengan nilai investasi
Rp. 284.151.920.784,- dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 911. Pelaku Usaha
sangat merasa terbantu dengan adanya Klinik LKPM karena yang sebelumnya
Pelaku Usaha kurang memahami cara pelaporan akhirnya bisa paham cara
melaporkan perkembangan usaha mereka.
Sumber daya
ntuk menjamin keberkelanjutan inovasi Klinik LKPM dilakukan strategi seperti
strategi institusional yang mengacu pada UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal, Perka BKPM No.6 Tahun 2020 tentang Pedoman dan Tata Cara
Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Daerah, dan mensosialisasikan kepada
Pelaku Usaha tentang Pasal Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal pasal 15 ditetapkan bahwa setiap perusahaan Penanaman
Modal berkewajiban membuat laporan kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan
menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Untuk strategi sosial adapun yang berpartisipasi dan berkolaborasi dalam inovasi
Klinik LKPM antara lain:
1. DINDAGKOP UKM, DISPERINNAKER, DLH, DINRUMKIMHUB, DKK,
DINAIKAN, DINPERTAN, DISDUKCAPIL, DINPORABUDPAR, BPPKAD,
DINDIK, DPU Kabupaten Blora.
2. Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blora.
3. Pelaku Usaha.
4. Masyarakat umum.
Strategi manajerial berupa upaya pengembangan SDM DPMPTSP Kab. Blora telah
melakukan Diklat bagi petugas Klinik mengikuti pelatihan pelaporan LKPM dan telah
dibuat SOP pelayanan Pelaporan LKPM.
Evaluasi
A. Evaluasi Internal Dan Eksternal
DPMPTSP Kabupaten Blora telah melaksanakan evaluasi secara internal dan
eksternal untuk keberhasilan Klinik LKPM ini. Evaluasi internal meliputi lebih
mendorong petugas yang berkaitan untuk lebih proaktif memantau dan
melaksanakan kegiatan Pelaporan LKPM. Untuk evaluasi ekternal adalah
pengumpulan data dari Stok net Laporan LKPM per Triwulan melalui
http://lkpmonline.bkpm.go.id . Kedua evaluasi ini untuk mengukur sejauh
mana perkembangan keberhasilan dari inovasi.
B. Metode Evaluasi
eknik evaluasi yang kami gunakan adalah teknik jemput bola dan media
social contoh lewat Wa, memanggil Pelaku Usaha untuk melakukan
Pelaporan LKPM di Klinik LKPM yang dilakukan tiap Triwulan sekali.
Indikator keberhasilan Klinik LKPM ini adalah terjalinnya komunikasi antara
Pelaku Usaha dan Aparatur DPMPTSP Kab. Blora dalam Penyampaian
Pelaporan LKPM.
C. Hasil Evaluasi
SEBELUM SESUDAH
- Pemahaman Pelaku Usaha terhadap - Pelaku Usaha lebih memahami
Pelaporan LKPM kurang proses Pelaporan LKPM
- Capaian Realisasi Investasi
- Capaian realisasi investasi belum
meningkat 75% dari tahun
mencapai target
sebelumnya
Dari hasil evaluasi yang kami lakukan kami menaikkan target objek
monitoring dan evaluasi Pelaporan LKPM dari Pelakdu Usaha. Selain itu kami
akan lebih pro aktif untuk mengingkat Pelaku Usaha untuk segera
melaporkan LKPM tepat waktu dan rutin setiap Triwulan.
D. Respon Pandemi
Bentuk pelayanan yang diberikan di Klinik LKPM karena adanya Pandemi
diperoleh data sebagai berikut:
Faktor Penentu
Untuk menentukan keberhasilan inovasi ini kita sebagai petugas (KONSELOR)
harus lebih pintar dalam membujuk dan mengajak Pelaku Usaha untuk melakukan
Pelaporan LKPM. Kelengkapan sarana prasarana pendukung lebih di tingkatkan,
Ruangan yang nyaman dan pelayanan yang prima.
Kendala yang sering dihadapi antara lain ketidaktauan Pelaku Usaha tentang
kewajiban Pelaporan LKPM yang harus dilaksanakan, sikap apatis dari Pelaku
Usaha, kurangnya pemahaman tentang proses Pelaporan LKPM, gangguan dari
server dan jaringan listrik internet. Oleh karena itu untuk kedepan DPMPTSP Kab.
Blora harus lebih gencar mensosialisasikan melalui Medsos, meningkatkan
pelayanan dan memperbaiki sarana prasarana yang ada.
SI PETARUNG (Sistem Informasi Penataan Ruang)
DPUPR
Kategori : Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan Kerja
Ringkasan Proposal
Keterbukaan informasi sangat penting bagi iklim investasi di suatu daerah. Dengan
pengetahuan informasi, calon investor dapat menimbang perlu tidaknya suatu
investasi akan ditanamkan. Salah satu informasi yang diperlukan calon investor yaitu
penataan ruang yang merupakan pintu masuk utama dalam berinvestasi. Jika calon
investor melihat bahwa lahan yang akan dituju tidak sesuai peruntukannya, maka ia
bisa mencari lahan lain. Namun, meskipun informasi penataan ruang ini sangat
penting bagi calon investor, akses menuju informasi tersebut sangat terbatas jika
hanya disampaikan pada hardcopy karena harus berulang kali datang atau
berkomunikasi ke instansi pengelola informasi tersebut. Keterbatasan akses lainnya
adalah calon investor harus menunggu hasil informasi yang diinginkan karena
proses antrian permohonan.
Menanggapi permasalahan tersebut di atas, perlu diadakan suatu sistem informasi
yang memudahkan calon investor untuk mengaksesnya dan meminimalkan bahkan
menghilangkan hambatan-hambatan tersebut. Sistem informasi harus bisa diakses
oleh calon investor dari mana dan kapan saja, serta diketahui saat itu juga tanpa
melalui proses antrian. Sistem Informasi Penataan Ruang (SI PETARUNG) yang
dikembangkan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR)
Kabupaten Blora mencoba memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan fitur akses
kepada peta rencana tata ruang dan peraturan daerah tentang rencana tata ruang,
SI PETARUNG memberi kemudahan kepada calon investor untuk mengakses
informasi penting terkait penataan ruang di Kabupaten Blora melalui akses internet.
Calon investor dapat segera mengetahui apakah suatu lahan di Kabupaten Blora
sesuai dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan dengan menghemat waktu,
tenaga dan biaya.
Saat ini prototype SI PETARUNG telah dapat diakses di
http://simtarublora.parastapagroup.com/. Fitur yang dapat diakses adalah peta
rencana tata ruang beserta peraturan-peraturan tata ruang terkait. Ke depannya
prototype tersebut akan dikembangkan sehingga calon investor dapat mengajukan
permohonan rekom secara online dan paperless. Dengan demikian selain
mendukung keterbukaan dan kemudahan akses informasi, SI PETARUNG juga
mendukung program kepedulian lingkungan dengan mengurangi penggunaan
kertas.
Latar Belakang dan Tujuan
Pengembangan SI PETARUNG didasari oleh kenyataan sering hadirnya calon
investor dari luar kota hanya untuk sekedar menanyakan kesesuaian rencana
kegiatannya dengan rencana tata ruang pada lahan yang dipilih (data daftar hadir
tamu terlampir). Selain itu banyak juga calon investor yang menelepon dengan
tujuan yang sama, dan harus menunggu informasi yang diinginkan karena harus
antri dengan pemohon lainnya. Hal tersebut tentu menimbulkan biaya dari calon
investor baik dari sisi tenaga, waktu maupun keuangan. SI PETARUNG dihadirkan
untuk memangkas biaya-biaya tersebut. Dengan dapat diakses dari manapun dan
kapanpun melalui akses internet, informasi tersebut dapat didapatkan tanpa harus
datang atau menunggu antrian dan dapat dilakukan kapan saja termasuk di luar jam
kerja.
Tujuan dihadirkannya SI PETARUNG adalah untuk memberikan keterbukaan serta
kemudahan akses terhadap informasi tata ruang bagi calon investor sehingga
diharapkan semakin banyak yang mengetahui kondisi Kabupaten Blora dan dapat
membantu mereka untuk memutuskan kegiatan apa yang dapat diinvestasikan
beserta pilihan lokasinya.
Kelompok masyarakat yang dituju oleh SI PETARUNG adalah para calon investor
yang ingin mengetahui apakah lokasi yang dituju sesuai dengan jenis kegiatan yang
akan dilaksanakan. Dengan mengetahui informasi tersebut maka calon investor
tidak ragu untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Blora.
Kesesuaian Kategori
Kategori yang dipilih untuk proposal ini adalah Pertumbuhan Ekonomi dan
Kesempatan Kerja. Kategori ini dipilih karena SI PETARUNG menawarkan
keterbukaan dan kemudahan akses terhadap informasi tata ruang yang sangat
bermanfaat bagi calon investor. Diharapkan dengan memperoleh manfaat dari SI
PETARUNG maka semakin banyak investor yang menanamkan modalnya di
Kabupaten Blora sehingga dapat berefek pada meningkatnya kebutuhan terhadap
jumlah tenaga kerja setempat. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan tersebut
maka peluang kerja bagi masyarakat Kabupaten Blora akan semakin meningkat
pula.
Deskripsi Inovasi
Untuk mempermudah akses terhadap informasi tata ruang, calon investor atau siapa
pun yang ingin mengetahuinya dapat mengakses
http://simtarublora.parastapagroup.com/ dan membuka menu Layanan. Pada menu
tersebut akan ditampilkan peta wilayah Kabupaten Blora. Untuk mengetahui rencana
tata ruang yang berlaku, maka pengunjung dapat membuka menu Layer pada sisi
kiri halaman dan memilih jenis peta yang diperlukan. Setelah peta yang diperlukan
tampil maka dipilih lokasi yang dikehendaki atau bisa juga melalui menu pencarian.
Saat lokasi yang dikehendaki diklik menggunakan piranti tetikus, maka informasi tata
ruang akan muncul. Gambar 1 menunjukkan contoh informasi yang disampaikan
pada lokasi tertentu yang telah dipilih sedangkan manual inovasi terlampir. Ke
depannya SI PETARUNG akan dikembangkan sehingga calon investor bisa
mengajukan permohonan rekomendasi tata ruang secara paperless.
Gambar 1,
Dari gambar 1 di atas dapat dilihat bahwa lokasi yang di klik ternyata adalah
kawasan lindung dengan fungsi resapan mata air. Maka lokasi tersebut kurang
sesuai bagi kegiatan investasi karena dapat mengganggu fungsi lindung kawasan.
Dengan mengetahui informasi tersebut sejak dini maka calon investor dapat
mengalihkan rencana lokasi kegiatan di tempat lain yang bukan merupakan
kawasan lindung. Ini adalah efektivitas inovasi utama dari SI PETARUNG, yang saat
ini sedang dalam fase prototype pada website tersebut.
Sumber daya
Sumber daya yang digunakan:
Keuangan : sumber dana berasal dari APBD Kabupaten Blora;
Manusia : desain awal SI PETARUNG berasal dari diskusi personel
DPUPR, sistem dikerjakan oleh pihak ketiga dan pengoperasian dilakukan
oleh personel DPUPR;
Metode : metode yang dioptimalkan adalah kemudahan pertukaran
informasi melalui akses terhadap internet;
Peralatan : komputer, server dan jaringan internet;
Mobilisasi:
Keuangan : sistem didesain sebaik mungkin karena dukungan dana
mencukupi;
Manusia : dilakukan pelatihan terhadap personel yang tersedia sehingga
siapa saja bisa menangani permasalahan yang mungkin terjadi;
Metode : mengoptimalkan kemampuan jaringan internet untuk
menyampaikan informasi. Sistem mencakup peta-peta serta aturan-aturan
yang dapat dimuat di server;
Peralatan : diupayakan peralatan yang digunakan mampu menangani
keperluan sistem. Saat ini komputer, server serta jaringan internet yang
digunakan sudah mencukupi.
Keberlanjutan: pada rencana penganggaran tahun 2022, sistem informasi tata ruang
telah dimasukkan.
Strategi Keberlanjutan
A. Institusional
SI PETARUNG berkaitan erat dengan Mal Pelayanan Perizinan (MPP) di
mana MPP merupakan salah satu dari misi Bupati Blora. Dengan demikian SI
PETARUNG mendapat dukungan dari institusi Pemkab antara lain dibuktikan
dengan disetujuinya anggaran sistem informasi tata ruang pada rencana
anggaran tahun 2022;
B. Sosial
DPUPR telah mempromosikan sistem informasi tata ruang melalui berbagai
media sosial seperti facebook, instagram dan twitter, serta pada website
DPUPR. Selain itu diharapkan kepuasan masyarakat menggunakan sistem
tersebut dapat disebarluaskan melalui perbincangan sehari-hari;
C. Manajerial
Pengembangan SDM
Pelatihan personel selalu dilakukan baik pelatihan formal melalui lembaga
pelatihan ataupun diskusi antar personel;
Penjaminan Mutu
Data yang ditampilkan adalah data terbaru yang digunakan juga untuk
pengambilan keputusan. Selain itu terus dilakukan pengembangan sistem
sehingga jumlah serta kemudahan akses data dapat ditingkatkan;
Evaluasi
A. Evaluasi Internal dan Eksternal
Evaluasi Internal rutin dilakukan di DPUPR melalui rapat tiap bulan.
Sedangkan evaluasi eksternal berasal dari layanan aduan masyarakat.
B. Metode Evaluasi
Metode Evaluasi yang digunakakan adalah melalui rapat bulanan (secara
internal) dan melalui aduan masyarakat yang masuk ke aplikasi dan/atau
petugas.
C. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi ditindaklanjuti sebagai bahan masukan untuk perbaikan
aplikasi SI PETARUNG di tahun yang akan datang.
D. Respon Pandemi
Kehadiran SI PETARUNG sangat berkorelasi dengan adanya pandemi covid-
19. Dengan memanfaatkan SI PETARUNG dapat mengurangi terjadinya
interaksi antara calon investor dan petugas.
Faktor Penentu
Faktor penentu keberhasilan inovasi terletak pada profesionalisme, transparansi
serta akurasi pada pelayanan kepada masyarakat.
Kendala:
Belum ditetapkannya Perda RDTR
Kurangnya SDM
Keterbatasan anggaran
metodologi penentuan lokasi yang dimohonkan
Strategi penanganan kendala :
Penyusunan RDTR beserta Perdanya dan sudah terintegrasi dengan sistem
OSS
Melakukan studi banding ke Kab/Kota yang memiliki success story dalam hal
pelaksanaan SI PETARUNG
Membangun roadmap bersama Dinkominfo untuk pengembangan SI
PETARUNG
Meningkatkan kapasita SDM melalui diklat
Meningkatkan anggaran
Membangun komunikasi yang lebih intensif antara masyarakat/calon investor
dan petugas dalam hal akurasi dan presisi lokasi yang dimohon.
UNGKER BLORA (Upaya Nilai Gangguan Kejiwaan Remaja Blora)
sebagai Upaya Pencegahan Pernikahan Dini di Kabupaten Blora
PUSKESMAS JAPAH
Kategori : Kesehatan
Ringkasan Proposal
Kabupaten Blora merupakan peringkat ke empat di Provinsi Jawa Tengah dengan
prevalensi angka pernikahan dini tertinggi yaitu sebesar 20%. Terdapat beberapa
Kecamatan di Kabupaten Blora yang memiliki prevalensi angka pernikahan dini
tertinggi yaitu kecamatan Todanan sebesar 37%, Japah sebesar 35%, Kunduran
32%, Jati 25% (BPS, 2016). Dampak buruk yang dapat ditimbulkan akibat
pernikahan dini yaitu terhadap status kesehatan, pendidikan, ekonomi, keamanan
bagi anak perempuan dan anak-anak mereka serta dapat menimbulkan masalah
bagi masyarakat (BPS, 2016). Determinan penyebab pernikahan usia dini dapat
dikaji menggunakan teori planned of behavior yaitu sikap positif atau negatif
terhadap target perilaku, norma subyektif dan kontrol perilaku yang didapatkan
(perceive behavior control). Ketiga faktor ini dapat signifikan mempengaruhi niat
(intenion) seseorang (Ajzen 1991,2002 cit Wahyuningsih, 2018). Atas dasar temuan
tersebut, kami membuat sebuah alat ukur kesehatan jiwa dalam bentuk kuesioner
SRQ (Self Reporting Questionnaire) yang dikembangkan oleh WHO (World Health
Organization). UNGKER Blora memberikan kontribusi yang sangat signifikan
terhadap pencapaian SDG’s khususnya dalam hal kehidupan sehat dan sejahtera.
Sebagaimana kita ketahui bahwa remaja merupakan asset bangsa yang sangat
berharga. Masa depan bangsa ditangan mereka, oleh karena itu mereka harus
dipastikan tumbuh sehat baik secara fisik dan kejiwaannya. Penilaian SRQ melalui
UNGKER Blora di masa pandemi ini merupakan terobosan ditengah pembatasan
aktivitas fisik, responden dapat mendeteksi kesehatan jiwanya secara mandiri
melalui gadget. Sehingga proses penilaian mereka dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun mereka berada tanpa perlu didampingi oleh tenaga kesehatan
professional yang menangani kesehatan jiwa. Evaluasi implementasi UNGKER
Blora melibatkan berbagai pihak antara lain : Dinas Kesehatan Blora dan
Pemerintah Desa Sumberejo (sebagai tempat uji coba pertama kali inovasi
UNGKER Blora). Dalam evaluasi tersebut didapatkan hasil bahwa deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa remaja khususnya di Desa Sumberejo dapat menurukan
kasus pernikahan usia dini.
Kesesuaian Kategori
UNGKER (Upaya Nilai Gangguang Kejiwaan Remaja) Blora di masa pandemi
merupakan sebuah inovasi yang efektif dan efisien dalam mendeteksi secara dini
kesehatan kejiwaan yang dialami oleh remaja, terlebih lagi selama masa pandemi
aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring sehingga guru tidak dapat
melakukan fungsi kontrol perilaku yang dilakukan para remaja serta para remaja
rentan terpapar informasi yang tidak bertanggung jawab melalui gadget yang
mereka miliki. Sehingga mereka lebih mudah terpengaruh hal negatif yang
melanggar norma sosial yang ada seperti seks bebas dengan teman, yang
berdampak pada terjadinya pernikahan usia dini.
Deskripsi Inovasi
Cara kerja inovasi UNGKER Blora ini sangat mudah, efektif dan efisien. UNGKER
Blora dapat diakses melalui gadget dengan mengetik : https://bit.ly/ungkerblora pada
browser gadget mereka. Setelah itu remaja akan diminta untuk mengisi data diri,
mengisi pertanyaan yang tersedia sesuai dengan kondisi yang mereka alami dalam
30 hari terakhir. Setelah proses pengisian selesai, akan muncul informasi tentang
jumlah nilai yang termasuk dalam kategori gangguan kesehatan jiwa. Setelah itu
mereka akan mendapatkan umpan balik total nilai mereka.
Penggunaan UNGKER Blora di masa pandemi ini jauh lebih efisien dan efektif
dibandingkan penggunaan kuesioner SRQ yang mengharuskan tatap muka secara
fisik. Penilaian gangguan kejiwaan remaja melalui UNGKER Blora ini juga bersifat
realtime dibandingkan menggunakan kuesioner SRQ yang membutuhkan
keterlibatan manusia yang berisiko human error. Sehingga deteksi terhadap
gangguan kesehatan jiwa remaja dapat lebih optimal dan segera mendapatkan
penanganan yang tepat untuk mencegah hal negatif pada perilaku remaja yang
menjadi penyebab tingginya angka pernikahan usia dini.
Sumber daya
Sumber daya yang terlibat dalam pengembangan inovasi UNGKER Blora di masa
pandemi ini adalah komputer/laptop, gadget (HP), kuota jaringan internet, kapasitas
penyimpanan google, kuesioner SRQ, dan tenaga kesehatan (dokter, bidan desa,
programmer kesehatan jiwa, psikolog, psikiater).
Agar inovasi UNGKER Blora di masa pandemi ini diketahui dan dimanfaatkan oleh
berbagai pihak khususnya remaja, Inovator melakukan kerjasama dengan guru-
guru, karang taruna, tenaga kesehatan puskesmas, hingga kepala desa untuk
membantuk mensosialisasikan tentang UNGKER Blora. Inovator juga meminta
dukungan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Bagian PTM (Penyakit Tidak
Menular) program kesehatan jiwa untuk menyebar luaskan UNGKER Blora kepada
guru Bimbingan Konseling (BK) se-kabupaten Blora, dan organisasi masyarakat di
Blora. Selain itu, dalam hal penanganan remaja yang mengalami gangguan mental
emosional, juga bekerjasama dengan psikiater dan psikolog RSUD Dr. Soetijono
Blora bagi yang perlu dirujuk untuk penanganan lebih lanjut.
Dasar pelaksanaan UNGKER Blora ini adalah Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun
2018 tentang Germas. Sehingga keberlangsungan dan kepastian hukum
implementasi inovasi UNGKER Blora tidak akan menemui kendala dikemudian hari.
Strategi Keberlanjutan
Pemerintah Kabupaten Blora pada tahun 2018 telah menerbitkan Peraturan Bupati
Nomor 29 tahun 2018 tentang Germas, dimana dalam salah satu poin kebijakan
mengatur tentang aktivitas pencegahan dan deteksi dini penyakit.
Implementasi UNGKER Blora ini melibatkan partisipasi aktif lintas sektor seperti
bidang pendidikan, bidang kesehatan, pemerintah desa, kecamatan, bahkan
kabupaten.
Agar UNGKER Blora dapat berkembang lebih baik, innovator telah menyusun
petunjuk pelaksanaan yang diperlukan dan materi sosialisasi yang dapat dipelajari
oleh berbagai sektor. Meskipun UNGKER Blora telah diimplementasikan sejak tahun
2019, namun implementasi UNGKER Blora dalam menilai gangguan mental
emosional remaja akan lebih efektif jika Dinas Kesehatan Blora menerbitkan Surat
Keputusan penggunaan UNGKER Blora disertai dengan SOP agar dapat digunakan
dalam setiap kegiatan Posbindu.
Dalam hal sosialisasi dan penyebarluasan inovasi dapat dilakukan menggunakan
media sosial yang sangat
umum diakses oleh remaja seperti Facebook, Instagram, Whatsapp, dan Youtube
dengan tag pemangku kepentingan dan dinas terkait.
Untuk meningkatkan kapasitas SDM, kegiatan mini lokakarya di setiap Puskesmas
maupun kegiatan sosialisasi lainnya dapat digunakan sebagai wadah dan sarana
penyaluran informasi dan pemahaman atas inovasi UNGKER Blora ini.
Evaluasi
A. Evaluasi Internal dan Eksternal
Evaluasi implementasi UNGKER Blora melibatkan berbagai pihak antara lain :
Dinas Kesehatan Blora dan Pemerintah Desa Sumberejo (sebagai tempat uji
coba pertama kali inovasi UNGKER Blora). Dalam evaluasi tersebut
didapatkan hasil bahwa deteksi dini gangguan kesehatan jiwa remaja
khususnya di Desa Sumberejo dapat menurukan kasus pernikahan usia dini.
B. Metode Evaluasi
Teknik evaluasi yang digunakan dalam penilaian kesehatan jiwa remaja
melalui UNGKER Blora adalah dengan menilai nilai median hasil penilaian
responden. Evaluasi dilakukan secara bulanan yang berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan maupun pemerintah desa.
Adapun indikator keberhasilan dari implementasi inovasi UNGKER Blora ini
adalah terpenuhinya standar nilai kesehatan jiwa, serta kasus pernikahan dini
menurun.
C. Hasil Evaluasi
Sebelum adanya inovasi UNGKER Blora di masa pandemi, deteksi kesehatan
jiwa remaja dilakukan secara manual melalui pengisian kuesioner. Tingkat
keikutsertaan remaja yang mengikuti proses penilaiain kesehatan jiwa melalui
kuesioner lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan UNGKER Blora.
Hal ini disebabkan penggunaan UNGKER Blora lebih mudah dan fleksibel
dilakukan oleh remaja. Sebelum adanya UNGKER Blora, keikutsertaan
remaja pada penilaian kesehatan jiwa rata-rata +/- 25 remaja/bulan. Namun
setelah adanya UNGKER Blora keikutsertaan meningkat rata-rata menajdi +/-
100 remaja per bulan.
Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan bersama pemerintah desa
maupun Dinas Kesehatan Blora menghasilkan rekomendasi agar pengisian
UNGKER Blora pada remaja dilakukan secara triwulanan.
D. Respon Pandemi
Sebelum pandemi Covid-19, penilaiain kesehatan jiwa remaja dilakukan
secara manual melalui pengisian kuesioner SRQ. Penilaian SRQ dilakukan
dilakukan terbatas hanya pada kegiatan Posyandu Remaja yang dilakukan
oleh Bidan Desa dan itupun tidak setiap Bidan Desa melakukan.
Pada masa pandemi Covid-19, penilaian kesehatan jiwa remaja dilakukan
secara online melalui UNGKER Blora sehingga protokol kesehatan yang telah
diwajibkan oleh Pemerintah terpenuhi. Selain itu penggunaan UNGKER Blora
di masa pandemi ini dapat dengan mudah dilakukan oleh setiap Bidan Desa
dan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.
Faktor Penentu
Keberhasilan inovasi UNGKER Blora di masa pandemi ini ditentukan oleh dukungan
lintas sektor, khususnya Pemerintah Blora. Para pemangku kepentingan tersebut
diharapkan menjadikan UNGKER Blora sebagai alat ukur kesehatan jiwa remaja
melalui kebijakan khusus sehingga deteksi dini gangguan mental emosional remaja
yang memicu perilaku negatif remaja sehingga menimbulkan angka pernikahan dini.
Adapun kendala dalam pengembangan inovasi UNGKER Blora adalah gangguan
jaringan internet sehingga responden (remaja) tidak dapat mengakses link UNGKER
Blora yaitu https://bit.ly/ungkerblora