Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu:
DISUSUN OLEH:
kebudayaan Islam” ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman bagi para
pembaca, dan kedepannya kami harap dapat memperbaiki makalah kami menjadi
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami
menerima saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Pengertian Kebudayaan..........................................................................................3
B. Epistemologi, Aksiologi dan Ontologi Kebudayaan Islam.....................................4
1. Epistemologi kebudayaan Islam.........................................................................4
2. Aksiologi Kebudayaan Islam..............................................................................6
3. Ontologi Kebudayaan Islam...............................................................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................9
A. Kesimpulan............................................................................................................9
B. Saran......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemahaman umat Islam terhadap ajarannya masih bersifat variatif. Ini terjadi
sejak kedatangan Islam pada abad ke-13 sampai saat ini. Kondisi semacam ini
lainnya. Kita tidak tahu persis apakah kondisi itu merupakan sesuatu yang alami
yang harus diterima sebagai suatu kenyataan untuk diambil hikmahnya, ataukah
kepada berbagai paham keagamaan yang variatif itu. Dengan demikian, walaupun
keadaannya amat bervariasi, pemahaman tersebut tidak keluar dari ajaran yang
Berdasarkan ajaran agama Islam, tujuan hidup manusia bukan hanya mencari
keselamatan hidup di dunia saja, tetapi juga keselamatan hidup di akhirat. Konsep
kebudayaan Islam dalam perspektif sejarah.2 Oleh karena itu, pada kesempatan
kali ini penyusun akan sedikit membahas tentang kebudayaan Islam dalam
B. Rumusan Masalah
1
Rosihun Anwar, Pengantar Studi Islam, [Bandung: Pustaka Setia, 2009], hlm. 66.
2
Ahmad Zodi, Sejarah Peradaban Islam, [Mataram: CV Sanabil, 2015], hlm. 9-10.
1
Untuk memahami lebih dalam materi mengenai epistemologi, aksiologi, dan
1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan dan apa hubugannya dengan Islam?
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Islam dan Budaya Lokal tahun akademik 2019/2020 dan menjawab pertanyaan
dari rumusan masalah di atas. Adapun manfaata dari penyusunan makalah ini
berkaitan dengannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan
Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban seringkali diberi arti yang sama
pengertian antara kedua istilah tersebut, yakni istilah civilization untuk peradaban
diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. 3 Para sarjana sosiologi mengartikan
istilah culture lebih luas lagi. Tylor misalnya, mendefinisikan culture sebagai
berikut: “culture... is that complex whole which includes knowledge, belief, art,
moral, law, custom, and any capabiliies and habits acquired by man as a member
dilihat sebagai sebuah sistem yang terdiri atas ide-ide atau gagasan, kelakuan
berfikir dan cara merasa taqwa yang menyatakan diri dalam seluruh segi
disarikan sebagai “cara hidup taqwa”. Cara hidup taqwa yaitu menempuh
3
Ibid., hlm. 6-7.
4
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, [Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994], hlm. 113.
5
Ahmad Zodi, Sejarah Peradaban Islam.., hlm. 7.
3
digariskan oleh Al-Quran dan Sunnah/hadits (naqal). Karena itu akal
lain gerak atau kegiatan kebudayaan itu memang dari akal, tetapi asas
gerak itu atau prinsip yang dipegangi akal dalam kegiatannya adalah dari
naqal.6
dapat dipisahkan dengan kecenderungan politik para pemeluk agama itu. Dengan
terbentuknya realitas sosial baru yang sesuai dengan tujuan dakwah. Kedua
sebaliknya, eksistensi, corak, dan arah dakwah selalu dipengaruhi oleh perubahan
masyarakat.7 Oleh karena itu, umat Islam sebenarnya tidak membatasi diri
terhadap kebudayaan yang ada, selama kebudayaan itu sesuai dengan petunjuk
dari Al-Quran dan Hadits dan tidak menyelisihi apa yang ada di dalam sumber
6
Mustopa, “Kebudayaan Dalam Islam: Mencari Makna dan Hakekat Kebudayaan Islam”,
Tamaddun, [Vol. 5, No. 2, Juli-Desember 2017], hlm. 30.
7
Badri Khaeruman, Islam dan Pemberdayaan Umat, [Bandung: CV Pustaka Setia, 2004], hlm. 68.
4
1. Epistemologi kebudayaan Islam
Epistemologi berasal dari bahasa Yunani dari kata “epistem” yang berari
harus diletakkan dalam kerangka bangunan filsafat manusia. Hal ini lebih
mengarah kepada hakikat manusia yang terdiri dari beberapa unsur, di antaranya
dalam kerangka ini maka mau tidak mau harus berbicara tentang upaya manusia
budaya lokal tersebut. Salah satu kebudayaan yang cukup berpengaruh terhadap
menghuni pesisir daya Laut Merah masuk kesana secara bertahap dari arah Barat
daya Arab dan kebudayaan Persia turut mewarnai keadaan penduduk Hijaz dan
Arab pada abad kemunculan Islam. Sedikit demi sedikit orang-orang Arab
8
Mahfud, “Mengenal Ontologi, Epistemologi, Aksiologi Dalam Pendidikan Islam”, Cendekia:
Jurnal Studi Keislaman, [Vol. 4, No. 1, Juni 2018], hlm. 88.
5
bahasa Persia, merayakan hari- hari besar bangsa Persia dan menikahi perempuan-
perempuan Persia.9
Jazirah Arab, yang sosial-budayanya berbeda, sunnah yang merupakan pola laku
Nabi menjadi pola cita utama. Nabi memberikan teladan bagaimana mewujudkan
pola cita al-Quran dalam kehidupan yang riil. Dalam ruang dan waktu beliau.
Muslim mengijtihadkan pola cita (dengan tetap berpegang pada alQur’an dan
sama yaitu Islam. Pembentukan kebudayaan Islam dalam ruang dan waktu
tertentu, mengambil unsur-unsur kebudayaan yang telah ada ketika Islam datang,
Aksiologi berasal dari istilah Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau
wajar. Sedangkan logos berari ilmu, akan tetapi aksiologi juga dapat disebut juga
dengan teori nilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan
tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia menggunakan
ilmu tersebut. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh aksiologi adalah hakikat dan
9
Fitriyani, “Islam dan Kebudayaan”, Jurnal Al-Ulum, [Vol. 12, No. 1, Juni 2012], hlm. 136-137.
10
Ibid., hlm. 137.
6
manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan. Jadi, aksiologi di sini adalah
menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.11 Persoalan tentang tujuan ilmu dalam
kajian filosofis merupakan lahan aksiologi. Aksiologi sebagai cabang filsafat yang
membahas nilai baik dan nilai buruk, indah dan tidak indah.12
diutus adalah untuk membawa rahmat bagi semesta alam. Di samping itu,
untuk menjaga keindahan ciptaan Allah ini. Karena itulah produk budaya
Secara etimologi kata ontologi berasal dari bahasa Yunani, dalam konteks
ini dapat kita pahami bahwa ontologi berasal dari kata ontos dan logos. Ontos
memiliki makna suatu wujud sedangkan makna logos berarti ilmu. Sedangkan
11
Mahfud, “Mengenal Ontologi, Epistemologi, Aksiologi Dalam Pendidikan Islam”..., hlm. 93.
12
Rahmat, “Pendidikan Islam Sebagai Ilmu: Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi”, Sulesana, [Vol.
6, No. 2, 2011], hlm. 142.
13
Mustopa, “Kebudayaan Dalam Islam”..., hlm. 32-33.
14
Mahfud, “Mengenal Ontologi, Epistemologi, Aksiologi Dalam Pendidikan Islam”..., hlm. 84.
7
disebut dengan ilmu pengetahuan itu). Jadi, dalam ontologi yang dipermasalahkan
Afrika Tengah, Timur Tengah, Turki, Iran, India, Timur Jauh, dan zona
Namun hal yang disepakati oleh para ahli terkait kebudayaan Islam
bukanlah value free (bebas nilai), tetapi justru value bound (terikat nilai).
Keterikatan terhadap nilai tersebut bukan hanya terbatas pada wilayah nilai
insani, tetapi menembus pada nilai Ilahi sebagai pusat nilai, yakni
15
Rahmat, “Pendidikan Islam Sebagai Ilmu”..., hlm. 138.
16
Fitriyani, “Islam dan Kebudayaan”..., hlm. 138.
17
Ibid., hlm. 138.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam adalah budaya yang berdasar pada nilai-nilai Islam yaitu Al-Quran dan
oleh kebudayaan lokal disekitar semenanjung Arab yang telah lebih dulu
bukanlah value free (bebas nilai), tetapi justru value bound (terikat nilai).
B. Saran
Patut kiranya untuk diketahui oleh kaum Muslim di mana saja mereka berada
bahwa agama Islam yang sebenarnya ialah apa yang dibawa oleh Rasulullah dan
para sahabatnya. Karena, mereka adalah orang yang pertama kali menyaksikan
berbagai peristiwa pada awal turunnya syari’at Islam. Oleh karena itu, dalam
kehidupan saat ini, terutama dalam hal kebudayaan kita harus bijak dalam
menyikapinya. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak melenceng dari jalan agama
9
DAFTAR PUSTAKA
Fitriyani, “Islam dan Kebudayaan”, Jurnal Al-Ulum, [Vol. 12, No. 1, Juni 2012].
10