Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan satu
sama lain. Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan pengetahuan manusia tentang alam
yang diperoleh sebagai konsensus para pakar, melalui penyimpulan secara rasional
mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari
observasi pada gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan
manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari penerapan sains,
dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis (Baiquni, 1995: 58-60).

Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-tujuan yang


bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an bukanlah ensiklopedi sains
dan teknologi apalagi al-Qur’an tidak menyatakan hal itu secara gamblang.

Akan tetapi, dalam kapasitasnya sebagai hudan lin nas, Al-Qur’an memberikan
informasi stimulan mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup banyak. Al-Qur’an
sangat menekankan pentingnya membaca (baca: mengamati) gejala alam dan
merenungkannya. Al- Qur’an mengambil contoh dari kosmologi, fisika, biologi, ilmu
kedokteran dan lainnya sebagai tanda kekuasaan Allah untuk dipikirkan oleh manusia.

Tidak kurang dari tujuh ratus lima puluh ayat – sekitar seperdelapan Al-Qur’an–
yang mendorong orang beriman untuk menelaah alam, merenungkan dan menyelidiki
dengan kemampuan akal budinya serta berusaha memperoleh pengetahuan dan
pemahaman alamiah sebagai bagian dari hidupnya. Kaum muslim zaman klasik
memperoleh ilham dan semangat untuk mengadakan penyelidikan ilmiah di bawah sinar
petunjuk Al-Qur’an, di samping dorongan lebih lanjut dari karya-karya Yunani dan
sampai batas-batas tertentu oleh terjemahan naskah-naskah Hindu dan Persia. Dengan
semangat ajaran Al-Qur’an, para ilmuwan muslim tampil dengan sangat mengesankan
dalam setiap bidang ilmu pengetahuan. Pengaruh Al-Qur’an ini tidak saja diakui oleh
kalangan ilmuwan muslim zaman dahulu, seperti al-Ghazali, (1983:45-48 ) dan al-
Suyuthi, ( Dhahabi, 1961: 420) bahkan sarjana Baratpun mengakuinya, seperti R. Levy
(1975:400) (1975: 400) dan George Sarton. (tt:23).

Oleh karena itu tulisan ini akan memberikan sedikit gambaran bahwa Al Qur‟an
berbicara tentang Biologi, Fisika, Kimia, Geologi, Astronomi serta Matematika yang
mana akan disertai sedikit penjelasan sesuai dengan kemampuan penulis.
A. BIOLOGI dalam AL QUR’AN
Perhatikan firman Allah dalam QS Az-Zumar:6

Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia
menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu
dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan [1306]. Yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?

Dalam tafsir dijelaskan dijelaskan bahwa tiga kegelapan itu ialah

kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam

selaput yang menutup anak dalam rahim. Dalam Biologi dijelaskan bahwa

sebenarnya embrio dalam rahim mengalami tiga fase perkembangan yang

disebut dengan fase morula, blastula, gastrula. Perhatikan juga QS Al-

Mukminun:12-14 yang berbicara secara cukup detail mengenai proses

penciptaan manusia.
12. Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati yang berasal dari tanah
13. Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)
14. Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, Pencipta yang paling baik.
B. FISIKA dalan AL QUR’AN

Perhatikan firman Allah dalam QS Al-An’am:125

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki
Allah kesesatannya[503], niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia
sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman.

Di dalam ayat tersebut disebutkan “dadanya sesak, seolah sedang

mendaki langit” yang mana secara Fisika, semakin ke atas (ruang angkasa)

maka kandungan oksigen semakin berkurang.

C. KIMIA dalam AL-QUR’AN

Alquran juga membahas bagaimana oksigen bisa terbentuk. Ilmu pengetahuan


modern mengatakan, oksigen dihasilkan oleh fotosintesis tumbuh-tumbuhan. Tanpa
adanya tanaman yang berfotosintesis, oksigen akan lenyap dari bumi. Itu pulalah
alasannya mengapa hutan-hutan di bumi disebut paru-paru dunia.

Dalam Alquran disebutkan, “Tidakkah kamu perhatikan api yang kamu nyalakan.
Kamukah yang menjadikan pohon itu atau Kami yang menjadikannya?” (QS al-
Waaqi'ah [56]: 71-72).

(71) َ‫أَفَ َر َء ْيتُ ُم ٱلنَّا َر ٱلَّتِى تُورُون‬

ِ ‫َءأَنتُ ْم أَن َشأْتُ ْم َش َج َرتَهَٓا أَ ْم نَحْ نُ ْٱل ُم‬


(72) َ‫نشٔـُُٔ]ون‬

Dalam ayat ini, mengapa Allah SWT menyebutkan kata “pohon” (syajarah) bukan
disebut kayu (khusyub)? Biasanya orang menyalakan api dari kayu, bukan pohon.
Lalu, apa pula kaitannya antara menyalakan api dan pohon?
Alquran menyatakan sebuah rumus fisika yang saat ini dikenal dalam ilmu
pengetahuan modern, “6CO2 + 6H2O + sinar matahari + klorofil = C6H12O6 +
6O2.” Alquran menjelaskan, terbentuknya oksigen berasal dari sinar matahari, 
karbon dioksida, dan klorofil yang berasal dari pohon untuk melakukan fotosintesis.
Salah satu unsur terbentuknya oksigen diperlukan kehadiran pohon yang hidup.

Tahapan selanjutnya, bisakah api menyala tanpa adanya oksigen? Jawabannya tentu
saja tidak. Inilah dimaksudkan dalam ayat ini. “Tidakkah kamu perhatikan api yang
kamu nyalakan?” (QS al-Waaqi’ah [56]: 71).

Ayat ini langsung bersambung dengan pertanyaan Allah SWT, “Kamukah yang
menjadikan pohon itu atau Kami yang menjadikannya?” (QS al-Waaqi’ah [56]: 71-
72).
Allah SWT ingin menyampaikan bahwa oksigen sebagai unsur yang menjadikan
terbentuknya api tersebut berasal dari pohon. Tanpa adanya fotosintesis dari pohon-
pohonan, tak akan ada zat yang bernama oksigen. Siapakah yang menumbuhkan
pohon tersebut? Tentu hanya Allah SWT yang bisa.

Lebih rinci lagi, Allah SWT juga menjelaskan proses terbentuknya oksigen secara
lebih mendalam dalam surah Yasin [36]: 80. “Yaitu, Rabb yang menjadikan untukmu
api dari pohon yang hijau. Maka, tiba-tiba kamu nyalakan daripadanya.”

Ayat ini bercerita tentang warna pohon, yaitu akhdar (hijau). Ilmu pengetahuan
modern menyebut zat hijau daun dengan istilah klorofil, yaitu aktor yang melakukan
fotosintesis pada tumbuhan. Tanpa klorifil, tumbuh-tumbuhan tak akan mampu
berfotosintesis dan selanjutnya menghasilkan oksigen.

Istilah fotosintesis baru dikumandangkan oleh ilmuwan modern pada abad ke-18.
Namun, cara kerja dan urgensi dari fotosintesis ini sudah diterangkan Alquran 15
abad yang lalu.
D. GEOlLOGI dalam AL-QUR’AN

Perhatikan juga QS Al-Mulk:3 dan QS Al-Baqarah:29 ini.

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-
ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

“Dia-lah (Allah), yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju
ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS. Al-Baqarah : 29)

Di dalam dua ayat Alquran tersebut kata langit disebutkan berulang-ulang mengacu pada
langit bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna ini sudah jelas bahwa
langit bumi atau atmosfer bumi terdiri dari tujuh lapis.

Atmosfer bumi sendiri terdiri dari tujuh lapisan, setiap lapisan berbeda-beda tersusun
secara berlapis dan saling bertumpukan satu di atas yang lain. Lapisan-lapisan atmosfer
berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya.

Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi atau yang terendah disebut troposfer.
Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfer. Lapisan ini membentuk sekitar 90
persen dari keseluruhan massa atmosfer.
E. ASTRONOMI dalam AL-QUR’AN

Big Bang diyakini sebagai peristiwa yang menyebabkan terbentuknya alam semesta.
Teori ini didasarkan pada kajian kosmologi mengenai bentuk awal dan perkembangan
alam semesta. Berdasarkan teori ini, dikatakan bahwa alam semesta awalnya dalam
keadaan sangat panas dan padat, lalu mengembang secara terus-menerus hingga hari
ini. Hal tersebut ternyata sudah disampaikan di dalam Al-Quran tepatnya Surah Al-
Anbiya ayat 30.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga
beriman?

Kemudian, kapan manusia tahu matahari berputar?,


Orang pertama yang menyadari bila matahari juga berotasi seperti Bumi adalah Galileo
Galilei. Di tahun 1612, dia menyadari bila bintik hitam matahari bergerak di sekitar
khatulistiwanya. Sampai saat ini, pakar astronomi masih menggunakan posisi bintik
hitam matahari untuk mengukur kecepatan rotasi matahari. Di bagian khatulistiwa
matahari, kecepatan putarannya paling tinggi, yakni 25 hari untuk satu putaran penuh.
Dan semakin naik ke atas atau turun ke bawah menjauhi garis khatulistiwa, kecepatan
rotasi matahari menurun.

Namun dalam Surah Yasin ayat : 38 sudah dijelaskan mengenai rotasi mataari.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

َ ِ‫ۗ َوا ل َّش ْمسُ تَجْ ِريْ لِ ُم ْستَقَرٍّ لَّهَا ۗ ٰذل‬


‫ك تَ ْق ِد ْي ُر ْال َع ِزي ِْز ْال َعلِي ِْم‬
“dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang
Maha Perkasa, Maha Mengetahui.”
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 38)

Selain itu fenomena tatasurya dan garis edar juga sudah tertulis di dalam Al-Quran,
antara lain di dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 33.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

‫س َوا ْلقَ َم َر ۗ ُكلٌّ فِ ْي فَلَ ٍك يَّ ْسبَح ُْو َن‬


َ ‫ق الَّي َْل َوا لنَّهَا َر َوا ل َّش ْم‬
َ َ‫َوهُ َو الَّ ِذيْ َخل‬
“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing
beredar pada garis edarnya.”(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 33)

F. MATEMATIKA dalam AL-QUR’AN


Allah SWT berfirman dalam surat Al Ankabuut ayat 14. (QS 29:14)

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara
mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka
adalah orang- orang yang zalim.

dan dalam surat Al Kahfi ayat 25. (QS 18:25)

Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).

Pada ayat pertama, untuk menyebut 950, Al Qur‟an menggunakan 1000 –


50. Pada ayat kedua, untuk menyebut 309, Al Qur‟an menggunakan 300 + 9. Apa
rahasia penyebutan tersebut ditinjau dari segi matematika?
Dalam dua ayat tersebut Al Qur‟an telah berbicara tentang matematika, yaitu
1. Konsep bilangan (dalam hal ini bilangan bulat).
2. Operasi penjumlahan bilangan (dalam hal ini bilangan bulat).
3. Operasi pengurangan bilangan (dalam hal ini bilangan bulat).
Makna yang tersirat di balik 2 ayat tersebut adalah bahwa setiap muslim perlu
memahami tentang bilangan dan operasi bilangan. Bagaimana mungkin seorang
muslim dapat mengetahui bahwa nabi Nuh tinggal dengan kaumnya selama 950
tahun, jika tidak dapat menghitung 1000 – 50. Bagaimana mungkin seorang muslim
dapat mengetahui bahwa Ashhabul Kahfi tinggal di dalam gua selama 309 tahun, jika
tidak dapat menghitung 300 + 9.

Berkaitan dengan operasi bilangan, Al Qur‟an juga tidak hanya berbica tentang operasi
penjumlahan dan pengurangan, tetapi juga operasi perkalian dan pembagian. Pada surat-surat
yang menyebutkan bilangan pecahan tersebut, semua jenis operasi (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian) sudah tersirat.
DAFTAR PUSTAKA
https://sman1baubau.sch.id/editorial/sains-dalam-kitab-suci-al-quran/

https://www.republika.co.id/berita/ouvear313/alquran-berkisah-tentang-oksigen

https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-teknologi

http://repository.uin-malang.ac.id/1783/7/1783.pdf

https://core.ac.uk/download/pdf/297921818.pdf

Anda mungkin juga menyukai